Jam masih menunjukkan pukul 7 pagi, Sakira di kejutkan oleh kehadiran putrinya yang sudah duduk manis di meja makan. Namun ada yang aneh, Arsi duduk dengan wajah di tekuk kesal.
"Pagi sayang.. " Sapa papa Davin mengecup puncak kepala Arsi lalu memeluk istrinya. Ia cukup terkejut melihat putri bungsu nya sudah duduk di meja makan, dan ini masih terbilang pagi.
"Kok cemberut sih? " tanya mama Sakira menyodorkan sepiring nasi yang langsung di raih oleh Arsi tanpa menjawab pertanyaan dari mamanya atau pun dari papanya.
"Jadi cewe itu harus bangun pagi" ujar Viki, ia berjalan santai menuju meja makan lalu duduk di depan Arsi.
Arsi menatap Viki sebentar, tatapan mematikan tak luput dari matanya. Sementara Viki hanya menanggapinya dengan senyum miring.
"Kamu apakan lagi sih, adek kamu? " tanya mama Sakira yang sudah mengerti mengapa mood putrinya buruk pagi ini.
"Masa.... Arsi di di gendong dan langsung di disiram di kamar mandi" adu Arsi yang sudah mulai berkaca-kaca menahan emosi.
"Jadi itu yang buat princess papa cemberut? " sahut papa Davin mengusap rambut putrinya sayang.
"Jahat kan pah?" rengek Arsi manja meminta pembelaan agar Viki di marahi oleh papa nya.
"Tapi kenapa princess tidak terbangun ketika di gendong? " tanya papa Davin bingung membuat Arsi terkekeh pelan.
"Namanya kebo, mau di apain ajah dia tetap tidur" sahut Viki meledek Arsi, membuat gadis itu kembali menatap Viki tajam.
"Sudah sudah, makan cepat nanti keburu dingin makanannya" lerai Sakira yang baru saja kembali dari dapur membawa susu hangat untuk anak dan suaminya.
Mereka makan dalam diam, tak ada yang berani membantah ucapan mamanya termasuk Davin. Ia tak ingin mendengar istrinya mengomel berjam jam padanya.
"Aku udah siap" ucap Arsi bangkit dari duduknya, lalu meraih tangan papanya dan mencium punggung tangan papanya. Begitu juga dengan mama Sakira, Arsi mendekat untuk berpamitan ke kampus.
"Arsi berangkat dulu yah pah, mah" pamit Arsi tanpa berpamitan pada Viki.
"Gue gak loe salim? " teriak Viki, namun tak di hiraukan oleh Arsi yang sudah melaju keluar dari rumah menuju mobilnya.
"Dasar!!" dengus Viki kembali melanjutkan makannya yang tinggal sedikit lagi.
Sakira dan Davin kembali terkekeh melihat tingkah putra dan putri nya yang semakin hari semakin menggemaskan.
...***...
Di kampus, Arsi tiba tepat jam 9.50, sepuluh menit sebelum jam kuliah nya. Arsi berjalan cepat di lorong kampus menuju kelas nya, Meri yang merupakan asisten dosen sudah memberitahu nya kelas mana yang akan mereka masuki hari ini.
"Hei.... manis.... " Sapa Bayu teman sekelas Arsi. Mereka berteman sejak duduk di bangku SmA. Bukan hanya Bayu, ada si Meri dan Egi yang merupakan sahabat Arsi sejak SmA.
Sebenarnya Bayu sudah kenal sejak kecil dengan Arsi, tapi mereka baru satu sekolahan sejak SmA dan menjadi dekat. Hanya Arsi wanita satu satunya yang dekat dengan Bayu sebelum datang nya Meri. Setidaknya itu yang mereka tahu tentang ke dekatan Arsi dan Bayu.
"Mana yang lain? " tanya Arsi berjalan beriringan dengan Bayu.
"Tuh.. " tunjuk Bayu pada dua orang mahasiswa yang tengah menunggu mereka di depan kelas.
"Kenapa lama sih.." gerutu Meri menatap Arsi dan Bayu kesal.
"Salah tu pertanyaan nya" sahut Egi, membuat ketiga teman nya menatap ke arahnya. Apa yang salah coba? apa yang di katakan Meri benar, mereka sudah hampir telat.
"Tumben ni anak datang sebelum dosen" jawab Egi membuat Meri dan Bayu terkekeh, tetapi membuat Arsi mencebik kesal.
"Oh iyaaaa, tumben loe udah bangun? " tanya Meri menatap Arsi takjub, tadinya ia merasa kesal, sekarang malah menjadi seneng karena Arsi datang sedikit lebih awal.
"Apaan sih loe pada" jawab Arsi kesal, pertanyaan Meri membuat Arsi kembali teringat akan kejadian tadi pagi.
"Eh kok malah ngambek" ucap Bayu mengejar Arsi yang sudah lebih dulu masuk ke dalam kelas, di ikuti oleh kedua temannya.
"Ar, katanya pak Borhan ke luar negri loh" ucap Meri membuka pembicaraan setelah mereka duduk di bangku yang bersebelahan. Arsi yang sedang mengeluarkan alat tulis nya mendadak berhenti.
"Serius??? " tanya Arsi menatap Meri tak percaya.
Dosen kiler yang selalu membuat Arsi berurusan dengan hukuman dan tugas tugas yang berlebih pergi ke luar negri.
"Gue serius" jawab Meri menatap Arsi serius.
"Wahhh bagus dong, si botak tua bangka itu tak akan masuk selama 1 semester ini" ucap Arsi senang. Dengan girang Arsi berdiri menatap bayu dan Egi yang duduk beberapa bangku di belakang mereka.
"Yu, gi kuy ke kafe" teriak Arsi semangat.
"Selamat pagi! " ucap seorang dosen yang baru saja masuk ke ruang kelas, spontan mahasiswi bersorak girang melihat dosen tampan masuk ke kelas mereka.
Isu tentang pak Burhan cuti memang benar, mereka sempat bahagia dengan kabar itu. Sekarang lebih bahagia lagi adalah kenyataan dosen tampan yang menggantikan pak Burhan.
"Cuci mata!! " sahut mahasiswi yang mengagumi ketampanan Viki.
"Gini mah enak" sahut yang lain.
"Nomer pak"
"Ganteng banget!!! "
Begitulah tanggapan mahasiswi yang melihat ketampanan dosen baru yang menggantikan pak Burhan. Jika mereka memuji Viki makan berbeda dengan Arsi yang malah terkejut mendengar suara yang hampir mirip, bukan tetapi memang suara Viki.
Kok mirip suara kak Viki. batin Arsi, ia ragu untuk berbalik. Namun rasa penasaran lebih kuat di dalam hati Arsi, secara perlahan akhirnya Arsi membalikkan tubuhnya untuk memastikan pendengaran nya salah.
"Kok loe di sini!!!!! " pekik Arsi secara spontan menatap Viki yang juga menatapnya. lalu Arsi beralih menatap Meri meminta penjelasan.
"Apa ada masalah? " tanya Viki menatap dingin ke pada mahasiswi yang tak lain adalah adiknya sendiri.
Arsi tak bergeming, ia masih syok melihat kehadiran kakanya di dalam kelas. Hari ini adalah mata kuliah pak Burhan, dan sekarang malah di gantikan oleh Viki. itu artinya......
Arsi menggelengkan kepalanya, ia kembali menatap ke arah depan. memastikan jika itu benar-benar kakaknya.
"Gak mungkin kak Viki menjadi dosen" gumam Arsi masih tak percaya, ia mengira dirinya berhalusinasi karena terlalu kesal dengan kakaknya.
"Duduk... " bisik Meri menarik tangan Arsi agar segera duduk. Arsi yang masih bengong menurut pada Meri, sebelumnya menatap ke arah Viki yang sengaja memamerkan senyumnya manisnya. Membuat para siswi lain berteriak senang.
Beneran si kampret. dengus Arsi dalam hati.
"Kok loe gak bilang kalau dia yang gantikan pak Burhan? " bisik Arsi pada Meri.
"Loe sih, gak dengerin gue sampe selesai" jawab Meri.
Viki kembali fokus pada tugasnya, senyum miring tercetak di wajahnya melihat reaksi Arsi tadi.
Sementara Arsi terus menerus menggerutu di dalam hatinya, kenapa dia tidak tahu jika kakaknya akan menjadi dosen di kampusnya.
"Nona berbaju pink" panggil Viki sengaja pura-pura tidak mengenali adiknya.
"Ar,,, di panggil tu... " bisik Meri menendang kursi Arsi.
"Apa? " tanya Arsi datar.
"Di panggil tu" ucap Meri masih berbisik, mebuat Arsi melirik ke arah Viki yang kini menatap ke arahnya.
"Jika anda tidak bisa fokus, silakan keluar. Saya hanya ingin membimbing mahasiswa yang ingin belajar" ucap Viki dingin.
Mahasiswa yang juga mendengar ucapan dosen baru itu menatap Viki horor, pak Burhan maupun Viki sama saja.
"Saya tidak tahu jika bapak memanggil saya" jawab Arsi tak kalah dingin. Membuat mahasiswa lain menatap takjub pada Arsi yang selalu berani melawan dosen kiler.
"Apa ada yang berbaju pink disini selain kamu? " balas Viki sedikit terkejut melihat keberanian adiknya. Viki awalnya tidak tahu jika Arsi berada di kelas ini. Ia juga penasaran dengan gadis yang di sebutkan pak Burhan sebelum menyerahkan tugasnya pada Viki.
"Oke fine, gue keluar" jawab Arsi membereskan buku bukunya kedalam tas. lalu bangkit dari duduknya beranjak menuju pintu keluar.
"Kita cukupkan sampai disini" ucap Viki mengakhiri pelajaran nya sebelum Arsi mencapai pintu.
Arsi melirik arloji nya, lalu menatap sengit Viki karena sudah mengerjai nya. Viki sengaja menyuruhnya pergi padahal jam kuliah sudah selesai.
"Lain kali fokus pada mata kuliah saya" ucap Viki sengaja berhenti tepat di depan Arsi, lalu pergi begitu saja.
"Ihh!!!!! dasar gila!!!! " ucap Arsi mencak mencak kesal menatap punggung kakaknya.
"Loe kenal tu dosen? " tanya Meri mendekat pada sahabat nya berbarengan dengan Egi dan Bayu.
Ekspresi Egi dan Meri sama, mereka kaget melihat Arsi dan dosen baru itu terlihat saling kenal. Sementara Bayu hanya tersenyum geli melihat tingkah Arsi.
"Mana mungkin gue kenal sama manusia seperti dia! " jawab Arsi ketus lalu melenggang meninggalkan ketiga sahabatnya.
"Ada yang aneh sama tu anak" gumam Meri menatap kepergian Arsi.
Jangan lupa, votenya!!!! terus dukung Viki dan Arsi yah😘😘😘
...T E R I M A K A S I H...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
Yuli Ani
udah 2 buah karya mu thor aku baca aku suka bnget ceritanya.terus berkarya thor aku mndukung mu
2021-09-08
1
alisha
like
2021-03-23
0
Domi🌻
coba thor si arsi kasih pacar or cwo yg naksir arsi...biar viki dag dig dug liat arsi ditaksir orang lain.... 😄😄😄
2021-03-23
3