10 tahun kemudian
Seorang wanita memiliki rambut hitam panjang yang di kuncir sebagian, wajah kecil dengan riasan tipis, dia memiliki karakter wajah yang ramah dan tinggi sekitar 165 cm, karena sepatu huil yang dia kenakan membuatnya lebih tinggi. Wanita itu mengenakan jas dokter, berjalan di koridor rumah sakit diikuti oleh 4 laki-laki yang tampak lebih mudah darinya yang juga mengenakan jas dokter namun disaku jas mereka tertulis nama Universitas S. Perempuan itu adalah Amanda Zheng yang berusia 26 tahun, keempat pemuda dibelakangnya adalah anak magang yang dia bimbing.
“Ini adalah pertemuan terakhir kalian, paling lambat jam 8 besok pagi segera serahkan laporan diagnosa hari ini dan laporan mingguan kepada saya melalui email. Jika kalian tidak menyerahkannya tepat waktu nilai kalian tidak akan saya berikan."
“Ya Dokter Zheng," ucap mereka serentak.
“Kalian bisa melanjutkan pekerjaan lain, saya akan kembali.”
“Ya dokter Zheng," ucap ke empat orang itu. Amanda pergi meninggalkan keempat orang itu.
Keempat orang itu menatap punggung Amanda yang semakin jauh. Mereka menatap dengan kagum wanita yang berjalan semakin jauh.
“Cantik, ramah, dan pintar, dia memeng impian pria," ucap pria A.
“Ya, saya berharap memiliki kesempatan menjadi kekasihnya,” ucap pria B.
“Tapi usia kita terpaut 5 tahun,” ucap pria C.
“Tidak masalah, itu hanya 5 tahun bukan 15 tahun,” ucap pria D.
“Ya, saya setuju,” pria A dan B menjawab bersamaan.
“Sangat disayangkan, kita hanya bisa melihatnya sehari lagi. Bisakah masa magang ini diperpanjang?” Pria A bertanya sambil menoleh kearah dua rekannya.
“Tidak, tapi kamu bisa membuat kekacauan dan membuat magang semester ini gagal dan mengulang di semester selanjutnya,” jawab pria C.
"Ya itu adalah ide terburuk," ucap Pria A.
"Kamu juga bisa mencelakai diri sendiri hingga masuk rumah sakit," ucap pria B. Pria A segera meninggalkan mereka dengan wajah tertekan karena mendengar dua saran yang menyesatkan.
Amanda berada dikantornya dan bersiap akan pulang, kemudian seorang pria tampan masuk, dia mengenakan kacamata dan juga mengenakan jas dokter.
“Apakah kamu akan pulang?”
“Ya, aku tidak memiliki jadwal operasi lagi hari ini. Apakah kita bisa makan siang bersama?" tanya Amanda.
“Sepertinya tidak, aku memiliki janji dengan beberapa direktur departemen lain."
“Bagaimana dengan makan malam?”
“Kamu bisa makan lebih awal, aku mungkin akan pulang terlambat."
“Kemana kamu akan pergi? bukankah kamu tidak memiliki jadwal jaga malam ini."
“Aku ada janji dengan teman-teman kuliah.”
"Aku ingin ikut," ucap Amanda.
“Tidak bisa, ini reuni kaum pria."
Amanda tidak mengatakan apa-apa lagi, namun wajahnya sedikit tidak baik. Lalu, pria itu memeluk Amanda dan berkata, “Hei ada apa dengan wajah mu, itu tidak terlihat cantik.”
“Apa gunanya cantik, bahkan aku tidak bisa menaklukan kekasihku," ucap Amanda dengan nada sedih.
“Maaf sayang, ini juga tidak terjadi setiap hari. Kita tinggal di rumah yang sama dan tempat kerja yang sama, waktu kita bersama bukankah lebih banyak?”
“Ya seharusnya begitu, tapi semenjak kamu menjabat sebagai kepala departemen waktu kita sudah menjadi sedikit bahkan hampir tidak ada. Di rumah kamu akan kembali dan langsung menuju tempat tidur, kamu bahkan selalu melewatkan makan malam dan makan siang bersamaku."
“Bukankah kita selalu sarapan bersama, maafkan aku yang terlalu sibuk. Aku bekerja keras seperti ini untuk masa depan kita."
“Ya, lakukan semau mu.” Amanda mendorong pria itu dan meninggalkan ruangannya.
Saat di lift dia mengingat kunci mobilnya tertinggal di ruangan, namun terlambat lift sudah berjalan dan dia harus menunggu lift tiba dilantai berikutnya untuk keluar dan berganti lift. Setelah dia keluar dari lift itu, sangat disayangkan lift sebelah rusak sehingga dia memilih menggunakan tangga darurat, itu hanya satu lantai dan tidak akan lelah.
Setiba dilantai kantornya, suster yang berjaga menegurnya “Kenapa kembali Dokter Zheng?”
“Ada sesuatu yang tertinggal,” jawabnya. Tapi Amanda tidak memperhatikan wajah kedua suster itu.
Amanda melihat pintu ruangannya sedikit terbuka, namun dia mendengar suara aneh dari ruangan. Amanda memutuskan untuk mengintip dengan pelan.
Amanda terpaku sejenak, dan berucap dalam hati, “Kalian luar biasa.”
Wanita itu duduk di atas meja kerja Amanda, roknya sudah naik ke pinggang dan David berdiri diantar kaki wanita itu sambil memeluk dan mencium dengan ganas tanpa menyadari kehadiran Amanda.
Amanda mendorong pintu terbuka agak kencang sehingga meninggalkan suara membuat kedua orang itu berbalik, “Brak...”
“Saat aku masuk kerja besok pastikan meja ini diganti dengan yang baru."
Amanda melewati mereka dan mengambil kunci didalam laci mejanya, sedangkan kedua orang itu merapikan pakaiannya. Amanda duduk di kursinya lalu berucap dengan santai, “Sayang, jika wanita itu sudah membenarkan pakaiannya minta dia keluar."
“Dokter Helena silahkan tinggalkan ruangan,” ucap David. Wanita itu keluar dengan wajah murung, dia menatap tidak suka pada Amanda yang duduk dengan tenang di kursinya.
Amanda berdiri dari berjalan menuju David dengan wajah tenang, David berpikir mungkin dia akan ditampar atau dipukul Amanda, namun pada kenyataannya tidak. Amanda memasangkan kancing atas kemeja David dan membenarkan dasinya, Amanda juga merapikan rambutnya.
“Kamu memiliki kedudukan di rumah sakit ini, pastikan etika mu sesuai dengan kedudukan mu. Jangan membuat ku malu karena kamu dan wanita itu bercumbu ditempat kerja, lakukan ditempat privat."
Amanda tersenyum dan mundur beberapa langka, “Ayo keluar bersama, kamu harus mengantar ku ke mobil.”
David memegang tangan Amanda dan bertanya “Kenapa kamu tidak marah?”
“Apa kamu tidak bisa melihat bahwa aku marah?" David menggelengkan kepalanya sebagai jawaban.
“Kamu adalah kekasihku kita sudah bertunangan dan memutuskan menikah diakhir tahun ini. Bagaimana aku bisa marah karena kesalahan kecil, hubungan kita sudah berjalan 3 tahun dan kita sudah saling mengenal selama 15 tahun. Aku mengerti mungkin kamu merasa jenuh jadi aku memaklumi itu. Tapi, perlakukan wanita simpanan mu selayaknya simpanan, aku tidak ingin kamu dicap play boy," ucapnya dengan santai.
David memeluk Amanda, “Maafkan aku, wanita itu yang tiba-tiba menggodaku. Aku tidak memiliki hubungan apapun selain rekan kerja. Hanya kamu satu-satu wanita yang cocok mendampingi ku, terimakasih atas pengertian mu.”
Amanda tersenyum menatap ke pintu karena wanita itu menguping pembicaraan mereka. Selain itu senyumnya juga untuk kebohongan David, Amanda mengetahui jika kedua orang ini sering menghabiskan waktu bersama 3 bulan terakhir.
Hubungan tidak direstui sudah menjadi halangan besar untuk mereka bersama, sekarang ditambah David yang sering berbohong bahkan berselingkuh, Amanda semakin merasakan tidak ada masa depan untuk hubungan ini. Beberapa bulan ini dia terus berpikir akan melanjutkan atau tidak, dan selalu ada harapan untuk David akan kembali hanya untuknya saja.
Sedangkan wanita diluar diliputi dengan amarah saat mendengar ucapan David yang mengklaim Amanda adalah satu-satunya wanita yang cocok mendampinginya dan dia mengatakan itu dengan begitu lembut. Helena meninggalkan tempat itu dengan wajah penuh amarah dan meneteskan air mata.
................................................................
...Maaf readers jika banyak kesalahan dalam penulisan kata dan penyusunan kalimat.Jangan lupa tinggalkan like, vote, komentar, dan favorite. Kasih bintang Lima ya......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments