Bab 2

"Ayah...!!!" teriak mereka bersamaan.

Davian baru saja keluar dari mobilnya dan teriakan dari anak - anaknya yang sedang bermain di teras bagaikan suara yang indah yang selalu didengarnya setiap hari. Mereka selalu berlari dan berebut ayahnya ingin digendong.

" Salim dulu Nak sama Ayah" perintah Navysah yang kebetulan sedang bercakap - cakap dengan ustadzah Lisna di teras. Dirinya melihat Inha yang sudah digendong Davian dan satu persatu anak - anak mencium tangan Ayahnya dengan tertib.

"Ini kuenya bu, tadi saya buat cake. Terima kasih ya sudah sabar mengajari anak saya mengaji. Maaf mereka sangat aktif" Navysah menyodorkan cake yang baru dibuatnya bersama Kinan.

"Wah..., ndak usah repot - repot bu Navysah,saya jadi tidak enak sendiri ibu sering memberi saya makanan. Untuk anak-anak saya tidak ambil pusing bu, mereka memang aktif tapi saya tahu Khalif dan Khaffa anak yang cerdas, mereka bisa mengikuti apa yang saya ajarkan. Kalau Raffa tidak usah ditanya lagi, dua jempol untuknya. Semoga mereka selalu menjadi anak - anak sholeh ya bu "

" Aamiin..., ini bu kue nya buat ngemil adek Rara di rumah "

" Matursuwun bu Navy"

Davian menghampiri istrinya dan ustadzah Lisna." Assalamualaikum, bu ustadzah mau pulang ya? "

" Walaikumm salam " balas mereka bersamaan dan Navysah mencium tangan suaminya dan mengambil tas kerjanya.

" Iya pak, ini baru kelar mengaji. Tadi cerita nabi dulu sama anak-anak. Kalau begitu saya permisi dulu pak Davian, bu Navysah. Assalamualaikum "

" Walaikumm salam " bu ustadzah meninggalkan rumah kediaman mereka menggunakan sepeda motor tuanya.

"Ayo Alif, taruh sepatu Ayah di rak seperti biasa. Jangan diacak - acak ya tempatnya" perintah Davian. Alif menganggukan kepalanya dan membawa sepatu Ayahnya ke dalam rak.

"Fafa..?" dirinya menepuk dadanya ingin meminta pekerjaan ringan seperti kembarannya.

"Oh Fafa mau bantuin Ayah? Yaudah bawain tas Ayah kedalam ini" Davian mengambil tas kerjanya dari tangan Navysah dan memberikan pada anaknya.

"Beyat yah..." ucapnya sembari berlari ke dalam, menyeret tas kerja Ayahnya dan meletakkan di depan tv.

"Pinter-pinter banget anak Ayah, sini ayah cium, Cup, Cup, cup, cup, cup" Davian menciumi semua anaknya dan terkekeh melihat kelakuan anak - anaknya yang selalu ingin membantu setelah seharian bekerja. "Kinan sini Nak" perintahnya. Dirinya melihat Kinan yang hanya diam mematung melihat keakraban keluarganya. Kinan menghampiri Davian dan duduk di sisinya.

"Cup" Davian mencium keningnya layaknya anak sendiri. " Tadi ngaji nggak sama mas Raffa?" tanyanya

"Ngaji Om" jawabnya. "Eh, Ayah" Kinan masih sedikit takut dengan Davian. Terkadang wajah Davian tidak bersahabat dan jarang tertawa sehingga Kinan merasa kurang nyaman jika memanggil Ayah. "Yang pintar ya Nak ngajinya biar jadi anak sholeha" Davian mengelus rambut Kinan dan mendapat anggukan darinya "Iya, Ayah"

Raffa bergelayut di lengan ayahnya dan membisikan sesuatu di telinga Ayahnya agar adik - adiknya tidak mendengar apa yang diucapkanya. "Oke, nanti malam nungguin adik masuk kamar ya sayang" dan Raffa pun menggangguk.

Inka yang belum digendong Ayahnya merasa iri dan selalu menangis. " Yah.., yah.." dirinya merentangkan tangannya

"Yaudah sini Ayah gendong" dirinya menggendong Inha di kanan dan Inka di kiri sembari berputar dan kedua anaknya tertawa lepas.

Navysah menghampiri membawakan secangkir kopi hitam tanpa gula dan kue buatannya. "Minum dulu mas, pasti capek. Sini Inka, Inha sama mama"

Davian duduk lesehan di depan tv bersama semua anaknya sembari menyesap kopi. "Tadi Raffa bilang mau beli buku di M, maghrib, nunggu anak sapi masuk kandang" ucapnya. Setiap kali mereka ingin pergi keluar Davian dan Navysah selalu menggunakan kalimat kode agar Khalif dan Khaffa tidak mengerti apa yang mereka bicarakan.

"Iya, sama Kinan nanti. Nggak bisa lama si anak sapi kiri rewel kalau nggak ada induknya. Apa mau dibawa saja satu?" Navysah melirik Inka yang sedang bermain di sisi ayahnya.

"Jangan!, Aku mau quality time. Sudah lama kita nggak jalan berdua. Biarkan si anak sapi sama mbak kali ini" ucapnya sembari mengerlingkan matanya.

"Nggak usah genit..!, malu sama umur, ekor udah lima" gerutu Navysah

"Pumpung ada kesempatan jalan, si bocil di amankan dulu" bisiknya.

Navysah memutar bola matanya malas "Mau makan dulu atau mandi dulu?"

"Mandi dulu"

"Yaudah aku siapkan air hangat dan bajunya" dirinya bergegas ke lantai dua membawa Inha di gendonganya.

***

Selepas maghrib Navysah, Davian, Kinan dan Raffa pergi ke Mall terdekat untuk membeli buku pelajaran. Mereka harus mengendap-endap dan kucing - kucingan dengan si double twins. Dan bergegas ke toko buku dan mencari apa yang dibutuhkan.

"Ayo Raff, buku apa yang mau dibeli?" tanya Navysah sembari memilih buku yang dibutuhkan anaknya.

Raffa dan Kinan memilih - milih buku. " Buku paket matematik mah" ujarnya.

"Yang ini bukan?" Navysah menyodorkan buku yang cukup tebal kearah anaknya.

"Iya ini mah" Raffa membaca sampul depan dan membuka tiap lembar buku tersebut.

"Oke, ambil dua sama Kinan. Terus apalagi yang mau dibeli?" Navysah berjalan ke arah rak buku cerita, dirinya memilih beberapa buku disana. Davian menghampiri istrinya dan membawa beberapa tas punggung boneka. "Sayang, aku ambil ini dua untuk Kaka dan Haha. Mereka pasti senang dengan tas bulu ini" Davian memperlihatkan tas bulu berwarna pink berbentuk gajah dan warna hijau bergambar keropi. Dirinya mengingat Kaka dan Haha selalu antusias melihat Raffa yang setiap hari bersekolah, si Haha yang selalu menyeret tas Raffa kesana kemari dan berakhir menangis karena berebut tas dengan Inka.

Navysah menggerakkan tas ke tangan yang satu dengan tangan yang lain "Okelah, ini tidak berat untuk mereka bawa masih aman. Mereka pasti senang. Mas belikan juga untuk Alif dan Fafa, tas punggung kecil yang ringan biar mereka tidak iri" pinta Navysah

"Baiklah" Davian segera kembali ke area tas dan memilih untuk anaknya. " Yang ini warna hitam gambar mobil - mobilan dan yang satu warna biru gambar robot" Davian menunjukkan tas pilihannya pada Navysah.

"Good job suamiku yang paling tampan" bisik Navysah ditelinganya. Davian tersenyum mendengar pujian dari istrinya yang jarang sekali terlontar dari mulutnya. "Jangan memancing imanku, nanti saja dirumah kita bisa bebas" bisiknya di telinga Navysah dengan senyuman mesumnya.

"Idiiihhh..!, siapa juga yang merayu kamu. Aku sudah capek ya dari pagi sama bocil nggak ada gitu - gituan" sembari mendelik kearah suaminya.dan hanya dibalas senyuman dari Davian. "Kamu beli apa sayang?"

Navysah menunjukkan satu buku yang cukup tebal "Ini buku cerita untuk anak - anak, dan ini beberapa buku mewarnai untuk Alif dan Fafa.

Raffa dan Kinan menghampiri ibunya"Mah, Raffa mau ini " dirinya menunjukkan satu pack pensil warna komplit yang berisi dua puluh empat warna dan pensil 2B,4B dan buku gambar besar.

" Oke, kamu mau beli tas nggak sayang "tanya Navysah.

" Nggak mah, tas Raffa masih bagus sudah ada dua dirumah "

" Kinan beli apa? "

" Kinan beli tempat pensil ini mah lucu bentuknya, sama tas berwarna pink bergambar barbie. Boleh mah? "tanyanya

" Boleh dong"

"Asyik...!! Makasih mah" dirinya memeluk Navysah dengan erat. Dan terlihat Raffa tidak suka melihat pemandangan di depannya. Dirinya memeluk ibunya juga dari samping.

Davian berisik di telinga istrinya " Sayang, anak sapi sulung ini cemburu pada Kinan. Lihat saja mukanya udah kayak kuburan angker"

Navysah melirik anaknya dan memeluknya dengan erat "Raffa, mau beli cat air sama kanvasnya nggak? Coba nanti gambar di media lain pasti gambar Raffa lebih bagus lagi" Navysah merayu anaknya agar tidak cemberut, dirinya tahu Raffa suka menggambar dan jikalau anaknya iri dengan Kinan itu wajar, terkadang Raffa harus berbagi kasih sayang dengan keempat adiknya ditambah Kinan lagi.

"Beneran boleh mah..!" jawabnya antusias, dirinya senang ibunya selalu mendukung apapun yang ingin dia lakukan.

"Boleh dong, asal itu kegiatan positif. Mama senang Raffa pinter menggambar". Raffa bergegas mengambil beberapa kuas, cat air, palet, kanvas. Davian membantu anaknya memilih beberapa perlengkapan dan membawanya kedalaman keranjang.

"Sudah semua mah, Ayah yang pilih untuk Raffa tadi" ucapnya dengan senang.

"Ayo, kita ke arah sana biar Ayah yang antri di kasir"Navysah menggandeng keduanya ke area luar toko sedangkan Davian membayar semua tagihannya. Terlihat dari jauh mbak kasir senyum - senyum dengan suaminya, entah apa yang mereka bicarakan hingga Navysah mengenyit heran. Dan setelah pembayaran selesai sang kasir sempat berfoto dengan suaminya.

"Enak ya foto bareng dengan beberapa gadis muda nan cantik. Laris bener...?!!" sindir Navysah pura-pura manyun.

"Tadi mbaknya tanya, Davian Ahmad ya.Tampan banget, padahal sudah punya anak lima tapi nggak kelihatan menua. Boleh dong foto sebentar buat kenang - kenangan" dirinya menjelaskan apa yang terjadi pada istrinya.

"Iya kamu tidak menua, tapi aku yang menua karena dirumah terus sama anak-anak" salaknya dan cemberut.

"Nggak sayang, kamu tetap cantik dan langsing walaupun sudah punya ekor lima tetap saja badannya segini nggak melar,malah ini kurusan" Davian merengkuh pinggang istrinya. "Kamu makan yang banyak ya" dirinya mengucapkan hal yang baik agar Navysah tidak ngambek dan tidak berakibat fatal untuk keamanan stabilitas juniornya. Dirinya sebenarnya heran padahal istrinya selalu makan banyak, jika si double kembar makan tidak habis pasti Navysah yang akan memakan sisanya, namun tidak tahu entah kemana lemak tubuh istrinya pergi.

" Mendingan aku mengalah saja yang penting perutku kenyang, bawah tenang daripada dia merajuk, habis sudah duniaku, yang ada kacau balau" gumamnya dalam hati.

"Ayo kita makan dulu sayang" Mereka masuk ke area food court dan memesan beberapa makanan. "Mah, nanti ke tim*zone ya main sebentar. Kinan ingin kesana, sudah lama tidak bermain. Ayah Shafiq dan mama Ifa sibuk" pintanya

"Oke, tapi sebentar saja ya habis itu kita pulang. Nanti adek dirumah nangis kelamaan kita keluar. Nanti mama anterin Kinan pulang, besok kan sekolah"

"Iya mah"

Setelah bermain sebentar mereka pulang mengantar Kinan kembali ke rumahnya. Navysah mendapat telepon kalau si Inka menangis mencari dirinya.

Terpopuler

Comments

Lili Astuti

Lili Astuti

nyimak dulu

2021-08-02

0

lihat semua
Episodes
1 Keseharian Navysah
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
124 Bab 124
125 Bab 125
126 Bab 126
127 Bab 127
128 Bab 128
129 Bab 129
130 Bab 130
131 Bab 131
132 Bab 132
133 Bab 133
134 Bab 134
135 Bab 135
136 Bab 136
137 Bab 137
138 Bab 138
139 Bab 139
140 Bab 140
141 Bab 141
142 Bab 142
143 Bab 143
144 Bab 144
145 Bab 145
146 Bab 146
147 Ban 147
148 Bab 148
149 Bab 149
150 Bab 150
151 Bab 151
152 Bab 152
153 Bab 153
154 Bab 154
155 Bab 155
156 Bab 156
157 Bab 157
158 Bab 158
159 Bab 159
160 Bab 160
161 Bab 161
162 Bab 162
163 Bab 163
164 Pengumuman
Episodes

Updated 164 Episodes

1
Keseharian Navysah
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123
124
Bab 124
125
Bab 125
126
Bab 126
127
Bab 127
128
Bab 128
129
Bab 129
130
Bab 130
131
Bab 131
132
Bab 132
133
Bab 133
134
Bab 134
135
Bab 135
136
Bab 136
137
Bab 137
138
Bab 138
139
Bab 139
140
Bab 140
141
Bab 141
142
Bab 142
143
Bab 143
144
Bab 144
145
Bab 145
146
Bab 146
147
Ban 147
148
Bab 148
149
Bab 149
150
Bab 150
151
Bab 151
152
Bab 152
153
Bab 153
154
Bab 154
155
Bab 155
156
Bab 156
157
Bab 157
158
Bab 158
159
Bab 159
160
Bab 160
161
Bab 161
162
Bab 162
163
Bab 163
164
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!