● LIMA : Kerinduan Terpendam

Hari terus berganti. Sementara kondisi Farida kian memburuk. Dia hanya terbaring lemah. Badannya pun kian kurus, karena nafsu makan wanita itu mulai berkurang.

Sore itu, Arshan datang berkunjung. Sudah lama dia tidak bertemu dengan Ryanthi dan Farida. Bukanlah Arshan jika tidak datang dengan membawa sesuatu. Kali ini, pria itu membawa buah-buahan dan keripik pisang kesukaan Ryanthi.

"Terima kasih buah-buahnnya, Nak Arshan," ucap Farida lemah, "kenapa harus repot-repot segala," lanjutnya.

Arshan tersenyum seraya mengangguk pelan. "Tidak merepotkan, Bu. Semoga Ibu cepat sembuh. Maaf, karena saya baru bisa kemari. Kemarin-kemarin, saya disibukan dengan banyak pekerjaan," jelasnya sopan.

Arshan merupakan pemuda yang baik. Usianya terpaut lima tahun lebih tua dari Ryanthi. Dia bekerja sebagai kepala bagian di perusahaan aerospace yang terkenal di kotanya. Arshan juga merupakan seorang pekerja keras. Itu pula yang menjadi alasan Ryanthi menerima cintanya.

Beberapa saat kemudian, Ryanthi datang menghampiri mereka. Dia membawa nampan berisi secangkir kopi. "Kopinya, Shan," ucap Ryanthi.

Arshan menoleh. Meskipun jauh lebih tua, tapi dia tidak keberatan Ryanthi memanggilnya seperti itu.

"Di teras saja, Thi,"  jawab Arshan. Dia lalu mengalihkan pandangan kepada Farida.

"Bu, saya dan Athi di teras dulu, ya."

Angin berembus tidak terlalu kencang. Namun, udara sore itu cukup dingin. Mereka duduk di teras. Ryanthi kemudian meletakkan cangkir berisi kopi hitam kesukaan Arshan. Pria itu langsung mencicipinya beberapa teguk. Entah karena haus, atau memang sudah lama tidak menikmati kopi buatan Ryanthi. Setelah itu, Arshan mengambil sebatang rokok dan segera menyulutnya.

"Kamu merokok lagi?" tanya Ryanthi.

Arshan mengepulkan asap rokok, lalu melirik gadis di sebelahnya. "Rasanya, aku belum bisa berhenti total. Baru dikurangi," jawabnya diiringi senyum. Arshan tahu jika Ryanthi kurang suka dengan gaya merokoknya yang terlalu boros.

Ryanthi tidak menjawab. Saat ini, urusan rokok Arshan tidak lebih penting dari kondisi Farida. Hal itu membuat Ryanthi terlihat sangat khawatir.

"Kenapa kamu tidak membawa ibu ke rumah sakit? Di sana beliau bisa mendapatkan perawatan yang lebih baik," saran Arshan.

"Aku sudah membujuk ibu dari kemarin. Namun, beliau selalu menolak. Aku hanya membelikannya obat dari apotek, karena obat dari dokter puskesmas juga sudah habis," jelas Ryanthi. Dia mengeluhkan sikap Farida yang terlalu keras kepala.

"Kamu tahu kenapa ibu sampai tidak mau dibawa berobat ke rumah sakit?" tanya Arshan penasaran.

"Aku sangat khawatir melihat keadaan ibu, karena itu, aku tidak menerima pesanan lagi selama beliau sakit. Aku ingin fokus merawatnya. Namun, sekarang jadi tidak ada pemasukan ke kantongku." Ryanthi tersenyum getir dengan kondisi kehidupan yang dia jalani. Dari dulu hingga saat ini, nasib baik seolah tidak pernah mau mampir kepadanya.

Arshan kembali mengepulkan asap rokoknya. Dia meneguk kopi hitam tadi, hingga menyisakan setengahnya dalam cangkir.

"Kenapa kamu tidak mengatakannya? Aku punya sedikit tabungan. Aku rasa, itu cukup untuk biaya berobat ibu," ucap Arshan seraya menatap Ryanthi. "Mungkin karena itu ibu menolak untuk periksa ke rumah sakit?" pikir Arshan.

Ryanthi menatap pria yang sudah dipacarinya selama hampir dua tahun itu. Arshan begitu baik dan perhatian. Namun, Ryanthi tidak dapat menerima bantuan darinya begitu saja. Arshan memang orang terdekat Ryanthi saat ini. Akan tetapi, hubungan mereka hanya sebatas pacar. Ryanthi merasa belum berhak menerima sesuatu yang berlebihan dari pria tersebut.

"Bukannya menolak kebaikanmu, tapi aku tidak dapat menerima itu," tolak Ryanthi halus. "Kamu masih ingat bukan dengan komitmen yang sudah kita buat?" lanjutnya.

Jawaban yang sudah diperkirakan oleh Arshan. Dia lalu mematikan rokoknya di dalam asbak, lalu meminum kopi yang tersisa sampai habis. "Kamu sama keras kepalanya dengan ibu," keluh Arshan. Sedangkan Ryanthi hanya menanggapi dengan senyum kecil.

Arshan terdiam sesaat. Dia seperti tengah memikirkan sesuatu. Ryanthi pun ikut diam. Dia juga merenungkan banyak hal yang tidak ada titik temunya.

"Thi." Arshan memecah kebisuan antara mereka.

"Ya," sahut Ryanthi pelan.

"Kenapa kamu tidak mencoba menemui ayahmu? Kamu tahu harus mencarinya ke mana, kan?"

Ryanthi tidak menjawab. Dia bahkan tidak memikirkan hal itu. "Aku tahu, Shan. Akan tetapi ...." Ryanthi tidak melanjutkan kata-katanya, karena dia sendiri bingung.

"Coba saja dulu," saran Arshan lagi. "Kita tidak tahu, mungkin saja ibu sangat merindukan ayahmu," lanjutnya.

"Aku tidak yakin," bantah Ryanthi ragu.

"Dengarkan aku, Thi. Terkadang, ada banyak orang menyembunyikan apa yang mereka rasakan dari orang-orang di sekelilingnya hanya karena ego. Bukankah kamu yang mengatakan, bahwa dulu pernah melihat ibu menangis di tengah malam dan menyebut nama ayahmu."

"Itu sudah lama sekali. Waktu itu usiaku baru delapan tahun," bantah Ryanthi yang masih tampak ragu.

"Tidak seperti itu juga. Kerinduan terhadap orang yang kita cintai tidak akan pernah hilang, meskipun sudah berpuluh-puluh tahun lamanya," jelas Arshan meyakinkan. "Bukan tak mungkin jika sebenarnya ibu masih mencintai ayahmu, meskipun ... ya kamu tahu seperti ini jadinya."

"Aku pernah membaca di sebuah artikel. Ada seorang wanita yang bertemu kembali dengan mantan pacarnya setelah mereka sama-sama berusia lima puluh tahun. Keduanya memutuskan menikah, karena merasakan rindu yang sama," papar Arshan. "Kata ibuku, semakin kita memikirkan seseorang, maka artinya orang itu juga sedang memikirkan kita," lanjut pria itu lagi.

Ryanthi masih terdiam. Sebenarnya dia pun sangat merindukan sang ayah yang telah belasan tahun tidak ditemui. Terlepas dari apa yang sudah dilakukan pria itu di masa lalu, tapi Ryanthi juga selalu terkenang dengan semua kebaikan yang meskipun hanya samar dalam ingatannya.

"Pikirkanlah dulu saranku tadi. Tidak ada salahnya menyambung kembali tali silaturahmi yang telah terputus. Siapa tahu bahwa selama ini dia juga berusaha untuk mencari kalian," bujuk Arshan lagi.

"Aku tidak tahu seperti apa kondisi ayahku sekarang. Apakah dia masih hidup atau tidak?" gumam Ryanthi pelan.

"Karena itu, carilah dia. Aku yakin dia juga pasti ingin melihat wajahmu setelah dewasa.

Pastinya, ayahmu akan merasa bangga karena memiliki putri secantik ini." Arshan mengakhiri kata-katanya dengan rayuan, yang membuat Ryanthi tersipu.

"Baiklah. Aku akan mempertimbangkan saranmu itu," sahut Ryanthi meski dia sendiri tidak merasa yakin.

Sepeninggal Arahan, Ryanthi kembali ke kamar Farida. Ditatapnya wajah sang ibu yang sudah semakin kurus. Ryanthi terus berpikir. "Apa yang harus kulakukan, Tuhan? Apakah aku harus mengikuti saran dari Arahan untuk mencari ayah, atau tetap bertahan seperti ini?"

Ryanthi mendekat ke tempat tidur Farida. Dia mengecup kening wanita yang sudah terlelap itu, lalu membetulkan selimut. "Beristirahatlah, Bu. Semua pasti akan membaik."

Terpopuler

Comments

Quora_youtixs🖋️

Quora_youtixs🖋️

semoga ryanti kerasan di rumah bapaknya
wah panjang sekali berapa kata nih kak ☺️

2021-08-17

2

Fitri Agustina

Fitri Agustina

duo mak lampir&nensi🤭

2021-07-15

1

Mely Sianturi

Mely Sianturi

pertarungan sengit dimulai🤣🤣

2021-05-28

1

lihat semua
Episodes
1 ● SATU : Pembuka Hari
2 ● DUA : Sekeras Batu Karang
3 ● TIGA : Misteri Sebuah Donat
4 ● EMPAT : Merindukan Sang Ayah
5 ● LIMA : Kerinduan Terpendam
6 ● ENAM : Menarik Masa Lalu
7 ● TUJUH : Dua Nama Keramat
8 ● DELAPAN : Kepergian Orang Terkasih
9 ● SEMBILAN : Kehilangan Paling Menyakitkan
10 ● SEPULUH : Kembali ke Rumah
11 ● SEBELAS : Awal Perjalanan
12 ● DUA BELAS : Sambutan Tak Menyenangkan
13 ● TIGA BELAS : Rasa Cemburu
14 ● EMPAT BELAS : Menghilang
15 ● LIMA BELAS : Mencari Jawaban
16 ● ENAM BELAS : Korban Masa Lalu
17 ●TUJUH BELAS : Kenangan yang Ternoda
18 ● DELAPAN BELAS : Pengkhianatan
19 ● SEMBILAN BELAS : Pria Berkharisma
20 ● DUA PULUH : Kesan Pertama
21 ● DUA PULUH SATU : Keputusan Sulit
22 ● DUA PULUH DUA : Paksaan
23 ● DUA PULUH TIGA : Melepaskan Beban
24 • DUA PULUH EMPAT : Keputusan Besar Dua Keluarga
25 ● DUA PULUH LIMA : Tuan Tampan sang Penakluk
26 ● DUA PULUH ENAM : Tatapan Seorang Adrian
27 ● DUA PULUH TUJUH : Rayuan Usang Tuan Tampan
28 ● DUA PULUH DELAPAN : Permintaan Istimewa
29 ● DUA PULUH SEMBILAN : Kejutan di Pesta Pernikahan
30 ● TIGA PULUH : Teman Bermain
31 ● TIGA PULUH SATU : Syarat Mengejutkan
32 ● TIGA PULUH DUA : Kecupan Sebelum Pulang
33 ● TIGA PULUH TIGA : Saatnya Bercukur
34 • TIGA PULUH EMPAT : Satu Menit Sepuluh Detik
35 • TIGA PULUH LIMA : Dua Kali dalam Semalam
36 ● TIGA PULUH ENAM : Tempat Ternyaman
37 ● TIGA PULUH TUJUH : Di Penghujung Malam
38 ● TIGA PULUH DELAPAN : Masa Lalu yang Kembali
39 ● TIGA PULUH SEMBILAN : Cinta yang Menakutkan
40 ● EMPAT PULUH : Di Balik Kegelapan Malam
41 ● EMPAT PULUH SATU : Adrian Vs Adonan Kue
42 • EMPAT PULUH DUA : Kue Perdamaian
43 • EMPAT PULUH TIGA : Gaun Putih dan Foto Kenangan
44 ● EMPAT PULUH EMPAT : Galau
45 ● EMPAT PULUH LIMA : Titik Balik Vera
46 ● EMPAT PULUH ENAM : Memadu Kasih
47 ● EMPAT PULUH TUJUH : Menumbuhkan Keyakinan
48 ● EMPAT PULUH DELAPAN : Patah Hati
49 ● EMPAT PULUH SEMBILAN : Haruskah Melepaskan?
50 ● LIMA PULUH : Putus
51 ● LIMA PULUH SATU : Lepas Kontrol
52 ● LIMA PULUH DUA : Senja Berdua
53 ● LIMA PULUH TIGA : Es Krim di Pundak
54 ● LIMA PULUH EMPAT : Secercah Semangat di Balik Rasa Takut
55 ● LIMA PULUH LIMA : Kisah Manis Menjelang Perpisahan
56 ● LIMA PULUH ENAM : Dalam Penantian
57 ● LIMA PULUH TUJUH : Kebaya Pengantin
58 ● LIMA PULUH DELAPAN : Siang yang Panas
59 ● LIMA PULUH SEMBILAN
60 ENAM PULUH
61 ● ENAM PULUH SATU
62 ● ENAM PULUH DUA
63 Kepulangan Arumi
64 Angin dan Langit Malam
65 "Sweet in Jar"
66 Tangkapan Sempurna
67 Perkenalan Singkat
68 Pesanan Pertama
69 Pesan Tidak Terduga
70 Pengganggu yang Menawan
71 Mr. Charming
72 Mengenang Arya
73 Hadiah Termewah
74 Di Penghujung Senja
75 Mengusik Jiwa
76 Menagih Janji
77 Rasa Penasaran
78 Pemberontak yang Manis
79 Ciuman Pertama dari Moedya
80 Kenangan yang Kembali
81 Adrian dan Masa Lalu Ryanthi
82 Berdamai Dengan Kenangan
83 Pilihan Cinta
84 Bertemu Ranum
85 Adrian, Cinta Terdalam
86 Rintihan Pilu Ryanthi
87 Pesan dari Adrian
88 Rindu yang Tak Terucap
89 Dua Pengganggu Rupawan
90 Sesuatu yang Masih Samar
91 Bertemu Vera
92 Pesona Pria Bertato
93 Mengenang yang Telah Pergi
94 Salam Perpisahan dari Edgar
95 Tuan Tampan
96 Tantangan dari Keanu
97 Merayu Arumi 1
98 Merayu Arumi 2
99 Menatap Wajah Keanu
100 Ketertarikan
101 Tiga Kisah
102 Pendekatan Lagi
103 Duka Tersembunyi
104 Memulai Komitmen
105 Rahasia Puspa
106 Ketika Hujan Deras
107 Curhat Keanu
108 Pengakuan Puspa
109 Melepas Rindu
110 Langkah Pertama
111 Bertemu Calon Mertua
112 Transaksi yang Memuakan
113 Malam Bersama Puspa
114 Menghabiskan Malam
115 Kepedihan yang Terungkap
116 Tanda Tanya untuk Moedya
117 Palmier
118 Tatapan Misterius Puspa
119 Kebenaran Moedya
120 Perbincangan yang Memanas
121 Melepaskan Belenggu Kepolosan
122 Janji Moedya untuk Arumi
123 Tabir yang Terungkap
124 Memeluk Bleeby
125 Kejujuran Moedya, Kebijaksanaan Arumi
126 Malaikat Penolong
127 Keputusan Tegas Moedya
128 Pukulan Telak untuk Ranum
129 Pelukan Sahabat
130 Putusan Hukuman untuk Moedya
131 Akhir Kisah Kerinduan
132 Pegumuman
Episodes

Updated 132 Episodes

1
● SATU : Pembuka Hari
2
● DUA : Sekeras Batu Karang
3
● TIGA : Misteri Sebuah Donat
4
● EMPAT : Merindukan Sang Ayah
5
● LIMA : Kerinduan Terpendam
6
● ENAM : Menarik Masa Lalu
7
● TUJUH : Dua Nama Keramat
8
● DELAPAN : Kepergian Orang Terkasih
9
● SEMBILAN : Kehilangan Paling Menyakitkan
10
● SEPULUH : Kembali ke Rumah
11
● SEBELAS : Awal Perjalanan
12
● DUA BELAS : Sambutan Tak Menyenangkan
13
● TIGA BELAS : Rasa Cemburu
14
● EMPAT BELAS : Menghilang
15
● LIMA BELAS : Mencari Jawaban
16
● ENAM BELAS : Korban Masa Lalu
17
●TUJUH BELAS : Kenangan yang Ternoda
18
● DELAPAN BELAS : Pengkhianatan
19
● SEMBILAN BELAS : Pria Berkharisma
20
● DUA PULUH : Kesan Pertama
21
● DUA PULUH SATU : Keputusan Sulit
22
● DUA PULUH DUA : Paksaan
23
● DUA PULUH TIGA : Melepaskan Beban
24
• DUA PULUH EMPAT : Keputusan Besar Dua Keluarga
25
● DUA PULUH LIMA : Tuan Tampan sang Penakluk
26
● DUA PULUH ENAM : Tatapan Seorang Adrian
27
● DUA PULUH TUJUH : Rayuan Usang Tuan Tampan
28
● DUA PULUH DELAPAN : Permintaan Istimewa
29
● DUA PULUH SEMBILAN : Kejutan di Pesta Pernikahan
30
● TIGA PULUH : Teman Bermain
31
● TIGA PULUH SATU : Syarat Mengejutkan
32
● TIGA PULUH DUA : Kecupan Sebelum Pulang
33
● TIGA PULUH TIGA : Saatnya Bercukur
34
• TIGA PULUH EMPAT : Satu Menit Sepuluh Detik
35
• TIGA PULUH LIMA : Dua Kali dalam Semalam
36
● TIGA PULUH ENAM : Tempat Ternyaman
37
● TIGA PULUH TUJUH : Di Penghujung Malam
38
● TIGA PULUH DELAPAN : Masa Lalu yang Kembali
39
● TIGA PULUH SEMBILAN : Cinta yang Menakutkan
40
● EMPAT PULUH : Di Balik Kegelapan Malam
41
● EMPAT PULUH SATU : Adrian Vs Adonan Kue
42
• EMPAT PULUH DUA : Kue Perdamaian
43
• EMPAT PULUH TIGA : Gaun Putih dan Foto Kenangan
44
● EMPAT PULUH EMPAT : Galau
45
● EMPAT PULUH LIMA : Titik Balik Vera
46
● EMPAT PULUH ENAM : Memadu Kasih
47
● EMPAT PULUH TUJUH : Menumbuhkan Keyakinan
48
● EMPAT PULUH DELAPAN : Patah Hati
49
● EMPAT PULUH SEMBILAN : Haruskah Melepaskan?
50
● LIMA PULUH : Putus
51
● LIMA PULUH SATU : Lepas Kontrol
52
● LIMA PULUH DUA : Senja Berdua
53
● LIMA PULUH TIGA : Es Krim di Pundak
54
● LIMA PULUH EMPAT : Secercah Semangat di Balik Rasa Takut
55
● LIMA PULUH LIMA : Kisah Manis Menjelang Perpisahan
56
● LIMA PULUH ENAM : Dalam Penantian
57
● LIMA PULUH TUJUH : Kebaya Pengantin
58
● LIMA PULUH DELAPAN : Siang yang Panas
59
● LIMA PULUH SEMBILAN
60
ENAM PULUH
61
● ENAM PULUH SATU
62
● ENAM PULUH DUA
63
Kepulangan Arumi
64
Angin dan Langit Malam
65
"Sweet in Jar"
66
Tangkapan Sempurna
67
Perkenalan Singkat
68
Pesanan Pertama
69
Pesan Tidak Terduga
70
Pengganggu yang Menawan
71
Mr. Charming
72
Mengenang Arya
73
Hadiah Termewah
74
Di Penghujung Senja
75
Mengusik Jiwa
76
Menagih Janji
77
Rasa Penasaran
78
Pemberontak yang Manis
79
Ciuman Pertama dari Moedya
80
Kenangan yang Kembali
81
Adrian dan Masa Lalu Ryanthi
82
Berdamai Dengan Kenangan
83
Pilihan Cinta
84
Bertemu Ranum
85
Adrian, Cinta Terdalam
86
Rintihan Pilu Ryanthi
87
Pesan dari Adrian
88
Rindu yang Tak Terucap
89
Dua Pengganggu Rupawan
90
Sesuatu yang Masih Samar
91
Bertemu Vera
92
Pesona Pria Bertato
93
Mengenang yang Telah Pergi
94
Salam Perpisahan dari Edgar
95
Tuan Tampan
96
Tantangan dari Keanu
97
Merayu Arumi 1
98
Merayu Arumi 2
99
Menatap Wajah Keanu
100
Ketertarikan
101
Tiga Kisah
102
Pendekatan Lagi
103
Duka Tersembunyi
104
Memulai Komitmen
105
Rahasia Puspa
106
Ketika Hujan Deras
107
Curhat Keanu
108
Pengakuan Puspa
109
Melepas Rindu
110
Langkah Pertama
111
Bertemu Calon Mertua
112
Transaksi yang Memuakan
113
Malam Bersama Puspa
114
Menghabiskan Malam
115
Kepedihan yang Terungkap
116
Tanda Tanya untuk Moedya
117
Palmier
118
Tatapan Misterius Puspa
119
Kebenaran Moedya
120
Perbincangan yang Memanas
121
Melepaskan Belenggu Kepolosan
122
Janji Moedya untuk Arumi
123
Tabir yang Terungkap
124
Memeluk Bleeby
125
Kejujuran Moedya, Kebijaksanaan Arumi
126
Malaikat Penolong
127
Keputusan Tegas Moedya
128
Pukulan Telak untuk Ranum
129
Pelukan Sahabat
130
Putusan Hukuman untuk Moedya
131
Akhir Kisah Kerinduan
132
Pegumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!