EPS 5

Di keesokan harinya.

Eliza telah siap dengan gaun indahnya membuatnya terlihat sangat cantik.

"Bi... kenapa eliza di pakain ini sih. Kan panas bi. Eliza lepas aja ya." ucap eliza mencoba melepas hijab yang melekat indah menutupi rambutnya.

"Eliza... Sekali aja turutin keinginan bibi ya. Bukankah bibi selalu nurutin semua keinginan eliza. Sekarang giliran bibi yang minta. Kenakan hijab ini dan menikah dengan nak afnan. Bibi yakin nak afnan akan membawamu seperti dulu lagi ya."

mohon bibi eliza.

Sedangkan eliza hanya terdiam.

"Sekarang di luar nak afnan sedang ijab qobul dengan pamanmu. Setelah itu bibi akan jemput kamu lagi untuk ikut keluar. Sekarang bibi keluar dulu. Ingat jangan macam macam kalau tidak bibi benar benar akan marah padamu." ucap bibi eliza.

Setelah kepergian bibinya. Eliza terus berusaha menelfon leon. "Sial.. kemana sih ni orang. Awas aja kalau dia gagal buat gagalin pernikahan gue. Gue pites pites ni orang. Gue harus telfon tasya." ucap eliza.

"Halo sa. Lo dimana..?." tanya eliza.

"Gue sama yang lain kejebak macet di jalan nih. Kelihatannya kita bakalan telat deh." ucap tasya yang terus mengklakson mobil di depannya untuk segera jalan.

"Trus gimana dong. Masak iya gue harus nikah sama tu cowok aneh." ucap eliza.

"Mau gimana lagi kita kan nggak bisa dateng tepat waktu. Oh ya kamu minta tolong sama leon aja. Dia pasti datang nggak mungkinkan kalau leon biarin pacarnya nikah sama orang lain." saran tasya.

"Udah gue telfon nggak di jawab." ucap eliza sebal.

"Eliza..ayo keluar sayang." aja bibi eliza yang sudah kembali menjemput eliza.

"Ya udah kalian cepet dateng ke sini dan bantuin gue buat kabur." ucap eliza berbisik di telfonnya agar bibinya tidak mendengar apa yang ia katakan.

"Eliza ayo." ajak bibinya kembali. Elizapun segera mematikan telfonnya.

Eliza berjalan perlahan dengan tangannya yang di gandeng bibinya. Saat eliza keluar seluruh mata tamu undangan tertuju pada kecantikan eliza.

Elizapun diminta bibinya untuk duduk di samping afnan. Dengan berat hati elizapun duduk dan menatap tajam ke arah afnan.

"Apa lo lihat lihat." solot eliza.

"Eliza jangan seperti itu dong. Nak afnan ini sudah sah jadi suami kamu. Jadi kamu nggak boleh bersikap tidak sopan seperti ini." nasehat bibinya saat melihat sikap dari keponakannya ini.

Sedangkan seluruh santri yang memang membantu acara pernikahan itupun berbisik bisik tentang sikap dari istri gusnya.

"Kasihan banget gus afnan. Harus nikah sama wanita ini." ucap salah satu santriwati.

"Iya nih. Mending nikah sama ning nadira ya. Ning nadira kan udah cantik pinter salehah. Pokoknya poool ah." jawab santriwati yang lainnya.

Tidak ingin mendengar perkataan santrinya lebih lanjut. Umi afnan meminta agar afnan segera memasangkan cincin ke tangan eliza.

Setelah pemasangan cincin tiba tiba.

"Elizaa...." teriak teman teman eliza yang membuat tamu undangan seketika menatap ke arah pintu masuk.

Disana sudah ada banyak gadis gadis dengan pakaian seksi mereka membuat para santriwan menutup mata dan beristiqhfar.

"Hay kalian datang. Gue kira kalian nggak akan datang." ucap eliza seakan tidak perduli dengan perasaan keluarganya dan keluarga afnan.

"Eliza.." panggil seorang pria yang kini berdiri di pintu masuk hingga membuat tamu undangan kembali menatap ke arah pintu masuk.

"Lion..." ucap eliza yang langsung memeluk lion di hadapan semua orang membuat semua orang yang ada di sana menatap kaget ke arah dua sejoli itu.

Sedangkan afnan menatap dingin ke arah istrinya itu. Ia tidak habis pikir bagaimana bisa istrinya itu dapat berbuat hal yang dapat memalukan keluarga bahkan di hari pernikahannya.

Afnan pun segera menghampiri eliza dan menarik tangannya.

"Maaf bukankan kau bukan mahram istri saya." ucap afnan menatap tajam ke arah lion.

"Dia itu pacar gue jadi lo nggak berhak larang larang gue buat peluk dia." ucap lion yang tersulut amarah.

"Saya suaminya jadi saya lebih berhak atas dirinya."bantah afnan.

"Lo berani sama gue." Ucap lion.

"Saya tidak pernah merasa takut pada siapapun. saya hanya takut pada Allah." balas afnan.

Merasa tidak terima. Lion pun memukul wajah afnan.

"Nggak usah sok loo.." ucap lion.

Afnanpun membalas pukulan lion hingga merekapun saling pukul memukul hingga tidak ada yang berani memisahkan pertarungan mereka.

Melihat tidak ada yang memisahkan mereka. Paman elizapun menarik lion agar tidak memukul afnan lagi. Sedangkan abi afnan memegangi afnan.

Eliza yang hendak menghampiri lion pun terhenti karena ucapan pamannya.

"Eliza ikut afnan." ucap pamannya.

Namun eliza tetap berjalan ke arah lion. "ELIZA..Paman bilang IKUT AFNAN." bentak paman eliza.

Elizapun masuk ke dalam mobil afnan. Yang di dalamnya sudah terdapat afnan yang terluka.

Setelah itu mobilpun mulai berjalan meninggalkan rumah eliza. Afnan terus menatap ke arah jalan tanpa memandang eliza sama sekali. Sedangkan eliza masih merasa kesal dengan pamannya.

Sesampainya di pondok pesantren. Semua orang keluar dari mobil mereka masing masing begitu pula dengan afnan dan juga eliza.

"Nak bawa istrimu masuk." ucap umi afnan.

"Ayo masuk." ucap afnan dingin dengan perasaan terpaksa.

Eliza mengikuti afnan ke dalam kamar afnan. Eliza memperhatikan seluruh kamar afnan yang jauh lebih kecil dari kamarnya.

"Ini kamar lo..?." tanya eliza.

"Hmm..kenapa."tanya afnan balik.

"Kecil banget panas lagi. Trus gue harus tidur dimana..? Ranjangnya juga kecil." ucap eliza sambil mengipas kipaskan tangannya.

"Terserah. Kalau kamu kepanasan juga boleh tidur di luar." ucap afnan acuh.

Eliza yang mendengar hal itupun kesalnya bertambah. "Dimana kamar mandinya gue mau mandi."tanya eliza dengan handuk dan baju yang bertengger manis di tangannya.

"Di dekat dapur. Kamu tanya aja sama umi." ucap afnan yang sedang rebahan di ranjang.

Elizapun berjalan menuju ruangan yang paling belakang. "Biasanya dapur ada di bagian belakang." gumam eliza menebak nebak.

Sesampainya di dapur, eliza melihat beberapa gadis yang sedang berbagi tugas untuk memasak. "Eh..lo. kemari." panggil eliza pada salah satu gadi itu.

"Em..iya ada apa ning." tanya santri itu dengan kepalanya yang menunduk.

"Hey..kalau ngomong itu lihat wajahnya bukannya nunduk. Trus tadi lo panggil gue apa..? ning..? hei.. nama gue eliza bukan ning." ucap eliza dengan nada tingginya.

"Emh...iya maaf ning eliza." ucap santri itu dengan menatap eliza.

"Hah...dimana kamar mandinya..?." tanya eliza.

"Itu ning eliza." ucap santri itu dengan menunjuk sebuah pintu di samping ruangan dapur itu.

Eliza pun segera pergi ke arah pintu yang di tunjukkan santri tadi tanpa berterima kasih dahulu.

"Sombong banget sih tu istri gus afnan." ucap salah satu santri itu.

"Iya...kasihan banget gus afnan punya istri kayak mak lampir gitu." saut santri yang lainnya.

Di lain tempat.

Nadira menangis di atap gedung pesantren yang biasa di gunakan untuk menjemur.

"Ning nadira kenapa ning nangis..?." tanya sarah.

"Sarah...aku tidak mengerti kenapa aku merasa sehancur ini saat tau gus afnan mengucapkan qabul untuk nama wanita lain. hiks... sungguh aku tidak mengerti. hiks...aku mencintai suami orang lain...hiksss..." curhat nadira yang masih terisak isak pada sarah sahabatnya yang selama ini setia menemaninya.

"Ning tidak perlu takut. Ning kan udah suka gus afnan sebelum gus afnan nikah. Jadi ning nggak salah. Dan ning nggak perlu merasa bersalah gitu." ucap sarah mencoba menenangkan nadira.

"Tapi sar. Aku takut jika rasa ini tak lekas hilang. Apalagi aku selalu bertemu sama gus afnan lalu bagaimana aku bisa melupakannya." ucap nadira.

"Tenanglah..aku yakin ning nadira pasti akan dapat melupakan gus afnan dan mendapatkan pria yang kebih baik lagi. Jadi sekarang ning nadira jangan sedih lagi. Percaya deh sama sarah." ucap sarah.

"Atau gini aja.. ning nadira, aku jodohin sama ustadz rizki aja.. kan ustadz rizki juga jomblo jadi cocok." saran sarah.

"Iiihhh...apaan sih kamu ini ada ada aja." ucap nadira.

"Atau sama kang jono..? kang dimas, kang ridwan, kang hendra...." ucap sarah mempromosikan para santriwan pada nadira membuat nadira dapat melupakan kesedihannya .

Dan membuat nadira tertawa tanpa henti melihat sarah mengapsen satu persatu santriwan.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.**Hai....author cuma mau ngingetin..!!!

.Jangan lupa buat like and comen karena itu gratis.

Dan satu lagi. Jangan bosen bosen ya baca novel karya author.

Sampai jumpa lagi.

Salam cherry**..

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Leon lagi ngelonin cewek lain..

2024-02-09

0

Vina Fauzia

Vina Fauzia

aku suka sm ceritanya, anak gue jg nyantri, kepikiran klau saat dewasa nnt anak gue bisa jd sprt Afnan..

2020-08-25

2

Nur Anisa

Nur Anisa

bagus ceritanya,tp kenapa sepi peminat ya.

apa karena ceritanya lain dari biasanya yg CEO+ gadis miskin?

2020-06-25

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!