EPS 3

Eliza mengendarai mobilnya dengan rasa kesal yang setia melekat di hatinya.

"Sialan...kenapa gue harus ketemu tuh cowok sih nyebelin banget." gumam eliza yang berbicara sendiri.

"gara gara ketemu sekali tuh cowok gue kena sial terus menerus.." lanjutnya.

Eliza pun melajukan mobilnya menuju sebuah cafe. Disana sudah terlihat cika, karlin, dan tasya yang sedang bercanda ria dengan minuman dan cemilan yang menemani percakapan mereka.

"Lo kenapa el. Dateng dateng udah cemberut aja..?." tanya cika.

"Betek gue. Kalian tau kan cowok yang kemarin sempet nabrak gue.?." tanya eliza dan dijawab anggukan oleh temannya.

"Sejak kemarin setelah gue ketemu dia. Hidup gue jadi berantakan tau nggak. Pertama gue nabrak ayam dan harus ganti rugi daaaan juga gue kalah balapan. Yang kedua tadi gue ketemu lagi sama tu orang. Dan kalian tau apa yang terjadi. Nyokap dan bokapnya bilang gue harus nikah sama dia. Gila nggak tuh." jelas eliza tanpa henti hingga napasnya tersengal sengal dan meminum minuman yang ada dihadapannya.

"Masa sih... Emang sampai segitunya ya. Gila aja tu cowok. Sekali ketemu langsung ajak nikah." ucap tasya.

"Trus lo mau gimana..?." tanya karlin.

"Ya nolak lah. Heh di lihat dari manapun leon jauh lebih tampan dari dia tau." ucap eliza.

"Nggak ah. El mata lo mulai rabun ya. Jelas jelas cowok itu tuh ganteng buanget. Seperti pangeran di negeri dongeng tau." ucap tasya.

"Ya tuhan kenapa gue punya sahabat segini tololnya ya." kata eliza sambil menjitak kepala tasya.

"Gini akibatnya kalau jomblo. Semua cowok yang dilihatnya pasti ganteng." ucap karlin.

"Eh...nggak kok. Emang bener cowok itu tuh lebih ganteng dari leon tauk..." ucap tasya membela diri dengan mendukung afnan terus menerus.

"Ada apaan nih kok nyebut nyebut nama gue." ucap seorang pria yang tiba tiba berdiri dibelakang eliza.

"Leooon..sayang." panggil eliza dengan senyuman yang tiba tiba menghiasi wajah cantiknya saat melihat kekasihnya berada didekatnya.

"Kok lo bisa ada disini sih..?." tanya cika.

"Di manapun eliza ada. Gue pasti akan datang." ucap leon membuat eliza semakin melebarkan senyumannya.

"Uuueeeekkk....jangan bikin gue muntah deh." ucap tasya dengan sikap yang menunjukan dirinya yang seakan akan ingin muntah.

"Itu mah derita lo. Kan lo yang jomblo kita mah B aja ya nggak." ucap karli pada cika dan eliza.

"Ya ya gue jomblo. Ya nggak usah dibuli juga kalik." ucap tasya cemberut.

"Lo sama dika aja. Cocok sama sama jomblo." saran leon.

"Ihh...masa gue sama dika sih. Dia kan lemot." ucap tasya menolah.

"Jiiiaaahhh...nggak sadar diri ni bocah." ucap eliza membuat mereka tertawa sedangkan tasya masih kesal karena bulian sahabatnya.

"Oh ya. Gue kesini buat jemput eliza." ucap leon.

"Buat apa..?." tanya tasya.

"Ya biasalah jalan jalan. Kayak lo nggak pernah pacaran aja. Upsss... Sorry gue lupa. Lo kan nggak pernah pacaran. hhhhhh" ucap karlin.

"Iiiihhh...ya udah kali ngebulinya." ucap tasya sebal.

"Leon...sini gue minta no WA nya dika." ucap tasya cepat.

"Cieeee...yang udah capek jomblo. hhhh..." tawa merekapun terpecahkan.

Setelah memberikan no WA dika pada tasya. Leon mengajak eliza pergi dari kafe.

"Leon...kemarin lo kemana sih. Gue hubungin susah banget." tanya eliza.

"Kemarin gue balapan montor. Dan lo tau el, gue menang dan nanti malam gue adain pesta dan lo harus dateng. Gue nggak mau alasan apapun." kata leon.

"Balapan montor..? Kenapa nggak hubungin gue sih. Kan entar gue bisa dukung lo." ucao eliza yang sedikit merasa sebal.

"Eliza sayang. Yang penting itu gue menang dan nanti malam kita berpesta." ucap leon membuat rasa sebal eliza menghilang.

"Ok..dimana." tanya eliza.

"Tempat biasa." ucap leon.

"Tapi lo jemput gue ya." pinta eliza.

"Siap tuan putri."

Di lain tempat.

Afnan sedang melamun disebuah kursi yang berada di bawah pohon.

"Assalamu'alaikum." salam rizky menyadarkan afnan dari lamunannya.

"Wa'alaikum salam." jawab afnan.

"Kamu ini nglamunin apa sih. Inget lo jangan keseringan ngelamun." ucap rizky mengingatkan.

"Astaghfirullah hal adzim. Haah.. saya cuma sedang memikirkan hal apa yang harus saya lakukan. Jika saya melihat dari segi kesalahan yang saya perbuat saya memang harus menikahi gadis itu. Tapi dari lubuk hati saya, Ini sungguh berat." ucap afnan yang mulai menceritakan isi hatinya.

"Kenapa kamu tidak coba minta petunjuk pada Allah ..? Saya yakin kamu pasti akan menemukan jawabannya segera." ucap rizky memberikan saran pada afnan.

"Terima kasih sarannya. Oh ya kapan kamu mau nikah..?." tanya afnan pada rizky.

"Kalau saya sih. Nunggu petunjuk dariNya aja gus." ucap rizky sambil tersenyum.

"Sampai kapan..? Sampai kamu tua disini..? memangnya tidak ada ya santriwati yang berhasil memikat hatimu itu ustadz ..?." tanya afnan bertubi tubi.

"Hhhh...kamu kan tau sendiri gus. Kalau saya tidak pernah memperhatikan santriwati di sini. haaah..nanti juga bakalan ketemu sendiri gus kalau jodoh kan nggak akan kemana." ucap rizky.

Merekapun tertawa bersama seakan tak ada beban di dalam tawa mereka hingga tak menyadari sepasang mata indah yang sedari tadi memperhatikan mereka.

"Assalamu'alaikum nad." sapa seseorang dari belakang nadira yang sedari tadi terfokus menatap afnan dan juga rizky.

"Wa'alaikum salam sar. Kamu ini ngagetin saya aja." ucap nadira.

"Ya kamu sih. Saya perhatikan terus dari tadi kok kamu liatin gus afnan dan ustadz rizky melulu . Jangan jangan kamu masih belum bisa move on ya dari gus afnan...?." tebak sarah.

"Bukannya gitu. Saya cuma.." ucap nadira yang tak ia lanjutkan karena ia tidak tahu harus membuat alasan apa untuk diberikan pada sarah.

"Sahabatku yang cantik dan manis. Denger ya, kamu itu kan cantik, pinter, baik lagi. Jadi pasti diluar sana banyak cowok tampan yang ngantri buat jadi imam kamu. Jadi jangan sedih terus dong." hibur sarah.

"Bahkan ni ya. Kalau sarah jadi cowok. Pasti sarah langsung khitbah kamu nad. hhhhh..." goda sarah.

"Hhhhh...kamu ini ada ada aja sar sar..." ucap nadira yang tertawa lepas dibuat sarah.

'Rasa cintaku pada gus afnan itu terlalu dalam sar. Bahkan aku sendiri takut pada rasa cinta ini. Aku takut jika suatu saat nanti akan membawa masalah untukku sendiri.' gumam nadira dalam hati.

Nadirapun pergi bersama sarah meninggalkan afnan yang masih mengobrol bersama dengan rizky.

"Assalamu'alaikum gus, ustad." sapa salah satu santri.

"Wa'alaikum salam." jawab afnan dan rizky serentak.

"Maaf gus, tadi saya diminta bu nyai untuk panggil gus. Katanya disuruh menghadap ke bu nyai sebentar." ucap santri itu.

"Oohh..baiklah. Terima kasih ya." jawab afnan yang lalu pergi kerumahnya di mana umi sedang menunggunya.

.

.

.

.

.

.

.

.Pada suka ceritanya nggak. Ayo sampai in aja langsung pendapat kalian di kolom komertar ya.

.

.Dan jangan lupa buat like

.

.Karena itu gratis

.

.OK

.

.sampai jumpa lagi

.

.salam CHERRY

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Cinta boleh,Tapi mencintai MANUSIA itu jangan melebihi Cinta kita je pada Allah..Katanya Santriwati,Masa yg gitu aja gak tau..

2024-02-09

0

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

MOTOR apa MONTOR??? 🤔🤔🤔

2024-02-09

0

N Hayati

N Hayati

👍👍👍👍👍

2021-02-18

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!