Cantik, Sangat Cantik

***

Faris terbangun dari pingsannya. Dia mengusap matanya, dan menemukan seorang suster wanita yang menurutnya begitu jelek.

"Ternyata dia wanita yang menolong ku. Jelek banget, bukan tipe ku sama sekali. Sayang sekali, dia tak bisa merasakan kencan dengan ku." gumam Faris begitu percaya diri.

Siapa juga yang mau berkencan dengannya. Belum tentu suster ini mau sama dia.

Tapi buat balas Budi, Faris pun berucap.

"Berikan aku alamat rumahmu yang lengkap."

Suster itu kebingungan. Dia menatap Faris, lalu menatap sekelilingnya. Bingung siapa yang diajak bicara oleh Faris. Tapi di ruangan ini hanya ada dia dan Faris seorang.

"Bapak bicara dengan saya?" tanya suster itu sambil gemetaran.

Mimpi apa dia semalam? Sampai-sampai pangeran setampan Faris, CEO muda yang sukses meminta alamat rumahnya.

"Iya. Siapa lagi? Buruan. Ck," perintah Faris yang begitu memaksa.

Dengan buru-buru si suster langsung mendekat dan memberi tahukan alamat lengkap rumahnya. Pikiran sang suster itu mulai menerawang jauh. Apakah ia akan dilamar oleh Faris? Ataukah Faris sedang ingin mengajaknya berkencan, lalu menjemput di rumahnya? Sungguh khayalan yang tingkat tinggi.

Kesalah pahaman Faris membuat orang lain berpikiran yang macam-macam. Tapi sayang Faris tak mungkin bertanggung jawab atas kesalah pahaman ini.

Padahal suster ini sudah sangat percaya diri. Bahkan dia berani mengedipkan mata dan berkata, "Kalau bapak butuh saya, silahkan bapak menelpon saya. Kapan pun saya siap."

Perkataan sang suster membuat pikiran Faris menangkap hal lain. Sampai dia mual dan mau muntah mendengarnya.

"Cih! Pede banget. Untung kau yang menolongku. Kalau gak, jangan harap aku mau mengajakmu bicara sekarang."

Suster itu terdiam seketika. Menolong? Kata menolong penuh tanda tanya baginya. Tapi suster itu tak mau ambil pusing. Dia kan seorang suster, jadi tugasnya adalah menolong orang yang sakit. Iya, benar begitu. Jadi wajar kalau Faris bilang begitu.

Padahal semua itu salah. Jika Faris menduga ditolong suster ini. Dan suster ini pun merasa kalau dia yang menolongnya itu semua salah.

Sebab kronologisnya bukan begitu. Melainkan Anabella lah yang menolong Faris. Lalu memasrahkannya kepada dokter Wina. Dan tak disangkanya si dokter Wina justru punya janji pada pasien yang lain. Hingga terjadilah oper mengoper. Hingga akhirnya Faris berakhir di tangan suster ini.

***

Anabella sudah menyelesaikan tugasnya. Saatnya dia pulang. Saat hendak pulang, tak sengaja dia bertemu dokter Wina dan Faris. Ya, sebelumnya dokter Wina memeriksa Faris dan menjelaskan tentang siapa yang membawanya ke rumah sakit.

Faris merasa sangat bodoh. Dia terlanjur menyuruh salah satu karyawannya untuk mengirimkan barang-barang elektronik untuk suster yang tadi. Kalau urusan barang sih baginya tak masalah. Hitung-hitung amal. Tapi malunya itu lho? Masa iya dia menanggung malu sampai di depan dokter Wina. Sungguh seperti bukan Faris yang harus malu di depan wanita.

Jangan sampai ketahuan sama orang kepo yang ingin menjatuhkannya. Bisa malu sampai dunia sosmed nanti. Malu kalau ada berita kayak gini, CEO muda yang bernama Faris Hamdan Moreno telah salah sangka kepada seorang suster. Hingga orang yang menolong sesungguhnya tak ia kenali.

"Ya dokter Wina," sahut Anabella dan Faris yang berada di belakang dokter Wina langsung terkejut.

'Suara ini? Iya, ini suara wanita yang menolong ku tadi.' batin Faris yang tak menduga. Bahwa wanita yang menolongnya begitu cantik nan seksi. Semua diluar ekspektasi Faris. Faris pikir orang yang menolongnya itu jelek. Tapi sekarang dia bisa berkata apa? Selain memuji cantik dan seksi.

Dalam hati Faris, dia bersyukur. Akhirnya yang menolongnya bukan seperti suster yang tadi. Itu tandanya dia balas budi pada Anabella. Suster cantik yang pasti idaman semua pria, termasuk Faris sendiri.

'Cantik. Sangat cantik.' batin Faris berucap kata itu berkali-kali. Sepertinya Faris terpesona akan paras cantik Anabella.

Hidungnya, bibirnya, matanya. Rasanya Faris ingin memiliki semua itu. Semua yang ada pada diri Anabella ingin ia miliki.

Faris belum tahu kalau Anabella adalah seorang janda. Meskipun demikian, Faris pasti tak akan menolaknya. Apalagi dia belum pernah berkencan dengan janda. Pasti saat ada janda yang secantik Anabella mengajaknya berkencan, dia tak akan menolak.

Faris menilai Anabella dari atas sampai bawah. Cantik, seksi, bahenol dan dada besar. Pikiran Faris memang begitu mesum. Apalagi tangannya sudah tak sabar ingin meremas dada yang begitu menonjol itu. Maklum kan Anabella sedang menyusui. Jadi dadanya terlihat lebih besar dari biasanya.

"Ah ya Anabella. Ini adalah orang yang kamu tolong."

Namun Anabella tak mendengar itu. Dia sibuk membalas pesan dari Lauren yang baru saja masuk ke ponselnya. Ya, tiap waktu Anabella menanyakan tentang Devan. Anabella ingin tahu Devan rewel apa gak? Nyariin dia apa gak?

Sebenarnya Anabella bisa saja melihat semua kejadian itu melalui CCTV. Tapi dia ingin tahu secara langsung dari Lauren. Sekaligus ingin melihat perubahan Lauren sampai mana. Beneran jujur apa berbohong. Tapi faktanya, Lauren tak membohonginya. Jadi Anabella lega.

Saking asyiknya chatting. Dia sampai ditegur oleh dokter Wina. "Chattingan sama siapa sih? Sampai perkataan ku diabaikan. Sama Johan ya?" ujarnya santai. Dokter Wina ini seumuran dengan Anabella. Mereka sudah akrab layaknya sahabat.

Anabella berdecih. Untung gak ada pegawai lain yang mendengar ucapan Wina. Kalau sampai ada yang mendengar tentang nama Johan disebut-sebut. Pasti akan ada salah paham lagi, tentunya akan jadi perang kedua bersama Rena.

Anabella segera memasukkan Handphone-nya. Dia baru sadar kalau di sampingnya sudah ada Faris yang berdiri bersedekap. Ya, Faris sudah baikan. Cuma kepalanya saja yang diperban. Kalau lengannya cuma luka dalam. Jadi minum obat pereda nyeri, nanti juga bakalan sembuh.

"Ah, bapak sudah baikan?" tanya Anabella seraya menyapa.

Faris menatap Anabella dengan tatapan yang lain. Anabella merasa dia mau dikuliti lalu dimakan mentah-mentah oleh Faris.

Segera Anabella jaga jarak. Dia paling gak suka dengan pria yang memandangnya rendah. Dia memang wanita, dan wanita tak harus direndahkan. Secara, pakaian Anabella juga tak ada yang mengundang kemaksiatan. Hanya saja kalau soal dada tak bisa ia tutupi. Dia bukan dari keluarga yang agamis. Meskipun tak tertutup rapat layaknya kaum hawa lainnya, tapi pakaian Anabella tergolong masih sopan dan tertutup.

"Seperti apa yang kau lihat suster. Tapi tak perlu takut seperti itu denganku." balas Faris dengan gaya santai tapi penuh pesona. Membuat Wina melongo dan hampir pingsan dibuatnya. Tapi sorry to sorry. Anabella sama sekali tak tergoda. Anabella justru tak suka melihatnya. Sekeras apapun pria menggoda Anabella. Anabella akan berusaha teguh pada pendiriannya. Kalau dia tak akan tertarik pada pria manapun.

Bersambung...

Jangn lupa tinggalin jejak ya... Kasih like biar saya semangat Up-nya. Terimakasih 🤗

Terpopuler

Comments

✰͜͡ᴠ᭄⸙ᵍᵏ(^_^) Kᵝ⃟ᴸ🦎

✰͜͡ᴠ᭄⸙ᵍᵏ(^_^) Kᵝ⃟ᴸ🦎

faris fatis, terlalu pd kamuu

2022-10-19

0

ˢˢᵃ•༂Hoℕҽყ🍯❦ˢQ͜͡ᵘⁱᵈ༂✴️

ˢˢᵃ•༂Hoℕҽყ🍯❦ˢQ͜͡ᵘⁱᵈ༂✴️

hilih faris tepe tepe aja. jan mau yah anabela sama buaya kek gitu.. masih ada baby devan yang ganteng 😍

2021-04-13

0

Mellysa 5

Mellysa 5

Eleh...Fariz dasar dablek. Gak bisa liat yg segeran dikit. Untung kepalanya yg luka. Coba kalau matanya, wah...sangat disayangkan karena tidak bisa melihat keseksian Anabella. 🤣🤣🤣🤣🤣

2021-03-27

24

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!