Papa Untuk Anakku

Papa Untuk Anakku

Menjanda

Anabella masih bersimpuh di dekat pusara almarhum suaminya. Bahkan luka yang ada di dadanya tak ia rasakan lagi. Hujan masih mengalir dengan derasnya, seirama dengan air matanya yang terus berjatuhan dari pipinya.

Arkan, dia meninggal karena kecelakaan. Anabella tak menyangka, jika kecelakaan mobil selalu mengambil nyawa orang-orang yang ia cintai.

Pertama, kecelakaan yang membuat ayahnya meninggal. Kini suaminya juga meninggal karena kecelakaan.

Arkan pergi saat putranya masih berusia 6 bulan dan Anabella yang masih berumur 22 tahun. Sebenarnya Anabella masih sangat membutuhkan suaminya. Tapi apalah daya, takdir yang mempertemukan mereka. Kini takdir jugalah yang memisahkannya.

***

Pikiran Anabella tiba-tiba kosong. Ini sudah senja. Tapi Anabella masih bertahan di sana. Rasanya ia ingin menemani tidur suaminya saat malam di sini.

Anabella sungguh tak percaya kalau dia akan menjadi janda di usia mudanya. Padahal dia berharap, dialah yang akan diambil duluan. Mengingat selama ini dia sakit-sakitan. Tapi tak disangka, Tuhan lebih sayang suaminya.

Anabella terus menangis. Tapi ada pria yang tak pernah tega meninggalkan Anabella. Siapa lagi orangnya, dia adalah Johan. Namun sayangnya, Johan sudah tak sendiri lagi. Johan sudah menikah, tentunya sudah beristri.

Sejak Johan tahu kalau Anabella menikah dengan om papanya, Johan memilih menjauhi Anabella. Kemudian dia dijodohkan dengan seorang dokter cantik pilihan kedua orangtuanya.

Sebenarnya Johan sempat menolak. Tapi diusianya yang sudah matang, sekaligus dia patah hati. Jadi tak ada pilihan lain selain mengiyakan permintaan orang tuanya.

Lagian Anabella sudah bahagia bukan? Jadi apa salahnya kalau dia berusaha move on? Maka dari itulah Johan menerima perjodohan itu.

"Jangan sedih lagi Anabel, ada aku di sini untukmu." ujar Johan sambil mengulurkan tangannya. Bermaksud mengajak Anabella untuk berdiri.

Tak ada sahutan dari Anabella. Anabella benar-benar seperti tak punya jiwa. Ya, separuh jiwanya sudah pergi. Ngapain dia bertahan? Kemudian terlintas di benak Anabella ingin mengakhiri hidupnya. Anabella sudah tak kuat, mungkin mati adalah jalan satu-satunya untuk tidak merasakan kesedihan lagi.

Anabella mengabaikan uluran tangan Johan. Ia lebih memilih berdiri sendiri dan berjalan menjauhi Johan. Cara berjalan Anabella sudah tak seimbang, bahkan terhuyung hampir jatuh andaikan Johan tak berusaha menangkapnya. Tapi setiap dipegang oleh Johan, Anabella menepisnya.

Sambil memegangi dadanya, Anabella terus berjalan hingga sampai di tengah jalan.

Johan yang melihat itu langsung menarik lengan Anabella dengan kasar. Di ujung sana ada truk yang melintas, jadi sebelum ada kejadian yang tak diinginkan. Johan lebih memilih menyakiti Anabella dari pada kehilangan selamanya.

"Anabel, apa-apaan kamu! Inget Devan Bel. Devan masih butuh kamu. Dan juga masih ada aku buatmu," lanjut Johan dalam hati. Johan masih ngarep? Ya, mungkin begitu. Tapi sebenarnya Johan memang masih sayang dengan Anabella dan Devan.

Devan sering memanggilnya papa. Jadi Johan merasa Devan juga bagian dari hidupnya.

Sebelum Arkan kecelakaan. Johan sempat beberapa kali main ke rumah Arkan. Bahkan Devan sudah mau digendong oleh Johan sejak pertama kali mereka bertemu. Jadi jangan salahkan kalau Devan dan Johan begitu akrab.

Namun sayang sekali, Johan sudah menikah. Tapi dipernikahannya itu, dia belum diberikan momongan sampai sekarang. Padahal pernikahannya dengan Rena sudah lebih dari setahun. Maka dari itu Johan seneng banget main sama anak kecil. Siapa tahu dengan begitu, Rena akan segera diberikan momongan.

"Aku gak pantes hidup Jo. Aku ini wanita pembawa sial. Apa yang dikatakan oleh Isabel emang benar. Aku hanyalah pembawa sial bagi semua orang."

Flashback

"Dasar wanita pembawa sial!" ujar Isabella saat jasad Arkan sudah selesai di kebumikan.

Anabella tak menghiraukannya. Ia lebih memilih diam dan duduk di samping pusara suaminya.

Isabella yang merasa tak ditanggepin langsung berucap kembali. "Dulu waktu ibumu lahirin kamu dia meninggal. Terus ayahmu almarhum Om Leonardo juga meninggal. Terus kemarin mertuamu meninggal pas kamu hamil, kemudian meniggal lagi pas kamu ngelahirin. Sekarang! Lihatlah! Suamimu juga ikut ninggalin kamu. Janda kan kau sekarang? Punya anak lagi. Ngapain bukan kamu aja sih yang mati? Kamu kan penyakitan." ujar Isabella tanpa perasaan.

PLAK

Sebuah tamparan keras mendarat tepat di pipi Isabella. Bukan Anabella yang menamparnya. Melainkan Lauren, ibunda tercinta.

Tak disangkanya Lauren menyusul Anabella ke pemakaman. Untuk Devan, tadi Lauren minta dijagakan oleh asisten rumah tangga. Lauren minta gantian. Anabella memang tak tahu kalau Lauren menyusulnya. Lauren memang sengaja menyusul, mengingat kondisi Anabella yang baru operasi dan dia juga lihat kalau Isabella ikut mengantarkan kepergian Arkan yang terakhir kalinya.

Dan tak disangkanya, saat Lauren baru tiba. Isabella melontarkan kata-kata pedas buat Anabella.

Lauren yang sekarang bukanlah Lauren yang dulu. Lauren sudah banyak berubah. Dia sudah ingat umur, kalau dia sekarang tak muda lagi. Jadi dia ingin berubah. Dia tak mau berbuat jahat dan menjahati Anabella terus-terusan. Lihatlah Isabella, dia bagaikan cerminan dirinya sendiri. Lauren sangat menyesal telah membesarkan anaknya dengan ajaran yang salah.

"Kau tak pantas berucap itu pada sepupumu. Bagiamana pun juga, dia sepupumu Isabel? Kau harusnya bersikap lebih baik padanya. Hari ini ia berduka, harusnya kau ucap bela sungkawa. Bukan berkata seperti tadi." marah Lauren pada Isabella.

"Cih! Ibu gak ingat? Ibu dulu benci banget sama Anabel. Ada apa dengan mu sekarang Bu? Apa selama tinggal bareng Anabel, Anabel ngeracunin otak ibu hah?" tanya Isabel dengan tajam.

"Tutup mulutmu! Ini di kuburan Isabel, tak sepatutnya kamu bicara kasar seperti ini!"

"Ini ajaranmu ibu, apa ibu lupa?" balas Isabella dengan sinis.

Lalu Isabella menatap Anabella yang masih bersimpuh di tanah.

"Lihat Anabel! Bahkan ibuku sekarang membelamu. Puas kau sekarang ha!" ujar Isabella kemudian meninggalkan tempat itu.

Lauren mengelus pundak Anabella. Lalu ia mendoakan jasad Arkan kemudian ia pamit pulang untuk menjaga Devan kembali. Sebelumnya ia meminta Johan untuk menjaganya. Dan Johan mengangguk mengiyakan. Tanpa disuruh siapapun, Johan pasti akan menjaga Anabella.

Flashback Off

"Itu tak benar Anabel! Gak ada namanya orang yang pembawa sial itu gak ada? Semuanya sudah takdir Illahi Bel. Percayalah! Ini semua sudah digariskan. Sekarang tinggal kitanya saja, mau menerima takdir ini atau enggak. Kalau kita menerimanya dengan ikhlas. insyaAllah kita bisa melaluinya, ya meskipun berat aku yakin kamu pasti bisa melewati ini semua." ujar Johan yang berusaha menenangkan Anabella.

Tahukah kalian? Mungkin saking sedihnya Anabella, sampai Anabella menerima pelukan dari Johan. Dan ternyata Isabella tadi tak benar-benar pergi dari pemakaman. Hingga aksi pelukan keduanya dilihat olehnya.

Isabella sudah dari dulu menyukai Johan, namun sayangnya Johan tak pernah suka padanya. Menurut keluarganya Johan, Isabel tak pantas untuk Johan. Lagi pula Johan tak suka, karena Isabella itu jahat. Bukan tipenya sekali intinya.

Melihat itu, Isabella jelas cemburu. Tak hanya cemburu, dia langsung mengambil ponselnya untuk memotret Johan dan Anabella yang sedang berpelukan.

CEKREK!

Bersambung...

Terpopuler

Comments

ᶠᵖ 「𝓀𝓎𝓊𝓊~」W⃠✅

ᶠᵖ 「𝓀𝓎𝓊𝓊~」W⃠✅

semangat terus kak

2023-06-13

0

lucky gril

lucky gril

salam kenal

2022-01-10

0

『꧁JIN•͜͡🦥꧂』

『꧁JIN•͜͡🦥꧂』

masyaallah semangat kakak

2021-12-27

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!