“Maaf Bil, aku ambil cek dari orang tua Ferdi tanpa seijin kamu.” Ucap Adli sambil mengusap pipi Nabila yang tertidur setelah capek menangis.
Adli keluar kamar apartemen, lalu berpamitan pada mbok Nah pembantu di apartemen itu.
Adli pemuda berusia dua puluh lima tahun. Dia merintis karir dengan membuka usaha manajemen artis. Memang untuk saat ini dia baru menghandel Nabila saja sebagai artis dibawah naungan perusahannya. Akan tetapi pada awal berusaha seperti ini, dia seperti mendapat durian runtuh. Nabila artis pendatang baru dibawah manajemennya langsung bersinar terang bintangnya. Dengan cepat bendera perusahaannya berkibar. Banyak artis baru yang melamar untuk berada dalam naungannya.
Awal perkenalan Adli dengan Nabila adalah karena Safira adik perempuan satu satunya merupakan sahabat Nabila sejak masuk SMP. Nabila yang yatim piatu mencoba peruntungan menjadi foto model. Karena kecantikan dan bakatnya Nabila mendapat kontrak sebagai bintang iklan untuk produk kosmetik dan menjadi cover girl disebuah majalah terkenal. Berhubung Nabila sangat tidak paham dengan kontrak, Adli yang waktu itu hanya mengantar saja akhirnya menjadi manajer dadakan. Sampai akhirnya menjadi manajer resmi yang menghandle semua kontrak Nabila.
Dibawah tangan dingin Adli, Nabila yang diawal karir hanyalah foto model perlahan bermetamorfosis menajadi bintang sinetron. Beberapa sinetron yang dibintanginya sukses dengan rating yang sangat tinggi. Dalam satu tahun pertamanya Nabila sudah menjadi bahan pujian didunia keartisan.
\=\=\=o0o\=\=\=
“Bang, napa elo ambil cek itu? Itu makin membuat gue seperti jalang saja.” Nabila berkata geram karena Adli mengambil cek dari Rudi.
“Maaf Bil, aku ambil itu tanpa bilang ke kamu lebih dulu. Yang ku pertimbangkan saat ini hanyalah menyembunyikan kamu dari media. Kamu ga mungkin tampil sekarang. Kamu harus sembunyi.” Adli berkata pelan namun tegas. “Karena itu ku ambil ceknya, nantinya akan ku gunakan untuk menutup biaya pemutusan kontrak sinetron dan iklan terbaru kamu. Setelah itu aku akan memindahkan kamu ke Singapura, kamu akan tinggal disana mungkin sekitar lima sampai enam tahun.”
“Kenapa bang? Aku bingung, tak mengerti.” Tanya Nabila polos.
Usia Nabila yang masih 14 tahun ini belum bisa berpikir jauh. Dalam kondisi hamil diluar nikah tentu saja kontrak sinetron akan dibatalkan, malah akan timbul kerugian karena media massa akan terus menggosipkan.
\=\=oo000oo\=\=\=
Penjelasan
Dalam eps. awal yang author tulis ini mengambil setting ditahun sembilan puluhan. Dimana waktu itu media sosial belum ada. Jikapun ada penggunanya belum seberapa. Kebanyakan dunia keartisan disibukkan dengan berita gossip dari majalah, tabloid, Koran dan televisi. (Bahkan di eropa pada tahun-tahun itu tabloid gossip sangat terkenal dengan sebutan tabloid kuning. Ini sekedar pengetahuan untuk readers.)
Oke Readers, bisa dipahami kan?
\=\=\=oo000oo\=\=\=
“Apanya?” Adli balik bertanya.
“Kenapa aku harus sembunyi bang? Aku kan bisa saja terus berkarir. Meskipun aku tengah mengandung. Kalau wartawan bertanya akan aku jawab saja sejujurnya.”
“Duh, kamu ini, kalau kamu lakukan itu, aku yakin bukan hanya karirmu saja yang hancur, tapi seluruh kehidupan kamu akan ikut jatuh hancur juga. Orang yang menjadi lawan kamu itu, adalah bos besar punya banyak uang dan koneksi. Untuk saat ini, kamu itu seperti semut merah baginya, kamu bisa menggigit dia tapi dia tak akan merasa sakit, tapi kalau dia ingin menghacurkan kamu, cukup dengan satu telunjuk saja, kamu sudah hancur. Kamu paham hal itu?”
Nabila yang masih kecil tak mengerti maksud Adli. Dia tidak paham dengan kerasnya dunia.
“Aku bingung, aku tidak mengerti bang.”
“Oke, akan kujelaskan secara sederhana.” Adli mengambil nafas sebentar. Lalu dia menunjuk pada seekor semut yang lewat diatas kusen jendela. “Semut ini kalau menggigit kamu, apa kamu akan mati? Tidak kan? Tapi kalau kamu tekan semut ini dengan telunjuk kamu, apakah semut ini akan mati?”
“Iya bang.” Wajah Nabila menjawab masih dengan rasa bingung yang tergambar jelas.
“Tuan Rudi itu bos besar, uangnya banyak. Jika kamu cerita pada media, dia tinggal telepon bos Koran atau tabloid untuk tidak menayangkan dalam terbitannya, dia akan gelontorkan uang untuk hal itu. Jika kamu nekat lapor polisi, kamu melaporkan atas dasar apa? Pemerkosaan, pelecehan? Maaf ya Bil, kalian melakukan hubungan pada saat itu tanpa pemaksaan. Jadi Kasus akan ditutup. Pasti, dan pasti tuan Rudi akan menuntut balik kamu dengan alasan menyebarkan fitnah. Sekarang kamu paham?”
Nabila mengangguk, mulutnya terbuka membentuk huruf O besar.
Sekarang aku tanya dulu dan kamu jawab dengan jujur?” Tegas Adli.
Nabila tidak menjawab. Dia diam bingung.
“Kamu ingin bayi dalam kandunganmu lahir dengan sehat?”
“Iya bang. Aku ingin dia lahir dengan sehat dan selamat, dan aku ingin merawat dia, supaya tidak menjadi seperti aku yang harus tinggal di panti asuhan.”
“Kamu tahu, ibu hamil tidak boleh terlalu capek, tidak boleh stres, karena itu akan berpengaruh pada janinmu?”
“Memang ga boleh capek dan stress?” Nabila malah balik bertanya dengan ekspresi keheranan.
Adli sebenarnya semakin gemas, ingin rasanya dirinya mencium bibir ranum didepannya. Wajah Nabila begitu menggemaskan. Tapi Adli hanya bisa menepuk jidatnya menanggapi pertanyaan Nabila.
Kemudian Adli menjelaskan dengan panjang lebar, perihal kehamilan. Apa yang harus dilakukan atau tidak boleh dilakukan. Apa kemungkinan yang terjadi selama masa kehamilan. Hingga sebaiknya bayi mendapatkan air susu ibu, bukannya susu formula.
“Kamu sudah paham?” Tanya Adli tajam.
Nabila mengangguk.
“Sekarang kamu juga paham pertimbanganku mengambil cek dua milyar itu?” Tanya Adli lagi. Dia tidak ingin anak asuhnya ini salah paham lagi.
Nabila menggelengkan kepala. Wajahnya langsung berubah tidak menyenangkan. Tapi bagi Adli wajah Nabila tetap terlihat sangat indah dinikmati.
“Untuk membayar penalty pemutusan kontrak dari pihak kita totalnya sekitar satu milyar. Lalu sisanya akan kugunakan ntuk kebutuhan kamu selama bersembunyi di Singapura. Memang sih sisa dari uang itu tidak akan cukup. Beruntungnya honor kamu dari film sebelumnya sudah masuk rekening. Jadi aku pikir selepas dari bersembunyi kamu masih bisa sedikit tenang kembali ke tanah air.”
Nabila mendengarkan dengan seksama. Sekarang dia baru mengerti maksud dari sang manajer.
“Tapi bang, mereka sekarang bisa menganggap aku murahan.” Nabila masih memprotes, meski hatinya berkata apa yang dilakukan Adli benar.
Adli menarik nafas dalam dalam lalu menghembuskannya.
“Benar, tetapi jika kamu tetap seperti rencanamu, kamu akan menghadapi persidangan pencemaran nama baik, persidangan ini dan itu, karena mereka bisa melakukan semua itu. Mereka punya uang dan dekat dengan kekuasaan. Jika kamu memilih untuk jujur pada dunia, aku yakin kamu dan jabang bayimu akan sangat menderita. Aku tidak mau hal itu terjadi.” Tegas Adli. “Seharusnya kamu mengambil langkah mundur dulu, dan akan maju lagi, entah untuk sekedar bertahan hidup atau untuk menyerang balik. Itu kita lihat saja nanti.”
Adli mengambil nafas dalam-dalam. “Terimalah keadaan ini Bil, dan sekarang aku ingin kamu menuruti nasihatku. Anggaplah apa yang terjadi padamu sekarang karena kamu mengabaikan nasihatku dulu.”
Nabila menunduk, hatinya membenarkan penjelasan Adli. Dia sangat menyesal, jika saja dulu dia tidak dibutakan oleh rayuan gombal Ferdi. Dia pasti tidak seperti saat ini. Air matanya langsung deras mengalir.
“Sudahlah, lupakan saja. Anggap saja itu adalah pelajaran untuk masa depanmu.” Adli merengkuh tubuh rapuh itu. Hatinya juga ikut sakit merasakan penyesalan Nabila.
Lebih dari setengah jam Nabila menangis dalam pelukan Adli. Lelaki itu membiarkan saja dan menunggu Nabila menangis sepuasnya.
“Baiklah, kamu istirahat tenang disini. Aku akan mengurus segalanya. Doakan lancar, karena aku ingin kamu secepatnya sudah berada dan hidup di Singapura untuk sembunyi.”
Bersambung…
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
Asti Priliani
Jan jauh jauh nab ,,tiati ada virus covid
2021-04-08
4
Aretha
author kali ini ngintip ya..ga di usir kayak ama tio n bibi😂
2021-03-29
6