MENYIMPAN RAHASIA (MAMPUKAH?)
Lima belas tahun lalu. Disebuah lokasi syuting.
Terlihat Nabila, artis pendatang baru yang sedang naik daun, cantik, tinggi dan berat badan ideal, berkulit putih dengan rambut tebal bergelombang tergerai dibawah bahunya, berusia empat belas tahun,masih sangat muda, sedang melakukan sebuah adegan dengan lawan mainnya.
“And… Cut!” Teriakan dari sutradara menghentikan proses syuting.
“Good Job Nabila. Oke syuting untuk hari ini berakhir. Kita ketemu lagi minggu depan.” Sutradara berkata puas. Dan semua yang hadir dilokasi syuting bertepuk tangan karena proses syuting berakhir dengan lancar.
Nabila dengan senyum mengembang berjalan menuju ruang ganti. Selama menuju keruangan itu, sesekali para kru dan sesama rekan artis memberikan ucapan dan bersalaman.
“Alhamdulillah, berakhir sudah.” Seru Nabila sesaat didalam ruang ganti.
Disana ada Adli sang manajer dan Sinta asisten. Mereka juga tersenyum bahagia.
“Syukurlah, apalagi ini proses syuting episode terakhir. Dan Bil, kamu bisa kembali masuk sekolah dan belajar dengan tenang karena ini sudah mendekati ujian kenaikan kelas.” Kata Adli sang Manajer dengan tegas.
Nabila hanya tersenyum dan mengangguk saja. Dalam hatinya dia senang sekali hari ini. Karena perasaannya sedang bahagia maka mood nya pun bagus, syuting berjalan lancar, tak banyak pengulangan pengambilan gambar.
“Oh ya kak, kita ga langsung pulang kan?” Tanya Nabila pada manajernya.
“Emangnya elo mau kemana? Apa ga capek syuting seharian?” balas Adli.
“Mau kencan. Tadi pagi udah janjian sama Ferdi.”
“Bila. Elo kan dah gue bilangin, jauhi Ferdi. Dia ga ada bagusnya untukmu apalagi karirmu.” Sergah Adli.
Adli tahu karena Ferdi lebih dulu tampil sebagai bintang sinetron. Dan Adli juga tahu selama ini Ferdi bukanlah orang yang berbakat. Dia bisa tampil di sejumlah sinetron karena orang tuanya yang kaya raya. kemampuan acting buruk sekali.
“Ferdi tuh deketin elo karena mau numpang lewat aja. Ngerti ga sih elo?” Adli dengan gusar berkata lagi pada Nabila, karena anak asuhnya ini terpesona pada Ferdi dan tak mendengarkan nasihatnya.
Ferdi juga termasuk bintang baru. Sosoknya tampan dan gagah. Putra pengusaha ternama dan kaya raya, meski kemampuan acting kurang bagus dia sering mendapat peran. Karena memang seluruh sinetron yang dia bintangi pendanaannya didukung oleh perusahaan papanya Ferdi. Usianya terpaut tiga tahun dengan Nabila.
Nabila yang masih terlalu muda, masih empat belas tahun, terlena kata-kata manis dan hadiah mewah dari seorang Ferdi. Disaat dia berhasil mengecoh sang manajer dan asistennya, Nabila berkencan dengan Ferdi.
“Wow, ini vila keluarga kamu Fer? Luas dan mewah banget?” Seru Nabila terpesona didepan sebuah bangunan rumah yang besar berlantai dua dikelilingi kebun teh.
Keduanya baru saja turun dari mobil. Ferdi berjalan lebih dulu sambil membawa dua tas besar berisi pakaian, menaiki tangga batu menuju pintu vila. Sementara Nabila mengekor sambil matanya terus menatap pemandangan.
“Yap. Kita akan berlibur tiga hari disini sayang, proses syuting sinetron kita kan sudah selesai. Kita refreshing disini dulu. Hanya kita berdua, biar makin cinta.” Jawab Ferdi dengan santai. Seringaian senyum licik mengembang dibibirnya.
Mata lebar Nabila bersinar mendengar berlibur berdua biar makin cinta, membuat hatinya bersorak kegirangan.. Nabila yang mengenakan dres panjang selutut dan berlengan pendek tersenyum lebar dan langsung mememeluk Ferdi dari belakang.
“I love you.” Bisik Nabila dengan memeluk erat Ferdi.
“Ugh.” Ferdi terkejut karena mendapat tubrukan dari belakang secara tiba-tiba. Seringaian licik itu makin terlihat jelas. Akhirnya aku bisa juga membawamu tanpa pengawalan manajer sialanmu itu, batin Ferdi licik.
“I love you too, honey.” Jawab Ferdi.
Sore hari, suasana begitu sepi. Udara dingin mengundang kabut untuk turun menyelimuti. Nabila menggigil meski telah mengenakan sweater turtleneck. Berkali-kali digosoknya kedua lengannya sendiri mencoba mengusir dingin, lalu dilipatnya lagi tangannya. Matanya masih mengagumi pemandangan disekitar villa yang sedikit demi sedikit tertutup kabut putih.
Sepasang tangan kekar tiba-tiba melingkar diperutnya. Terasa dipunggung Nabila menempel sebidang dada kokoh yang memberi kehangatan mengusir hawa dingin yang mengungkung tubuhnya. Nabila menggeser kepalanya kekiri ketika satu kepala menempel diatas pundak kanannya. Sementara tangannya masih terlipat melindungi area dadanya.
“Hehh, elo ga dingin?” Tanya Ferdi sambil menempelkan pipinya ke pipi Nabila.
“Dinginlah.” Jawab Nabila dan matanya kembali tetap pemandangan diluar villa.
Terlahir sebagai anak yang mungkin tidak diharapkan orang tuanya, Nabila tumbuh besar di panti asuhan. Jadi pemandangan sehari-harinya adalah rumah panti yang kecil, dipinggiran kota yang sedikit kumuh. Jadi melihat pemandangan luas nan hijau seperti ini adalah hal baru yang terlihat sangat indah dimatanya.
Beberapa saat keduanya terdiam dalam pelukan. Beberapa kali pula telapak tangan Ferdi digosok-gosokkan untuk mengusir rasa dingin yang membungkus telapak tangan yang terbuka itu.
“Honey, kita pindah kedalam yuk.” Ajak Ferdi.
“Sebentar lagi sayang. gue masih ingin disini dulu.”
“Tapi disini dingin.”
“Sebentar lagi ya.” PInta Nabila dengan manja.
“Emm, baiklah. Tapi, gue masukkan tangan gue ke dalam sweater elo ya, rasanya sudah membeku nih jari-jari gue.” Tanpa menunggu persetujuan dari Nabila, kedua tangan Ferdi sudah menelusup kedalam sweater, bahkan masuk dibalik kaos yang dikenakan Nabila. Kedua kulit manusia beda jenis itu bersentuhan langsung.
“Jangan sayang. Ini ga boleh.” Bibir Nabila menolak, tapi tubuhnya diam saja karena merasa kasihan dengan Ferdi yang kedinginan. Saat merasakan telapak tangan dingin itu mulai menyentuh kulit perutnya, hatinya tercekat. Sebuah sensasi baru yang belum pernah ia rasakan.
“Sebentar saja sayang.” Rengek Ferdi lalu mencium pipi Nabila.
Karena sipemilik perut diam, Ferdi merasa mendapat ijin, telapak tangan itu bergerak mengelus-ngelus kulit halus perut Nabila.
Nabila diam. Kembali dia mematung dalam pelukan Ferdi. Matanya tetap melihat kearah luar, namun sesekali terpejam saat merasakan desiran-desiran nikmat melanda tubuhnya. Kepalanya menunduk mencoba memahami sensasi apa yang sedang dia rasakan ini.
Beberapa saat kemudian, tangan Ferdi merasa mendapatkan jalan untuk meraba sedikit keatas perut, saat bibir Nabila mendesah dan kedua lengan Nabila melonggar tanpa seizin otak Nabila, hingga area dada itu kini tak lagi terlindungi. Telapak tangan itu kini bergerak cepat menembus kedalam kain berenda. Terasa benda kenyal lebih besar dari telapak tangan Ferdi, halus nan mulus dirasakan kulit telapak tangannya.
Wajah Nabila memerah, bibir bawahnya digigit sedikit. Kenikmatan kecil itu membuat bulu-bulu ditengkuknya berdiri. Sentuhan Ferdi telah sampai di ujung dada Nabila.
Ferdi tersenyum penuh kemenangan, kedua telapak tangannya berhasil menangkup di daging kenyal terbungkus tiga jenis pakaian itu. Sedikit remasan membuat Nabila melenguh kecil. Jari tangan Ferdi semakin nakal dan liar. Dia mainkan ujung dada yang kecil itu, dia tekan, dia putar, dia belai, hingga Ferdi bisa merasakan ujung dada itu muncul dan mengeras. Kini Ferdi tak lagi memeluk dari belakang. Dia menggeser tubuhnya kekiri Nabila, tapi kedua tangannya masih berada dibalik sweater gadis itu. Tangan kiri Ferdi masih aktif bermain diarea dada dan malah semakin liar. Sementara satu tangan lainnya berusaha melepas pengait bra. Tangan Ferdi ingin lebih leluasa bergerak didada Nabila.
Kepala Nabila menunduk semakin dalam, detak jantung dan nafas Nabila mulai tidak beraturan. Dia biarkan saja tangan Ferdi yang melepaskan pengait branya, meskipun ada bisikan untuk menolaknya tetapi sensasi nikmat yang diberikan Ferdi telah mengurung akal sehatnya. Dia memutuskan untuk terus menikmatinya meskipun dia tak tahu akan berakhir seperti apa.
Nabila yang dipenuhi sensasi karena permainan tangan Ferdi, kini semakin merasakan sensasi yang lebih saat bibir Ferdi juga aktif menciumi pipinya, menjilati daun telinga, menjilati belakang telinganya lalu bergerak kebawah mengecup dan menjilat leher putihnya. Lenguhan-lenguhan pelan bergantian dengan rintihan-rintihan kecil terus keluar dari bibir tebal Nabila yang menggoda.
Ferdi merasa harus meningkatkan intensitas serangannya. Setelah puas dengan bermain dengan jemarinya yang bebas karena bra sudah terlepas pengaitnya. Kini dia memutar tubuh Nabila hingga menghadap kearahnya.
Ferdi memandang mata indah Nabila. Gadis itu merasa malu ditatap begitu dalam, dia menundukkan wajahnya. Ferdi menekuk lututnya lebih kebawah lagi, kepalanya sekarang tepat didepan dada Nabila, kemudian dia mendongak dan langsung mencium bibir tebal kemerahan menggoda itu.
Nabila diam mendapat serangan di bibirnya. Ferdi pun ******* habis bibir itu, dan ketika mulut Nabila terbuka, Ferdi melancarkan tarian lidah dirongga mulut Nabila.
Keduanya melepaskan pagutan, dan mengambil nafas dalam-dalam. Tangan Ferdi terus bergerilya dibalik sweater Nabila. Senyuman manis menghias wajah Nabila yang makin memerah karena gempuran gempuran tangan Ferdi yang semakin liar didaerah dadanya.
“Kita kedalam sayang, disini sangat dingin.” Kata Ferdi sambil menyeret tubuh Nabila pelan. Membawanya kedalam kamar.
Beberapa saat kemudian hanya terdengar lenguhan dan desahan kenikmatan dari dalam kamar yang tak tertutup pintunya. Dan di malam yang semakin larut dan dingin, adegan tanpa busana itu dilakukan beberapa kali oleh insan dimabuk asmara itu.
\=\=\=o0o\=\=\=
Tiga bulan setelah divilla.
Disebuah café.
Terlihat sepasang muda mudi duduk berhadapan, dengan masing-masing memegang gelas minumannya. Di meja lain ada seorang lelaki yang mengawasi mereka. Mereka adalah Nabila dan Ferdi yang terlibat perbincangan cukup panas, sementara yang sedang mengawasi adalah Adli, manajer Nabila.
“Apa?!?! Elo hamil?” Ferdi melotot setelah mendengar pengakuan Nabila.
“Iya Fer, gue udah telat dua bulan.” Jelas Nabila lirih. Dia mengaduk-aduk secara asal gelas berisi jus alpukat kesenangannya.
“Elo udah yakin honey?” Ferdi bertanya, kemudian menyesap jus lemon didepannya. Kemudian tangannya mengambil sebatang potato fries dan langsung menggigitnya.
Bersambung…
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Readers yg baek hati dan tidak sombong juga ringan tangan bantu karya ini ya
Author nunggu reaksi para readers
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
pratiwy leny
masih nyimak
2022-03-07
1
Kodir Nst
lanjut
2022-03-05
1
Yuna
aq mampir Thor ,langsung d suguhin yg panas" 😅
2022-01-23
1