Syiera berlari menghampiri Dania lalu memeluknya. Ia juga berkata tengah rindu padanya.
"Momih," ucapnya sembari memeluk tubuh Dania. Dania arahkan pandangannya pada Darren.
Darren mengangguk dan membiarkan apa yang dilakukan Syiera kepada Dania.
Dania menerka-nerka dalam hatinya. "Kenapa anak ini memanggilku momih?" Namun tak ingin mengecewakan anak itu, ia pun membalas pelukannya dan mensejajarkan tubuhnya dengannya.
Syiera melepaskan pelukannya lalu menatap wajah Dania. Tatapan mereka saling beradu, Dania melihat bulir bening di pelupuk mata anak itu. Syiera menangis, betapa ia merindukan sosok sepertinya.
"Kenapa menangis?" tanya Dania.
"Aku merindukanmu momih," jawab Syiera sambil memeluknya kembali.
Dania berpikir apa dirinya kecelakaan terus hilang ingatan. Tapi kenapa ia tak mengingatnya sama sekali. Tapi ia tak mau memikirkan hal itu. Dania mengajak Syiera kembali menemui ayahnya.
"Apa kau bisa menjelaskannya padaku!" kata Dania seteleh menghampiri Darren.
"Akan aku jelaskan nanti!"
"Oma dimana?" tanya Darren pada anaknya.
"Oma di dalam," jawab Syiera sambil bergelayut manja di tangannya.
"Kenapa baru ke sini? Dari kemarin Syiera sedikit rewel membuat mamih sedikit pusing," ucap Karren tiba-tiba muncul dari dalam. Ia adalah ibunya Darren. Ia juga membawa secangkir teh untuk diminumnya.
Seketika cangkir itu terjatuh tepat mengenai kakinya yang putih, ia mengaduh karena kesakitan tertimpa cangkir dan air panas yang menyirami kulitnya.
Dania langsung menhampiri wanita itu ia mengkhwatirkan keadaannya. Membuat Karren seketika terdiam, seakan rasa sakit itu hilang begitu saja.
"Kania," ucapnya kepada Dania.
Dania mengernyitkan keningnya merasa bingung dengan sebutan yang diucapkan wanita itu. Tadi Syiera memanggilnya momih dan sekarang wanita ini menyebutnya Kania.
Ini benar-benar ada yang tidak beres. Dania arahkan pandangannya ke Darren seakan-akan meminta penjelasan kepadanya. Ini sungguh membuatnya sedikit pusing.
"Nyonya tidak apa-apa?" tanya Dania. Pertanyaan Dania mampu membuyarkan pandangan Karren kepadanya.
"Ti_tidak. Aku tidak apa-apa." Karren melepaskan cekalan Dania yang sempat menolongnya tadi. Karren menatap anaknya dengan penuh pertanyaan.
Darren hanya mengangguk seolah tau pikirian apa yang ada di benak ibunya itu.
Dania membantu wanita itu untuk duduk di sofa. Dengan langkah tertatih wanita itu sampai pada sofa yang di tujunya.
"Terima kasih," ucap Karren kepada Dania.
"Oma tidak apa-apa 'kan?" tanya Syiera, ia khawatir dengan keadaan neneknya.
"Oma, Momih datang menjemput kita," ucapnya lagi kepada neneknya. Karren manyangka bahwa ia adalah Kania. Wajah yang begitu mirip dengan menantunya itu. Namun ia tepis rasa itu. Karena sudah jelas Kania sudah meninggal dua tahun yang lalu.
Dania tersenyum melihat Syiera, ia sepertinya memang merindukan sosok ibunya. Sudah jelas bahwa Dania bukan ibunya, entah kenapa Dania ingin memeluk tubuh kecil itu karena gemas. Anak kecil bermata cokelat dan rambut panjang sedikit ikal di ujungnya dan pipi gembul itu terasa lucu.
"Apa ada kotak obat di sini?" tanya Dania pada Darren.
"Di sana." Tunjuk Darren tepat di dekat televisi. Dania langsung mengambilnya dan mengobati luka di kaki wanita itu.
"Terima kasih, ya?" ucap Karren.
"Aku Dania Nyonya, bukan Kania yang Nyonya bilang tadi." Dania seakan tahu pikiran Karren, ia langsung saja memberitahukan namanya.
"Syiera main yuk?" Ajak Dania. Dania memberikan waktu untuk menjelaskan kedatangannya bersama Darren kepada Karren.
Dengan senang hati Syiera menerima ajakannya. Anak itu memang mengira bahwa Dania memang ibunya. Syiera tidak tahu apa yang telah terjadi pada sang ibu. Usianya yang masih sangat kecil itu, percuma saja jika Darren memberitahukan bahwa ibunya telah tiada.
"Mom, dia memang bukan Kania, wanita itu Dania. Aku tak sengaja bertemunya di Cafe, Mom," ucapnya bohong. Tidak mungkin ia mengatakn bahwa dirinya bertemu di Club. Pasti ibunya akan mengira bahwa wanita itu bukan wanita baik-baik. Yang memang Dania bukan wanita baik-baik. Statusnya sebagai penghibur, Darren menyembunyikan status Dania.
Darren tidak mau membuat anaknya bersedih lagi, apapun akan ia lakukan demi kebahagiaan anaknya. Termasuk berbohong kepada ibunya.
"Dia sangat mirip dengan Kania. Momy yakin Syiera pasti bahagia jika ada Dania di dekatnya," kata Karren kepada anaknya.
"Apa kamu akan menjadikan dia istrimu?" tanya Karren. Darren terdiam dengan pertanyaan ibunya. Ia tak tahu apa yang harus dilakukannya kepada wanita itu. Bahkan ia tau statis Dania. Tidak mungkin ia berpaling dari mendiang istrinya kepada Dania, Darren terlalu mencintai Kania. Memang Dania mirip dengan istrinya tapi bukan berarti Dania bisa menggantikan sosok Kania yang sudah tertanam begitu dalam di hati Darren.
Karren memang selalu menyuruh Darren mencari pengganti Kania, karena Syiera butuh sosok ibu. Karren juga sudah terlalu tua untuk menjadi sosok ibu bagi cucunya. Ia tak bisa menjaga dua puluh empat jam menjaga Syiera.
"Tidak perlu menikah untuk menjadikan Dania menjadi sosok ibu bagi Syiera," jawab Darren. Karren tak percaya dengan jawaban Darren mengenai tak perlu menikahi Dania.
"Dia bisa menjadi pengasuh Syiera bukan?" ucapnya lagi.
"Tapi Momy setuju-setuju saja jika kamu mau menikahinya," kata Karren tanpa ragu. "Sepertinya dia wanita baik-baik." Karren tersenyum ke arah anaknya.
"Andai Momy tau siapa Dania, aku yakin momih pasti mengusirnya saat ini juga," gumam Darren dalam hati.
"Kamu fikirkan perkataan momih." Sebelum ia beranjak pergi. Dengan langkah tertatih ia melewati Darren yang sedang melamun. Dania melihat Karren berjalan lalu membantunya. Karren tersenyum mendapati Dania yang membantunya.
"Terima kasih," ujar Karren setelah sampai di kamarnya. Dania hanya memberikan seulas senyumannya.
***
Darren terus saja memikirkan perkataan ibunya yang menyuruhnya segera menikah. Akan kah ia menikahi Dania dan menajadikannya sebagai Kania. Karena memang Kania wanita satu-satunya yang ia cintai sampai saat ini juga.
Darren tak menyadari keberadaan Dania di sampingnya yang sedang terduduk melamun.
"Apa aku harus menikahinya," ucap Darren begitu saja.
Dania membulatkan matanya, siapa yang akan dinikahi olehnya. Dengan cepat ia menimpali perkataan Darren.
"Kamu akan menikah?" tanya Dania mengagetkan Darren.
Darren menyentuh dadanya karena merasa terkejut. Sajak kapan wanita itu berada di sampingnya. Darren terlalu memikirkan kinginan ibunya.
"Siapa yang mau menikah?" kata Darren balik bertanya.
Dania langsung bergidik ngeri jelas-jelas dia tadi mengatakan akan menikah bukan?
Tapi ya sudahlah Dania tak mau mempermasalahkan itu dengannya. Yang jelas hari ini Dania senang bukan kepalang. Sebagai wanita penghibur seharusnya dia sekarang berada di dalam kamar melayani nafsu para lelaki hidung belang. Tapi hari ini dia mendapatkan uang banyak tanpa mengeluarkan keringat bukan?
Ini hari libur baginya. Membuat Dania betah menjadi pelanggan laki-laki itu. Dania melihat sisi Darren yang tak seperti lelaki pada umumnya. Membooking wanita lalu melampiaskan hawa nafsunya. Semoga saja lelaki itu terus meminta bantuannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
❤️MOMMY JEJE💋💋💋
masih nyimak ✌️
tapi kek ny bagus juga deh
2022-11-11
0
Marsha Miharja
sya suka alur cerita ny thoor😍😍
2022-07-17
0
Evan Surbakti
ok
2021-06-28
0