Namun secara halus Nash menolaknya.
"Maaf pak Hanta...terima kasih, bukan menolak rezeki, tapi biarkan saya merasakan perjuangan untuk menggapai impian saya dengan berjalan kaki. Jaraknya juga sudah nggak terlalu jauh.."
"Ok..pak Nash, kalo begitu saya mau ke bengkel mobil dulu...semoga diberikan kemudahan, kelancaran dan sukses dalam menjalankan serangkaian testnya...sampai ketemu lagi ya..."
Hanta mengendarai mobilnya melaju kearah berlawanan dari lokasi perusahaan yang menjadi tujuan Nash, kemudian keluar area industri menuju bengkel mobil.
Pertemuan selanjutnya antara Nash dan Hanta secara tidak sengaja, saat keduanya berada didalam satu kantin yang ada di area kawasan industri.
Nash baru saja duduk dimeja kantin yang ada di sudut untuk memesan makan siangnya setelah Nash menyelesaikan serangkaian proses tes lanjutan, ketika punggungnya seperti ada yang menepuk.
"Hei..pak Nash apa Khabar..? ketemu lagi kita ya..."
Nash mendongak dan menoleh kebelakang, ternyata Hanta telah berdiri disampingnya dan tersenyum lebar.
"Weeh...Pak Hanta, apa khabar juga .? mari sini bergabung..belum makan siang juga ya..?"
Nash menyambut Hanta dengan hangat sembari berdiri dan menggeser kursi kosong yang ada dihadapannya untuk mempersilahkan Hanta duduk satu meja bersamanya.
"Ya..pak Nash..memang waktunya makan siang, ini tempat favorit makan siang saya dihari kerja. selain menu pilihan yang variatif, juga cita rasanya enak semua menurut lidah saya, ya..hehehe dan satu lagi karena lokasinya yang dekat dari kantor saya jadi cukup jalan kaki saja kesini..Ngga perlu bayar parkir..hehehe..."
Tanpa ditanya, Hanta menjelaskan aktivitas makan siangnya dihari kerja sembari mencoba mencairkan suasana dengan gaya bicaranya yang santai.
Ternyata pertemuan Nash dan Hanta terus berlanjut sampai Nash selesai mengikuti serangkaian test penerimaan karyawan.
Nash yang selama dua minggu home stay disatu penginapan di Batam, mendapatkan fasilitas gratis antar jemput transportasi dengan mobil Hanta sampai proses test selesai dan Nash pulang ke Bogor.
Awalnya Nash merasa kurang nyaman dengan kebaikan yang diberikan Hanta padanya. Ya, benar-benar baik.
Nash sedikit curiga dan waspada dan mulai berhati-hati dengan tujuan dan maksud dibalik kebaikan Hanta.
"Oke, Nash...aku tahu, mungkin kamu heran dan bertanya-tanya dengan kebaikanku...pertama, tenangkan dirimu dulu..aku pria normal seperti layaknya kamu, bahkan mungkin lebih play boy dari kamu hehehe.. dan aku sama sekali tak terpikir untuk mendapatkan keuntungan tertentu dari kebaikanku".
"Jika memang kebaikanku ini menurutmu berlebihan, mungkin karena dirimu mengingatkanku akan sahabat lamaku yang lama menghilang dan serasa baru dipertemukan kembali setelah lama tidak ada khabar..."
Hanta seperti dapat membaca pikiran Nash dan berusaha mencegah pikiran Nash untuk tidak berkembang lebih jauh dengan menerka apa yang ada dalam benak Nash.
Saat mereka berada dalam mobil yang dikemudikan Hanta memasuki area perumahan diwilayah Batam Center, mencari kontrakan rumah untuk Nash setelah Nash diterima bekerja dan kembali lagi ke Batam.
Hanta dan Nash telah bertegur sapa dengan memanggil nama masing-masing karena usia mereka yang sebaya.
Hubungan mereka mengarah dari hubungan yang formal menjadi hubungan yang cair menjadi hubungan persahabatan.
"Ok Han....bukan seperti itu maksudku, tapi waspada khan perlu, walau memang sebenarnya menjadi sangat aneh ketika orang-orang baik, secara alam bawah sadar, kita menganggapnya suatu keniscayaan, bahkan tanpa kita sadari, kita telah menolak kebaikan orang yang tanpa pamrih untuk membantu kita...percayalah bukan sikap seperti itu yang juga kuinginkan..."
Hanta hanya tertawa lebar dan kekhawatiran Nash sama sekali tidak membuatnya tersinggung.
"Oke Nash...kita lihat rumah kontrakan untukmu, tapi suatu saat, jangan kamu tawarkan aku bermalam di rumahmu. Karena aku akan menjaga diriku dengan membawa wanita menemaniku bermalam dirumahmu..hahaha.."
Hanta tertawa lepas dan tidak dapat membayangkan sesuatu hal yang tidak akan mungkin terjadi antara dirinya dengan Nash.
"Good..tapi bisa saja kebaikanmu juga untuk kepentinganmu yang lainnya khan?..hahaha.."
Nash tidak kalah bergurau untuk memastikan bahwa memang tidak ada kepentingan apapun dari kebaikan Hanta kepada dirinya yang baru dikenalnya kurang dari dua minggu.
Hanta memarkirkan mobilnya dihalaman rumah yang tidak terlalu besar. Nash dan Hanta baru saja sampai dirumah yang akan disewa Nash selama satu tahun.
"Aku rasa cocok untuk istri dan anak-anakku nantinya...walaupun memang agak sepi dan banyak rumah-rumah disekitar yang masih kosong.."
Nash membatin dan hatinya langsung cocok dan berkenan untuk tinggal dirumah yang akan disewanya tersebut.
"Satu atau dua tahun lagi, kawasan perumahan disini pastinya akan ramai...Batam terus berkembang..."
Hanta mencoba meyakinkan dan seperti dapat membaca kegamangan hati Nash.
"Ok Nash...karena besok hari libur dan aku kedatangan calon istriku, tolong besok temani aku ke bandara lagi ya..jam sepuluh pagi kamu aku jemput, karena bidadariku tiba pukul sebelas siang..."
"Siap Han... i am ready for you.."
Dalam hitungan detik, mobil Hanta sudah keluar komplek perumahan dan tidak terlihat lagi oleh Nash.
Baru saja Nash selesai mengemasi seluruh barang bawaannya, tiba-tiba handphone yang tergeletak diatas tempat tidurnya berdering...Nash segera menyambar handphone dan dilihatnya nama Hanta tertera pada layar monitor handphone Nash.
"Selamat sore... apakah ini pak Nash...?"
"Oh iya pak...maaf ini dengan siapa ya..?"
Nash heran dan bertanya-tanya dalam hati, kenapa bukan suara Hanta yang didengarnya, melainkan suara laki-laki dengan nada suara tegas dan berwibawa.
"Maaf pak Nash...kami dari kepolisian mengabarkan bahwa dua puluh menit yang lalu pak Hanta mengalami kecelakaan dan nyawa beliau tidak dapat tertolong lagi...beliau baru saja menghembuskan nafas terakhirnya diruang UGD rumah sakit...kami mengontak nomor telepon terakhir yang dikontak pak Hanta dan itu adalah nomor telepon anda..kami kesulitan untuk dapat segera mengidentifikasi keluarga terdekat yang dapat dihubungi...apakah pak Nash merupakan anggota keluarga dari pak Hanta atau ada keluarga lain yang anda kenal...? terima kasih.."
Nash seketika limbung dan terasa kakinya tidak menjejak ke bumi. Baru saja Nash sampai di rumah kontrakannya, masih terbayang jelas percakapan Hanta dengannya terakhir kali yang akan menjemput calon istrinya yang akan datang dari Jambi keesokan harinya.
Baru saja Nash merasa nyaman memiliki sahabat baru yang tulus dan baik hati, seperti mempunyai saudara kandung laki-laki.
Tiba-tiba semuanya seperti lenyap dan menjadi sunyi. Nash merasa kehilangan seseorang yang sepertinya telah dikenal bertahun-tahun lamanya.
Nash hampir saja kehilangan semangatnya, Nash merasa belum membalas setitik pun kebaikan yang telah diberikan Hanta padanya, walaupun Nash yakin bahwa setiap bantuan yang diberikan Hanta padanya adalah kebaikan yang tulus seorang sahabat, tanpa pamrih apapun.
Hal ini yang makin membuat Nash merasakan beban yang menghimpit hatinya.
Dan siapa yang menyangka bahwa itu adalah pertemuan terakhir Nash dengan Hanta, karena setelah Hanta mengantar Nash kerumahnya, Hanta mengalami kecelakaan tunggal.
Ban mobil depannya pecah, Hanta kehilangan kendali dan mobilnya menabrak pohon ditepi jalan cukup keras.
Nyawa Hanta tidak dapat tertolong lagi akibat pendarahan hebat pada tulang tengkorak dan kehabisan asupan oksigen setelah sampai dirumah sakit.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments