Keputusan pensiun dini sebenarnya dilakukan atas dasar cinta ayah Nash kepada ibu Nash.
Walaupun ibu Nash sebenarnya tidak berkeberatan, jikapun harus berpindah-pindah.. toh ibu Nash akan mengikuti kemanapun ayah Nash ditugaskan.
Bukan karena ibunya tidak percaya dan memiliki rasa cemburu yang berlebih terhadap ayahnya, tapi semua dilakukan atas dasar rasa pengabdian sebagai seorang istri terhadap suaminya.
Pengabdian untuk memberi rasa nyaman, susah dan senang harus dilalui bersama. Hal yang ditanamkan oleh nenek Nash pada ibu Nash yang terus terpelihara, bahkan ibu Nash ingin mengabdi jauh lebih baik dari apa yang telah neneknya lakukan kepada kakeknya.
"Cinta bahagia itu sebenarnya sederhana kuncinya keseimbangan dan keselarasan.
Untuk bisa seimbang dan selaras, kita harus memasrahkan diri pada pasangan yang memang sudah dipilih dan dipercaya untuk menjalani hidup bersama.Perbedaan dan kekurangan pasangan itu adalah suatu hal yang lumrah jika satu sama lainnya saling terbuka.
Jika sudah menyadari hal tersebut, secara alam bawah sadar, kita akan selalu berusaha membahagiakan pasangan kita dengan atau tanpa diminta, selebihnya berpasrah pada Yang Kuasa".
Itulah nasehat ibunda Nash suatu kali disaat Nash mengalami puber remaja, untuk pertama kalinya harus mengambil keputusan terhadap kelanjutan hubungan dengan pacarnya ketika masih dibangku SMA.
Nasehat yang cukup serius untuk remaja seusia Nash. Nasehat yang menurut Nash awalnya hanya cocok untuk mereka yang sedang membina hubungan serius kejenjang pernikahan.
"Aku khan belum ingin menikah.."
Nash membatin, namun Nash kemudian tersadar bahwa apapun bentuk hubungan yang diawali dengan ketidakseriusan bisa berakhir dengan hubungan yang gagal.
Ibunya hanya memberi pilihan, semua tergantung yang menjalaninya.
Nasehat dan rasa cinta serta sikap pengabdian untuk memasrahkan diri pada suami yang diperlihatkan ibunya, membuat Nash menangis haru dan merinding membayangkan betapa bahagia dirinya ketika mendapatkan istri yang mempunyai sifat seperti sifat yang dimiliki ibunya.
Pengabdian ibu Nash yang mendapatkan balasan sepadan dari sikap yang diperlihatkan oleh ayah Nash.
Tanpa diminta, ayahnya telah berpikir dan bertindak untuk selalu memberikan yang terbaik untuk ibu Nash.
Pensiun dini yang dilakukan ayah Nash sepenuhnya atas keinginan ayahnya sendiri untuk membahagiakan ibunya.
Setelah pensiun, ayah Nash memilih membuka usaha menjual kebutuhan sehari-hari dirumahnya.
Dan ibu Nash sebagai ibu rumah tangga biasa, membantu suami dengan menerima jahitan dari tetangga dan warga sekitar tempat tinggal.
Nash mempunyai seorang adik perempuan yang bernama Griselda Dumantry. Mereka terpaut perbedaan umur 4 tahun.
Ternyata Tuhan lebih sayang dengan adik Nash, Griselda dipanggil Tuhan pada saat berumur 5 tahun karena penyakit demam yang berkepanjangan.
Untuk pertama kalinya Nash diusia yang sangat muda yaitu sembilan tahun, telah mengalami kegetiran hidup.
Nash yang saat itu masih duduk dikelas empat sekolah dasar harus melihat hilangnya kegembiraan didalam rumah, suasana berubah menjadi kegetiran yang berkepanjangan.
Ayah dan ibu Nash sejak meninggal adiknya terus meratapi dengan penuh penyesalan dan menganggap bahwa kematian adik Nash adalah akibat kelalaian mereka yang dirasa terlambat dalam mengambil tindakan pengobatan.
Akibat tekanan psikologis perasaan bersalah terus menerus, ayah dan ibu Nash mengalami penurunan kondisi kesehatan.
Nash masih terlalu muda untuk memberikan semangat pada kedua orang tuanya.
Walaupun diusianya yang masih sangat muda sekali, Nash mampu menganalisa bahwa kematian adiknya sudah menjadi takdir dan kehendak dari Tuhan.
Nash melihat sendiri, bahwa telah berbagai upaya dilakukan oleh kedua orang tuanya untuk menyembuhkan sakit yang diderita adiknya.
Nash kecil pastinya juga merasa kehilangan. Nash masih sangat mengingat dengan jelas masa-masa kebersamaan dengan sang adik.
Ketika Nash muncul menjadi pelindung saat adiknya menangis karena diganggu oleh serombongan anak laki-laki nakal yang berusia lebih dewasa dari adiknya yang juga tinggal di wilayah sekitar tempat tinggal Nash.
Masih jelas dalam ingatannya, ketika Nash kecil mengajari adiknya mengayuh sepeda roda tiga dengan cara mengikatkan tali pada sepeda adiknya ke sepeda Nash yang berada didepan. Namun semua itu harus berakhir.
Kehendak Tuhan yang pada akhirnya siapapun harus ikhlas menerima suratan takdirNya, tidak terkecuali bagi Nash dan orang tuanya.
Tidak peduli, yang terpilih takdir itu orang baik atau orang jahat, orang suci atau yang berlumur dosa.
Nash menyelesaikan seluruh pendidikan dasar sampai SMA di kota kelahirannya tersebut. Sampai kemudian Nash dengan jiwa muda, memiliki hasrat yang besar untuk mandiri dan semangat membara untuk kuliah di Jakarta.
Impian masa kecilnya yang memandang Jakarta sebagai pusat peradaban dan potret Indonesia, harus dapat diwujudkan oleh Nash dengan merantau ke ibukota.
"Ayah..Ibu..izinkan Nash setelah lulus SMA nanti, Nash ingin melanjutkan kuliah di Jakarta. Sebagai laki-laki, Nash ingin mandiri dan meraih kesuksesan. Setelah sukses, Nash akan memboyong Ayah dan ibu untuk tinggal bersama Nash di Jakarta.."
Suatu ketika Nash menyampaikan keinginannya, kepada Ayah dan Ibunya.
"Ayah dan Ibu hanya dapat mendukung dan mendoa'kan tekad dan keinginanmu..hanya satu pesan ayah dan ibu, jaga dirimu baik-baik Nash dan lakukan hal apapun atas dasar kebaikan dan amanah dari orang tuamu..."
Ayah Nash sadar, bahwa suatu saat putranya akan mewujudkan angannya menjadi laki-laki yang mandiri dengan merantau jauh dari keluarga.
Bukan karena tidak cinta dan sayang terhadap orang tuanya, melainkan Nash sedang mencari jati diri, seperti dirinya pada saat seusia Nash. Sedangkan ibu Nash sepenuhnya mendukung keputusan yang terbaik untuk Nash.
Setelah lulus SMA, diusia yang sangat muda yaitu 17 tahun, Nash mengawali perantauannya dengan kuliah di satu Universitas di Jakarta dan memilih kuliah di Fakultas Teknik jurusan Teknik Elektro.
Nash menyelesaikan kuliah untuk mendapatkan gelar Sarjana Teknik dalam waktu empat tahun.
Disela kesibukannya dalam menyelesaikan skripsi, Nash menemukan tambatan hati dan langsung jatuh cinta pada Vina.
Pilihan yang tidak salah karena Vina bukan wanita kebanyakan yang sering ditemui dalam masa-masa kuliahnya.
Dia merupakan mahasiswi yang menjadi primadona di kampus Nash.
Dalam diri Vina mengalir darah Jawa, Bali, Makassar, Padang, Belanda dan Turki.
Karena ada darah Belanda dan Turki yang mengalir dalam darah Vina, Nash terkadang meledek istrinya, "local product with International taste".
Jika sudah begitu, ekspresi wajah Vina hanya cemberut dengan memutar bola matanya .
Vina lahir dan besar di Bogor sebagai putri semata wayang. Kedua orang tua Vina amat protektif.
Bahkan untuk dapat kuliah di Jakarta, Vina harus berulang kali meyakinkan kedua orang tuanya.
Ayah Vina adalah seorang Dosen yang sudah mendekati masa pensiun. Pada saat menikahi ibu Vina, ayahnya telah berusia 35 tahun.
Sedangkan ibu Vina memiliki profesi sebagai Notaris dan memiliki riwayat penyakit leukumia.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
Puan Harahap
hadir thor
⚘⚘Salam dukungan selalu Pria Idola, 🌹 Bos Arogan jatuh cinta pada mama muda.⚘⚘
2021-05-24
1