.

Ketika aku sedang sibuk melahap bakso buatan pak Toni, tiba-tiba seseorang duduk di depanku.

"Pak baksonya satu." Ujarnya, tanpa ku perduli kan.

"Bukannya tadi kamu makan bakso ya, di sekolah?."

Tuturnya, membuatku mendoakan kepala. Dan

"Uhuk-uhuk." Aku tersentak, ketika tahu siapa pria yang duduk bersama ku saat ini.

"Duh. Minum Al." Paniknya, menyodorkan segelas air padaku. Dengan sigap aku meraihnya.

"Ka Ell." Gugup ku. Ia hanya tersenyum menatapku.

"Ini, baksonya den." Tutur pak Toni pada ka Ell.

"Emmm. Terimakasih pak."

"Iya."

"Jadi, kenapa kamu makan bakso di hari ini sampai dua kali?."

Tanya ka Ell mengaduk-aduk bakso miliknya.

"Benar juga. Bakso kantin sekolah, sama bakso pak Toni beda ka, jadi Alena rasa perlu makan baksonya dua kali."

Tutur ku membuat nya terkekeh.

"Kok ketawa ka? Alena ngomongnya salah ya?." Gugup ku.

"Tidak kok. Kamu lucu saja, mangkanya kakak ketawa." Jelasnya, membuat ku ingin melayang-layang rasanya.

Ah Alena, stop thought that he would like you. Oke!

Bersikap sewajarnya saja, kalau kamu terlalu baper nanti ka Ell ilpil.

"Apa kamu sering makan bakso disini?."

Tanya ka Ell yang entah ke sekian kalinya.

"Iya ka. Nah kakak sendiri?." Jawab ku, bertanya balik.

"Baru-baru ini si, soalnya juga baru tahu kalau bakso di disini enak."

Jawabnya jujur, sambil melahap suapan demi suapan bakso pesannya.

Setelah menikmati bakso pak Toni, aku bergegas untuk segera kembali kerumah.

Bukan hanya karena waktu yang semakin dekat dengan malam. Namun jua karena aku sudah tidak sanggup menahan senang.

Aku pulang dengan kembali menaiki bis, sementara ka Ell pulang dengan mobil yang ia kendarai.

Sebenarnya ka Ell sempat minta maaf karena tidak bisa mengajak ku pulang bersama, di karenakan ada urusan yang tidak ia bilang.

Padahal, aku sungguh menantikan momen itu.

.

Clek.

Aku membuka pintu rumah dengan perlahan, takut seekor macan bangun dari tidurnya.

"Alena."

Mendengar suara itu, aku sedikit melompat karena kaget.

"Hehe. Mamah." Jawab ku gelagapan.

"Jam enam sore baru pulang, mampir kemana kamu?."

Tanya Mamah dengan ke dua lengan di lipat di depan dada.

"Kedai pak Toni mah."

"Eh. Enggak-enggak, maksud Alena, Alena mampir ke toko bunga."

"Bagus kamu."

Ujar mamah gemes, menjiwir telinga kiri ku.

"Au-au. Sakit dong mah."

"Salah sendiri bandel. Mamah kan sudah bilang, jangan terlalu sering makan bakso."

"Tidak sering kok mah."

"Iya, tiap hari kamu datang ke kedai Toni. kalau bukan makan bakso? Terus kamu ngapain hah?."

"Cuma numpang istirahat kok mah."

"Berani kamu berbohong?."

Geramnya semakin keras menjiwir telinga ku.

"Au. Iya-iya Alena minta maaf mah, udah dong sakit."

"Hah. Sana mandi, jangan lupa belajar."

"Iya." Jawab ku malas.

"Salim." Ujar ku mengulurkan tangan.

"Ist." Dengus mamah kesal. Lalu menarik napas dan duduk di sofa.

Melihat itu, aku menahan tawa dan buru-buru memasuki kamar.

.

20.15, bukannya belajar. Aku malah sibuk bikin puisi untuk raja kodok yang ku temui sedari pagi hingga sore petang tadi.

Ell Dabagas

Semesta, benarkan kamu mempertemukan kita?

Atau hanya pertemuan singkat tak di sengaja?

Ku harap, kamu tidak mengambilnya di lain waktu

Atau memisahkan kita, dan memberi jarak paling jauh

Sungguh, untuk kali ini aku merasakan debar jantung yang tak tentu

Situasi wajah yang berseri-seri memberiku banyak khayal pada temu dan satu

Senyum manisnya.....

Suara lembut nyaringnya....

Perlakuan lembutnya.....

Ahhhhh....Sungguh aku suka semua itu.....

Terpopuler

Comments

Tasya Salsabila

Tasya Salsabila

baik ka

2022-04-02

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!