Keesokan harinya, Ratna mengajak Caterine sarapan diwarung nasi langganan mereka yang berada didekat apartemen Caterine.
" Bagaimana kamu bisa melakukannya...", tanya Ratna penasaran.
" Melakukan apa?.... " , Caterine balik bertanya.
" Dialog itu....apa kamu sekarang lagi kasmaran ?.... ", tanya Ratna penuh selidik.
" Aku akhirnya mendapatkan serangan jantung, seperti yang kamu bilang itu... ", ucap Caterine cuek.
" Jantung berdebar... " , ucap Ratna mengkoreksi ucapanku.
" ya.... itu sudah kutemukan orangnya.... ", ucap Caterine sambil meneguk jus strawberry yang ada didepannya.
" Jadi kamu sudah menemukan pria idamanmu ?...." , tanya Ratna dengan mata melotot penuh antusias.
" siapa namanya dan dimana dia tinggal?... ", Ratna kembali bertanya dengan rasa penasaran yang tinggi.
" aku tidak tahu namanya, tapi aku tahu dimana dia tinggal... ", ucap Caterine cuek.
" Kok bisa kamu tidak tahu namanya...", Ratna berucap dengan wajah binggung.
" Ya... dia tidak menyebutkan namanya padaku. Aku juga tidak nanya..", ucap Caterine datar.
" Jadi dia juga tidak tahu namamu ?..." , Ratna kembali bertanya sambil menepok jidatnya, heran dengan tingkah laku artisnya tersebut.
" Kamu itu pintar dalam segala hal. Tapi dalam urusan cinta... kamu itu nol besar.... " , ucap Ratna menekankan.
" Ya begitulah..." , jawab Caterine asal.
Kulahap kembali makanan yang ada didepanku hingga habis. Ratna yang melihat kelakuanku hanya bisa geleng - geleng kepala.
" Lalu bagaimana kamu bisa bertemu lagi dengannya, jika nama saja kamu tidak tahu... ", tanya Ratna penasaran.
" Aku tahu dimana rumahnya... ", ucap Caterine santai.
" Dimana ?......ayo nanti sepulang dari kantor Wiratmadja Enterprice kita kesana.....", ucap Ratna antusias.
" kita tidak mungkin kesana sekarang... " , ucap Caterine menolak.
" kenapa ?....", tanya Ratna dengan wajah sedih.
" Sore ini aku ada janji dengan professor Gerald , agar nilaiku aman... " , ucap Caterine menekankan.
" Apa kamu akan merayunya.... " ,ucap Ratna menggoda sambil mengedipkan sebelah matanya.
" Apa kamu sudah gila, aku hanya akan bernegosiasi dengannya.... ", ucap Caterine marah.
Melihat Caterine sudah mengeluarkan taringnya, Ratna kembali menyeruput minuman yang ada dihadapannya dan melunakkan suaranya.
" Hey......apa kamu tidak sadar kalau profesormu itu tertarik padamu.... " , Ratna kembali berucap dengan hati - hati.
"Jangan asal menyimpulkan seperti itu...." , ucap Caterine datar.
" Dasar tidak peka !!!.... ", ucap Ratna dengan memutar bola matanya malas.
Karena keasyikan mengobrol tanpa sadar makanan yang ada dihadapan mereka telah habis tak bersisa.
Setelah membayar dikasir, mereka segera meluncur ke Wiratmadja Enterprice untuk menandatangani surat kontrak film yang didapatkan oleh Caterine.
Sesampainya dikantor Wiratmadja Enterprice mereka diarahkan ke ruangan Direktur Utama, Nicholas Wijaya.
Tok......tok....tok ...
" Pak, nona Caterine Chandra Jelita sudah datang ....." , ucap Mira, sekretaris Nicholas.
" Suruh tunggu sebentar....", perintah Nicholas tanpa melihat kearah Mira karena sibuk memeriksa berkas yang ada ditangannya.
Mira kemudian mempersilahkan Caterine dan Ratna untuk menunggu diruang tamu yang tersedia.Nicholas yang telah selesai memeriksa berkas terlihat diam mematung melihat kecantikan Caterine.
Nicholas baru bisa menguasai diri saat Mira datang dan menyerahkan kontrak yang akan mereka tandatangani.
" Ini kontraknya, bisa dibaca dulu sebelum ditandatangani....." , ucap Nicholas sambil tersenyum semanis mungkin.
Caterine segera membaca tiap pasal yang terdapat dalam surat perjanjian tersebut. Sedangkan Nicholas yang terpana akan kecantikan gadis itu hanya bisa memandangnya tanpa berkedip.
Ratna yang menyadari kalau sang Direktur tampaknya sudah jatuh cinta pada artisnya hanya bisa tersenyum kecil.
Sedangkan artisnya yang tidak peka mengenai hal tersebut tetap cuek, tidak menanggapi Ratna yang terlihat mulai mengodanya.
Baginya, ditatap seperti itu oleh seorang laki laki adalah hal yang biasa. Dengan wajah cantik dan tubuh bak gitar spayol, laki - laki mana yang tidak akan tergoda kepadanya.
Tapi untungnya Caterine bukan termasuk tipe gadis yang mudah terbawa perasaan, jadi semua hal itu diabaikannya begitu saja.
Setelah semua urusan selesai, Caterine segera meluncur kekampus untuk menemui Profesor Gerald. Dalam hati Caterine berdoa semoga dia bisa membujuk dosen walinya yang terkenal killer tersebut agar memberinya sedikit kelonggaran, mengingat jadwal kuliah Caterine untuk semester ini tergolong cukup padat.
Caterine yang sudah berada didepan ruangan Prof. Gerald mengambil nafas yang cukup dalam beberapa kali. Dengan sedikit gugup, dia mengetuk pintu dan melangkah masuk setelah professor Gerald mempersilahkan.
" Caterine Candra Jelita, berapa mata kuliah yang masih belum kamu selesaikan ....", tanya prof. Gerald dengan tatapan tajam.
" Tinggal dua mata kuliah lagi prof ...." , ucap Caterine gugup.
" Untuk semester ini kamu full mengambil dua puluh empat SKS ya.... ", tanyanya lagi.
" Benar prof..." , jawab Caterine singkat.
" Bukankah sudah saatnya kamu untuk magang, agar semester depan kamu bisa fokus pengajuan skripsi sambil menyelesaikan mata kuliah yang tersisa.... ", ucapnya lagi.
" Rencana semester depan saya baru akan mengajukan surat permohonan magang... ", ucap Caterine dengan hati - hati.
" Bagaimana kalau besok pagi kamu serahkan surat permohonan magang, kebetulan perusahaan temanku lagi membutuhkan staf untuk bekerja di cabang barunya. Kamu bisa magang disana, dan jika beruntung kamu bisa langsung dijadikan pegawai tetap. Bukankah ini peluang yang cukup bagus.... ", ucap prof. Gerald sambil tersenyum.
" Prof. Gerald ternyata cakep juga kalau lagi tersenyum seperti itu .....", batin Caterine terpesona sejenak.
" Caterine....", panggilnya sambil mengoyangkan telapak tangannya didepan wajah Caterine
" Maaf prof, kalau untuk sekarang tampaknya saya tidak bisa mengambil peluang yang profesor tawarkan.... " , ucap Caterine dengan tatapan meminta maaf.
" Kenapa ?....", tanya Prof. Gerald penasaran.
" Karena saya sudah menandatangi kontrak dengan salah satu rumah produksi untuk film layar lebar, jadi untuk magang saya cancel dulu prof... ", Caterine kembali berucap dengan sedikit takut saat melihat tatapan tajam Profesor Gerald.
" Lalu, bagaimana dengan perkuliahmu semester ini ?.. ", tanya prof. Gerald tidak suka.
" Nah....maka dari itu prof, saya hari ini mau membicarakan mengenai hal tersebut dengan prof... ", ucap Caterine merajuk.
" langsung keintinya.... ", ucap prof Gerald to the point.
" Karena jadwal syuting saya yang terbilang cukup padat, apakah saya bisa mengikuti perkuliahan secara online ?..." , tanya Caterine dengan nada penuh permohonan.
" Mohon bantuannya prof... " , Caterinepun berkata sambil merajuk.
" Saya janji akan mempertahankan nilai saya untuk semester ini agar tetap bagus... " , ucapku lagi sambil tersenyum semanis mungkin.
Pandanganku yang seperti itu membuat Gerald merasa gemas. Ingin rasanya dia mencubit kedua pipi Caterine yang cubby, tapi hal tersebut tidak mungkin dia lakukan agar image nya tidak hilang.
" Jadwal syuting dan perkuliahanmu kirim ke emailku sekarang ", perintahnya garang sambil berusaha menetralkan debar jantungnya.
" Baik prof " , ucapku kegirangan.
" Sudah prof, mohon dicek " , ucapku lagi dengan wajah berseri - seri.
" Ohhh....Tuhan, kenapa kamu berikan ujian yang begitu berat padaku, dengan menghadirkan bidadari didepan ", batin Geral resah.
" Ok. Kamu boleh pergi sekarang " , ucapnya datar mencoba menghalau semua rasa yang berkecamuk dihati.
" Baik prof. dan terimakasih atas bantuannya " , ucapku tersenyum lebar dan segera meninggalkan ruangan tersebut.
Sedangkan Gerald terlihat tersenyum bahagia asetelah Caterine meninggalkan ruangannya.
Entah sejak kapan hatinya mulai terpaut pada gadis muda tersebut.
" Semakin hari dilihat, dia semakin cantik " , puji Gerald dalam hati.
Sekarang dia harus bisa membantu Caterine agar bisa mengikuti mata kuliah secara online untuk jadwal perkuliahan yang bentrok dengan waktunya syutingnya.
Gerald menggunakan kekuasaannya sebagai anak pemilik yayasan untuk menekan dosen yang mengajar Caterine agar bisa memberikan perkuliahannya secara online.
Meski mereka keberatan dengan kebijakan tersebut, tapi mereka juga tidak bisa membantah jika masih ingin menjadi dosen disini.
Ya.....Gerald akan melakukan apa saja untuk bisa membantu wanita yang dicintainya itu, meski dia harus menyalahgunakan kekuasaannya.
Sementara itu, Caterine yang mendapatkan lampu hijau dari Gerald agar kuliahnya aman merasa sangat bahagia.
Sebagai orang yang tidak tahu tentang cinta, Caterine tidak menyadari jika dirinya sudah masuk kedalam perangkap yang Geral buat untuknya.
Dengan segala macam bantuan yang Gerald berikan selama ini kepadanya, tanpa sadar membuat dosen muda tersebut menjadi orang pertama yang akan Caterine cari jika hal tersebut berhubungan dengan kampus dan perkuliahannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments