5. Keheranan Hans

"Udah santai saja. Kita lagi jam istirahat ini." ucap Richard mencegah Banu yang bergerak hendak berdiri menyambutnya.

Pria itu santai melepas sepatu wakai miliknya dan memilih duduk di sudut sebelah Hans, berhadapan dengan Banu, di sisi Nawang.

"Pak Richard sudah saya pesankan seperti biasanya. Mau nambah apa, Pak?" tanya Hans santai tapi tetap terdengar sopan.

Richard meraih buku menu yang ada di depan Nawang dan dengan tenang membolak- balikkan halamannya.

"Tadi kalian pesen cemilan apa aja?" tanya Richard sambil melirik Nawang sekilas lalu menatap Hans.

"Saya mendoan, Mas Banu pesen bakwan, Mbak Nawang jamur crispy, Sasi pisang coklat, Anda saya pesenkan tahu crispy seperti biasanya." terang Hans detail.

Nawang geleng- geleng kepala dalam hati.

Apa memang harus sedetail itu ya berurusan dengan orang ini?

"Udah itu aja dulu. Nanti kalau pengen nambah apalagi, gampang." jawab Richard sambil menutup buku dan kembali menggeser ke depan Nawang - tempatnya meraih buku menu tadi- seolah tak ada makhluk hidup di sana.

Nawang meringis getir dalam hati.

Ternyata dia benar- benar bukan apa- apa di depan seorang boss macam Richard.

"Tadi samar- samar Saya denger ada yang diledekin. Beneran nih Saya mau besanan sama Pak Sapto?" tanya Richard sambil menatap Banu dengan senyum jahil.

"Monggo ditanya langsung saja kepada oknumnya, Pak. Dua- duanya ada disini." jawab Banu sambil tertawa.

Satu jempolnya terarah menunjuk kepada Hans dan Sasi yang tersipu.

"Siapa yang mau menjawab? Hans? Atau Mbak Sasi? Atau Mbak Nawang mungkin?" tanya Richard sambil menatap Nawang dengan senyum tipisnya.

Nawang hanya menatap Richard sekilas, melempar senyum basa- basi lalu memilih kembali sibuk dengan ponselnya, menjawab banyak hal pertanyaan Nayla, admin baru di logistiknya.

"Hans? Mau jawab nggak?" tanya Richard dengan senyum meledeknya.

"Mau Saya sih gitu, Pak. Tapi beliaunya masih sulit." kata Hans berlagak berbisik tapi cukup jelas di dengar oleh semuanya.

"Kalau begitu berjuanglah dulu, Hans. Kami menunggu kabar baiknya. Bukan begitu Mas Banu? Mbak Nawang?" tanya Richard sambil tersenyum.

Banu mengiyakan dengan senang hati, sedang Nawang hanya tersenyum tipis basa- basi sekedar agar Richard merasa dihargai.

Lagian ngapain juga boss besar macam dia ngurusin percintaan bocah- bocah?

Kurang kerjaan banget kan?

Obrolan itu terjeda saat empat orang waitress muncul bersamaan membawa semua pesanan mereka.

Nawang yang posisinya paling dekat dengan waitress yang berdiri berbaris segera menerima uluran menu- menu dan diletakkannya di depan masing- masing teman makannya kali ini.

Sesaat dia ingat Bintang, anaknya.

Kalau sedang makan enak dengan teman- temannya begini, dia selalu ingat anaknya itu.

Jarang sekali dia bisa mengajak anaknya makan diluar.

Bukan karena nggak ada waktu, tapi karena nggak ada dana lebih untuk sekedar makan di tempat seperti ini.

Diam- diam Nawang menghela nafas sedih.

Richard mengulum senyum saat dilihatnya Nawang dengan tangkas menerima kemudian menata menu di depan masing- masing calon pemakannya.

"Makasih ya, Mbak." kata Nawang sopan setelah semua menu telah berpindah dari nampan para waitress ke atas meja lesehannya.

"Makasih Mbak Nawang, sudah tepat menata menu pesanan Saya." kata Richard setelah semua sudah siap untuk menyerbu pesanan masing- masing.

Nawang hanya mengangguk pelan sambil lagi- lagi mengulas senyum tipis.

Sasi dan Hans saling bertemu pandang dengan tatapan saling bertanya.

Hans sangat heran dengan keramahan Richard yang dirasanya bahkan terlalu lembut pada Nawang.

Bertahun- tahun mendampingi Hans bertemu rekan kerja seperti sekarang ini, baru kali ini Hans melihat Richard sampai mau menyapa duluan rekan kerja perempuannya.

Apalagi sampai berkali- kali Richard menyapa Nawang yang anehnya seperti nggak suka di sapa oleh Richard.

Setelah sekitar setengah jam mereka asik dengan makan siangnya, Hans memulai pembicaraan tentang dua barang yang akan mereka diskusikan.

Semua terlibat dalam pembicaraan itu secara profesional.

Sasi selalu melibatkan Nawang dalam menjawab pertanyaan detail tentang barang terutama dalam penggunaan bahan baku.

Dan Nawang dengan tenang dan gamblang bisa menjelaskan hingga Richard yang benar- benar awam pun mengerti.

Richard tersenyum dalam hati.

Kamu tidak berubah sama sekali, Nonaku.

Tetap sabar dan telaten dibalik wajah galak dan jutekmu itu.

Kesabaran di atas rata- rata yang kau balut dengan kegaranganmu.

"Kita ACC yang ukuran terakhir saja, Pak? Dengan finishing warna light salak." tanya Hans membuyarkan lamunan Richard.

"OK. Kamu lebih tahu soal itu. Silakan putuskan saja." jawab Richard tenang.

Hans mengangguk sopan.

Salah satu sifat baik dari boss nya adalah seperti ini.

Dia mampu menghargai karyawannya di depan orang lain.

Sekali dia memberi wewenang pada bawahannya, dia tidak mau 'melangkahi' wewenang bawahannya itu sekalipun dia punya hak mutlak untuk melakukannya.

"OK. Sudah kita putuskan semua item yang akan dipakai di proyek ini. Besok pagi saya email semuanya secara terperinci ke email Anda ya, Mas Hans." kata Banu.

"Ok, besok saya tunggu. Setelah nanti saya meeting kan dengan team saya, bisa langsung kita follow up soal proses produksinya." jawab Hans dengan gaya mengesankan.

Gaya bicaranya sudah seperti pengusaha beneran.

Diam- diam Sasi memuji dalam hati dengan gaya Hans barusan.

"Berarti urusan kita hari ini sudah selesai ya?" tanya Banu sambil tertawa lega.

"Bisa dibilang begitu. Monggo lho kalau masih ada keperluan lain. Tapi kalau masih mau ngobrol ya saya seneng sekali." jawab Hans sambil tersenyum.

"Kamu masih mau ngobrol atau kita balik kantor sekarang, Si?" tanya Banu pada Sasi.

Sasi tahu kalau Banu lagi- lagi meledeknya.

"Balik aja. Aku ada kerjaan soalnya." jawab Sasi.

"Mbak Nawang mau sekalian ikut balik?" tanya Banu pada Nawang yang langsung menatapnya bingung.

"Ya iya. Mosok aku mau kamu tinggal disini." jawab Nawang galak.

Banu hanya terkekeh.

"Dih galaknyaaaa.....Perusahaan kami beruntung punya mbak Nawang di logistik. Karena galak, aset perusahaan aman dalam pantauannya." kata Banu sambil tertawa diikuti tawa Hans dan senyum lebar Richard.

"Kalau begitu jaga baik- baik mbak Nawang. Kalau nggak, akan saya ambil dia dari perusahaan Anda agar menjaga aset- aset saya." kata Richard serius walau tetap dengan tersenyum.

Ada tatapan serius di matanya saat berkata seperti itu.

Dan Banu dapat melihat perubahan ekspresi di wajah flat Nawang walau sesaat.

Ada ekspresi kekagetan dan khawatir di wajah Nawang.

Dan itu cukup mengherankan bagi Banu.

"Pasti, Pak. Saya jaga semaksimal saya bisa." jawab Banu meyakinkan.

Richard mengangguk senang.

"Baik kalau begitu, kami pamit dulu ya, Pak. Mas Hans, terima kasih undangan maksinya." pamit Banu sambil mengulurkan tangan pada Richard dan Hans.

"Sama- sama, Mas Banu. Mohon maaf nraktirnya ala kadarnya." jawab Hans sambil menerima jabat tangan Banu.

Sasi dan Nawang menyusul kemudian, menyalami Richard dan Hans bergantian.

"Terima kasih ya, sudah mau ikut kesini." kata Richard lirih sambil menepuk punggung tangannya beberapa kali saat Nawang menjabat tangannya.

Tak ada yang mendengarnya selain Nawang.

Dan perkataan Richard barusan membuat Nawang terkejut.

Apa maksudnya perkataan Richard barusan?

Apakah ajakan Banu kali ini atas permintaan Richard?

Hans yang melihat Richard menepuk- nepuk punggung tangan Nawang dengan lembut, kembali keheranan.

Ada apa sebenarnya antara bossnya itu dengan Nawang?

🗝️🗝️🗝️ bersambung 🗝️🗝️🗝️

Udah mulai agak penasaran belum nih? 😃

Like dan komen ditinggalin disini dulu juga boleh banget lho 😊😃 Apalagi mau ninggalin hadiah dan vote, waaaaah lebih boleh lagi 🙈

Terpopuler

Comments

Yayoek Rahayu

Yayoek Rahayu

suukaa.....

2022-05-03

1

Annisa Rahma

Annisa Rahma

sa ae mas eric... 🤭🤭🤭💕💕💕💕

2022-03-14

1

Tuti Hastuti

Tuti Hastuti

melu deg deg an. nawang

2021-09-01

3

lihat semua
Episodes
1 1. Debaran Nawang
2 2.Ke Proyek
3 3. Pertemuan
4 4. Meledek Sasi
5 5. Keheranan Hans
6 6.Mencari Alamat
7 7. Tangis di pagi hari
8 8. Apa kabar kamu?
9 9. Dasar Sinting!
10 10. Makan siang
11 11. Bebek goreng untuk Bintang
12 12
13 13
14 14
15 15
16 16
17 17
18 18
19 19
20 20
21 21
22 22
23 23
24 24
25 25
26 26
27 27
28 28
29 29
30 30
31 31
32 32
33 33
34 34
35 35
36 36
37 37
38 38
39 39
40 40
41 41
42 42
43 43
44 44
45 45
46 46
47 47
48 48
49 49
50 50
51 51
52 52
53 53
54 54
55 55
56 56
57 57
58 58
59 59
60 60
61 61
62 62
63 63
64 64
65 65
66 66
67 67
68 68
69 69
70 70
71 71
72 72
73 73
74 74
75 75
76 76
77 77
78 78
79 79
80 80
81 81
82 82
83 83
84 84
85 85
86 86
87 87
88 88
89 89
90 90
91 91
92 92
93 93
94 94
95 95
96 96
97 97
98 98
99 99
100 100
101 101
102 102
103 103
104 104
105 105
106 106
107 107
108 108
109 109
110 110
111 111
112 112
113 113
114 114
115 115
116 116
117 117
118 118
119 119
120 120
121 121
122 122
123 123
124 124
125 125
126 126
127 127
128 128
129 129
130 130
131 131
132 132
133 133
134 134
135 135
136 136
137 137
138 138
139 139
140 140
141 141
142 142
143 143
144 144
145 145
146 146
147 147
148 148
149 149
150 150
151 Obat Rindu
152 PENGUMUMAN NOVEL BARU
Episodes

Updated 152 Episodes

1
1. Debaran Nawang
2
2.Ke Proyek
3
3. Pertemuan
4
4. Meledek Sasi
5
5. Keheranan Hans
6
6.Mencari Alamat
7
7. Tangis di pagi hari
8
8. Apa kabar kamu?
9
9. Dasar Sinting!
10
10. Makan siang
11
11. Bebek goreng untuk Bintang
12
12
13
13
14
14
15
15
16
16
17
17
18
18
19
19
20
20
21
21
22
22
23
23
24
24
25
25
26
26
27
27
28
28
29
29
30
30
31
31
32
32
33
33
34
34
35
35
36
36
37
37
38
38
39
39
40
40
41
41
42
42
43
43
44
44
45
45
46
46
47
47
48
48
49
49
50
50
51
51
52
52
53
53
54
54
55
55
56
56
57
57
58
58
59
59
60
60
61
61
62
62
63
63
64
64
65
65
66
66
67
67
68
68
69
69
70
70
71
71
72
72
73
73
74
74
75
75
76
76
77
77
78
78
79
79
80
80
81
81
82
82
83
83
84
84
85
85
86
86
87
87
88
88
89
89
90
90
91
91
92
92
93
93
94
94
95
95
96
96
97
97
98
98
99
99
100
100
101
101
102
102
103
103
104
104
105
105
106
106
107
107
108
108
109
109
110
110
111
111
112
112
113
113
114
114
115
115
116
116
117
117
118
118
119
119
120
120
121
121
122
122
123
123
124
124
125
125
126
126
127
127
128
128
129
129
130
130
131
131
132
132
133
133
134
134
135
135
136
136
137
137
138
138
139
139
140
140
141
141
142
142
143
143
144
144
145
145
146
146
147
147
148
148
149
149
150
150
151
Obat Rindu
152
PENGUMUMAN NOVEL BARU

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!