2.Ke Proyek

Makan siang team kecil Nawang kali ini penuh berisi suara Pak Deni yang mengulang- ulang pesannya agar bersikap sopan dan profesional saat nanti bertemu dengan Pak Richard karena orang itu di kenal cukup dingin dan perfeksionis dalam berbisnis.

Perusahaan berharap banyak pada keberhasilan pembicaraan siang ini nanti.

"Ini proyek kerjasama pertama kita dengan PT.KHARISMA PROPERTY. Bila proyek pertama ini berhasil dengan baik, ini akan jadi awal yang lebih baik lagi ke depannya." kata Pak Deni berapi- api.

"Kenapa Pak Sapto nggak ikut kita hari ini,Pak? Secara kita kan akan ketemu sama pimpinan PT.KHARISMA PROPERTY, kenapa pimpinan kita nggak ikut?" tanya Banu di sela kunyahan pada tempe mendoannya.

"Secara pribadi Pak Sapto dan Pak Richard selalu komunikasi. Tugas kita sekarang survey di lapangan dan berdiskusi tentang item- itemnya lebih detail dengan team dari PT. KHARISMA PROPERTY." jelas Pak Deni yang disambut anggukan yang lainnya.

"Pak Richard ikut meeting juga kan,Pak?" tanya Sasi penuh harap, yang disambut tatapan memicing dari Pak Deni dan dengusan dari lainnya.

"Kenapa memangnya?" tanya Pak Deni galak.

"Pengen liat aslinya aja. Di photo cakep soalnya, hehe...." jawab Sasi lugu.

"Jangan kecentilan kamu ya!" seru Pak Deni yang membuat Sasi cemberut.

"Dia udah mimpi dijadiin pacar sama Pak Richard." kata Banu sambil terkekeh meledek.

"Jangan ketinggian ngayalnya, ntar jatuh, sakitnya kebangetan lho." kata Pak Deni.

"Pada ngapain sih?! Orang aku cuma pengen ngeliat doang. Lagian ketuaan juga buat aku." sergah Sasi keki.

"Eitsss jangan salah! Pak Richard itu baru seumuran Pak Sapto, tigapuluh tahunan. Itu usia matang untuk laki- laki, bukan tua." sergah Pak Deni.

Sasi melirik sebel.

Kebiasaan jelek Pak Deni yang membuat Sasi ilfeel adalah asal sambar omongan orang, asal komen omongan orang tanpa mencerna dulu.

Walaupun ada lagi hal- hal lain yang membuat Sasi nggak respect dengan atasannya itu secara pribadi sih.

"Saya nggak bilang Pak Richard tua. Saya tadi cuma bilang kalau Pak Richard itu ke- tu- a- an buat saya! Yang bener dong mahaminnya!" sungut Sasi emosi.

Pak Deni masih tetap menatap tajam Sasi lewat sudut matanya.

Lajang 39 tahun itu merasa tak suka saat menyadari Sasi menaruh perhatian pada Pak Richard.

Bagaimana mungkin dia akan bisa menandingi pesona Pak Richard di mata Sasi?

"Kita berangkat ke proyek sekarang atau mau nunggu di telpon, Pak?" tanya Agus untuk mengalihkan pembicaraan tak bermutu tapi sudah mengandung bara itu.

Lagi pula dilihatnya acara maksi mereka sudah selesai semua.

"Kita berangkat sekarang aja yuk!" ajak Pak Deni setelah melihat arloji di pergelangan tangannya.

Sudah lewat dari jam setengah satu siang.

Jarak dari resto ke proyek yang dituju hanya sekitar sepuluh menit.

"Wang, nanti diinget ya, jangan jutek- jutek sama calon klien kita." kata Pak Deni memperingatkan Nawang.

"Hmmm...." jawab Nawang cuek.

Nawang sama sekali nggak perduli dengan peringatan itu.

"Dan kamu Sasi, jangan kegenitan sama klien kita. Jangan bikin malu." kebawelan Pak Deni belum selesai membantai.

Sasi hanya melirik sadis pada Pak Deni.

"Sasi.....".panggil Pak Deni setengah mengeram karena Sasi tak menyahuti peringatannya.

Dia nggak suka kalau dianggap angin lalu gitu.

"Inggih Pak Deniiiii.....Sendiko dawuuuuh!" sahut Sasi dengan nada sebel.

(Iya Pak Deniiiiiii.....siap menjalankan perintah!).

"Pinter!" balas Pak Deni sambil mengacungkan jempolnya dan terkekeh senang.

🗝️🗝️🗝️

Mobil yang disopiri oleh Agus pelan memasuki area proyek pembangunan apartemen di wilayah utara kota Jogja itu.

Begitu keluar mobil, Nawang mendongakkan kepalanya, mencoba menatap ujung bangunan menjulang yang masih dalam bentuk setengah jadi itu.

Cukup silau dimatanya dan dia ternyata tidak bisa menatap ujung bangunan dengan sempurna.

"Tinggi banget." kata Sasi sambil ikut menengadahkan kepalanya.

"Namanya juga apartemen. Kalau saung nggak ada yang tinggi." seloroh Agus yang mendapat timpukan ringan tangan Sasi dibahunya.

Cowok ceking itu meringis geli.

"Cantik deh kalau cemberut gitu." goda Agus pada Sasi yang segera mendapat pelototan dari Pak Deni dan cengiran kuda dari Banu yang meledek.

"Emang dasarnya cantik, mau gimanapun juga aku tetap cantik." tukas Sasi dengan congkak.

"Betul itu!" kata Pak Deni sambil tersenyum lebar.

"Apanya yang betul?" tanya Banu tak mengerti.

"Betul yang dikatakan Sasi, dia tetap cantik...."

"Ayo....ayo neduh, panas ini!" potong Sasi sambil bergegas menuju sebuah bangunan semi permanen di sudut area proyek, membuat kalimat Pak Deni terpotong dan menyisakan kecewa di wajah Pak Deni.

Apalagi dia ditinggalkan begitu saja oleh teman- temannya yang bergegas mengikuti langkah Sasi tanpa memperdulikannya.

"Dasar gerombolan tidak sopan!" gerutunya sambil ikut menyusul teman-temannya.

Karena belum ada jam satu, dan dipastikan semua pekerja masih menikmati istirahat makan siang mereka, keadaan proyek cukup lengang.

Banu berinisiatif melongok ke dalam bangunan semi permanen yang pintunya tak tertutup.

Dilihatnya beberapa laki- laki sedang dengan gaya PWnya masing- masing.

Mereka adalah para pekerja proyek ini.

"Maaf Mas, mau nanya." sapa Banu sopan.

Dan seorang pria muda yang terdekat dengan pintu bergegas berdiri dari posisi tidurannya lalu mendekat ke arah Banu.

"Ya Mas? Ada perlu apa?" tanya laki- laki itu sopan.

"Kami ada janji bertemu dengan Pak Richard disini. Kami bisa bertemu beliau dimana ya?" tanya Banu.

Laki- laki muda itu nampak kebingungan lalu menoleh ke arah teman- temannya.

"Kamu antar saja ke Mas Hans, Jar. Biar nanti sama Mas Hans." seru seorang pria setengah baya dari sudut dalam ruangan yang sedari tadi memperhatikan interaksi antara Banu dan temannya.

"Nggih, Pak." sahut pemuda itu lalu segera membawa Banu dan teamnya ke arah lain area proyek itu.

Mereka diantarkan menuju sebuah bangunan permanen kecil di sudut lain proyek tersebut.

Pemuda itu masuk lebih dulu dan beberapa saat berada di dalam lalu keluar bersama seorang pria muda berwajah manis yang Nawang taksir usianya lebih muda darinya dan mungkin bernama Hans.

"Ini tamunya, Mas." kata anak proyek yang menurut perkiraan Nawang - berdasar pendengarannya tadi yang mendengar pemuda itu dipanggil dengan sebutan JAR oleh temannya- bernama Fajar atau mungkin Jarwo? Hehehe.....

"Selamat siang.....ini team dari PT.KAYUKU ya?" tanya Hans ramah.

"Iya betul, Mas....." jawab Pak Deni menggantung, sengaja agar pemuda itu mengenalkan dirinya.

"Saya Hans, asistennya Pak Richard untuk proyek ini." sahut pemuda itu tanggap kemudian mengulurkan tangannya untuk berkenalan dengan semua tamunya.

"Mari silakan masuk dulu. Maaf ya, tempatnya berantakan." kata Hans sambil tersipu malu.

"Nggak papa. Ini juga jauh lebih bersih dibanding kalau Anda berkunjung ke bagian produksi kami." kata Pak Deni sambil tersenyum ramah.

"Kapan- kapan sepertinya saya juga harus membuktikan tentang itu." kelakar Hans riang.

"Monggo saja....Dengan senang hati kami akan mengantar Anda berkeliling melihat proses produksi barang kami secara detail kalau mau." sahut Pak Deni bersemangat.

"Nanti saya antar berkeliling melihat produksi, Mas." sahut Sasi dengan riang.

Hans tersenyum senang.

Tapi tidak dengan wajah Pak Deni.

"Sebentar lagi Pak Richard akan sampai.

Sekitar lima menit lagi." kata Hans setelah sebelumnya dia sebentar menerima panggilan telpon.

Dan dada Nawang seperti akan meledak.

🗝️🗝️🗝️ bersambung 🗝️🗝️🗝️

Udah nemu feel- feel gemes belum nih?

Kalau masih berkenan buat lanjut baca, jangan lupa ya, mampirkan sejenak jempol kalian buat nge- like sebelum beralih ke tiap bab yessss....(walau mungkin merasa agak dipaksa, wakakak 🙈).

Komen juga boleh loh. Garing gak papa, tapi jangan menghujat yes. 🙏🙂

Keep healthy and happy reading guys....💖

Terpopuler

Comments

Lestari Agus

Lestari Agus

cukup menarik

2022-07-12

1

MaiRa Rai Matsui 💖

MaiRa Rai Matsui 💖

baru nemuu... awalnya sdh menarik 😍🥰🥰

2022-07-03

1

Yayoek Rahayu

Yayoek Rahayu

menarik

2022-04-25

1

lihat semua
Episodes
1 1. Debaran Nawang
2 2.Ke Proyek
3 3. Pertemuan
4 4. Meledek Sasi
5 5. Keheranan Hans
6 6.Mencari Alamat
7 7. Tangis di pagi hari
8 8. Apa kabar kamu?
9 9. Dasar Sinting!
10 10. Makan siang
11 11. Bebek goreng untuk Bintang
12 12
13 13
14 14
15 15
16 16
17 17
18 18
19 19
20 20
21 21
22 22
23 23
24 24
25 25
26 26
27 27
28 28
29 29
30 30
31 31
32 32
33 33
34 34
35 35
36 36
37 37
38 38
39 39
40 40
41 41
42 42
43 43
44 44
45 45
46 46
47 47
48 48
49 49
50 50
51 51
52 52
53 53
54 54
55 55
56 56
57 57
58 58
59 59
60 60
61 61
62 62
63 63
64 64
65 65
66 66
67 67
68 68
69 69
70 70
71 71
72 72
73 73
74 74
75 75
76 76
77 77
78 78
79 79
80 80
81 81
82 82
83 83
84 84
85 85
86 86
87 87
88 88
89 89
90 90
91 91
92 92
93 93
94 94
95 95
96 96
97 97
98 98
99 99
100 100
101 101
102 102
103 103
104 104
105 105
106 106
107 107
108 108
109 109
110 110
111 111
112 112
113 113
114 114
115 115
116 116
117 117
118 118
119 119
120 120
121 121
122 122
123 123
124 124
125 125
126 126
127 127
128 128
129 129
130 130
131 131
132 132
133 133
134 134
135 135
136 136
137 137
138 138
139 139
140 140
141 141
142 142
143 143
144 144
145 145
146 146
147 147
148 148
149 149
150 150
151 Obat Rindu
152 PENGUMUMAN NOVEL BARU
Episodes

Updated 152 Episodes

1
1. Debaran Nawang
2
2.Ke Proyek
3
3. Pertemuan
4
4. Meledek Sasi
5
5. Keheranan Hans
6
6.Mencari Alamat
7
7. Tangis di pagi hari
8
8. Apa kabar kamu?
9
9. Dasar Sinting!
10
10. Makan siang
11
11. Bebek goreng untuk Bintang
12
12
13
13
14
14
15
15
16
16
17
17
18
18
19
19
20
20
21
21
22
22
23
23
24
24
25
25
26
26
27
27
28
28
29
29
30
30
31
31
32
32
33
33
34
34
35
35
36
36
37
37
38
38
39
39
40
40
41
41
42
42
43
43
44
44
45
45
46
46
47
47
48
48
49
49
50
50
51
51
52
52
53
53
54
54
55
55
56
56
57
57
58
58
59
59
60
60
61
61
62
62
63
63
64
64
65
65
66
66
67
67
68
68
69
69
70
70
71
71
72
72
73
73
74
74
75
75
76
76
77
77
78
78
79
79
80
80
81
81
82
82
83
83
84
84
85
85
86
86
87
87
88
88
89
89
90
90
91
91
92
92
93
93
94
94
95
95
96
96
97
97
98
98
99
99
100
100
101
101
102
102
103
103
104
104
105
105
106
106
107
107
108
108
109
109
110
110
111
111
112
112
113
113
114
114
115
115
116
116
117
117
118
118
119
119
120
120
121
121
122
122
123
123
124
124
125
125
126
126
127
127
128
128
129
129
130
130
131
131
132
132
133
133
134
134
135
135
136
136
137
137
138
138
139
139
140
140
141
141
142
142
143
143
144
144
145
145
146
146
147
147
148
148
149
149
150
150
151
Obat Rindu
152
PENGUMUMAN NOVEL BARU

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!