Hari yang sama, Neva dan Vano berkunjung ke rumah Mama.
“Hallo … sayangku,” Neva berseru bahagia begitu tahu ada keponakan tampannya di rumah Mama. Dia langsung duduk di sofa dan mencium gemas Arai. Menciumnya berkali-kali hingga rasanya pipi Arai hampir habis karena mendapat serbuan dari Neva.
Kemudian Vano datang. Si kecil Arai tersenyum begitu melihat pamannya. Vano mengulurkan tangan lalu Arai menyambutnya. Ia mencium tangan Vano dengan hormat. Kemudian, si kecil mengulurkan tangannya untuk bersalaman dengan Neva.
“Pintarnya ….” Neva mencium gemas Arai lagi. Vano duduk disampingnya. Mengangkat tubuh Arai lalu memangkunya.
“Kapan kau kesini, sayang?” tanya Neva. Dia
mulai membuka ponsel miliknya.
“Tadi pagi,” jawab Arai santai. Dia menggerakkan kedua kakinya diatas pangkuan Vano. Neva mengarahkan kamera ponselnya pada Vano dan Arai, “Sayang, smile ….” Serunya meminta kedua lelaki itu tersenyum manis kearahnya. Mendapat aba-aba Vano lantas mendekap Arai dan
tersenyum lebar. Sementara Arai tersenyum dengan mengangkat kedua tangannya, tanda jika ia semangat. Satu foto telah terbuat. Neva langsung menguploadnya di akun sosial media miliknya. Hal yang tidak pernah ketinggalan saat ia bertemu
keponakan tampannya. Ia senang sekali memamerkan wajah tampan keponakannya.
Karena Leo dan Yuna tidak bermain sosial media jadi dia yang selalu mengupload foto-foto Arai. Pangeran kecil itu sudah memiliki banyak fans di dunia maya. Banyak sekali yang memfollow Neva karena ingin melihat update terbaru si pangeran kecil yang imut.
“Sayang, dimana Oma?” tanya Neva.
Pertanyaan itu segera terjawab degan kedatangan Mama. Beliau membawa segelas susu coklat hangat.
“Kalian sudah selesai periksanya?” tanya Mama setelah bertemu Neva dan Vano. Neva mengangguk dan berdiri mencium pipi mamanya.
“Sudah, tidak membutuhkan waktu lama. Hanya kontrol biasa,” jawab Neva. Vano tidak bisa berdiri memberi salam pada Mama karena ia tengah memangku Arai. Mama mendekat kearahnya dan memberikan susu milik Arai.
“Kau libur hari ini, Nak?” tanya Mama pada Vano dengan kelembutan dalam suaranya. Vano mencium tangan Mama dengan santun.
“Ya, Ma. Sengaja main kesini setelah kontrol,” jawab Vano. Tak lama, ia menerima gelas susu yang sudah kosong dari tangan Arai. “waww, apa ini bocor?” serunya setelah memperhatikan gelas kosong di tangannya. Arai tertawa riang mendengar itu.
“Iya,” jawabnya dengan memperlihatkan barisan giginya yang kecil-kecil.
Mama tersenyum lebar dan mengusap lengan cucunya dengan sayang, “Dia selalu cepat
jika menghabiskan susu coklat.”
“Pantas, main rubriknya cepat,” sahut Neva. Ia mencubit pipi keponakannya. Kemudian ia mengajak Mama untuk membuat cake bersama.
“Apa kau tidak sekolah?” tanya Vano setelah Mama dan Neva meninggalkan mereka berdua. Ia mengupas satu jeruk lalu menyuapi Arai dengan sayang.
Sikecil tampan itu menggeleng, “Aku bosan dan merindukan Oma, jadi aku kesini,” jawab sikecil jujur.
“Kau bolos?” tanya Vano. Pertanyaan yang dijawab anggukan imut dari Arai. Vano tertawa ringan mendengar itu. “Apa Daddy tahu?” tanyanya lagi.
Arai menggeleng tapi kemudian dia mengangguk. Entahlah. Dia berpikir jika saat ini memang Daddy tidak tahu tapi nanti pasti tahu.
“Momm tahu?”
“Iya.”
“Bagaimana jika kau tertinggal pelajaran?” tanya Vano lagi. Dia menyuapi jeruk Arai lagi.
“Tidak masalah. Pelajarannya membosankan,”
jawab Arai jujur. “Paman, apa paman tidak bekerja? Ayo main game,” tanyanya gantian sekaligus mengajak Vano untuk bermain dengannya.
“Okey.” Vano menyetujui. “Game apa?” ia mengambil tissu lalu membersihkan mulut sikecil Arai yang terkena jeruk.
“Mobil balap.”
“Baik.”
Mereka berdua kemudian duduk di lantai di depan layar televisi yang sudah terhubung pada alat permainan.
“Sepertinya paman akan kalah,” ucap Vano frustasi.
“Paman harus menggendongku sambil berlari kedepan,” pinta Arai sebagai hadiah jika nanti dia menang.
“Ok,” Vano menyetujui. “tapi kau harus memijat paman jika kau kalah. Bagaimana, cukup adil?”
Si kecil mengangguk, “Ok,” jawabnya. Deal. Mereka berdua bermain dengan seru. Permainan ini berbeda dengan bermain rubrik atau menghitung cepat yang memerlukan daya ingat kuat. Permainan ini memerlukan kecepatan gerakan jari tangan.
“Yess. Yuhuuu paman menang,” Vano
berseru atas kemenangannya. Dia mengangkat kedua tangannya keatas.
“Gerakan tangan paman cepat sekali,” Arai mengomentarinya. Ia kalah.
“Tentu saja,” jawab Vano dengan bangga.
Ia merebahkan tubuhnya di karpet lalu tengkurap. “jalani kekalahanmu, Tuan kecil,” ucapnya sambil menepuk punnggungnya.
“Ok.”
Arai dengan menjaga keseimbangannya berjalan di atas punggung Vano dengan hati-hati dan pelan.
“Good job,” puji Vano saat kaki kecil keponakannya sampai hingga atas punggungnya. “Berbalik lagi," intruksinya. Arai dengan patuh berbalik lagi, ia kembali melangkah di atas punggung Vano. Mereka tertawa saat keseimbang Arai hilang lalu jatuh di samping Vano. Kemudian dia mengulangi berjalan lagi dengan bolak balik hingga beberapa kali.
“Apa sekarang lelah Paman sudah berkurang?” tanyanya. Dia duduk disamping Vano dengan imut. Vano membalik badan dan menatapnya.
“Ya, bahkan Paman merasa sangat energik sekarang,” jawab Vano. “Sini,” ia merentangankan satu tangannya. Meminta pangeran kecil untuk tidur diatas lengannya. Dengan patuh, Arai tidur di lengan Vano. Dia bahkan langsung memeluk perut Vano dengan tangan kecilnya.
“Terima kasih, pangeran tampannya Paman,” ujar Vano dengan sayang. Ia membuat kecupan kecil di kening Arai. Sikecil mengangguk dengan senyum. “Emmm kenapa kau merasa bosan di kelas? Bukankah sekolah banyak cewek cantik?” tanyanya dengan godaan. “Paman akan mengajarimu
menjadi laki-laki yang disukai banyak wanita,” guaraunya dengan tawa kecil.
“Apakah ketika sekolah dulu, Paman sering memperhatikan cewek-tewek cantik?” Sikecil balik bertanya.
Vano mengangguk, “tentu saja. Cewek cantik jangan sampai dilewatkan,” jawabnya.
“Tante ….” Sikecil tiba-tiba berteriak memanggil Neva. Vano tertawa dan langsung membekap mulut keponakannya dengan pelan.
“Sttt … kita kawan, okey. Jangan mengadu,” bisiknya. Sikecil tampan tertawa pelan karena mulutnya terhalang tangan Vano. Ia kemudian mengangguk. Vano melepaskan bekapan tangannya.
“Hahha … hahhaa … hahaa. Paman lutu.” Sikecil tampan tertawa dan itu membuat Vano ikut tertawa. Sejujurnya itu hanya karangan belaka. Tentang wanita … dia tidak jauh berbeda dari Leo. Meskipun dia membuka diri dan bergaul dengan mereka tapi tentang perhatian ia tidak memberikannya pada seorang yang special. Vano memperlakukan semua teman wanitanya sama. Dia baik pada semuanya. Tentu saja kau tahu … siapa wanita pertama yang menerima perhatian spesial darinya.
“Paman dulu cekulah dimana?” Tanya pangeran tampan, ia berhenti tertawa. Sikecil terkadang sulit mengucapkan huruf S dan C. Dua huruf itu yang masih menjadi kelemahan lidahnya.
Vano mengusap lengan Arai yang berada diatas perutnya. Kemudian ia menceritakan dimana ia sekolah dari Tk hingga kuliah.
“Berarti … Paman teman Daddy?” tanyanya lagi. Ia tahu dimana Daddynya menuntut ilmu, Daddy pernah bercerita padanya.
“Ya. Kita satu kelas.”
“Bagaimana Daddy waktu cekolah?” Pangeran kecil penasaran. Ia semakin mendekap Vano.
Vano berpura-pura diam sejenak untuk berpikir. Kemudian ia menemukan jawaban.
"Daddy tidak lebih tampan dari Paman, jadi tidak ada yang tertarik padanya,” jawab Vano dengan tawa kecil. Arai mengangguk dengan senyum lebar. “Daddy pendiam, jadi tidak ada yang ingin dekat dengannya.”
“Yeyyy,” sikecil bersorak dengan gembira. Vano mengerutkan keningnya. “Itu artinya Daddy tuma buat Mommy, yeyyyy,” dia berseru lagi dan itu membuat Vano mencubit pipinya dengan gemas
dan kemudian menciumnya. Setelah keseruan itu, sikecil menguap. Vano memiringkan tubuhnya dan memeluk Arai dengan sayang. Ia mengusap-usap punggung keponakannya itu lembut hingga sikecil tampan tertidur dalam pelukannya. Dan bahkan ia juga ikut terpejam.
______
Catatan Penulis.
Aku padamu sahabat semuanya 🥰 Terlope lope pokoknya 😘 Terima kasih untuk dukungan dan cintanya.
Kalian luar biasa. 😘
Sun jempol jangan lupa ya. Up tengah malam nih 😁😁
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 135 Episodes
Comments
Noor Sukabumi
yeyyyy baby Arai lom tau kalau daddy nya dulu playboy😆😆😆
2024-08-24
0
Mmh dew
❤🧡💛💙💜
2024-07-18
0
Orien Rien
akhirnya aku menemukan kk outhor... ku cari cari ketemu juga.. aku kangen luna ma Vano 🥰🥰 cinta y rumit..
2024-07-18
1