Zidan mengemudikan mobilnya dan menepikannya sebentar di sebuah parkiran Atm dan dia keluar meninggalkan Syafa seorang diri di mobil tanpa mengucapkan apa-apa.
Tidak menunggu lama, Zidan kembali dan masuk ke mobilnya. '' Ini, terimalah,'' ucap Zidan yang menyerahkan amplop coklat yang di dalamnya sudah di pastikan ada uang yang si minta Syafa.
'' Terima kasih Pak,'' jawab Syafa setelah menerima uangnya.
'' Jika Aku membutuhkan mu lagi, saya harap kau tidak menghindar dari tanggung jawab mu,'' ucap Zidan.
'' Siap Pak, kabari saya saja jika Bapak memerlukan bantuan saya lagi,''
Zidan hanya berdehem untuk menjawab ucapan Syafa, dia memutar kemudinya dan meninggalkan tempat itu melajukan kembali mobilnya.
'' Saya harus mengantar mu kemana?'' tanya Zidan tanpa menoleh ke samping.
'' Bapak cukup antarkan saya ke halte berikutnya saja, saya bisa pulang sendiri menggunakan bis,'' ucap Syafa.
'' Tidak, katakan saja dimana Rumah mu,'' ucap Zidan dengan datar.
'' Di jalan Mindi no tiga Pak,'' jawab Syafa dan Zidan pun tidak lagi bertanya maupun berucap lagi.
Mereka pun sampai sesuai dengan apa yang Syafa katakan. '' Terima kasih pak, apa tidak mau mampir sebentar?'' ucap Syafa menawarkan Zidan untuk mampir ke rumah nya tapi belum sempat menjawab nya, Syafa sudah berucap lagi.
'' Eeh jangan deh Pak, sudah malam juga, tidak enak,'' ucap Syafa dengan cengirannya.
Zidan memutar matanya malas, dan pergi begitu saja dengan mobilnya.
'' Apa Pak Zidan marah, tapi ya sudah lah biarkan saja,'' gumam Syafa.
Hatinya sangat bahagia hari ini karena sudah mendapatkan uang untuk membayar hutang adiknya.
Syafa masuk ke rumahnya dan di sana sudah ada Bayu, adiknya, yang sedang bermain game di ponselnya. '' Bayu, kamu kemana saja, cemas kakak memikirkan kamu,'' ucap Syafa, jangankan menjawab menoleh pun tidak.
'' Bayu, kakak sedang bicara padamu,'' ucao Syafa lagi.
'' Aaah berisik! kakak ganggu aku tau ga,'' ucap Bayu dan dengan sangat tidak sopannya dia pergi begitu saja ke kamar nya.
Syafa hanya menatapnya dengan nanar dengan tangan yang mengusap dadanya, air matanya menetes, dia duduk di kursi kayu yang ada di ruang tamu.
'' Bayu sampai kapan kamu akan bersikap seperti ini, sampai kapan kamu puas menyiksa kakak,'' gumam Syafa dengan tangisnya.
'' Tuhan aku ingin menyerah, tapi itu tidaklah mungkin karena Bayu masih membutuhkan ku,'' gumamnya, diapun beranjak dari duduk ya dan menuju dapur dan memasak untuk makan malam dia dan adiknya.
Setelah selesai memasak dengan bahan seadanya yang ada di lemari es, Syafa memanggil Bayu untuk makan malam.
'' Bayu,'' panggil Syafa yang terus saja mengetuk pintu kamar Bayu.
'' Apa sih ka,'' ucap Bayu setelah membuka pintu kamarnya.
'' Kamu belum makan kan, kita makan malam dulu ya,'' ucap Syafa dengan lembut.
'' Aku enggak lapar, kakak makan saja sana,'' jawab Bayu yang sudah menutup pintunya kembali.
'' Ya sudah, tapi kalau nanti kamu lapar, makan ya, lauk kakak taruh di atas meja makan,'' ucap Syafa dengan sabarnya menghadapi sikap Adiknya yang kurang ajar itu.
Syafa pergi ke kamar nya untuk mengistirahatkan tubuh dan pikiran nya, setelah lebih tenang Syafa pergi mandi dan kembali ke dapur untuk makan karena dia juga belum makan sedari siang tadi.
Duduk sendirian di meja makan, memakan makanannya dengan sunyi, baru saja memasukkan makanannya Syafa kembali menangis mengingat orang tuanya.
'' Ayah, Ibu. Apa kalian hidup bahagia, apa kalian tidak mau tau kabar kedua anak kaliam,'' gumam Syafa dengan tangisnya.
Syafa mengusap air matanya dan menatap nasi yang berlaukan ikan goreng juga sayur kangkung masakannya dengan tatapan nanar. '' Aku tidak boleh menagis di depan rezeki,'' gumamnya lagi dan dia pun melanjutkan makannya.
Setelah selesai makan dia mencuci piring bekas makannya dan pergi ke kamar nya untuk menjalankan kewajiban nya dan setelah itu dia pergi tidur karena besok pagi dia harus bangun lebih awal untuk pergi bekerja.
'' Sepeda ku tertinggal di pabrik, berarti aku harus naik angkutan umum,'' ucap Syafa dan diapun segera memejamkan matanya dan tidak memerlukan waktu lama diapun sudah terlelap di alam tidur nya.
Pintu kamar Syafa terbuka, berdiri lah seorang pemuda menatap sendu Syafa yang sudah terlelap itu. '' Maafkan aku kak,'' ucap Bayu dan diapun menutup kembali pintu kamar kakaknya.
Ayam sudah berkokok menandakan sudah menjelang pagi, Syafa bangun dari tidurnya dan segera membersihkan dirinya setelah itu menjalankan kewajiban nya.
Setelah selesai menjalankan kewajiban nya sebagai seorang muslim, Syafa pun bersiap untuk pergi bekerja, tapi sebelum itu dia harus memasak makanan untuk sarapan adik nya.
'' Bayu kakak berangkat, kakak sudah memasak nasi goreng, nanti kamu sarapan ya jangan sampai enggak,'' ucap Syafa dari luar kamar Bayu.
Syafa keluar dari rumahnya dan menuju rumah yang uangnya telah di pinjam Bayu, setelah membayar semua hutang adiknya Syafa kembali melangkah menuju halte untuk menunggu angkutan umum melintas, setelah ada angkutan umum yang sesuai dengan tujuannya dia pun menaikinya.
Sesampainya di tempat pemberhentian, Syafa turun dari angkutan umun dan harus berjalan lagi untuk ke pabrik tempat dia bekerja.
'' Sya, kamu udah datang,'' ucap May yang baru saja sampai dengan sepeda motor nya.
'' Iya May aku juga baru saja sampai,'' jawab Syafa yang sedang duduk meluruskan kakinya.
Bersambung..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
arwati sani
lanjut
2022-12-22
0
Herti Priyanti
duh Gusti itu Ade y bikin KK y darting...🤦♀️🤦♀️
2021-06-13
1
AniaH
kelak suatu saat Bayu akn menyadari smw pa keslahnya ..syafa sbar
Bayu seperti Krn kurnag kasih syang orang tua nya
semangt kk inur ♥️❤️
2021-04-05
1