"Sa-saya tau Pak, maafkan saya, saya tidak sengaja," lirih Syafa masih dengan menundukkan kepalanya.
"Sudah kedua kalinya kamu melakukan hal yang hampir serupa, dan kedua kalinya juga kau mengakibatkan seseorang terluka karena ulah mu!" Bentak pria itu dengan nada yang tinggi.
"Maafkan saya Pak, saya benar-benar tidak sengaja," jawab Syafa yang sudah terisak, Syafa sangat tau kesalahannya, tapi Ia tak mau sampai Ia di pecat karena saat ini Ia benar-benar membutuhkan uang.
"Saya akan memberikan SP 2 pada mu, dan sekali lagi kamu melakukan kesalahan, surat pemecatan yang akan kamu terima!" Ucapan supervisor itu membuat Syafa sedikit bernafas lega karena Ia masih di beri kesempatan untuk memperbaiki nya.
"Tapi berbeda urusan jika korban mu tadi meminta kamu di pecat, ya dengan terpaksa saya akan memecat mu." Baru saja bisa bernafas lega, lagi-lagi Syafa merasakan kekhawatiran dan bingung harus bagaimana.
"Baik Pak, saya mengerti," lirihnya dengan pasrah.
"Ya sudah kamu boleh keluar, dan berusahalah untuk meminta Maaf pada korban mu itu," ucap supervisor itu.
"Baik Pak, saya permisi." Syafa pun berlalu keluar dari ruangan supervisor.
Melamun lagi sampai Ia tak sadar menubruk seorang gadis seusianya, yang sepertinya memang sengaja menunggunya keluar dari ruangan Supervisor itu.
"Aduuhh!! eeh kamu, kirain siapa," ucap Syafa.
"Aku heran sama kamu Sya, belakangan ini kamu selalu melamun, di tanya kenapa jawaban nya selalu sama, tidak apa-apa. Bahkan aku disini saja kamu tidak melihat ku," ucap gadis itu yang bernama Maya sahabat Syafa dari sekolah SMP sampai sekarang.
"Aku sebenarnya lagi ada masalah, May," ujar Syafa dengan ragu, pasalnya Ia tidak mau kalau masalahnya di ketahui orang lain.
"Sini duduk dulu." Maya menarik tangan Syafa kesebuah kursi yang terletak di samping ruangan Supervisor.
"Cerita sama aku, walaupun aku tidak bisa membantu mu banyak, seenggaknya dengan bercerita kamu bisa melepaskan beban itu walau sedikit."
Syafa menghela nafasnya, Ia membenarkan kata-kata Maya, Ia berharap setelah bercerita beban hidup yang di pikulnya sedikit hilang walaupun itu mustahil, pikirnya.
"Bayu berbuat ulah lagi, dan kali ini dia sudah meminjam uang pada rentenir sebesar 10 juta dan aku di beri hanya dengan waktu selama seminggu aku harus melunasi nya," jelas Syafa dengan pilu.
"Ya Tuhan, Bayu sudah keterlaluan Sya, terus kamu sudah ada uangnya?" tanya Maya dengan rasa khawatir nya.
"Kalau sudah ada, tidak mungkin aku memikirkan nya lagi, May,'' cetus Syafa karena sedikit kesal.
"Oh iya kau benar," ucapnya yang memamerkan gigi kelinci nya.
"Aku hanya punya simpanan satu juta dan 9 jutanya aku harus mencari kemana," ucap Syafa dengan wajah yang bersedih.
"Kau yang sabar ya. Oh ya, aku punya simpanan tidak banyak sih hanya 3 juta tapi itu bisa meringankan hutang mu bukan,'' ucap Maya dengan tulus.
"Tidak May, aku tidak mau melibatkan mu," tolak Syafa halus.
"Aku sangat senang di libatkan dengan urusan mu Sya, karena itu membuat ku merasa di anggap benar-benar sahabat sama kamu," ucapnya lembut.
"Terima kasih May." Mata yang bulat sudah meneteskan airmata lagi karena terharu dengan kebaikan sahabat nya itu.
Di sebuah Klinik. Pria korban kecerobohan Syafa baru saja sadarkan diri, pria tampan dengan setelan kemeja serta celana Cino yang di perban di bagian kepalanya meringis memegangi kepalanya.
"Ssstttt sakit sekali," ringisnya.
"Zid, kamu sudah bangun," ucap pria yang baru masuk ke ruangan perawatan itu.
"Aku di mana, Ki?" tanya Zidan, ya pria itu bernama Zidan Wijaya seorang cucu dari pemilik pabrik tempat Syafa bekerja.
"Kamu di Klinik, tadi kamu kecelakaan saat sedang mantau para karyawan," jawab Rizky, Ia adalah teman Zidan.
"Wanita itu, dimana dia? Dia harus tanggung jawab!" Ucap Zidan dengan geram.
Bersambung..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
Rokinah Mamasurya
aduuuhhh alamat dehh...
2021-08-13
1
Evanafla
hayo loh dia marah. surat pemecatan OTW kayanya
2021-05-19
3
AniaH
widuwwww
Syafa nyai
mangt ya ❤️❤️❤️
2021-04-02
1