Zidan membawa Syafa ke rumah sakit dimana Sang Oma yang sedang di rawat, selama perjalanan mereka membisu.
Tidak ada yang memulai pembicaraan sampai Zidan lah yang memulai nya.
''Pokoknya kau harus berakting dengan benar, aku tidak ingin Oma merasa curiga kalau kita sedang bersandiwara,'' ucap Zidan yang sedang menyetir mobil.
''Iyah Pak, bapak tenang saja, kemampuan akting saya lumayan bagus, karena waktu sekolah saya juara umum di..-'' cerita Syafa terhenti karena Zidan menutup mulutnya dengan tangannya.
''Stop! saya tidak ingin mendengar cerita mu itu,'' ucap Zidan.
Syafa memanyunkan bibirnya karena kesal dengan sikap sombong Zidan.
Tibalah mereka di sebuah rumah sakit terbesar di kotanya, Zidan turun dari mobil tapi tidak dengan Syafa.
''Turun!!'' ucap Zidan dengan suara kesal.
''Iyah, cerewet sekali,'' gerutu Syafa.
Mengetuk pintu ruang perawatan sang oma dan masuk dengan berbarengan, melihat sang Oma yang sedang berbincang dengan seseorang membuat Zidan mengernyitkan alisnya.
''Oma,'' panggil Zidan.
''Cucu Oma, kemarilah nak' kenalkan ini Dilah, cucu dari teman arisan Oma,'' ucap sang Oma.
''Oh, hy. Saya Zidan Wijaya,'' ucap Zidan yang mengulurkan tangannya.
''Aku, Ardillah,'' jawab wanita cantik yang bernama Dillah itu yang membalas uluran tangan Zidan.
Zidan melepaskan nya dengan cepat dan beralih menatap Oma nya yang tengah menatapnya dengan lembut.
''Oma, perkenalkan ini Syafa, calon istri Zidan,'' ucap Zidan dengan merangkul pinggang Syafa dengan lembut.
Akting mereka dimulai dan pastinya Zidan lah yang memulai nya.
''Oma, bagaimana keadaan Oma?'' ucap Syafa dengan akting natural nya.
''Oma baik sayang, kamu cantik sekali sayang,'' ucap sang Oma memuji Syafa.
''Terima kasih, Oma,'' ucap Syafa dengan senyum manisnya.
Zidan melirik Syafa yang tengah berakting itu, dia mengakui kalau Syafa benar-benar melakukan tugasnya dengan baik.
''Ah iya Dillah, Oma biar kita yang jaga, kau boleh pergi,'' ujar Zidan yang mengusirnya dengan halus.
''Iya Zidan, tidak perlu sungkan, kalau begitu aku permisi, Oma aku pulang,'' ucap Dillah berpamitan dan di angguki Oma yang masih terpesona melihat wajah Syafa yang manis.
''Hati-hati Dillah, dan makasih telah menjaga Oma,'' ucap Zidan.
Dillah tidak menjawabnya dia hanya tersenyum dan berlalu keluar kamar.
''Calon istri Zidan? kalau dia sudah memiliki calon istri buat apa nenek menyuruh ku bertemu dengan Oma, merepotkan,'' gerutu Dillah dengan kesal.
Di ruangan kamar inap, Oma Zidan dan Syafa tengah berbincang banyak, sesekali keduanya tertawa karena perbincangan nya dan Zidan yang hanya memperhatikannya dari sofa yang ada di ruangan itu.
''Kemampuan berpura-pura nya sangat bagus, hahhhh... semoga Oma tidak curiga,'' ucap Zidan yang menghela nafasnya dengan panjang.
''Oh ya, Zidan, kenapa dengan kepala mu, kenapa di perban seperti itu?'' tanya Oma yang baru menyadari dengan kepala Zidan yang terluka itu.
''Hahhh... Oma, sedari tadi kau baru menyadari nya, sudahlah tidak perlu di bahas,'' jawab Zidan.
''Dasar cucu durhaka, ditanya enggan sekali menjawab nya,'' ketus Oma.
''Sudahlah Oma, oma tidak perlu marah-marah seperti itu, nanti Oma sakit lagi,'' sela Syafa.
''Kau benar cantik, dia memang cucu kurang ajar, Oma tidak mengerti kenapa kamu bisa mencintainya,'' ucap Oma dan Syafa terdiam karena ucapan Oma yang sangat mengganggu perasaan nya.
''Oma, istirahat lah, ini sudah malam Syafa harus pulang. Biar aku antar Syafa dulu, ya...'' Ucap Zidan yang mengerti dengan situasinya yang sudah tidak kondusif.
''Iya iya, kau harus mengantarkan cucu menantu ku dengan selamat, salam dengan keluarga mu ya, nak,'' lagi-lagi ucapan Oma membuat Syafa terdiam.
Orang tua? bahkan Syafa sendiri tidak mengetahui kedua orang tua nya kemana, dimana keberadaan nya dan bagaimana kabarnya karena sudah lama Syafa dan adiknya, Bayu, tidak pernah lagi bertemu dengan kedua orang tuanya.
Zidan menggandeng tangan Syafa, mereka berlalu setelah berpamitan dengan sang Oma.
Zidan diam-diam memperhatikan Syafa yang sedari tadi menundukkan kepalanya.
''Terima kasih sudah berakting dengan sempurna,'' ucap Zidan dengan tangan yang masuk di kedua saku celananya, Mereka berjalan dengan berdampingan, tapi Syafa yang saat ini sedang merindukan orang tuanya tidak mendengar ucapan Zidan.
''Hei, ada apa?'' tanya Zidan yang menahan Syafa agar berhenti melangkah.
''Tidak Pak, saya tidak apa-apa,'' jawab Syafa.
''Tapi kenapa sedari tadi kau tertunduk dengan wajah sedih mu,'' ucap Zidan lagi.
''Pak, apa saya bisa mendapatkan bayaran nya di depan saja,'' ucap Syafa mengalihkan pembicaraan.
''Dimana-mana bekerja dahulu baru mendapatkan gaji, tapi ya... tidak apa, sebentar.'' Ucap Zidan yang sedang mengeluarkan sesuatu dari kantung jasnya.
''Ambil ini, isi sesuai dengan keinginan mu,'' ucap Zidan dengan menyerahkan sebuah cek kosong ke depan Syafa.
''Tidak Pak, saya hanya ingin uang cas, saya hanya meminta sesuai apa yang saya butuhkan yaitu sebesar 6 juta rupiah, apa bisa?'' ujar Syafa menolak cek yang di berikan Zidan.
Zidan tercengang mendengar penuturan Syafa yang polos itu. '' Enam juta?'' tanya Zidan dan di angguki Syafa.
Bersambung..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
Yati Yati
minta 15jt safa buat byr utang plus bunganya
2023-07-26
0
Shuhairi Nafsir
malas Aku kalau cerita cewek yang lembab lagi lemah.
2022-12-26
0
Evanafla
dikit tu mah Dan. jajan harianmu😅
2021-05-19
1