tanpa berpikir panjang, sangng sekertaris menemui CEO yang berada di dalam ruangan, "selamat siang pak", sapa sekeetaris berbadan dua yang kini berdiri di berhadapan deng sang CEO
ALVIN menatap sekwrtaris nya dengan dahi mengerut, pasal nya, wanita yang berada di hadapan nya saat ini adalah seorang ibu hamil yang mungkin sebentar lagi akan melahirkan.
"apakah kamu sekertaris saya??", alvin bertanya pada sekwrtaris nya untuk meyakinkan apa yang di lihat nya saat ini.
"iya pak', jawab mery sang sekertaris tanpa meliht eksspresi yang di tunjukan sang CEO pada nya.
sementara, di hadapan nya Alvin memijat pelipis yag tidak sakit.
keheningan pun terjadi beberapa menit sebelum akirnya alvin berbicara lagi.
"apakah ada sekertaris pengganti mu nanti jika kamu cuti?",
yah setidk nya alvin harus mencari sekertaris pengganti mery,
"belum pak, tapi nnati akan saya carikan", jawab sang sekertaris.
lalu alvin menganggukan kepala nya. dan bertanya lagi, "apa saja kegiatan saya hari ini?",
"bapak akan bertemu kolega di hotel XXX pada jam 13:00," jelas merry
"setelah itu?", alvin kembali bertanya
"tidak ada pak" jawab meri sambil menunduk.
"baik lah, kembalilah bekerja dan jangan lupa mencari pengganti mu", timpal alvin lalu meri berjalan setelah berpamitan dengan atasan nya.
"hallo van, siapkan mobil menuju hotel XXX", pintah alvin melalui telpon seluler nya pada ivan asisten pribadi alvin.
ivan seorang asisten pribadi sekaligus teman sejak masa Sekolah Dasar hingga sekarang menjadi asisten pribadi alvin.
"baik pak", jawab ivan dari sebrang telfon, saat jam kantor ivan selalu menjaga jarak antara alvin dan dirinya, kecuali jika habya berdua baru mereka berdua berbbicara selayak nya sahabat.
tak butuh waktu lama, mobil yang akan di naiki alvin telah siap dan disambut oleh sang asisten pribadi.
sednagkan sang merry sekertaris alvin tidak mengikuti pertemuan yang akan berlangsung, dikarenakan merry masih dalam masa ke hamilan.
alvin seorang pemimpin yang bijak sana, alvin tidak ingin membebani merry yang masih seorang ibu hamil.
alvin hanya tidak mau ambil resiko pada pegawai nya... meskinpun dingin dan kejam, alvin masih memiliki sisi lembut pada sesama manusia.
dalam perjalanan alvin membuka suara terlebih dahulu.
"van, lo tau gak semua pegawai yang ada di kantor kita?", alvin bertanya pada ivan sahabat nya.
"hemmmmm, kenapa emang?", ivan balik bertanya pada sahabat nya,
"gak, gue ngerasa ada salah satu pegawai yang sperti nya gak asing sebelum nya,, seperti nya gue kenal sama dia, tapi gua lupa van dimana,"
alvin melirik ivan melalui kaca spion yang berada di depan nya seolah menunggu jawaban dari sahabat nya yang sedang mengemudi.
ivan tertawa seolah olah mengejek teman nya,
"apakah dia menyukai serang wanita dinkantor", ivan membatin tapi enggan untuk menjawab pertanyaan sahabat nya.
sementara alvin gergetan melihat sahabat nya yang enggan untuk menjawab.
mobil yang sejak tadi membelah kota jakarta kini telah sampai di depan hotel XXX,
ivan segera membuka pintu mobil untuk sang atasan, alvin berjalan menuju ruangan VIP yang akan di langsung kan pertemuan kolega.
setelah menunggu beberapa menit, akirnya yang ditunggunpun tiba.
pertemuanpun berlangsung beberapa jam lama nya, saat kerja sama telah di sepakati, akir nya alvin dan ivan pulang ke rumah dima alvin tempati saat ini bersama ornag tua nya pak albert.
sedangkan ivan kembali ke apartemen milik nya.
sedangkan di ruangan keluarga,pak albert dan ibu sinta duduk bercengkerama bersama seorang gadis yang sudah di anggap seperti anak kandung pak albert, pak alber dan ayah si gadis itu adalah sahabat baik sejak dulu. "nak, sekarang umur mu sudah 25 tahun dan alvin sudah kembali ke indonesia beberapa minggunini, mungkin sekaranglah saat yang tepat agar kalian bersama, melanjutkan apa yang telah saya dan ayah juga ibu mu sepakati sejak 20 tahun lalu, menjodohkan mu dengan alvin", jelas pak albert pada gadis malang Dian putri semata wayang almarhum pak herry dan Ny.susanti.
deg... deg... deg.... detak jantung Dian ber irama seakan ingin melompat dari tempat nya.
"astagaa, apakah yg di maksud pak albert adalah CEO ku?kenapa harus aku ya tuhan.... kalaupun seperti ini, kenapa harus alvin sih?", diqn membatin sambil m*****s ujung baju yang di pakai nya dan enggan menjawab. ibu sinta mendekatkan diri pada dian dan menggenggam tangan dian dengan lembut, seakan memberikan kekuatan pada gadis malang itu, "nak tenanglah, alvin anak yang baik dan bertanggung jawab, ibu yakin alvin akan menyayangi mu dengan tulus", ibu sinta menenangkan dian. setelah bersendagurau dan bersepakat sepihak tanpa alvin, akirnya dian berpamitan untuk pulang pada kedua orang tua alvin.
di kamar, alvin merebahkan diri setelah berendaman di dalam bath up kamar mandi pribadi nya.. alvin enggan menutup mata,seakan wajah wanita yang diliriknya tadi mengganggu pikiran saat ini... alvin mengambil kunci mobil dinatas meja samping tempat tidur nya dan mengambil jaket, lalu berjalan keluar rumah, belum sempat melewati tangga terakir, pak alber memanggil "vin mau kemana kamu??", alvin tersenyum pada ayah nya, "mau keluar sebentar pah," jawab alvin sopan pada ayah nya. "bisakah kita berbicara sebentar nak?, ada hal penting yang ingin ayah sampaikan padamu", albert menghentikan langkah alvin.
"ahhh ayah pasti ingin menjodohkan ku lagi, entah wanita mana kali ini yang ada di benak nya,aku bisa gila", alvin membatin namun tetap melangkah menuju ruangan kerja ayah nya.
di ruangan kerja nya ayah nya, alvin duduk di sofa berhadpaan dengan pak albert, "hemmm jadi begini maksud ayah nak, apa kamu masih ingat anak pak herry teman ayah dulu,?, pak herry memiliki seorang putrinyang cantik. umur nya masih sanat muda nak.. dia gadis yang baik dan cantik, ayah yakin, kamu pasti tidak akan menyesali setelah berkenalan dengan nya. apalagi umur mu 35 tahun sudah tidak lagi muda nak", alber menjelaskan pada alvin.
"pahh biar alvin milih sendiri jodoh alvin pah, yang menjalanikan alvin, alvin gak mau di jodohkan", tegas alvin pada ayah nya sambil berlalu meninggalkn ayah nya yang mematung enggan menahan kepergian anak nya, "biarlah dia berpikir, sebentar juga diapasti akan menyetujui nya jika sedah bertemu dengan dian", batin albert sambil tersenyum sendiri.
di depan apartemen ivan, alvin membunyikan bel apartemen ivan berkali kali, hingga pemilik apartemen bangundan mengumpet seribu satunkata pada tamu nya yang berkunjung pada jam istirahat malam, ketika pintu apartemen terbuka, alvin langsung masuk menerobos melalui ivan yang menunjukan muka tak bersahabat nya apda alvin , bos sekaligus sahabat nya. alvin rebahan di tempat tidur ivan dan enggan membukakan sepatunmilik nya, membuat si pemilik tempat tidur mencecar dengan berbagai macam kata.
alvin duduk di ujung tempat tidur ivan lalubmenyuru sahabat nya memesan makanan lewat aplikasi. "van cepat pesanin mkanan, aku mau makan sekarang", pintah alvin tanpa memperdulikan ivan yang sedari tadi mengomel. ivan tetap melakukan pintah sahabat nya. "ehh lu ngapain dateng dateng lansung masuk kamar gua, cepat keluar sana", sambil menyeret kaki alvin hingga alvin terduduk di lantai dan beerteriak teriak, alhasil ivan berhasil menyingkirkan sahabat nya dari kamar kesayangan nya...
di ruanagn tengah, alvin dan ivan duduk sambil menunggu makanan yang telah di pesan melalui aplikasi, "ngapain sih lu dateng rumah gua", ivan bertanya sambil memainkan ponsel nya tanpa melihat alvin yang sesnag kesal dengan dengan papa nya.
"gua si jodohin papa dengan gadis gua gak kenal sama sekali", alvin menjawab smabil merwbahkan tuhub nya di sofa sambil memijat pelipis nya. "hahahhahahah baguslah, setidak nya lu gak jomblo lagi setelah ini, lu mah enak, tinggal terima beres aja, calon bini aja di cariin sama bokap, lah gua?? capek capek milih sanah sini gua gak nemu yang cocok", ivan menjawab tanpa memperdulikan perasaan sahabat nya yang benar benar frustas
"yah kalau cewek nya bukan tipe gua, gimana dong,? lu mah enak bebas milih, lu pan play boy cap kucing", alvin tidak mau kalah dengan ivan yang seenak nya sajaj kalau bicara.
tingtong tingtong, bel apartemen milik ivan berbunyi "akir nya dateng juga", gumam ivan sambil berjalan membukakan pintu apartemen milik nya mengambil pesanan. setelah makanan yang di pesan di gidangkan di meja, alvin dan ivan makan tanpa memperdulikan tv yang berbicara sendiri,. "vin, setelah ini lu pulang lah, gua mau tidur lagi", pintah ivan
"enak aja lu nyuru gua pergi, gak bakalan gua pergi dari sini,' belum selesai makanan pun alvin berdiri mendahului ivan yang sednag asik makan. alvin berlaru menuju kamar ivan dan mengunci pintu kamar dari dalam .
ivan mengetuk kamar, tapi tidak kunjung di buka alvin, ivan mengumpat alvin dari balik pintu kamar, sedang kan alvin sibuk memikirkan perjodohan yang telahbdi rencanakan orang tua nya...
alvin merasa frustasi, ingin rasa nya alvin menghilang. bayangan gadis kecil yang pernah bertemu dengan nya beberapa tahun lalu pun terlintas di benak nya. yah.. gadis kecil yang pernah di temui nya dengan tidak sengaja.. gadis cantik yang berlairi dengan pakayan sangat berantakan sejenak alvin tersenyum sendiri mengingat masa itu.. "entah dimana kau kini berada gadis kecil ku, aku merindukan mu, andaikan saja kau bisa aku temui saat ini, apakah kau telah memiliki kekasih?", alvin gelisah hingga akir nya memilih untuk tidur...
di tempat lain, dian masih membayangkan seornag kakak yang menolong nya, yah kakak yang membantunya "andaikan saja aku bisa bertemu dengan mu kak, andaikan waktu itu aku berkenalan dengan mu, mungkin sekarang kau mencari ku, betapa bodoh nya aku yang tak mau memberitahukan nama ku pada mu,malah mengambil buku diary muu dari mobil", dian berbicara sendiri di depan cermin besar yang beada di dalam kamar nya. hingga air mata nya membasahi pipi putih mulus tanpa cela dan noda nya. dian pun menangis sejadi jadi nya, membayangkan apa yang akan terjadi pada nya
"sebentar lagi aku akan menikah, melepas masa lajangn ku, dengan peria yang belum aku lihat muka nya, belum aku tau sifat nya, hanya mendengar suara nya saja aku merinding dan entah apa yang akan terjadi pada rumah tangga ku kelak, jika saja papa dan mama gak pernah merencanakan perjodohan ini, aku gak akan mungkin menerima nya", hiks hiks hiks sambil menyeka air mata yang tak kunjung henti.
dian memasuki kamar mandi dan berdiri dibawah sower yang mengeluarkan air dingin, seakan dian tidak merasakan dingin nya air yang saatbininmengguyur tubuh mungil nya hingga lebih dari 2 jam baru dian menyadari nya.
"astaga, kenapa aku begini sih", dian bergegas keluar dari kamr nya, di rumah yang besar dan mewah, rumah peninggalan orang tua nya. hanya ada kedua pembantu dan diri nya .
sebenar nya, sejak kedua orang tua nya telah menghadap sang pencipta, dian meminta para pembantu nya untuk pergi bekerja di tempat lain, karena dian tidak bisa lagi memberika gaji pada pembntu nya
tetpi mengingt kebaikan keluarga mendiang pak herry dan Ny. susanti lah, bi ina dan adik nya tetap mau tinggal di rumah itu.
meski tidak di berikn gaji, dian menganggap bi ina seperti keluarga nya sendiri. dian tidak pernag seenak nya menyuruh bi ina untuk melakukan pekerjaan rumah, terkadnag jika ada waktu liburan, dian menyempatkan diri untu membantu bi ina membereskan rumah besar itu..
"seandai nya saja tante lili gak serakah dengan harta dan aset peninggaan papa, aku mungkin gak semenyedihkan ini, setidak nya aku bisa membantu bi ina memberikan nya gaji", dian bergumam,
setelah berlama-lama derada di ruagan tamu, dian memilih untuk tidur di kamar nya, dian memeluk boneka panda kesayangan nya dan meringkuk dibawah selimut tebal berbulu domba milik nya, melepas kan seluruh kelelahan nya hingga terlelap.
burung berkicau ria dan matahari menampakan diri nya dengan malu malu, jam berdetak begitu jepat hingga dian berkali kali menerjap kan mata nya mengumpul kesadaran dari tidur panjang nya. "ahhhh ternyata udah siang, sukurlah hari ini hari libur, kalau gak, mungkin aku dah di pecat sama si bruang kutup utara itu", dian bergumam namun enggan bangun dari tidur nya. dia berdoa kepada sang peberi kehidupan
"ya tuhan ku, terimakasih untuk waktu yang telah ku lalui sepanjang hari kemarin hingga pagi ini, jauhkanalah dari aku segala marabahaya yang akan menganancam jiwa dan raga ku, berkagilah segala usaha dan jeri payah ku hari ini dan hari yang telah aku lalui, dan terimakasih untuk hari baru yang engkau berikan padaku, berkatilah pulah semua orang yang aku sayangi, dan semua ornag yang menyayangi ku dimanapun mereka berada, akir nya ya tuhan, aku serahkan seluruh hidup ku kedalan tangan mu, amiin",
diana beranjak darj tempat tidur setelah merapihkan kembali lalu menuju kamar mandi yang terletak di dalam kamar untuk membersihkan diri.
.
.
.
Hay guyss, mohon dukungan novel ku yah... maaf jika ada kata yang tidak berkenan di hati para pembaca sekalian
❤️❤️🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments