MY FIRST LOVE
.
.
.
KORNELIA DIANA PUTRI adalah gadis berusia 25 tahun... bertubuh tinggi 157 cm, hidung mancung, wajah tirus, mata sipit,dan berambut panjang berwara coklatb bergerai indah sebatas pinggang. bekerja disalah satu perusahan ternama di jakarta. Dian, nama panggilan dari gadis pemilik mata sipit yg indah', alaram membangunkan nya di pagi hari, bersaman dengan dingin nya cuaca nan segar menyusupi selimut tebal yang menyelimuti nya. Dian bergerak melikak likukan tubuh dan beberapa kali menerjapkan mata indah, berusaha mengumpulkan kesadaran nya. hingga akhir nya memilih untuk segera bangun dari tidur panjang nya. lalu duduk di tengah tempat tidur dan berdoa menurut keyakinan nya.
"Tuhan, terimakasih untuk tidur malam ku, hingga pagi ini aku masih bisa bangun dalam keadaan baik, sertailah hari-hari ku dan jangan tinggal kan aku, berkatilah pulah segala pekerjaan yang akan aku hadapi hari ini, tuhan... hanya pada mulah aku percayakan hari-hari ku. amin",
setelah berdoa, Dian bergegas merapihkan tempat tidur nya lalu menuju kamar mandi dan memulai ritual mandi pagi seperti biasa sebelum berangkat kerja. ritual mandipun selesai selama 30 menit lama nya.. dan kembali kekamar untuk menyiapkan diri pagi ini.
setelah melalui perjalanan yg begitu membosankan setiap hari nya, Dian tiba di kantor melewati lobi kantor menuju lift yang akan membawakan nya ke ruangan kerja yang selama ini tempati.
"selamat pagi gaeeeessss,'
sapa dian sambil tersenyum lebar dan berjalan dengan semangat nya melewati winda.
yah.. winda, adalah sahabat dian sejak duduk di bangku Taman kanak-kanak hingga saat ini, mereka bagai surat dan perangko yang tak terpisahkan dari anplop.
"eh dian, kamu tau nggak hari ini ada CEO baru loh yang akan menggantikan posisi pak albert sinaga,kata nya sih CEO baru kita galak dan dingin,"
winda menyampaikan kabar yang juga baru di ketahui nya tadi pagi ke Dian, sambil berdegik ngeri seakan takut pada CEO baru yg menggantikan pak albert saat ini. berbeda dengan Dian yang hanya mendengarkan tanpa menunjukan ekspresi apapun ke winda sahabat nya yg lagi bergosip ria di depan meja kerja milik dian. dian melirik winda sekilas sambil menggeleng kecil. entah apa yg di pikirkan oleh dian saat ini. yang dian pikirkan hanyalah bekerja, bekerja dan bekerja tanpa mempedulikan siapa BOS nya. inti nya setiap awal bulan dapat gaji, dan bisa membiayai keperluan pribadi.
Dian adalah gadis yang hanya hidup sebatang kara sejak kedua orang tua nya pergi meninggal kan nya ke hadap sang pencipta 5 tahun yang lalu. tepat saat dian berusia genap 20 tahun, kala itu orang tua dian hendak ke mall membeli perlengkapan ulang anak semata wayang mereka Dian, tiba² kecelakaan besar yang tak terduga menimpah kedua orang tua nya hingga merenggut nyawa.
.
.
Flashback
tepat tanggal 23 maret 5 tahun yang lalu, kedua orang tua Dian, pak heri dermawan, dan ibu matilda susanti terjebak sebuah kecelakaan yang merenggut nyawa,
pagi itu dian masih betah meringkuk di bawah selimut tebal kesayangan nya, dian adalah pewaris tunggal dari kedua orang tua nya.
tok tok tok, "nak ayo bangunlah sayang, mandi lalu sarapan,"
Ny. susanti mengingatkan anak semata wayang nya dari balik pintu kamar dian.
"iya maaa", dian menjawab ibu nya dengan sura berat nya khas bangun tidur.
Ny.susanti lalu beranjak pergi meninggalkan pintu yang tertutup rapat itu setelah mendengar jawaban dari putri semata wayang nya. lalu menuju kamar utama untuk menyiapkan diri, ternyata kedua orangtua dian telah merencanakan pesta ulang tahun putri kesayangan di sebuah hotel milik keluarga pak heri,
"dian nya sudah bangun ma?",
pak heri betanya pada istri nya sambil memakai jas,
"iya pah, sudah mama suruh buat sarapan", jawab Ny. susanti tersenyum simpul
lalu mengajak suami nya pergi meninggalkan kamar utama yang mereka tempati sebagai kamar keluarga (kamar pribadi)
sebelum benar-benar pergi, ibu susanti menulis pesan di sebuah kertas segi empat berwarna pink.
"makanlah sayang, Jangan menggu papa dan mama,kami hanya keluar sebentar dan tidak akan lama",
lalu Ny.santi menempel di lemari kulkas dekat dapur.
dian di latih mandiri sejak berumur 8 tahun oleh kedua nya.
Ny.susanti mempekerjakan dua pembantu di rumah nya, entah kenapa , hari itu, Ny.susanti ingin menulis sebuah pesan lewat kertas berbentuk segi empat itu lalu menempelkan nya di kulkas, padahal sebelum-sebelum nya tidak pernah melakukan hal semacam itu.
lalu berpesan pada Bi ina yang teleh bekerja di rumah keluarga pak heri dermawan itu.
"bi, nanti kalau dian bangun, tolong katakan membaca pesan saya yg di tempel di lemri kulkas yah bi,"
belum sempat bi inah menjawab nya, Nyonya rumah bi ina telah berlalu menuju mobil yg di kendarai sendiri oleh pak heri.
"kok tumben yah, Tn, membawa mobil nya sendiri sepagi ini", gumam bi inah yg masih betah dengan berdiri tegak di dapur.
waktu bergulir dengan begutu cepat nya, dian menuruni tangga sambil berdengung menyanyikan lagu happy brith day buat diri nya sendiri sesampai nya di tangga terakhir dian melihat bi inah yang masih berdiri mematung, entah apa yang ada di dalam pikiran bi inah saat itu.
dian menyapa nya
"selamat pagi bi inah," bi inah sedikit kaget dan lalu melihat nona muda yang peramah dan baik hati di depan nya lalu menunduk sopan,
"non, tadi Ny, menyuru untuk membacakan pesan yg di tulis depan kulkas", sambil menunjuk arah kulkas di samping bi inah
dian mengerutkan kening nya sejenak sebelum bergegas ke kulkas yg di tunju bi inah.
dian lalu menganbil langkah lebar mebuju kulkas yg di tunjuk bi inah dan membaca pesan ibu nya. lalu tersenyum,
"kog mama nulis pesan lewat kertas yah? juga gak ada ucapan selamat ulang tahun buat aku," dian bertanya dengan diri nya sendiri.
sejenak dian merasa sedih lalu kembali sadar dari lamunan nya mendengar telpon rumah berdering berkali kali.
sedangkan bi inah sudah kembali ke halaman belakang membersihkan kolam renang dari dedaunan yg berguguran setiap pagi
dian melangkah begitu cepat menuju telpon yg terletak di runagan tamubrumah nya, entah mengapa, dian seakan merasa ada sesuatu, dian menarik nafas agar tetap tenang menerima panggilan telpon itu.
"ha..hallo... selamat pagi,' sapa dian sopan
"selamat pagi, apa benar ini rumah bapak HERI DERMAWAN?", suara di sebrang telfon bertanya memastikan agar tidak tersalalah dengan panggilan telfon nya kini.
"iya betul, saya diana, putri pak heri, ada yang bisa saya bantu?", dian menjawab pertabyaan penelfon dengan sopan dan ramah.
"maaf ini dari rumah sakit XXX, ayah dan ibu anda kecelakaan pagi ini dan di rawat di rumah sakit kami,"
dian menjatuhakan gagang telfon dan kedua kaki nya bergetar seakan tak mampu meumpuhkan badan nya namun dian melawan dengan sekuatbtenaga menahan rasa itu.
lalu tanpa banyak berkata, dian mengambil kunci mobil nya berlari menuju garasi mobil mengendarai mobil BMW berwarna hitam nya menujubrumah sakit.
dalam perjalanan dian menangis terisak seakan dada nya terasa sesak.
dian tidak bisa membayangkan jika saja kedua orang tua yang sangat di cintai nya pergi meninggal kan nya sendirian di dunia ini.
"gak. gak mungkin papa sama mama ninggalin aku sendirian di dunia ini, yah gak mungkin , karna aku gak akan mengijinkan mereka meninggalkan aku sendiri,'
dian merancau hingga terasa frustasi sendiri. tidak butuh waktu yang lama, dian tiba di depan gerbang rumah sakit.
lalu berlari munuju runagan IGD dan bertanya pada salah seorang perawat yangbdi temui nya.
"pak, dimana papa dan mama saya di rawat?' sambil menyeka air mata nya dengan jemari tangan,
"maaf atas nama siapa?', perawat tersebut kembali bertanya, dengan terbata-bata dian menyampaikan nama kedua orang tuanya,
"ohh maaf,"
belum selesai petugas mengatakan nya tiba-tiba tante Lili memanggil nama dian dengan berteriak sekeras mungkin.
deg...
deg...
deg...
irama jantung dian berdetak seakan mengerti dengan apa yang akan dikatakan oleh tante Lili yg berteriak memanggil nama nya.
tante lili memeluk dian dengan erat sambil menangis
"tan, gimana keadaan papa dan mama?",
dian bertanya di sela tangisan nya.
"me..mereka pergi di panggil tuhan sayang", tante lili menjelaskan dengan bahasa halus nya namun dian mengerti betul dengan apa yg dimaksut kan tante nya kini sambil memegangi kedua bahu gadis malang itu yang bergetar.
dian berlari ke ruangan mayat melihat kedua ornag tua nya yg terbujur kaku berkukit penuh luka dimana mana dan kulit pucat pasih, dian melangkah pelan satu persatu langkah nya hingga sampai pada kedua mayat orang tuanya. dian menangis sesegukan sambil merancau
"pah.. maaah, kenapa ninggalin dian di sini?, kalian tau gak hari ini ulangbtahun dian, dian gak minta apapun dari tuhan selain memperpanjang umur kalian buat dian, setidak nya, hiduplah bersama dengan dian lebih lama lagi, dian gak butuh apapun selain kalian berdua, bagaimana dian mebjalani hari tanpa kalian mahh pah... tolong bangun untuk dian kali ini saja", dian berteriak dengan histeris.
tante lili memeluk tubuh gadis malang itu. memeluk dengan erat seolah menyalurkan kekuatan pada gadis malang seperti diann.
tante lili adalah adik dari pak heri dermawan.
setelah menenangkan gadis malang itu, tante lili menuntun dian ke kediaman orang tua dian, sebagai umat nasrani, jenasah di doakan dan memberi pemberkatan sebelum akir nya peroses pemakaman jenasah.
.
.
.
flashback off
"kamu kok gak tertarik sih sama berita yang aku bawakan", winda bertanya sinis pada dian yangbmasih sibuk dengan kegiatan mengatur ngatur meja kerja nya.
"males", satu kata andalan dian kalau lagi tidak tertarik pada gosip. dian selalu menghindari gosip yang menurut nya tidak lah penting.
winda pun berlalu dari meja dian sambil mengerucutkan bibir mungil nya.... dia tau, teman nya itu tidak akan merespon gosip nya dengan kata yg di dengar nya dari dian sambil menarik nafas lalu membuang nya dengan kasar dan duduk manis di depan komputer yang belum sempatbdi nyalakan nya sedari tadi.
DAVID berlari memanggil teman se ruangan nya dengan nafas ter engah engah...
"cepat semua nya turun ke lantai satu, CEO baru segera berada di sana 10 menit lagi",
David berteriak sekeras mungkin hingga kembali lagi ke lantai satu tanpa menunggu teman-teman seruangan nya.
baik dian maupun winda dan beberapa pegawai di ruangan itupun menuju lif yang akan menghantarkan mereka ke lantai satu.
setiba nya dilantai satu, tak butuh waktu lama dan sebelum 10 menit pun.
CEO tampan bertubu tinggi sekitar 175 cm itu berjalan dengan tegak nya melwwati semua pegawai yang berbaris di pintu masuk,
peria itu berjalan enggan melihat pegawai nya satu persatu.
tapi jangan kira ekormata nya pun tidak bekerja saat yang bersamaan,
deg...
deg...
deg...
ekor mata sang CEO menangkap wajah cantik yang menunduk memberikan hormat pada sang pemimpin baru nya...
sang CEO berjalan dengan lambat dan selambat mungkin memastikan apa yg di lirik nya saat ini.
ketika berada di ujung barisan, sang CEO berbalik danbersuara memecah keheningan yang terjadi di dalam kantor itu.
"selamat pagi semua nya, saya SERFASION ALVIANTO , yang akan memimpin perusahan ini sejak hari ini, ada pun peraturan yang saya tetapkan kepada seluruh staf di perusahan ini adalah, jam masuk kerja adalah jam 07:00 pagi, jam pulang jam 05:00 sore, dan berpakayan sopan, apa bila ada yang melanggar waktu yang telah saya tetapkan, maka silahkan angkat kaki dari perusahan ini tanpa pesangon, tidak ada tawar menawar dalam hal waktu bekerja! terimakasih dan selamat bekerja kembali,..",
sang CEO pun akir berlalu begitu saja menuju lift khusus hingga berada di ruangan pribadai nya.
di departemen milik dian,
dian seakan gelisah dengan peraturan yang diberikan .
"agggh masah sih masuk kantor jam 07:00 pagi," winda merancau seakan memperotes kan waktu masuknkantor yang di tetapkan oleh sang CEO baru di kantor tempat mereka bekerja saat ini..
sedangkan waktu yang di berikan pak albert ayah dari sang CEO baru adalah jam 08:00 pagi itupun di berikan toleransi hingga beberapa menit, apalagi mengingat winda sering terlambat setiap hari nya.
bagaimana tidak?, winda bangun pagi jam 07:00 pagi, belum lagi ritual mandi nya yang membutuhkan waktu hingga 30 menit. winda seakan frustasi dengan bos baru nya.
berbeda dengan dian yang yang masih gelisah, entah karena waktu dan peraturan dari CEO nya atau kah karena hal lain.. dian mulai tenang dengan mengumpulkan oksigen di dalam otak nya... yah seperti itulah yang terbaca dari raut wajah nya saat ini...
disisi lain DAVID memandangi dian dengan sembunyi sembunyi dari balik komputer yang berada di dean nya, hingga tertangkap basah oleh dian.
wajah David merona seketika, david hanya bisa tersenyum kikuk karena tertangkap basah oleh dian.
david sejak lama mengagumi dian, hanya saja masih ragu untuk mengungkapkan perasaan nya pada gadis seruangan nya itu, takut di TOLAK..
sementara di ruangan CEO, ALVIN, sang CEO baru menghubungi sekertaris yang berada di depan ruanagn nya saat ini,
"segera keruangan saya", lallu mematikan telfon sepihak tanpa menunggu jawaban sang sekertaris nya.
.
.
.
BERSAMBUNG....
hay semua nya, jangan lupa dukung dan vote cerita aku yah..
mohon maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan, mohon memberikan masukan juga demi sukses nya novel ku ini...
ini adalah novel pertama ku, dan apa bila ada kata kata yg kurang berkenan para pembaca maaf sebesar besar nya...
terimakasih. . 🥰🥰❤️🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments