"Pan, apa kau sudah lupa bagaimana cara mengangkat telefon?" tanya freya beruntutan.
'*T*unggu, lupa cara mengangkat telefon ?' batin pandu, menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.
"Sudahlah, jujur saja kau lupakan?" tanya freya lagi dengan mode mengejek.
"Tidak nyonya, saya tadi hanya sedang ber—" ucapan pandu terpotong karena pandu sadar pandu hampir keceplosan.
"Ber apa? berkencan dengan beruang?" tanya freya mulai menatap curiga.
"Saya tadi bersepeda ah iya! bersepeda nyonya, dan hp saya tertinggal disini" jawab pandu memilih berbohong.
"Nyonya, sekarang giliran saya yang bertanya. kenapa anda menelefon saya tadi?" tanya pandu penasaran sekaligus untuk mengalihkan topik.
"Apa disini tidak ada baju untukku?, pakaian ini sangat berat" keluhan freya pun terungkap juga.
"Nyonya, bukankah tadi anda membuka almari?" tanya pandu agak gemas dengan tingkah laku Freya.
"Iya" jawab freya polos.
"Bukankah disana terdapat beberapa baju?" tanya pandu lagi dengan geram, ia serasa ingin mengunyet-unyet Freya.
"Iya" jawab freya lagi, gadis ini belum mengerti juga.
"Lalu kenapa nyonya tidak menggunakan baju itu saja?" tanya pandu sedikit sabar.
"Kan itu bukan bajuku" jawab freya dengan entengnya tanpa memperdulikan wajah panas pandu.
"Baju itu khusus untuk anda nyonya!" ucap pandu sambil memijat keningnya pusing.
"Iya kah?, baiklah keluarlah aku mau mandi" ujar freya secara tak langsung mengusir pandu.
"Tunggu nyonya, apa anda tidak ingin para pembantu untuk membantu anda?" tanya pandu.
"Tidak, aku lebih suka mandi sendiri" jawab freya lalu mendorong pandu untuk keluar kamarnya.
Pandu pun menatap nyonyanya itu dengan serba heran, 'nyonya itu bodoh atau... ? ' batin pandu sambil memijat keningnya lagi.
pandu pun berjalan menuju ruangan tuannya. saat pandu masuk, tuannya melihat dengan heran.
"Ada apa dengan mu?!" tanya tuannya dengan nada sedikit membentak.
"Maaf tuan, saya lupa untuk melapor pada tuan" ucap pandu menunduk.
"Laporkan sekarang!" bentak tuan itu tanpa menyuruh pandu duduk, yah nasib.
"Orang itu sudah saya b*nuh tuan dan jenazahnya sudah kami bereskan" lapor pandu pada atasannya itu.
"Bagus, lalu bagaimana dengan gadis itu?" tanya tuan itu yang sepertinya masih tak nyaman dengan keberadaan gadis itu di rumahnya.
"Saat saya pertama kali masuk ke ruangan nyonya. tadi saya melihat nyonya sedang menangis" jawab pandu singkat.
Namun pria itu sama sekali tak membalas ucapan pandu, mungkin pria ini benar tak peduli pada Freya.
"Tuan?, nyonya sangat penasaran dengan anda. apa saya harus memberitau nama anda?" tanya pandu yang masih sangat kasihan pada Freya.
"Jangan! ini kan baru hari pertamanya biarkan saja kalau sudah seminggu dia disini beri tau namaku" jawab orang itu.
"Baiklah tuan" sahut pandu lalu keluar dari ruangan tuannya.
Sementara itu.....
Freya yang sudah selesai mandi memutuskan untuk berjalan jalan,
dia berhenti tepat di depan foto seorang gadis cilik yang sangat cantik jelita sedang foto berpose.
Di bawah foto itu terdapat sebuah tulisan "siapa dia?, dan siapa namanya?" tanya freya bertanya pada dirinya sendiri.
"Nyonya, anda kenapa disini?" tanya pandu yang tiba tiba muncul begitu saja.
"Pan aku tadi berjalan-jalan, lalu aku melihat foto gadis cantik ini siapa namanya dan siapa dia?" tanya freya.
"Itu ........" jawab pandu ragu ragu.
"Siapa dia? aku bertanya padamu" tanya Freya pada pandu sekali lagi.
"Itu putri pertama tuan kami" ucap pandu menghela nafas panjang.
"Apa tuanmu itu pernah menikah bahkan memiliki anak?" tanya freya terkejut.
‘Lantas mengapa si tuan ini menikahiku? ada masalah apa sih dia?’ Batin Freya.
"Iya nyonya, tapi nona kami meninggal karena kesalahan ibunya sendiri" ujar pandu memandang sendu ke arah foto nona kecilnya.
"Maksudmu?" tanya freya bertambah penasaran.
"Nona meninggal karena tertabak mobil saat ibunya sedang mengobrol ria" ujar pandu mulai bersedih, pria ini sangat menyayangi sang nona.
"Siapa nama gadis ini?" tanya freya lagi lalu memandang foto cantik di hadapannya.
"Adinda melyncya purnama" jawab pandu singkat.
"Nama yang sangat cantik secantik orangnya" ujar freya terus menatap foto adinda.
"Tapi, kapan aku bertemu suamiku sendiri?" tanya freya menatap lurus pada pandu.
"Kenapa nyonya sangat ingin bertemu tuan?" tanya pandu.
"Aku ingin memarahinya ia berani menikahiku walau aku dalam keadaan pingsan itu kan tidak adil!" jawab freya penuh amarah.
'*N*yonya, saya harap anda akan menarik ucapan anda '. batin pandu tersenyum tipis.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 171 Episodes
Comments
Caroline Miniandies
Lanjut thor
2021-04-23
1
Anung Andarsih
mulai asik tp knp ko lugu bngt alias ga bisa baca si...
apa jd pengemis ga ada sekolah yg di bawah kolong jembatan...
sorry✌️✌️✌️✌️✌️✌️✌️✌️🤭🤭🤭
2021-03-26
1