Setelah itu freya duduk termenung sendirian, ia bingung ada banyak pertanyaan yang muncul di benaknya secara bersamaan.
Setelah Freya mencoba merenungi semuanya, tak berselang lama dua pelayan masuk ke dalam kamarnya.
"Nyonya, silahkan dimakan " ujar pelayan itu lalu menaruh sebuah piring berlapis emas. Pelayan-pelayan itu ingin pergi tapi freya menahannya.
"Bibi, tunggu. Bisakah kalian menjawab pertanyaanku, siapa yang majikan kalian? Apa dia yang menikahi ku?" tanya freya.
Namun kedua orang pelayan itu sama sekali tidak menjawab, lebih tepatnya mereka takut untuk menjawab.
"Katakan sesuatu, aku berhak mengetahui hal ini!” seru Freya kesal.
"Maaf nyonya kami tidak berani, kami undur diri dulu," ucap para bibi pelayan itu lalu pergi meninggalkan freya sendirian di kamarnya.
"Apa? Kenapa mereka ketakutan?" tanya freya sendiri.
Namun freya yang merasa lapar langsung menyantap makanan tersebut meskipun di dalam benaknya ia masih bertanya-tanya siapa yang menikahinya dan kenapa semua orang takut padanya.
Setelah ia selesai ia menaruh piring itu di atas laci yang berada di samping tempat tidurnya.
"Kehidupanku yang ini benar-benar membingungkan! Semua yang terjadi bahkan aku tidak tau padahal ini menyangkut diriku sendiri," ucap freya kesal.
"Bagaimana caraku agar aku mengetahui semua yang terjadi?" tanya freya.
"Ah iya, bagaimana kalau aku keluar kamar saja?" ujar freya antusias, namun naas saat freya ingin membuka pintu, pintu itu terkunci dari luar.
"Sial! pintunya terkunci lalu bagaimana aku keluar?" ujar freya berdecak kesal.
Lalu tiba-tiba terdengar sebuah suara ,
K**ring kring kring
Freya mengikuti suara itu, sampailah dia di sebuah meja disana ada sebuah benda yang bergetar. Dengan pelan, Freya pun mengambilnya, ia menekan nekan benda itu.
"Benda apa ini?" tanya freya sambil membolak-balik benda itu.
Setelah itu benda itu berhenti bergetar sendiri lalu tak lama kemudian benda itu bergetar lagi.
"Kenapa benda yang ini sangat aneh sekali!" ujar freya bertambah kesal, padahal dia yang kudet (kurang apdet.)
Lalu tiba-tiba pintu dibuka sontak freya menoleh, ia melihat pria yang tadi memarahi para pelayan.
"Nyonya, katakan kenapa anda tidak mengangkat telefon ku?! " ucap orang itu sedikit bersungut-sungut.
"Hah? maksudmu apa? Aku tidak mengerti lagian disini emang ada telefon?" tanya freya dengan alis mengerut.
"Dan ini.. benda apa ini? Benda ini bisa bergetar juga berbunyi apakah ini televisi kecil?" imbuh freya masih dengan ekspresi bingungnya.
"Ya ampun nyonya, apa anda tidak mengerti apa ini?" ucap pria itu sedikit menahan tawanya.
"Iya, dan satu yang perlu kau tau.. aku tidak bisa membaca," ucap freya yang membuat pria itu menepuk jidatnya.
"Nyonya, ini namanya hp alias handphone dan disini bisa berbicara dengan orang lain meski dengan jarak jauh, dan cara mengangkat telefon itu begini," jelas pria itu mempraktikkan cara mengangkat telefon.
"Anda mengerti?" tanya pria itu setelah ia menjelaskan segalanya.
"Iya," jawab freya mengangguk paham.
"Siapa namamu?" tanya freya memandang kembali ke pria itu.
"Saya pandu" jawab pria itu, yah pandu.
"Baiklah terima kasih pandu," ujar freya dengan senyuman manisnya.
"Tidak masalah nyonya," balas pandu mengalihkan pandangannya ke handphonenya.
"Oh ya, kenapa kau meneleponku tadi? apa ada sesuatu yang penting?" tanya freya.
"Nyonya mau tau siapa bos kami kan?" jawabnya sekaligus melempar pertanyaan.
"Iya!" jawab freya antusias.
"Maka buka almari itu," ujar pandu sambil menunjuk sebuah almari di pojok ruangan.
"Baik," ucap freya lalu ia berjalan dan membuka almari yang dimaksud,
ia menemukan sebuah foto, ia pun mengambilnya dan melihatnya.
"Siapa ini?" tanya freya menatap ke arah pandu dan foto ini bergantian.
"Itu bos kami, silahkan cermati wajahnya. Akan lebih baik jika nyonya menghindarinya saja jika kalian bertemu," jawab pandu tegas.
"Baik nyonya, saya akan keluar terlebih dahulu," ujar pandu lalu pamit keluar.
Sementara itu di kamar lain...
"Bagaimana?"
Pertanyaan itu menggema dengan menakutkan, pandu menatap sang pemberi pertanyaan, auranya jelas sangat hitam saat ini. Mata tajamnya bahkan tidak membiarkan pandu menarik nafas dengan tenang.
"Nyonya sangat bodoh tuan, ia bahkan tidak mengerti apa itu ponsel!" jawab pandu tersenyum datar seolah mengejek Freya, yah jika Freya tahu maka ia pasti akan menggeplak manusia satu ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 171 Episodes
Comments
Niti Wulandari
djaman skrg ada yg ngk tau hp!!!!!
2022-12-19
0
stoppp sampai sini sudah ngakak aku thoooorrr ...
next ah
2022-04-09
2
Bunda Lope Attartila
Bunda hadir thor
2021-08-20
2