Ganteng

Mereka semua melanjutkan makan dengan gelak tawa karena candaan candaan mereka bahkan tidak memikirkan perasaan Jihan maupun Dwi yang diam seribu bahasa namun Dwi setia menemani Jihan di dinginnya malam.

"Masuk yuk udah malam" ucap Dwi lembut.

"Yang bilang siang juga siapa" ucap Jihan.

"Tuh kamu" ucap Dwi tersenyum.

"Gak lucu" ujar Jihan dingin.

"Bukan lucunya, tapi udah malam ini kan kita di desa dan belum banyak yang tau juga kalau kita udah nikah, aku gak mau kalau nanti ada berita gak jelas tentang kamu" ucap Dwi pelan.

"Hm" ujar Jihan masuk ke rumah kemudian berbaring di pangkuan Mamnya yang sedang duduk bersama anggota keluarga lain.

"Ji" tegur Mama Jihan.

"Hm ma, sebentar aja Ma Jihan butuh Mama" ucap Jihan membenamkan wajahnya di perut Jihan.

"Iya tapi apa kamu tidak malu dengan suami dan mertuamu" ledek Mama Jihan.

"Please Mah" ujar Jihan.

Mama Jihan yang tau kalau putrinya sedang sangat membutuhkannya hanya tersenyum sembari membelai rambut Jihan yang terjuntai ke lantai. Mama Jihan merasa bajunya basah mengerti kalau Jihan sedang menangis namun semua orang tidak tau karena keadaan yang ramai dan Jihan yang menangis dalam diam. Jihan yang sudah merasa cukup lama menangis menghentikan tangisnya kemudian berdiri.

"Maaf Jihan ketiduran" ucap Jihan.

"Iya sayang istirahatlah ke kamarmu sepertinya kamu sangat kelelahan" ucap Mama Jihan.

"Permisi semua" ucap Jihan berjalan sembari memegang kepalanya.

Jihan berjalan ke arah kamarnya namun saat dia melewati ruang televisi Jihan melihat Abangnya sedang serius, Jihan menyandarkan kepalanya di pundak Jovan karena kepalanya sangat berat.

"Kenapa Ji" tanya Jovan sembari bermain dengan ponselnya.

"Kepala Jihan berat banget Bang" ucap Jihan lesu.

"Lihat deh Ji bagus gak" tanya Jovan saat menyadari Dwi ikut duduk di belakang Jihan.

"Bagus Abang di mana" tanya Jihan.

"Abang lagi turing sekalian kerjain tugas kuliah" ucap Jovan santai.

"Ini Abang sama kak Raka ya, emang satu universitas Bang" tanya Jihan membuat Dwi penasaran apa yang selanjutnya terjadi.

"Iya emang kenapa kamu suka ya sama Raka" ucap Jovan membuat Dwi memajukan bibirnya.

"Gak bukannya dulu dia kuliah di universitas di kota kenapa jadi bareng Abang" ucap Jihan.

"Oh gue kira lo suka sama Raka" ucap Jovan.

"Gak kak Raka kali yang suka sama Jihan, Abang kan tau kalau Jihan gak tertarik sama semua teman Abang" ucap Jihan.

"Yakin semua gimana kalau sama Dwi" tanya Jovan membuat Dwi semakin penasaran.

"Dwi, mana yang namanya Dwi Bang kenal juga gak" ucap Jihan sembari memegang kepalanya.

Jihan mencoba mengingat sebuah nama yang Jovan katakan karena Jihan merasa nama tersebut tidak asing namun karena Jihan yang terlalu berat Jihan tifak menghiraukannya.

"Yang ini" ucap Jovan menunjuk seorang di sebuah foto.

"Oh itu, kok kaya kenal si" ucap Jihan membuat Dwi senyum senyum.

"Iya kamu kenal lah kan dia temen Abang sering main kesini lagi, ganteng gak ganteng gak" ucap Jovan.

"Ganteng lah Bang orang cowo lo juga ganteng Bang lagian mana ada temen Abang yang gak ganteng" ucap Jihan.

"Lo di tanya serius juga, ganteng gak menurut lo pantes gak kalau dia jadi adek ipar Abang" ucap Jovan mengedipkan matanya.

"Maksud Abang, jangan ngaco deh Bang dia pasti udah punya orang spesial" ucap Jihan.

"Iya dia punya orang spesial, tapi kalo lo mau Abang bisa bantu" ledek Jovan.

"Gak Bang makasih Jihan gak mau buat hati Jihan hancur nanti Abang tau baru aja hati gue ancur Bang" ucap Jihan ngelantur.

"Kenapa" tanya Jovan sok tidak tau.

"Pulang sekolah gue di kasih kejutan yang bener bener buat gue terkejut Bang, tapi anehnya gue mau aja gitu gak nolak lagi pula Bang hati Jihan gak mau pergi padahal badan Jihan sudah menyuruh buat pergi" ucap Jihan semakin melantur.

"Mungkin itu udah takdir lo dan dia jodoh lo gue harap lo bisa jalani ini dengan hati lo" ucap Jovan merasa bersalah.

"Gue harap juga gitu Bang, Abang tau ada sesuatu yang mau gue bicarakan sama dia tapi Jihan gak bisa" ucap Jihan meneteskan air matanya.

"Lo mau bicara apa biar Abang bantu nanti" ucap Jovan penasaran.

"Gue mau bilang, buat jaga hati gue Bang karena gue juga lagi berusaha buka hati buat dia kalau dia gak bisa jaga hati Jihan takut Jihan akan menyerah dengan keadaan dan Ji....." ucap Jihan terhenti.

"Mulai nih bocah" ucap Jovan.

"Wi bantuin gue" ucap Jovan.

Dengan cepat Dwi membantu Jovan untuk mengangkat Jihan dan membaringkannya di sofa belakang Dwi. Dwi merasa sangat khawatir dengan keadaan Jihan Dwi terus saja menggenggam tangan Jihan.

"Van dia kenapa bukannya tadi dia baik baik aja pas ngobrol sama lo" tanya Dwi panik pada Jovan.

"Biasa dia, kalau pikirannya kacau di tambah menangis dalam diam ya gitu bisa hilang kesadaran jadi gue harap lo jangan pernah buat pikirannya kacau" ucap Jovan.

"Seberat itukah dia buat nerima gue" ucap Dwi terus menggenggam tangan Jihan.

"Mungkin iya karena kita belum ada bicara sama dia" ucap Jovan.

"Terus gimana dong gue gak mau dia terus berlarut larut kaya gini" ucap Dwi Khawatir.

"Lo tenang aja selain dia wanita kuat dia juga wanita yang mudah menyesuaikan diri dia pasti bisa lewati ini semua dengan baik" ucap Jovan santai.

"Ya tapi kan gak ada yang tau soal hati Van" ucap Dwi.

"Mending sekarang lo tenangin diri tarik nafas dan tingkatin percaya diri lo, lo tau hati dia tuh belum pernah di masuki siapapun jadi kalau lo bisa kuasai hati dia masuki hati dia dan buat kesan yang sulit untuk di lupakan gak harus kesan manis juga" ucap Jovan.

"Kenapa lo yakin banget" tanya Dwi penasaran.

"Ih si Abang kenapa juga ngomong gitu" ujar Jihan dalam hati. Sebenarnya Jihan baru saja terbangun dari pingsannya namun saat ingin membuk matanya Jihan mendengar yang sedang suami dan Abangnya bicarakan.

"Iya kemarin dia curhat sama gue tentang beberapa temennya yang selalu menjodoh jodohkan dirinya dengan temannya tapi semua temannya tidak ada yang bisa buat dia berkesan jadi gue harap lo yang bisa bikin dia terkesan" ucap Jovan.

"Baiklah gue akan berusaha keras untuk itu, tapi gue butuh bantuan lo" ucap Dwi.

"Segiti besarnya kamu menyayangi adek gue sampai lo mau terima resiko sebesar ini" tanya Jovan serius.

"Iya Van, lo tau sendiri kan sejak pertama gue lihat adek lo gue udah penasaran sama dia apalagi dia acuh banget sama temen temen kita buat gue makin bergetar saat dekat dia, dan lo tau pas dia cium tangan gue tadi dunia gue berasa berhenti tadi membeku tangan gue" ujar Dwi senyum senyum.

"Itu juga yang gue rasakan kali" ujar Jihan dalam hati.

"Lo kaya pertama kalinya pegang tangan cewe" ledek Jovan.

"Iya dia wanita pertama yang gue pegang tangannya setelah orang tua gue dan keluarga gue" ucap Dwi.

"Yakin kemana semua kekasih lo" tanya Jovan serius.

"Lo tau gue gak pernah pacaran, dan gue gak pernah mainin cewe apa lagi pegang pegang ceww kalau gak ceweknya aja yang deketin gue" ucap Dwi serius.

"Sama aja ogeb" ledek Jovan.

"Hehe tapi percaya deh kalau Jihan yang pertama buat gue" ucap Dwi.

"Oke gue percayakan Jihan sama lo" ucap Jovan.

Jihan mendengar semua yang di bicarakan Dwi dan Jovan Jihan merasa sangat tersentuh dengan semua ucapan Dwi Jihan juga merasa dirinya harus menerima semua takdir yang sudah di tuliskan.

"Tapi kenapa lo masih mau aja sama Jihan padahal gue udah jelek jelekin Jihan di depan lo" ucap Jovan.

"Karena gue gak peduli semu omongan lo, karena sejak pertama gue lihat Jihan gue merasa dia adalah wanita terbaik buat gue" ucap Dwi.

"Maafin gue, gue gak tau sebesar itu sayang lo ke gue gue bakal mencoba buat terima lo sepenuh hati gue walau sulit" ujar Jihan.

"Eh kok Jihan di sini si kenapa, kok Dwi tegang banget gitu mukanya anak Mama gak apa apa kan" tanya Mama Dwi.

"Gak tante Jihan cuma tidur, dan kalau tuh Dwi tegang takut Jihan bangun secara dia bisa sentuh Jihan kalau lagi tidur kalau bangun kan gak bakal bisa deketan apalagi sentuh Jihan" ucap Jovan santai.

"Beneran Wi" tanya Mama serius.

"Iya Mah, soalnya Dwi pegang tangan aja harus nunggu Jihan tidur dulu" ucap Dwi.

"Oh... ya udah tante sama om tidur dulu ya kalin jangan terlalu malam tidurnya sam Wi pindahin Jihan ke kamar gih kasian tidur di situ" ucap Mama Dwi.

"Oke" ucap Jovan tersenyum hangat.

Sebenaenya Jihan ingin tertawa mendengar semua yang orang bicarakan namun Jihan menahan tawanya karena Jihan tau kalau semu orang sangt bahagia dengan pernikahannya.

"Sandiwara kalian sungguh sangat sempurna" ujar Jihan.

Setelah merasa semu orang pergi Jihan mulai membuka matanya perlahan membuat Dwi tersenyum. Jihan langsung duduk membuat Dwi bingung karena Jihn terlihat baik baik saja bahkan terliht sangat baik.

"Kenapa senyum senyum udah puas bohongnya" ucap Jihan pada Dwi.

"Maksud kamu" tanya Dwi penasaran.

"Lo bangun sejak kapan Ji" tanya Jovan.

"Bangun sejak kalian bilang gue lagi tidur ya udah gue lanjut tidur" ucap Jihan santai.

"Apa aja yang udah kamu denger" tanya Dwi.

"Banyak" ucap Jihan santai.

"Banyak, jangan jangan lo gak pingsan tapi pura pura ya kan karena gak tahan sama kegantengan aku ya kan" ucap Dwi narsis.

"Narsis banget kamu" ucap Jihan.

"Tapi kamu kelihatan baik baik aja sehat sehat aja" ucap Dwi memegang kening dan pipi Jihan.

"Gue baik singkirin tangan kamu cari kesempatan" ucap Jihan.

"Syukurlah lo baik hampir copot tau lihat kmu tiba tiba gitu" ucap Dwi.

"Gue gak minta" ucap Jihan.

"Ji" tegur Jovan.

"Hehe maaf Bang Jihan duluan ya" ucap Jihan.

"Ya istirahatlah," ucap Jovan tersenyum.

Jihan berlalu ke dalam kamar membuat Jovan tersenyum karena Jihan sudah terlihat lebih baik dari siang tadi. Jovan tersenyum walaupun hatinya merasa sangat bersalah kepada Jihan.

.

.

.

.

.

.

.

.

***Jangan lupa like vote dan komennya ya...

Happy reader***....

Episodes
1 Pertemuan Pertama
2 Asal
3 Hujan
4 Membiasakan diri.
5 Ganteng
6 Penasaran
7 Pak Guru
8 Gue Istrinya
9 Kejutan I
10 Kejutan II
11 Happy Birthday
12 Sayang
13 Sepupu
14 Teruslah Tersenyum
15 Sengaja
16 Berusaha
17 Coba Aja
18 Pernyataan
19 Di Jodohin
20 Gado Gado
21 Cemburu
22 Sombong
23 Alergi
24 Ujian Pertama
25 Bungkam Mereka
26 Bener
27 Sahabat
28 Kerasnya Jalan
29 Sebentar
30 Sahabat
31 Pergi
32 Satu Juta per Hari
33 Kan Bener
34 Lo Gila
35 Cemburu
36 Jangan Bahas
37 Kevin
38 1M
39 Gak Peka
40 Tanggung Jawab
41 Manis
42 Bukan Lo
43 Jalan Takdir
44 Coba
45 Hadiah
46 Hak Gue
47 Wanita Gila
48 Menikmati Pertengkaran
49 Morning Kiss
50 Tuan Muda
51 EP 51
52 Sepiring Bertiga
53 Malam Pertama
54 Senyum Lo
55 Suka Fero
56 Kalian Kalah
57 Surat Izin
58 Dia Orangnya
59 Dari Siapa
60 Kotak Air Mata
61 Potong Rambut
62 Debat
63 Eps 63
64 Perjanjian 1
65 perjanjian 2
66 Janji
67 Good Mood
68 Mulai ada Rasa
69 Kebenaran
70 Bucin
71 Hamil
72 salangheyo
73 Kesekian Kali
74 Racun
75 Drama
76 Drama part dua
77 Menikahlah Denganku
78 Yakin
79 The Queen
80 Pesta Pernikahan
81 Perpisahan
82 Maraton
83 Bintang Di Hatiku
84 Suami Sah Gue
85 Kapten
86 Pertama
87 Satu Aja
88 Arti Cinta
89 Pasangan terbaik
90 Pesta pernikahan
91 Awas Jatuh Cinta
92 Eps 92
93 Di luar Dugaan
94 Kalian Jahat
95 Eps 95
96 Eps 96
97 Eps 97
98 eps 98
99 Eps 99
100 Kok Sedih
101 Terpesona
102 Semoga
103 Kakak Hiro
104 Lihat Semua
105 Eps 105
106 Ampun
107 Pura pura bahagia
108 Gue lemes
109 Mencoba
110 konsekuensi
111 Ganggu Lo
112 Siapa Jihan
113 Buatin Cucu
114 Makanya Cinta
115 Eps 115
116 Di goda Bocil
117 Gila Lagi
118 Obat Gila
119 Berharga
120 Eps 120
121 Pura Pura
122 Eps 122
123 Eps 123
124 Eps 24
125 Wanita tangguh
126 Dewasa Sebelum Waktunya
127 Eps 127
128 Eps 128
129 Bos mata duitan
130 Eps 130
131 Tidak Ada Rahasia
132 Eps 132
133 Berhenti jadi Mama
134 Eps 134
135 Eps 135
136 Eps 136
137 Eps 137
138 Eps 138
139 Eps 139
140 Eps 140
141 Eps 141
142 Harimau Kelaparan
143 Monster Menakutkan
144 Eps 144
145 Eps 145
146 Eps 146
147 Eps 147
148 Eps 148
149 Eps 149
150 Eps 150
151 Eps 151
152 Eps 152
153 Eps 153
154 Eps 154
155 Eps 155
156 Eps 156
157 Eps 157
158 Eps 158
159 Eps 159
160 Eps 160
161 Eps 161
162 Eps 162
163 Eps 163
164 Eps 164
165 Eps 165
166 Eps 166
167 Eps 167
168 Eps 168
169 Eps 169
170 Eps 170 [pengakuan]
171 Eps 171 [pengakuan 2]
172 Eps 172
173 Eps 173
174 Eps 174
175 Eps 175
176 Eps 176
177 Eps 177
178 Eps 178
179 Eps 179
180 Eps 180 Pertemuan Pertama
181 memohon
182 Eps 182 merindukanmu
183 Eps 183 Masih suami
184 Eps 184 Mau Menerimaku Kembali
185 Eps 185 Terjun Bebas
186 Eps 186 Alasan
187 Eps 187 Marga
188 Eps 188 Benci Daddy
189 Eps 189 Bunuh Ayahmu
190 Eps 190 Wanitaku
191 Eps 191 Kencan Buta
192 Eps 192
193 Eps 193
194 Eps 194
195 Eps 195
196 Eps 196
197 Eps 197
Episodes

Updated 197 Episodes

1
Pertemuan Pertama
2
Asal
3
Hujan
4
Membiasakan diri.
5
Ganteng
6
Penasaran
7
Pak Guru
8
Gue Istrinya
9
Kejutan I
10
Kejutan II
11
Happy Birthday
12
Sayang
13
Sepupu
14
Teruslah Tersenyum
15
Sengaja
16
Berusaha
17
Coba Aja
18
Pernyataan
19
Di Jodohin
20
Gado Gado
21
Cemburu
22
Sombong
23
Alergi
24
Ujian Pertama
25
Bungkam Mereka
26
Bener
27
Sahabat
28
Kerasnya Jalan
29
Sebentar
30
Sahabat
31
Pergi
32
Satu Juta per Hari
33
Kan Bener
34
Lo Gila
35
Cemburu
36
Jangan Bahas
37
Kevin
38
1M
39
Gak Peka
40
Tanggung Jawab
41
Manis
42
Bukan Lo
43
Jalan Takdir
44
Coba
45
Hadiah
46
Hak Gue
47
Wanita Gila
48
Menikmati Pertengkaran
49
Morning Kiss
50
Tuan Muda
51
EP 51
52
Sepiring Bertiga
53
Malam Pertama
54
Senyum Lo
55
Suka Fero
56
Kalian Kalah
57
Surat Izin
58
Dia Orangnya
59
Dari Siapa
60
Kotak Air Mata
61
Potong Rambut
62
Debat
63
Eps 63
64
Perjanjian 1
65
perjanjian 2
66
Janji
67
Good Mood
68
Mulai ada Rasa
69
Kebenaran
70
Bucin
71
Hamil
72
salangheyo
73
Kesekian Kali
74
Racun
75
Drama
76
Drama part dua
77
Menikahlah Denganku
78
Yakin
79
The Queen
80
Pesta Pernikahan
81
Perpisahan
82
Maraton
83
Bintang Di Hatiku
84
Suami Sah Gue
85
Kapten
86
Pertama
87
Satu Aja
88
Arti Cinta
89
Pasangan terbaik
90
Pesta pernikahan
91
Awas Jatuh Cinta
92
Eps 92
93
Di luar Dugaan
94
Kalian Jahat
95
Eps 95
96
Eps 96
97
Eps 97
98
eps 98
99
Eps 99
100
Kok Sedih
101
Terpesona
102
Semoga
103
Kakak Hiro
104
Lihat Semua
105
Eps 105
106
Ampun
107
Pura pura bahagia
108
Gue lemes
109
Mencoba
110
konsekuensi
111
Ganggu Lo
112
Siapa Jihan
113
Buatin Cucu
114
Makanya Cinta
115
Eps 115
116
Di goda Bocil
117
Gila Lagi
118
Obat Gila
119
Berharga
120
Eps 120
121
Pura Pura
122
Eps 122
123
Eps 123
124
Eps 24
125
Wanita tangguh
126
Dewasa Sebelum Waktunya
127
Eps 127
128
Eps 128
129
Bos mata duitan
130
Eps 130
131
Tidak Ada Rahasia
132
Eps 132
133
Berhenti jadi Mama
134
Eps 134
135
Eps 135
136
Eps 136
137
Eps 137
138
Eps 138
139
Eps 139
140
Eps 140
141
Eps 141
142
Harimau Kelaparan
143
Monster Menakutkan
144
Eps 144
145
Eps 145
146
Eps 146
147
Eps 147
148
Eps 148
149
Eps 149
150
Eps 150
151
Eps 151
152
Eps 152
153
Eps 153
154
Eps 154
155
Eps 155
156
Eps 156
157
Eps 157
158
Eps 158
159
Eps 159
160
Eps 160
161
Eps 161
162
Eps 162
163
Eps 163
164
Eps 164
165
Eps 165
166
Eps 166
167
Eps 167
168
Eps 168
169
Eps 169
170
Eps 170 [pengakuan]
171
Eps 171 [pengakuan 2]
172
Eps 172
173
Eps 173
174
Eps 174
175
Eps 175
176
Eps 176
177
Eps 177
178
Eps 178
179
Eps 179
180
Eps 180 Pertemuan Pertama
181
memohon
182
Eps 182 merindukanmu
183
Eps 183 Masih suami
184
Eps 184 Mau Menerimaku Kembali
185
Eps 185 Terjun Bebas
186
Eps 186 Alasan
187
Eps 187 Marga
188
Eps 188 Benci Daddy
189
Eps 189 Bunuh Ayahmu
190
Eps 190 Wanitaku
191
Eps 191 Kencan Buta
192
Eps 192
193
Eps 193
194
Eps 194
195
Eps 195
196
Eps 196
197
Eps 197

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!