Membiasakan diri.

"Ji lo pake ponsel Abng si" ujar Jovan sembari serius dengn geamnya.

"Udah gak bilang nyolot lagi, kemana ponsel lo" tanya Jovan.

"Ponsel gue mati" ucap Jihan singkat.

"Kenapa gak pake punya Dwi" ucap Jovan karena ponsel Dwi juga dekat dengan Jihan.

"Mana gue tau sandinya Abang, lagian mona telfonnya ke ponsel lo Bang bukan dia" ucap Jihan santai.

"Panggil suami lo dengn bener" ucap Jovan geram dengan kelakuan Jihan.

"Hm iya" ujar Jihan pergi.

"Biasaan tuh bocah di bilangin main ngilang aja" ucap Jovan.

Dwi hanya tersenyum melihat kelakuan kedua saudara tersebut. Dwi terus saja melihat Jihan yang pergi semakin menjauh. Jihan berjalan ke arah dapur mencari makan karena sedari pagi Jihan belum sempat makan. Mama Jihan yang melihat Jihan ke dapur menyusulnya.

"Cari apa Ji" tanya Mama Jihan.

"Makan ma, ya kali cari ulet dari pagi gak di kasih makan gue" ujar Jihan.

"Terserah lo deh Ji, lagian percumah juga lo cari makan di sini gak ada semua makanan ada di depan" ucap Mama Jihan.

"Ngomong kek dari tadi Mah, anak pulang bukannya di kasih makan malah di kasih hal gak jelas" ucap Jihan berlalu membuat Mamanya menggelengkan kepalanya.

Jihan berjalan di depan Dwi dan Abangnya yang sedang asik main dengan membawa sendok dan piring kosong di tangannya. Dwi yang melihat hal tersebut mengmyerngitkan dahinya sedangkan Jovan hanya acuh.

"Makan apa nih, gak ada yang enak" ucap Jihan.

"Kenapa Ji muka bete amat kenapa gak jadi makan juga" tanya Jovan yang barusaja menyelesaikan permainannya.

"Gak jadi Bang makanannya aneh semua gak ada yang gue suka" ucap Jihan duduk di samping Jovan.

"Mau makan apa biar gue beliin" ucap Dwi menawarkan sesuatu.

"Gak nanti aja" ucap Jihan.

"Bang ini punya siapa" tanya Jihan dengan mengangkat gelas berisi jus jeruk.

"Minum aja" ucap Jovan.

"Boleh Bang" tanya Jihan lagi.

"Boleh" ucap Jovan tersenyum pasalnya jus tersebut adalah milik Dwi.

Jihan lalu mengambil jus tersebut dan meminumnya, Dwi dan Jovan hanya tersenyum melihat tingkah Jihan yang mulai bisa membiasakan diri dengan keadaan. Para orang tua yang tidak ingin mengganggu Jihan dan Dwi pergi ke teras untuk membicarakn sesuatu yang penting.

"Enak Ji jus nya" tanya Jovan.

"Enak" ucap Jihan singkat.

"Udah Bang gak usah sok gitu gue tau ini bukan jus lo, makanya kalian berdua senyum senyum gitu kan" ucap Jihan asal.

"Hahaha ketauan deh terus kenapa masih lo minum" ujar Jovan tertawa.

"Mau gimana lagi udah terlanjur lagian kalau di keluarin lagi susah Bang, eh lo ikhlas gak gue minum" ucap Jihan menatap Dwi.

"Iya gue ikhlas habisin aja kalau emang enak" ucap Dwi lembut.

"Lo Ji suami lembut lembut gitu lo nya nyolot" ucap Jovan menggelngkan kepalanya.

Jihan hanya mengangkat ke dua bahunya, Jovan pergi untuk membiarkan Jihan dan Dwi berdua Jovan ingi memberikan waktu mereka untuk lebih mengenal satu sama lain.

"Belum makan dari siang" tanya Dwi mendekati Jihan.

"Belum" ucap Jihan singkat.

"Kok belum gak laper, udah mau malam belum makan" ucap Dwi.

"Gak jadi laper gue" ucap Jihan.

"Mau gue ambilin makanan atau gue masakin" tanya Dwi.

"Masak emang bisa" ucap Jihan mengejek.

"Bisa dong mau masakin apa" tanya Dwi menatap Jihan.

"Gak lah nanti aja lagian udah mau makan malam biar sekalian nanti" ucap Jihan.

"Oke terserah" ucap Dwi pasrah.

Jihan tidak menjawab Dwi hanya melanjutkan ngemil dan menonton kartun kesukaannya. Dwi yang melihat Jihan terlihat santai saat hanya berdua membuat Dwi memberanikan diri lebih mendekati Jihan.

"Ji Hana bilang ponsel lo gak aktiv" ucap Jovan yang baru saja bergabung.

"Iya tadi gue ajak main hujan malah mati tuh ponsel" ucap Jihan membuat Dwi menatapnya.

"Ya iya lah mati, orang kena air lagian lo oon pa gimana si ponsel lo ajak main hujan" ujar Jovan geram.

"Ya kan gak minta tuh ponsel buat mati, gue kira tub ponsel kuat" ucap Jihan.

"Seharusnya lo taruh dulu lah" ucap Jovan.

"Pikiran gue kacau" ucap Jihan membuat Dwi menundukkan kepalanya.

"Mana sini ponsel lo biar Abang ganti" ucap Jovan.

"Gak usah Bang lagian tuh ponsel udah butut lagian bukan pemberian Abang juga" ucap Jihan asal.

"Iya tapi kan itu ponsel paling berharga buat lo" ucap Jovan.

"Itu dulu gak sekarang" ujar Jihan.

"Bener bener emang istri lo Wi" ucap Jovan.

"Adek lo abang, eh Bang pinjem ponselnya dong buat telfon Hana" ucap Jihan.

"Nih" ucap Jovan memberikan ponselnya.

Jihan menerima ponsel tersebut dengan tersenyum. Jihan yang sedang meminum jusnya kemudian memberikannya kepada Dwi membuat Dwi tersenyum manis Jihan menghubungi Hana tepat di samping Dwi.

"Gak usah senyum senyum gitu gak manis juga manisan juga tuh jus" ucap Jihan asal.

"Ji bisa gak si lo gak remehin suami lo" protes Jovan.

"Kenapa lo Bang, dia aja terima malah senyum senyum tuh kenapa lo yang protes " cibir Jihan.

"Hallo Na, gue Jihan" ucap Jihan setelah panggilan tersambung.

"Kenapa ponsel lo gak aktif lo baik kan" tanya Hana.

"Pertanyaannya gak ada yang lain apa sama kaya Mona" ucap Jihan.

"Hehe ya maaf, gue takut lo nekad" ucap Hana.

"Gue gak selemah itu lagi, lagian kalau gue bunuh diri udah gentayangan kasihan keluarga gue juga " ucap Jihan membuat Dwi menatapnya.

"Hahaha iya juga, tapi cuma itu gak kasian suami ganteng lo" ledek Hana.

"Iya kasian juga masiu muda ganteng jadi duda hihi" ucap Jihan.

"Cie yang lagi puji suami" ledek Han lagi.

"Udahlah males gue ngomong sama lo, bye" ucap jihan mematika telfonnya.

"Udah Bang makasih" ucap Jihan memberikan ponsel Jovan.

"Gila lo ya, pulsa gue abis udah tau lain operator masih aja lo telfon" ucap Jovan.

"Yah elah sama adek juga perhitungan amat" ucap Jihan santai.

"Lo tuh ya, Mah pulsa gue di abisin Jihan" ucap Jovan memanggil Mamanya.

Jovan pergi dengan terus memanggil Mamanya membuat Jihan tersenyum dengan sedangkan Dwi menahan tawanya karena tingkah ke duanya yang selalu mengundang tawa.

"Kalau mau senyum senyum aja gak perlu lo tahan lagian lo senyum gak jelek jelek amat" ucap Jihan dingin.

"Kamu puji aku" tanya Dwi.

"Kata siapa, gak tuh siapa juga yang puji kamu" ucap Jihan.

"Hm... senengnya yang udah aku kamu" ledek Dwi.

"Sejak kapan jadi aku kamu" ucap Jihan tidak sadar.

"Sejak baru aja" ucap Dwi tanpa dosa.

"Ji maafin gue ya, kamu bisa anggap gue sahabat" ucap Dwi.

"Berhenti minta maaf semu udah terjadi maka jalani bukan di hindari" ucap Jihan membuat Dwi tersenyum.

"Ji makan" panggil Bapak Jihan.

"Iya Pak" ucap Jihan pergi makan .

"Lo kok sendiri mana suami kamu" tanya Bapak saat baru saj Jihan ke ruang makan.

"Suami,,, eh lupa Pak" ucap Jihan menepuk dahinya.

"Kamu ini suami sampai lupa, sana panggil kita makan bareng" ucap Bapak.

"Iya Pak" ucap Jihan.

Jihan kembali ke tempat dimana Dwi berada, Jihan memasang mode dingin membuat Dwi melihat ke arah Jihan dengan menyerngitkan dahinya.

"Yuk" ajak Jihan.

"Kemana" tanya Dwi.

"Makan lah, sebelum gue gak makan selama seharian penuh" ucap jihan.

Dwi tidakenjawab justru mengulurkan tangannya kepada Jihan, Jihan tidak menghiraukan tangan Dwi pasalnya tangan Jihan terasa sangat dingin namun Jihan tidak mempunyai pilihan saat melihat Jovan menatapnya.

"Tuh mereka, cie pengantin baru" ucap Mama Dwi.

Jihan hanya memasang mode dingin karena hatinya ingin berteriak dan pergi dari rumah tersebut tapi tubuhnya yidak mengizinkan untuk melakukan hal itu.

"Ji ambil buat suami dulu" ucap Mama Jihan.

"Iya Mah" ucap Jihan dingin.

"Mau makan pakai apa" tanya Jihan.

"Pake ayam aja udah" ucap Dwi.

"Oke" ucap Jihan memberikan makanan sesuai permintaan Dwi.

"Ji lo makan dikit amat" ledek Bapak Jihan yang melihat piring Jihan sudah penuh karena perbuatan ke dua mertuanya.

"Jangan ngledek" ucap Jihan ketus.

"Gak kenyataan " ucap Bapak.

"Gak lucu" ucap Jihan.

"Gak lagi ngelawak" ucap Bapak.

"Gak penting" ucap Jihan semakin malas.

"Wi nanti mainnya jangan kasar kasar ya maklum masih bocah" ledek Bapak Jihan

Dwi tidak menjawab hanya tersenyum malu dengan yang ucapan sang mertua.

"Please semuanya gue mau makan, kenapa si kalian gak bisa biarin gue makan dengan tenang please biarin gue makan" ucap Jihan dingin.

"Udah biarin aja biasa orang tua emang suka godain, makanlah" ucap Dwi menggenggam tangan Jihan yang bergetar.

Jihan tidak menjawab hanya menatap Dwi dengan rasa bersalah. Jihan melanjutkan makannya dengan cepat Jihan tau kalau dirinya sudah membuat kesalahan namun Jihan berusaha untuk melupakan kesalahannya karena Jihan ingin makan dengan tenang. Jihan makan dengan lahap walaupun tidak habis Jihan makan cukup banyak.

"Silahkan kalian lanjutkan saya duluan, maaf atas semua ucapan saya" ujar Jihan pergi.

Jihan pergi lebih dahulu dengan perasaan yang tidak karuan. Jihan merasa sangat bersalah dengan semua orang yang ada di meja makan. Sedangkan Dwi sedang menenangkan semua orang yang berada di meja makan.

"Maafin Jihan, bukan maksud Jihan seperti itu hanya saja Jihan belum makan dari pagi mungkin dia sangat lapar jadi dia tidak bisa mengontrol emosinya jadi saya minta maaf atas nama Jihan, saya permisi akan menghampiri Jihan" ucap Dwi sopan.

Setelah kepergian Jihan dan Dwi semua orang saling pandang dan seketika mereka tertawa bersama. Karena mereka semua tidak marah dengan Jihan mereka hanya saja mereka ingin tau sebesar apa mereka akan saling melindungi dan kepedulian satu sama lain.

"Ternyata mereka memang pantas untuk dipersatukan liat aja mereka peduli satu sama lain" ucap Mama Dwi.

"Iya kamu bener jeng" ucap Mama Jihan.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Jangan lupa like vote dan komennya ya...

Terpopuler

Comments

Noor Alamsyah

Noor Alamsyah

gak nyambung gw, muter2 gak jelas ceritanya

2022-02-11

1

Muamar Fadil Faturrahman

Muamar Fadil Faturrahman

nggak jelas ceritanya,

2022-02-08

1

🌷 ‘only_@g’🌷

🌷 ‘only_@g’🌷

Salken thorrrr 👋 Simple That Perfects, hadir dengan like 👍 di feedback ya thorrr 🙏😊

2021-04-20

1

lihat semua
Episodes
1 Pertemuan Pertama
2 Asal
3 Hujan
4 Membiasakan diri.
5 Ganteng
6 Penasaran
7 Pak Guru
8 Gue Istrinya
9 Kejutan I
10 Kejutan II
11 Happy Birthday
12 Sayang
13 Sepupu
14 Teruslah Tersenyum
15 Sengaja
16 Berusaha
17 Coba Aja
18 Pernyataan
19 Di Jodohin
20 Gado Gado
21 Cemburu
22 Sombong
23 Alergi
24 Ujian Pertama
25 Bungkam Mereka
26 Bener
27 Sahabat
28 Kerasnya Jalan
29 Sebentar
30 Sahabat
31 Pergi
32 Satu Juta per Hari
33 Kan Bener
34 Lo Gila
35 Cemburu
36 Jangan Bahas
37 Kevin
38 1M
39 Gak Peka
40 Tanggung Jawab
41 Manis
42 Bukan Lo
43 Jalan Takdir
44 Coba
45 Hadiah
46 Hak Gue
47 Wanita Gila
48 Menikmati Pertengkaran
49 Morning Kiss
50 Tuan Muda
51 EP 51
52 Sepiring Bertiga
53 Malam Pertama
54 Senyum Lo
55 Suka Fero
56 Kalian Kalah
57 Surat Izin
58 Dia Orangnya
59 Dari Siapa
60 Kotak Air Mata
61 Potong Rambut
62 Debat
63 Eps 63
64 Perjanjian 1
65 perjanjian 2
66 Janji
67 Good Mood
68 Mulai ada Rasa
69 Kebenaran
70 Bucin
71 Hamil
72 salangheyo
73 Kesekian Kali
74 Racun
75 Drama
76 Drama part dua
77 Menikahlah Denganku
78 Yakin
79 The Queen
80 Pesta Pernikahan
81 Perpisahan
82 Maraton
83 Bintang Di Hatiku
84 Suami Sah Gue
85 Kapten
86 Pertama
87 Satu Aja
88 Arti Cinta
89 Pasangan terbaik
90 Pesta pernikahan
91 Awas Jatuh Cinta
92 Eps 92
93 Di luar Dugaan
94 Kalian Jahat
95 Eps 95
96 Eps 96
97 Eps 97
98 eps 98
99 Eps 99
100 Kok Sedih
101 Terpesona
102 Semoga
103 Kakak Hiro
104 Lihat Semua
105 Eps 105
106 Ampun
107 Pura pura bahagia
108 Gue lemes
109 Mencoba
110 konsekuensi
111 Ganggu Lo
112 Siapa Jihan
113 Buatin Cucu
114 Makanya Cinta
115 Eps 115
116 Di goda Bocil
117 Gila Lagi
118 Obat Gila
119 Berharga
120 Eps 120
121 Pura Pura
122 Eps 122
123 Eps 123
124 Eps 24
125 Wanita tangguh
126 Dewasa Sebelum Waktunya
127 Eps 127
128 Eps 128
129 Bos mata duitan
130 Eps 130
131 Tidak Ada Rahasia
132 Eps 132
133 Berhenti jadi Mama
134 Eps 134
135 Eps 135
136 Eps 136
137 Eps 137
138 Eps 138
139 Eps 139
140 Eps 140
141 Eps 141
142 Harimau Kelaparan
143 Monster Menakutkan
144 Eps 144
145 Eps 145
146 Eps 146
147 Eps 147
148 Eps 148
149 Eps 149
150 Eps 150
151 Eps 151
152 Eps 152
153 Eps 153
154 Eps 154
155 Eps 155
156 Eps 156
157 Eps 157
158 Eps 158
159 Eps 159
160 Eps 160
161 Eps 161
162 Eps 162
163 Eps 163
164 Eps 164
165 Eps 165
166 Eps 166
167 Eps 167
168 Eps 168
169 Eps 169
170 Eps 170 [pengakuan]
171 Eps 171 [pengakuan 2]
172 Eps 172
173 Eps 173
174 Eps 174
175 Eps 175
176 Eps 176
177 Eps 177
178 Eps 178
179 Eps 179
180 Eps 180 Pertemuan Pertama
181 memohon
182 Eps 182 merindukanmu
183 Eps 183 Masih suami
184 Eps 184 Mau Menerimaku Kembali
185 Eps 185 Terjun Bebas
186 Eps 186 Alasan
187 Eps 187 Marga
188 Eps 188 Benci Daddy
189 Eps 189 Bunuh Ayahmu
190 Eps 190 Wanitaku
191 Eps 191 Kencan Buta
192 Eps 192
193 Eps 193
194 Eps 194
195 Eps 195
196 Eps 196
197 Eps 197
Episodes

Updated 197 Episodes

1
Pertemuan Pertama
2
Asal
3
Hujan
4
Membiasakan diri.
5
Ganteng
6
Penasaran
7
Pak Guru
8
Gue Istrinya
9
Kejutan I
10
Kejutan II
11
Happy Birthday
12
Sayang
13
Sepupu
14
Teruslah Tersenyum
15
Sengaja
16
Berusaha
17
Coba Aja
18
Pernyataan
19
Di Jodohin
20
Gado Gado
21
Cemburu
22
Sombong
23
Alergi
24
Ujian Pertama
25
Bungkam Mereka
26
Bener
27
Sahabat
28
Kerasnya Jalan
29
Sebentar
30
Sahabat
31
Pergi
32
Satu Juta per Hari
33
Kan Bener
34
Lo Gila
35
Cemburu
36
Jangan Bahas
37
Kevin
38
1M
39
Gak Peka
40
Tanggung Jawab
41
Manis
42
Bukan Lo
43
Jalan Takdir
44
Coba
45
Hadiah
46
Hak Gue
47
Wanita Gila
48
Menikmati Pertengkaran
49
Morning Kiss
50
Tuan Muda
51
EP 51
52
Sepiring Bertiga
53
Malam Pertama
54
Senyum Lo
55
Suka Fero
56
Kalian Kalah
57
Surat Izin
58
Dia Orangnya
59
Dari Siapa
60
Kotak Air Mata
61
Potong Rambut
62
Debat
63
Eps 63
64
Perjanjian 1
65
perjanjian 2
66
Janji
67
Good Mood
68
Mulai ada Rasa
69
Kebenaran
70
Bucin
71
Hamil
72
salangheyo
73
Kesekian Kali
74
Racun
75
Drama
76
Drama part dua
77
Menikahlah Denganku
78
Yakin
79
The Queen
80
Pesta Pernikahan
81
Perpisahan
82
Maraton
83
Bintang Di Hatiku
84
Suami Sah Gue
85
Kapten
86
Pertama
87
Satu Aja
88
Arti Cinta
89
Pasangan terbaik
90
Pesta pernikahan
91
Awas Jatuh Cinta
92
Eps 92
93
Di luar Dugaan
94
Kalian Jahat
95
Eps 95
96
Eps 96
97
Eps 97
98
eps 98
99
Eps 99
100
Kok Sedih
101
Terpesona
102
Semoga
103
Kakak Hiro
104
Lihat Semua
105
Eps 105
106
Ampun
107
Pura pura bahagia
108
Gue lemes
109
Mencoba
110
konsekuensi
111
Ganggu Lo
112
Siapa Jihan
113
Buatin Cucu
114
Makanya Cinta
115
Eps 115
116
Di goda Bocil
117
Gila Lagi
118
Obat Gila
119
Berharga
120
Eps 120
121
Pura Pura
122
Eps 122
123
Eps 123
124
Eps 24
125
Wanita tangguh
126
Dewasa Sebelum Waktunya
127
Eps 127
128
Eps 128
129
Bos mata duitan
130
Eps 130
131
Tidak Ada Rahasia
132
Eps 132
133
Berhenti jadi Mama
134
Eps 134
135
Eps 135
136
Eps 136
137
Eps 137
138
Eps 138
139
Eps 139
140
Eps 140
141
Eps 141
142
Harimau Kelaparan
143
Monster Menakutkan
144
Eps 144
145
Eps 145
146
Eps 146
147
Eps 147
148
Eps 148
149
Eps 149
150
Eps 150
151
Eps 151
152
Eps 152
153
Eps 153
154
Eps 154
155
Eps 155
156
Eps 156
157
Eps 157
158
Eps 158
159
Eps 159
160
Eps 160
161
Eps 161
162
Eps 162
163
Eps 163
164
Eps 164
165
Eps 165
166
Eps 166
167
Eps 167
168
Eps 168
169
Eps 169
170
Eps 170 [pengakuan]
171
Eps 171 [pengakuan 2]
172
Eps 172
173
Eps 173
174
Eps 174
175
Eps 175
176
Eps 176
177
Eps 177
178
Eps 178
179
Eps 179
180
Eps 180 Pertemuan Pertama
181
memohon
182
Eps 182 merindukanmu
183
Eps 183 Masih suami
184
Eps 184 Mau Menerimaku Kembali
185
Eps 185 Terjun Bebas
186
Eps 186 Alasan
187
Eps 187 Marga
188
Eps 188 Benci Daddy
189
Eps 189 Bunuh Ayahmu
190
Eps 190 Wanitaku
191
Eps 191 Kencan Buta
192
Eps 192
193
Eps 193
194
Eps 194
195
Eps 195
196
Eps 196
197
Eps 197

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!