Pernikahan Tak Diharapkan
Seorang remaja berpostur tinggi putih dengan rambut lurus nan panjang juga mata yang bulat dan bulu mata yang lentik membuatnya semakin terlihat sempurna. Remaja yang ceria namun terkesan bad girl karena seringnya berkelahi dengan. teman sebaya maupun preman pasar.
"Hai Ji" sapa teman temannya.
"Hai pagi semua" jawabnya ceria.
"Yuk ke kelas bentar lagi masuk nih" ujar temannya mengajak untuk masuk ke dalam kelas.
JIHAN AYUDIA remaja cantik kelas dua belas di SMK Cinta Bangsa 26 di sebuah desa kecil. Dia bersama ke tiga temannya yang bernama HANA, MONA dan Nisa sering terlibat perkelahian sengit dengan beberapa teman dari sekolah lain membuat mereka di minta adik kelasnya untuk membantunya.
"Ji lo tau gak anak anak yang kemarin berkelahi sama kita semuanya masuk rumah sakit" ucap Nisa.
"Masa si, padahal kita gak hajar mereka beneran iya kan" ucap Jihan.
"Bener tuh, lagian kan mereka dapat dukungan dari seniornya, lebih tepatnya temen temen Abang lo kan Ji" ucap Mona.
"Iya mereka cuma ngandelin kaka senior mereka doang tuh" ucap Nisa.
"Lo bener Nis, eh ngomong ngomong Ji Abang lo marah gak" tanya Mona takut takut.
"Gak tuh, kayaknya Abang gak tau lagian temen temen Abang kan gak ada yang tau kalau gue adiknya" ucap Jihan.
"Syukurlah kalau tau bisa di hukum lagi kita" ucap Mona
"Bener banget lo" ucap Nisa.
Mereka semua berhenti berbicara saat ada guru datang mereka sangat memperhatikan penjelasan guru. Walaupun mereka di anugrahi wajah yang nyaris sempurna namun tidak dengan otak mereka yang sulit dalam menerima pelajaran maka dari itulah mereka sangat memperhatikan saat guru sedang menjelaskan.
Mereka bertiga mempunyai kelebihan masing masing Jihan yang ahli dalam bidang biologi, Mona ahli dalam bidang bahasa Inggris, Nisa ahli bahasa Indonesia sedangkan Hana ahli dalam bidang sejarah mereka bertiga tidak ada yang bisa menguasai fisika maupun matematika.
"Kalian paham gak si tadi" tanya Nisa si ratu bar bar saat sampai di kantin.
"Gak, yang ada pusing gue" ucap Jihan.
"Sama gue juga, disini yang gak pusing cuma tuh Hana" ujar Mona.
"Itu si keahliannya" ucap Jihan.
Mereka semua menghabiskan waktu istirahat dengan bercanda dan makan. Tidak ada yang berani mengganggu waktu mereka padahal sebenarnya mereka selalu terbuka untuk siapapun yang mau bergabung.
Teng.... teng .... teng....
(Lonceng tanda masuk berbunyi)
"Yah , udah masuk aja nih, belum juga ilang nih pusing masuk pelajaran yang gak pernah kita pahami" ujar Jihan.
"Bener lo, tapi bagaimanapun kalau ulangan harian nilai gue bagus tau" ucap Hana.
"Sama gue juga, kalau ulangan nilai gue di atas delapan semua kalau ujian di bawah delapan semua" ucap Jihan.
"Udahlah jangan ngeluh kita semua sama, pusing pusing dah mikir matematika" ucap Mona.
"Yuk ah" ucap semua temannya.
Saat berjalan ke kelasnya Jihan tidak sengaja melihat Abangnya membuat Jihan menghampiri dengan senyum manisnya.
"Abang" Panggil Jihan lalu mencium tangan Jovan.
"Hai kak" sapa semua teman Jihan
"Hai semua" ucap Jovan.
"Eh Jihan kok belum masuk kelas si" tanya Jovan.
JOVAN PRAMUDIKA Abang kandung Jihan mempunyai paras yang bisa menghipnotis semu orang yang melihatnya. Berkulit sawo matang tinggi rambut lurus dan badan yang proposional membuatnya banyak para kaum hawa yang mengaguminya.
"Ini mau masuk tapi gak sengaja lihat Abang, Abang ngapain di sini" tanya Jihan.
"Abang lagi anter temen Abang" ucap Jovan santai.
"Temen Abang mau sekolah disini" tanya Jihan.
"Gak dia ada urusan penting disini" ucap Jovan.
"Mana temen kaka" tanya Nisa miss kepo.
"Tuh ada di dalam" jawab Jovan.
"Jihan" panggil seseorang di belakang Jovan.
Jihan melihat ke arah orang yang memanggilnya sebentar lalu berpaling melihat yang lain. Jihan sangat acuh terhadap semua teman Abangnya dia akan berbicara hanya hal penting saja selain itu dia akan menjadi wanita dingin.
"Jihan" panggilnya lagi untuk ke dua kalinya.
Jihan masih saja tidak menjawab justru menjauh dari Abang maupun temannya.
"Jihan di panggil" ucap Jovan.
"Gak penting, Jihan mau ke kelas" ucap Jihan.
"Jihan and the gang silahkan masuk ke dalam kelas" ucap guru matematika yang terkenal killer dan sekarang akan mengajar di kelas Jihan.
"Iya pak, Bang Jihan masuk dulu bye Bang" ucap Jihan lembut tak lupa untuk mencium tangan Jovan.
"Iya belajar yang bener" ucap Jovan lembut.
Jihan tidak menjawab hanya mengacungkan jempolnya tanda setuju dengan ucapan sang Abang.
"Hai kakak ganteng siapa namanya Kak" ucap Nisa yang sedari tadi memandang Dwi.
"Hai nama gue Dwi" ucap Dwi.
"Oh manisnya" ucap Nisa.
"Manis nih manis, maaf duluan kak Jovan Kak Dwi" ucap Mona dan Hana sembari menarik ke dua tangan Nisa.
Dwi hanya tersenyum melihat Jihan yang berlalu tanpa mengucap kata sedikitpun padanya. DWI PUTRA SUSENO anak seorang pemilik sekolah tempat Jihan sekolah sekarang. Dia bertubuh tinggi tidak kalah jauh mempesona dari Jovan dengan kulitnya yang putih menambah kesan sempurnanya.
"Maafin Jihan" ucap Jovan.
"Udahlah gak usah di pikir gak apa apa , lagian gue udah tau lagi sifat dia masih sama acuh sama semua temen lo" ucap Dwi.
"Hehe iya masih sama, lagian tinggal beberapa jam lagi dia bakal jadi milik lo" ucap Jovan.
"Ah lo bisa aja" ucap Dwi.
"Yah elah pake malu malu lagi" ledek Jovan.
"Eh kira kira dia bakal terima gue gak ya" ujar Dwi gelisah.
"Udah dia anak yang penurut lagian mana kepercayaan diri lo itu yang langsung minta adek gue ke orang tua gue kemarin" ledek Jovan sembari keluar dari area sekolah.
"Bukannya lo yang minta gue langsung nikahi adek lo" bela Dwi.
"Hehe gak inget tuh" ucap Jovan.
"Hm... iyalah gue harap semua berjalan lancar" ujar Dwi yakin.
"Iya sekarang lo tinggal siapin diri buat ijab kabul gue minta lo bisa dalam sekali coba" ucap Jovan.
"Em oke" ucap Dwi.
Jovan dan Dwi pergi menuju rumah Jovan untuk melakukan ijab kabul. Walaupun tanpa sepengetahuan Jihan keluarga Jihan meyakinkan keluarga Dwi untuk langsung melakukan pernikahan tanpa pertunangan.
Jihan dan ke tiga temannya pulang pada pukul dua siang dan saat itu juga Dwi baru saja selesai melakukan ijab kabul hanya tinggal menunggu kedatangan Jihan untuk tanda tangan buku nikah mereka. Semua orang tertawa riang tanpa memikirkan perasaan Jihan nanti.
"Ji gue pulang dulu ya, bye guys" ucap Nisa yang kebetulan paling dekat dengan sekolah.
"Oke bye see you" ucap Mona.
Jihan dan ke dua temannya pulang dan saat sudah mendekati rumah Jihan mereka di kaget kan dengan begitu banyak orang yang berada di rumah Jihan..
"Ji itu di rumah lo ramai banget" ujar Hana yang rumahnya satu arah dengan Jihan.
"Iya ada apa ya tapi itu kan tetangga tetangga gue" ucap Jihan penasaran.
"Tapi lihat deh ada orang asingnya juga" ucap Mona.
"Kalau kita mau tau kita harus masuk semoga apa yang kita pikirkan semua gak terjadi" ucap Jihan mempercepat jalannya.
Mona dan Hana mengikuti jihan dari belakang sembari berdoa pikiran jelek mereka tidak terjadi. Saat sampai di area rumah Jihn berlari masuk sembari menengok kanan kiri mencari keberadaan Abang dan ke dua orang tuanya. Seketika Jihan menarik nafasnya panjang.
"Huh syukurlah, kalian masuklah " ucap Jihan.
"Eh Ji ada apa" tanya Mona penasaran.
"Gue gak tau ada apa, tapi yang jelas mereka semua masih ada disini dan masih bernafas" ucap Jihan lega.
"Syukurlah udah hampir lepas nih jantung" ucap Hana.
"Eh mba Jihan udah pulang selamat ya mba Jihan" ucap seorang tetangga.
Jihan hanya tersenyum hangat mendengar perkataan tetangga tersebut karena Jihan tidak tau kenapa tetangganya memberikan selamat. Jihan melihat sekeliling Jihan melihat sosok yang sedari tadi tersenyum menatapnya.
"Hai Ji udah pulang, selamat ya Ji Abang sayang padamu" ucap Jovan semangat sembari memeluk Jihan.
"Iya iya terima kasih sebelumnya Bang, tapi kenapa semua orang memberi selamat" tanya Jihan penasaran membuat Jovan tersenyum.
"Udah sekarang kamu ganti baju dulu nanti kamu kesini Abang jelasin" ucap Jovan melepaskan pelukannya.
"Baiklah, " ucap Jihan menurut.
"Kalian tunggu lah" ucap Jihan berlalu ke kamar.
"Hai selamat siang Kak Jovan" ucap Hana.
"Hai, kalian pasti penasaran kan apa yang terjadi iya kan" ucap Jovan.
Mona dan Hana menganggukkan kepalanya bersama membuat Jovan tersenyum mereka seperti orang bodoh yang sedang menunggu kecerdasan.
"Eh udah ngeces tuh" ledek Jovan.
"Ih kak Jovan gak lucu, pergi sana ambilin minum kek" ucap Hana si ratu ceplas-ceplos.
"Iya iya maaf, mau minum apa" tanya Jovan.
"Biar gak repotin air putih aja kalau ada di kasih sirup kalau gak jeruk melon ya" ucap Hana tertawa.
"Sama aja lo minta sirup" cibir Jovan.
"Hehe, tos" ujar Mona tos dengan Hana.
Jovan memajukan bibirnya lalu melenggang pergi untuk mengambil minuman untuk Mona dan Hana. Sedangkan Jihan keluar dengan setumpuk buku untuk dia dan teman temannya mengerjakan tugas.
"Eh Ji, itu bukannya temen Abang lo ya kak Dwi yang tadi ke sekolah kita" tanya Hana.
"Gak tau gue" ucap Jihan cuek.
Jihan mengerjakan tugas dengan serius tanpa memperdulikan keadaan yang sangat ramai yang membuatnya tidak bisa konsentrasi. Sedangkan Mona dan Hana sangat terganggu dengan keadaan yang sangat ramai mereka sangat sulit belajar dalam keadaan ramai.
"Ji kemarilah salami dulu suami dan mertuamu, kamu kan baru pulang" ucap Bapak Jihan.
Jihan yang sedang serius seketika menatap Bapaknya yang terlihat sangat serius begitupun Mona dan Hana yang tidak mengerti ucapan Bapak Jihan.
"Ji kemarilah" ucap Bapak Jihan tersenyum.
"Ji" tegur Mona.
"Jangan tanya gue, gue gak ngerti apa pun" ucap Jihan berjalan menghampiri Bapaknya.
"Bapak bercandanya gak lucu" ucap Jihan saat berada di depan Bapaknya.
"Bapak gak bercanda, Bapak serius" ucap Bapak Jihan.
"Gak lucu tau pak" ucap Jihan lalu menyalami semua yang sedang duduk bersama Bapaknya.
"Wah cantik banget ternyata, pantesan si Dwi gak mau nunggu lama iya kan pak" ledek Mama Dwi.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Sedihnya pulang sekolah udah jadi istri orang aja.....
Huh... yuk ikuti Jihan dan Dwi terus....
Jangan lupa Like vote dan komennya ya, ini udah di revisi....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 197 Episodes
Comments
Lutfie Wachad
hadeehh ga pernah ditanya tau-tau pulang sekolah udah dinikahin jadi istri orang....gimana perasaan Jihan
2022-09-13
0
Aris Siswanti
aneh nkh kok g ada persetujuan pihak mempelai
2022-04-01
1
Nok Ashalina Yumna
nyimak dulu
2022-02-15
1