"Hai Rich,,,, ini untukmu" Ellaine menyodorkan sebotol air dingin kepadaku.
Mataku berbinar. Tenggorokanku semakin terasa kering dan tak sabar ingin meneguk air itu. Ellaine selalu datang tepat waktu.
"Terima kasih Ella" sahutku langsung meneguk habis air itu.
Ellaine tersenyum dan memandangiku yang masih begitu berkeringat setelah latihan gym hari ini.
"Kamu terlihat seksi jika sedang berkeringat seperti ini" batin Ellaine yang masih terus saja memandangiku.
Ku seka keringat di dahiku dengan tanganku.
"Pakai ini saja Rich" ucap Ellaine.
Aku menoleh dan melihat dirinya sudah tersenyum manis sembari mengulurkan sebuah handuk kecil berwarna putih miliknya. Lagi lagi Ellaine begitu memahami apa yang ku butuhkan.
Aku tersenyum padanya lalu menerima handuk itu. Sekali lagi ku ucapkan rasa terima kasihku padanya. Ellaine hanya tersenyum puas karena dirinya merasa telah begitu membuatku bahagia dengan semua perhatian yang diberikannya.
"Ayo kita pulang" ajakku begitu menyadari aku harus pergi dari tempat itu.
Aku harus pergi menuju tempat kerjaku yang lain. Aku yang sama sekali tak ingin hidup miskin lagi ini memiliki banyak pekerjaan sampingan.
Aku tak gengsi melakukan apa pun selama itu bisa menghasilkan dan menambah pundi pundi uangku.
Ellaine tak menyahut dan hanya menghela tanganku saat aku akan beranjak dari tempat duduk kami.
"Tunggu Rich,, Apa kamu sudah mempertimbangkannya?" tanyanya lirih.
Aku menghela napas.
"Ah Ella,,, kenapa harus membahas masalah ini lagi???" batinku.
Ellaine telah begitu berani dan yakin mengungkapkan perasaannya padaku beberapa hari lalu. Namun belum juga ku jawab hingga hari ini. Aku paling malas jika harus membahas perasaan dan cinta.
Karena aku tak mencintainya sama sekali.
Aku tak bisa dan tak tega mengatakan hal yang sebenarnya padanya. Oleh karena itu selama ini aku tak selalu saja mengalihkan pembicaraan tiap kali dia mulai mendekatiku dan menanyakan apa jawabanku.
Ellaine Lim,,,,
Gadis keturunan cina yang tak banyak ku ketahui asal usulnya. Yang ku tau hanya gadis itu sedang dalam latihan pembentukan tubuhnya ke porsi yang sudah ditentukan olehnya.
Aku sebagai pelatih dan konsultan untuknya tak pernah ingin tau untuk apa dia menginginkan tubuhnya bisa sampai di porsi itu. Tugasku hanya membimbing dan mendampingi latihannya saja.
Sebenarnya sudah tidak ada yang salah dari bentuk badannya namun rupanya Ellaine masih saja tak puas dengan apa yang dimilikinya.
Ellaine jatuh cinta padaku sejak pertama kali bertemu denganky. Seiring dengan semua latihannya yang terus ku dampingi akhirnya benih benih cintanya untukku semakin bertebaran dalam hatinya.
"Aku mencintaimu Rich,,, aku tau mungkin kamu tidak terkejut dengan semua yang ku katakan ini karena aku yakin kamu pun memiliki perasaan yang sama kepadaku. Caramu memperlakukan aku sudah membuktikan bahwa kamu pun punya rasa yang sama denganku" ucapnya waktu itu.
Aku mengerutkan dahiku.
"Perlakuan yang mana yang dia maksud?? Apa sikap lembut dan tutur bahasaku yang memang selalu lembut pada semua wanita?? Ahh Ella,,, kamu salah mengartikan kebaikan dan sikapku selama ini" batinku.
"Rich,,, jawab aku kali ini. Jangan terlalu lama menyiksa perasaanku. Katakan yang sebenarnya Rich. Katakan apa yang kamu rasakan terhadapku" Ellaine mengguncangkan tanganku dan menyadarkan lamunanku.
"Eehhh,,, Eehhh,,, Ella,,, aku sungguh tidak bisa" jawabku sedikit tergagap. Aku sungguh tak tega mengatakan yang sebenarnya.
"Tidak bisa apa maksudmu Rich? Tidak bisa menjawab hari ini? Atau tidak bisa mengatakan yang sebenarnya??" desak Ellaine.
"Ella maafkan aku" lirihku.
"Katakan Rich,,, katakan!!!" desaknya terus sembari mendorong dorongku.
"Aku rela melakukan apa pun untukmu,,, aku rela menyerahkan kesucianku padamu. Lihat Rich lihat,,, Apa aku tidak cukup seksi untuk bisa membuatmu tertarik padaku" ucapnya sembari mulai membuka bajunya hingga bagian lengannya sudah mulai terbuka.
"Ella hentikan!!!!!" bentakku dan mendorong balik tubuhnya hingga hampir terjatuh.
Aku sungguh kesal terus dipaksa seperti ini. Aku berusaha sebaik mungkin tidak menyakiti dirinya namun dia terus saja mendesakku.
Belum lagi sikapnya dan pemikirannya bahwa aku akan terprsona atau tergoda dengan tubuh indahnya itu. Mengingat ini tempat umum aku juga kesal dengan kelakuannya itu.
"Baiklah,,, akan ku katakan yang sebenarnya. Aku tidak mencintaimu!!!! Dasar gadis gila!!!" ketusku.
Ellaine terperangah mendengarnya.
"Mana mungkin!!! Dengan semua sikap manismu selama ini padaku,,, tidak mungkin kamu sama sekali tidak punya rasa terhadapku" protesnya.
"Kamu jahat Rich!!!!" teriaknya.
Ku lihat airmata mulai menetes di sudut matanya yang sipit itu. Aku sadar telah begitu keras memperlakukan dirinya. Aku telah mendorongnya bahkan mengatai bahwa dirinya gila. Dan aku menyesal telah melakukannya.
Tapi bagaimana pun juga Ellaine harus tau dan tak lagi berharap banyak padaku. Aku sungguh tak bisa memberikan apa yang diinginkannya dariku.
Ellaine merapikan kembali bajunya dan segera mengenakan jaketnya. Diambilnya tas besar miliknya lalu dengan berderai airmata dia keluar meninggalkan pusat senam ini.
"Tega kamu Rich!!!" lirihnya saat melewatiku.
Aku terdiam. Rupanya aku begitu menyakiti hati dan dirinya juga hari ini. Aku harus minta maaf untuk itu. Aku mengejarnya keluar.
"Ella tunggu,,,, " aku menarik tangannya.
Ellaine berhenti dan menoleh dengan wajah yang masih basah oleh airmatanya. Aku mengatur napasku yang masih terengah engah.
"Maafkan aku,,, aku sudah begitu kasar kepadamu" ucapku begitu napasku sudah teratur.
"Kamu jauh jauh mengejarku hanya ingin berkata maaf??" sengitnya.
Aku mengangguk. Memangnya apa yang harus ku lakukan lagi?? Ellaine kembali berderai airmata. Aku makin bingung melihatnya. Aku tak mengerti apa yang sedang dipikirkannya.
"Ku kira kamu berlari mengejarku karena kamu baru menyadari bahwa kamu juga mencintaiku. Tapi ternyata sama saja!!! Kamu masih saja tak mengerti dan memahami apa yang ku inginkan!!!" ketusnya lagi setengah berteriak.
"Hey,,, jangan berteriak seperti itu. Malu dilihat banyak orang Ella. Hargai juga dirimu sendiri." bujukku.
"Sudah hentikan tangismu,,, Ayo aku antar kamu pulang. Anggap saja itu sebagai bentuk permohonan maafku karena telah begitu tidak baik padamu hari ini" lanjutku.
"Aku tidak ingin terjadi apa apa padamu jika kamu harus pulang sendiri dalam kondisi labil seperti ini" jelasku yang masih berusaha bersikap baik padanya karena aku tak ingin merasa lebih bersalah lagi jika nanti gadis labil ini melakukan hal aneh dan membahayakan dirinya di jalan.
"Tidak usah repot repot mengantarku!!! Aku sedang menunggu jemputanku!!!" ketusnya sembari menghapus airmatanya tak ingin orang yang menjemputnya melihatnya dalam keadaan kacau begitu.
Aku mengangguk dan mundur saja dari trmpatku berdiri namun tak meninggalkannya. Aku masih tetap ingin memastikan bahwa dirinya benar benar ada yang menjemput.
Mataku membulat saat sebuah sedan jenis limosin berhenti tepat di depannya. Sopirnya turun dan membukakan pintu untuknya.
"Silahkan nona" ucapnya.
Ellaine masuk dan tak membuka kacanya sama sekali walau tau aku masih ada disana. Limosin itu menghilang di belokan jalan.
"Ternyata Ella anak orang kaya. Bagaimana bisa aku melewatkan semua ini" pikirku dengan mata berbinar.
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Jangan lupa vote, like dan komen yaaaa
Terima kasih 💞
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
Fi Fin
bagus ga harus tentang presdir ceo
2021-12-28
1
Hesti Sulistianingrum
wahhh tambang emas mu lewat rich 😅😅
2021-04-11
1
Kadek Pinkponk
alurnya beda ..bukan tentang CEO
2021-04-06
1