Bab 5 Jadi lah temanku

...ARRABELLA TWICE LIVES ...

...BAB 5...

...JADILAH TEMANKU...

...( Ilustrasi Ethan De Reese )...

Arabella berlari menuju ke arah Camille yang saat itu berada dalam bahaya. Tanpa berfikir panjang, Arabella memeluk Camille. Camille tidak menyadari bahwa Arabella terluka karena tertusuk pisau.

" Tuan.. putri.. anda baik-baik saja?" tanya Arabella dengan suara yang terbata-bata

(" Aku tidak bisa bertahan lebih lama lagi.. tidak ..") batin Arabella kesakitan

" Nona Arabella?? aku tidak apa apa " jawab Camille ketakutan.

Pria yang akan menusuk Camille tadi ketakutan. Para penculik itu akan kabur, tapi akhirnya prajurit White Knight datang dan menangkap mereka sebelum sempat melarikan diri.

Tangan Camille berlumuran darah dari punggung Arabella.

" Kau berdarah? kenapa kau berdarah? kau .." Camille ketakutan melihatnya dan panik.

Arabella tersenyum, dan mulutnya mengeluarkan darah.

" syukurlah.. kau baik..baik sa..ja.." Arabella menutup matanya dan tubuhnya terkulai lemas.

" Hey ! bangun ! kita selamat ! bangunlah huhuhu.." teriak Camille panik, dan menangis histeris

Eugene juga datang kesana, ia kaget melihat Camille menangis dan tangannya berdarah, tapi ia lebih panik melihat Arabella tak sadarkan diri.

" Camille kau terluka?" tanya Eugene cemas

" Kakak .. aku tidak apa-apa .. huhu.. demi menyelamatkan ku, nona Arabella .. dia harus selamat " kata Camille sambil memeluk kakaknya dan terus menangis

Felix, Ethan, Ashton dan Peter berhamburan menghampiri Arabella yang tak sadarkan diri mereka terlihat panik sekaligus takut terjadi apa-apa dengan Arabella.

" Sialan ! akan ku bunuh semua bajingan itu !" teriak Ethan marah melihat Arabella penuh luka.

" Kakak tenanglah, kita harus mengurus Abel dulu.. kita harus menyelamatkannya " kata Peter sambil menggendong Arabella yang tidak sadarkan diri.

" Nona Abel.. " Felix menangis

" Aku akan bawakan tabib kerajaan terbaik untuk mengobatinya. Camille, kau harus tenang " kata Eugene menenangkan

(" Arabella semoga kau baik-baik saja ") batin Eugene berharap

***

Arabella dibawa ke istana kerajaan untuk mendapatkan perawatan dari dokter terbaik disana. Duke Reese, Felix, kedua kakak Arabella dan dua pelayan setia Arabella menunggunya disana.

1 jam berlalu setelah dokter kekaisaran memeriksa keadaan Arabella, namun wajahnya terlihat kurang baik saat ia keluar dari ruangan Arabella.

" Dokter Foster, bagaimana keadaan putri ku?" tanya Duke Reese dengan wajah penuh harapan dan lelah

" Saya sudah berhasil menjahit lukanya, namun dia belum melewati masa kritisnya " jawab Dokter Foster

" Apa maksudmu ? " tanya Duke Reese

" Nona Arabella kehilangan banyak darah, itu sebabnya dia masih dalam status kritis. " jawab Dokter Foster

" Lalu apa yang harus kita lakukan untuk menyelamatkan nya, Dokter?" tanya Ethan cemas

" Kita harus mendapatkan donor darah untuk nona " jawab Dokter Foster

" Baik, kita semua akan di tes darahnya " kata Duke Reese

Semua keluarga Reese juga pelayan dan pengawalnya mengikuti tes darah untuk mengetahui darah yang cocok dengan Arabella. Dan setelah beberapa menit kemudian, Dokter mengatakan bahwa darah milik Peter memiliki kecocokan dengan Arabella dan Peter pun mendonorkan darah untuk adiknya itu.

" Dokter, bagaimana keadaan adikku sekarang?" tanya Peter cemas

" Tenang saja, dia sudah melewati masa kritis. Dia akan segera siuman, ini berkat anda tuan muda Peter. " Dokter Foster tersenyum tenang

" Syukurlah ..." kata Duke Reese, Ethan dan Peter merasa lega

" Bibi Daisy, syukurlah nona baik-baik saja " kata Layla merasa senang

" Iya, terimakasih Tuhan " Daisy menangis terharu

Daisy, Layla dan Felix menghadapi hukuman kurungan sementara karena tidak menjaga Arabella dengan baik dan mereka ikhlas karena mereka memang merasa bersalah pada Arabella.

" Entah kenapa aku tidak kesal berada disini " kata Daisy

" Apa kau memikirkan hal yang sama denganku Bibi Daisy?" tanya Felix yang ada di penjara sebelah nya.

" Iya, asalkan nona selamat itu sudah cukup untukku " jawab Daisy merasa lega

" Kita pantas di hukum seperti ini, karena tidak menjaga nona dengan baik. " kata Layla sedih

" Jadikan ini pelajaran untuk kita, agar kita bisa menjaga nona lebih baik lagi ya ?" tanya Felix

" Tentu saja !" Daisy dan Layla tersenyum semangat

" Semoga nona segera siuman " kata Layla tulus

***

Di penjara istana, Ethan tanpa ampun menghukum orang-orang yang menculik Camille dan Arabella.

Ke empat pria itu disiksa dan diikat di sebuah tiang di dalam jeruji besi, ke empat pria itu tidak segarang saat tadi pagi menculik anak-anak bangsawan itu.

" Tuan.. tuan tolong ampuni kami " kata Pria berkumis ketakutan, melihat Ethan mengeluarkan pedangnya.

" bagaimana ini? haruskah aku menerima pengampunan kalian setelah apa yang kalian lakukan?" tanya Ethan dengan nada suara yang seram

" kemana keberanian kalian tadi? menculik tuan putri dan anak-anak bangsawan, kalian pikir kalian bisa HIDUP ?" tanya Johny sambil tersenyum sinis

Ke empat pria itu gemetaran dan berkeringat dingin, karena ketakutan. Mereka bahkan tak berani menatap mata Ethan yang sudah mengacungkan pedang dengan aura nya yang membunuh.

" Baginda raja sangat marah, aku juga sangat marah ! tangan mana yang kau pakai untuk menusuk adikku?" tanya Ethan dengan mata yang tajam sambil mendekati salah satu pria pelaku yang menusuk Arabella.

" A..aku.. " pria itu gugup dan tak berani bicara lagi.

" AAaaakkhhh!!! TANGANKU !!!" teriak pria itu kesakitan.

Ethan menebas tangan kanan pria itu, dan darahnya bercucuran ke tanah di dalam penjara. Ke 3 pria lainnya terlihat semakin ketakutan juga. Johny terlihat terkejut melihat Ethan yang begitu marah.

(" Gawat, Ethan .. dia benar-benar murka ") batin Johny

" Bagaimana rasanya? SAKIT ?" tanya Ethan sambil tersenyum sinis merasa puas.

" Kau! kau keterlaluan ! tidak punya hati !" seru Pria itu marah

" Sudah kehilangan tanganmu, kau masih berani marah-marah? benar-benar " gumam Johny kesal

" Kau masih punya tenaga untuk bicara ya? seperti nya aku terlalu lembut padamu.." Ethan tersenyum tipis lalu menusuk punggung pria itu .

" AAA.. Hentikan ! HENTIKAN!!" teriak pria itu kesakitan

" Kau minta aku berhenti? Ini baru segini saja ! apa kau kira adikku tidak merasa sakit saat kau tusuk seperti ini? " tanya Ethan marah

" Aku bersalah.. aku salah.. Kumohon " kata Pria itu memohon

" Prajurit Johny ! bereskan semua ini!" seru Ethan dengan mata yang tajam

***

Duke Reese dan Peter masih berjaga menunggu Arabella siuman. Mereka masih ada di salah satu kamar di istana. Salah satu pelayan disana mengusulkan Duke Reese dan Peter untuk beristirahat dikamar lain.

" Kami akan menunggu Abel disini hingga ia siuman " kata Duke Reese terlihat lelah

" Ayah, pelayan itu benar. Kau harus istirahat, biar aku yang menjaga Abel. Ayah, kau terlihat lelah " kata Peter cemas

" Tolong beristirahat lah duke Reese " kata Eugene yang tiba-tiba ada disana

" Salam kepada yang mulia putra mahkota " kata Duke Reese dan Peter memberi hormat dengan sopan

" Iya,duke aku berharap kau akan beristirahat di salah satu kamar yang sudah disiapkan disini. " kata Eugene tegas

" Ayah, ini permintaan putra mahkota juga. Biar aku yang menjaga Abel " kata Peter menenangkan

(" Aku tidak bisa membantah perintah putra mahkota ") batin Duke Reese

" Baiklah Peter, yang mulia, aku akan beristirahat. Peter aku serahkan Abel padamu, kalau dia sudah sadar kau harus langsung memberitahuku " kata Duke Reese

" Iya tentu saja ayah " jawab Peter

" Tuan Duke, aku berharap kau tenang. Aku yakin nona Arabella akan segera siuman " katq Eugene menenangkan

" Iya, terimakasih atas perhatian anda yang mulia " kata Duke Reese sambil tersenyum

Eugene dan Peter pergi ke kamar Arabella dan dia masih terbaring tak sadarkan diri, akan tetapi warna kulitnya yang tadinya pucat sudah mulai berwarna seperti biasanya.

" Yang mulia terimakasih sudah mengizinkan kami berada disini. Terutama memberikan dokter terbaik pada Arabella " kata Peter

" Ini sudah sewajarnya, dia sudah menyelamatkan adikku. Ini bukanlah seberapa " Eugene tersenyum

" Saya tetap berterimakasih kepada yang mulia " kata Peter

" Baiklah, jika itu mau mu. Kau bisa meminta pelayan apapun yang kau mau, jika ada yang merasa tidak nyaman tolong jangan sungkan dan bicara padaku. Aku akan pergi dulu, beritahu aku jika nona Arabella sudah siuman " terang Eugene lembut

" Baik yang mulia " Peter membungkuk hormat

Eugene keluar dari kamar Arabella setelah melihatnya sekilas.

" Abel.. aku rasa mungkin yang mulia putra mahkota mulai tertarik denganmu. " gumam Peter

***

Keesokan harinya, Arabella sudah siuman dan dokter juga sudah mengecek kondisinya secara rutin. Dokter mengatakan bahwa kondisi Arabella sudah membaik meskipun luka dipunggungnya masih akan terasa sakit karena bekas tusukannya yang dalam.

Sementara Layla, Daisy dan Felix masih menjalani hukuman di kediaman Reese.

" Ayah, kakak, kenapa aku bisa ada disini? kenapa tidak di rumah kita?" tanya Arabella bingung

" ini adalah permintaan keluarga kerajaan, terutama tuan putri dan yang mulia putra mahkota. " jawab Duke Reese

" Kenapa tidak ayah tolak saja? kenapa harus ke istana?" tanya Arabella kesal

(" Aku benci suasana istana, apalagi kamar ini. Di masa lalu aku sering terluka dan terbaring di kamar ini. Aku merasa sangat sesak hanya memikirkannya saja, dan sekarang aku ada disini? aku tidak tahan, tidak bisa lebih lama lagi disini " ) batin Arabella merasa tidak nyaman

" Bagaimana bisa ayah menolak permintaan baginda Raja? dan ini juga demi keselamatan mu, kemarin kau hampir mati kehabisan darah, dan pilihan terbaik adalah dokter kekaisaran "kata Ethan tegas

" Baiklah, aku minta maaf ayah, kakak. Tapi, karena aku baik-baik saja aku mohon kita pulang sekarang. Aku tidak mau berada disini lagi " kata Arabella dengan nada sedih

(" Dulu Abel sangat senang sekali jika dibawa ke istana kenapa sekarang dia terlihat tidak nyaman? dan seperti nya sangat tidak suka ") batin Peter berpikir

" Baiklah, ayah akan bicara dengan baginda raja dan putra mahkota agar kita bisa kembali ke mansion kita. " kata Duke Reese sambil memeluk Arabella dengan lembut

Duke Reese menemui Raja dan putra mahkota yang sedang berada di aula kerajaan, mereka terlihat sedang mengobrol.

" Tuan Duke Reese?" tanya Raja sedikit terkejut

" Maafkan saya yang mulia Raja, yang mulia putra mahkota, saya tidak bermaksud untuk menganggu. Saya akan datang lagi nanti " kata Duke Reese sambil memberi hormat

" Tidak apa, kami sudah selesai bicara. Jika tuan duke ingin berbicara dengan Raja, maka saya undur diri " kata Eugene sopan

" Mohon maaf yang mulia, saya ada yang ingin dikatakan kepada yang mulia raja dan yang mulia putra mahkota " kata Duke Reese sopan

" Denganku juga?" tanya Eugene heran

Duke Reese, Raja dan Eugene sedang berbicara di aula kerajaan. Sementara itu putri Camille datang ke kamar tamu kerajaan ( kamar Arabella ) bersama dengan salah satu pelayan nya. Arabella sedang ditemani Ashton.

" Hormat pada yang mulia putri " kata Ashton sambil membungkuk

" Hormat saya yang mulia putri" kata Arabella sambil mencoba untuk beranjak dari ranjang nya

" Tidak, kau jangan turun dari ranjang mu. Kau masih sakit bukan?" tanya Camille cemas

" Selamat pagi nona Arabella " kata pelayan Camille menyapa dengan hormat

" Iya " kata Arabella

" Aku sangat mencemaskan mu, aku takut terjadi sesuatu padamu. Karena ku.. kau terluka separah ini, huhu " Camille menangis sedih

(" Dasar anak kecil, masih saja menangis ") batin Arabella

" Yang mulia putri, saya sudah baik-baik saja. Putri, jangan menangis lagi " kata Arabella membujuk

" Tidak.. kau pasti bohong. Mana mungkin tidak sakit, kau pasti sangat kesakitan dan tidak baik-baik saja, kau berdarah sangat banyak kemarin.. " Camille menangis sambil sesenggukan

" sekarang saya sudah tidak apa-apa kan? saya sudah siuman, memang sedikit sakit sekarang, tapi nanti akan baik-baik saja. Tuan putri jangan menangis " kata Arabella membujuk

" Jika tuan putri menangis, nanti kami akan dihukum oleh yang mulia putra mahkota. " kata Ashton yang berusaha membujuk juga

" Kenapa kakak akan menghukum kalian ?" tanya Camille polos

" Karena nanti kami akan dikira membuat tuan Putri menangis, itu akan menjadi masalah untuk kami terutama nona Abel..." kata Ashton pura-pura sedih

(" Kak Ashton, dia berusaha membujuk nya ") batin Arabella

Camille berhenti menangis dan sedikit berfikir. Pelayannya juga memberi tahu Camille agar tidak menangis lagi dan membenarkan perkataan Ashton.

" Iya baiklah, aku tidak akan menangis lagi. Aku kan kesini untuk melihat keadaanmu. " kata Camille

" Benar, jadi putri harus berhenti menangis " kata Ashton sambil tersenyum

Ashton berpamitan pergi karena ia ada tugas lain, dan menitipkan Arabella pada Camille dan pelayannya.

" Apa yang kau perlukan? apa kau mau makan? atau kau mau minum ? katakan katakan ayo !" seru Camille

(" Sebenarnya aku bosan ingin keluar dari ruangan, tapi apakah tuan putri akan mengizinkan aku pergi keluar. Belum lagi penjaga diluar, suruhan kedua kakakku. Dia tidak akan membiarkan nya ") batin Arabella merasa sedih

Camille melihat Arabella yang terlihat sedih.

" Ada apa? apa ada yang sakit? perlukah aku panggilkan dokter?" tanya Camille cemas

" Tidak tuan putri, aku hanya merasa sedih " jawab Arabella dengan wajah yang memelas

" Ada apa? apa yang membuat mu sedih? kau mau sesuatu? kau bisa katakan padaku, akan ku kabulkan semuanya?" tanya Camille

" Benarkah itu ? yang mulia akan mengabulkan permintaan saya?" tanya Arabella dengan hati-hati

" Tentu saja, untuk penyelamatku akan ku lakukan apapun. Tapi, kau harus menerimaku ya ?" kata Camille memohon

" Menerima apa tuan putri?" tanya Arabella

" Jadilah temanku ya !" Camille berharap

" Bukankah tuan putri membenci saya?" tanya Arabella

" Aku .. aku sebelum nya memang salah paham padamu, tapi sekarang tidak lagi. Aku ingin jadi temanmu, karena kau orang yang baik, cantik dan tulus " kata Camille dengan mata penuh kepolosan

(" Bagaimana bisa aku menolak nya? aku tidak bisa membiarkan Claire menghancurkan kehidupanku lagi. ") batin Arabella berfikir

" Yang mulia putri, mau berteman dengan saya? tapi semua orang bilang saya ini gadis jahat? yang mulia masih mau berteman dengan saya?" tanya Arabella dengan mata yang berkaca-kaca seolah terharu

" Tidak kau bukan gadis jahat, bukan ! kau adalah temanku sekarang, kau orang baik. " kata Camille sambil memegang tangan Arabella dengan lembut

(" Aku tidak tau kau bisa selembut ini, aku hanya tau di masa lalu kau selalu bersikap sinis padaku ") batin Arabella merasa tak percaya

" Kita berteman ya sekarang?" tanya Camille sambil tersenyum dan menunjukkan jari kelingkingnya untuk berjanji

" Baiklah, kita teman " jawab Arabella sambil tersenyum dan membalas janji kelingking Camille

" Yeaahhh " Camille tersenyum senang.

Camille mengabulkan permintaan Arabella yang ingin pergi ke luar istana untuk berjalan-jalan. Arabella berjalan menggunakan kursi roda, ditemani Johny pengawal yang ditugaskan Ethan untuk menjaga Arabella.

" Tuan putri biar saya yang mendorong kursi rodanya " kata Pelayan Camille

" tidak tidak, kursi roda temanku aku akan mendorong nya sendiri " kata Camille sambil memegang kursi roda Arabella

" Yang mulia, saya bisa melakukannya sendiri kok. Anda tidak perlu melakukannya " kata Arabella merasa tidak enak

" Tidak apa, aku akan melakukannya untukmu. Dan bukankah kita sudah sepakat tadi untuk tidak bicara formal saat berdua?" tanya Camille merasa sebal

" Tapi yang mulia itu tidak sopan..." kata Arabella

" Tidak tidak tidak ! kita sudah jadi teman, anggap lah aku sebagai temanmu saat ini bukan tuan putri dari Clarines. Kau juga sudah mendapatkan izinku " kata Camille senang

" Baiklah yang mulia " Arabella tersenyum dan menghela napas panjang

" Ets.. panggil namaku " kata Camille

" Yang.. maksudku mille. " kata Arabella ragu ragu

" Mille? nama panggilan yang bagus untukku. Kalau begitu aku harus juga harus memanggilmu dengan nama panggilan juga kan " Camille tersenyum senang sambil mendorong kursi roda Arabella dengan pelan.

" Aku akan senang dengan nama panggilan apapun yang Mille pilihkan untukku " kata Arabella

" Aku akan memanggilmu Naomi ! ya Naomi " kata Camille senang

(" Naomi? nama itu adalah nama yang selalu disebut kan Eugene di masa lalu. Sebenarnya aku tidak suka nama itu, tapi jika putri yang melakukan nya aku akan baik-baik saja, jika dia yang mengucapkannya aku tidak suka ") batin Arabella

" kenapa kau diam saja? kau tidak suka ya Naomi?" tanya Camille polos

" Ah.. aku suka.. " jawab Arabella sambil tersenyum

Arabella dan Camille mengobrol dengan akrab, Eugene melihat itu dari kejauhan.

" Kenapa dia bisa tersenyum dan tertawa gembira seperti itu di depan Camille? tapi kenapa di depanku dia selalu cuek dan dingin?" tanya Eugene bingung pada dirinya sendiri.

***

Sementara itu di sebuah rumah terpencil yang sederhana, tak jauh dari negeri Clarines. Pria tampan berambut biru tua dan bermata kuning kecoklatan sedang berlatih pedang dengan seorang pria.

" Ampun yang mulia, saya sudah menyerah " kata Demian kewalahan

" Baru segitu saja kau sudah kewalahan, Demian bagaimana kau akan melindungiku ?" tanya Aiden sambil tersenyum dan menyimpan kembali pedangnya.

" walaupun aku begini, aku ini kstaria terbaik di Londo " kata Demian

" Berlatihlah lagi dengan Lorenzo, baru aku akan membawamu ke Clarines " kata Aiden

" Benarkah? baiklah, aku akan berusaha keras. Tapi, yang mulia apakah kau akan segera kembali ke Clarines?" tanya Demian heran

" Secepatnya " jawab Lorenzo yang tiba-tiba muncul

" Hormat saya yang mulia pangeran " kata Lorenzo memberi hormat

" kenapa kau kembali dengan cepat?" tanya Aiden curiga

" Saya punya 2 berita penting untuk yang mulia pangeran. " jawab Lorenzo

" Awas saja kalau tidak penting, cepat katakan !" seru Aiden

Lorenzo memberikan surat dengan stempel kekaisaran Clarines pada Aiden. Aiden kaget membacanya.

" Apa ini benar?" tanya Aiden tak percaya dengan apa yang ia baca

" benar yang mulia, utusan raja sendiri yang mengantarkan ini pada saya. " jawab Lorenzo tegas

" Kalau begitu aku harus kembali ke istana itu secepatnya, lalu apa berita yang kedua?" tanya Aiden sambil melipat kertas yang dipegangnya

" Nona Arabella Naomi De Reese, terjadi sesuatu padanya di ibu kota. Dan dia terluka parah untuk menyelamatkan Putri Camille " terang Lorenzo

" APA?? " Aiden kaget begitu mendengar nya

(" Apa berita tentang nona itu lebih penting daripada berita dari yang mulia raja? kenapa dia begitu terkejut?" ) batin Demian heran

" Bagaimana keadaan nya sekarang?" tanya Aiden cemas

" Nona itu masih mendapat perawatan di istana, tapi mata-mata kita memberitahu bahwa keadaan nona Arabella sudah membaik dan telah melewati masa kritis " terang Lorenzo

" Bukankah aku sudah menyuruhmu untuk mengawasi dan menjaganya? apa kau hanya menganggur disana?" tanya Aiden kesal

" Saya akan menerima hukuman saya yang mulia pangeran " jawab Lorenzo

" Yang mulia, sebenarnya siapa wanita itu sehingga bisa membuatmu cemas seperti ini?" tanya Demian heran

" Seperti nya kau terlalu banyak bicara ya Demian " kata Aiden kesal

" Yang mulia , aku hanya penasaran saja. Kalau yang mulia tidak mau jawab ya sudah " kata Demian santai

" Kau menyebalkan sekali Demian " kata Aiden sebal

" Demian, jangan buat yang mulia marah lagi" kata Lorenzo mengingatkan

" Ayolah kalian harus punya sedikit selera humor, apakah gadis yang bernama Arabella itu cantik? apakah yang mulia pangeran suka padanya?" tanya Demian semakin kepo

Lorenzo dan Aiden terlihat kesal dengan Demian. Aiden berfikir sejenak lalu ia berkata dengan tegas pada kedua anak buahnya :

" Persiapkan barang-barang kalian, kita akan segera pergi ke kerajaan Clarines !"

" Aku juga ikut?" tanya Demian kaget

" Kalau kau mau disini silahkan saja " kata Aiden sebal

" Iya aku ikut, aku pasti ikut kemanapun sahabatku yang mulia pangeran dan Lorenzo berada " kata Demian senang

" Arabella kau harus baik-baik saja, dan tunggu aku " suara batin Aiden penuh harapan

(" Pangeran yang terbuang selama hidupnya di pengasingan, dipanggil lagi ke istana? kira-kira ada apa ya? apa yang dipikirkan yang mulia raja?") batin Lorenzo bertanya-tanya

Terpopuler

Comments

Anne Rukpaida

Anne Rukpaida

smga jodoh'y Abel pngeran yg trbuang .

2022-02-04

2

Rina

Rina

wah ni sepertinya bakalan Ama Aiden si Arabela ... lebih baik lah dari pada Eugene ..

2021-11-16

1

reylia

reylia

sepertinya pria bertudung hitam yg menaggis disaat arabel di hukum mati itu Aiden de.

2021-10-04

3

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Pengkhianatan
2 Bab 2 Apa ini mimpi?
3 Bab 3 Penghargaan untuk keberanian
4 Bab 4 Princess Camille
5 Bab 5 Jadi lah temanku
6 Bab 6 Aiden Theodore Cassius
7 Bab 7 Menarik perhatian Putra Mahkota
8 Bab 8 Pria bertopeng
9 Bab 9 Guru besar pedang legendaris
10 Bab 10 Teman pertama Aiden
11 Bab 11 Tea Party
12 Bab 12 Menikmati Pemandangan
13 Bab 13 Kalung Kristal dan masa lalu
14 Bab 14 Rival
15 Bab 15 Kejutan di pesta part 1
16 Bab 16 Kejutan di pesta part 2
17 Bab 17 Jebakan !
18 Bab 18 Insiden
19 Bab 19 Cemburu
20 Bab 20 Evil Plan
21 Bab 21 Mimpi buruk Ratu
22 Bab 22 Iblis dari Vanders
23 Bab 23 Terbongkar
24 Bab 24 Cepatlah ingat aku
25 Bab 25 Negeri Vanders
26 Bab 26 Negosiasi dengan iblis
27 Bab 27 Menara Gionda
28 Bab 28 Who is Lucy?
29 Bab 29 Aku disini
30 Bab 30 Rindu
31 Bab 31 Ulang tahun Raja tiran
32 Bab 32 Maafkan aku
33 Bab 33 Pergi ke masa lalu
34 Bab 34 Kembali ke Clarines
35 Bab 35 Hari bebas di istana
36 Bab 36 Isi Hati
37 Bab 37 Arrabella yang populer
38 Bab 38 Rencana Claire
39 Bab 39 Krisis Kepercayaan
40 Bab 40 Penobatan Putri
41 Bab 41 Drama di pesta dansa
42 Bab 42 Perjodohan
43 Bab 43 Haters
44 Bab 44 Kegalauan hati
45 Bab 45 Mencari bukti
46 Bab 46 Dominic kembali ke Vanders
47 Bab 47 Aku Mencintaimu ( End Season 1 )
48 Bab 48 Perang Lokhan part 1 ( Season 2 )
49 Bab 49 Perang Lokhan part 2
50 Bab 50 Farewell Ashton
51 Bab 51 Cinta tulus
52 Bab 52 Find Aiden
53 Bab 53 Persetujuan
54 Bab 54 Tahta Clarines
55 Bab 55 Reason Oscar
56 Bab 56 Syarat mendapat Restu
57 Bab 57 Kematian misterius Canaria
58 Bab 58 Persiapan pertunangan
59 Bab 59 Pesta pertunangan
60 Bab 60 Racun
61 Bab 61 Layla Escape
62 Bab 62 Hurts
63 Bab 63 Claire dijebak?
64 Bab 64 Pengakuan !
65 Bab 65 Balasan dan hukuman
66 Bab 66 Ada yang jatuh cinta?
67 Bab 67 Punishment
68 Bab 68 Karma
69 Bab 69 Belum Move On
70 Bab 70 Mimpi Eugene
71 Bab 71 Cinta sepihak
72 Bab 72 Rahasia ratu terbongkar?
73 Bab 73 Canaria dan Freya
74 Bab 74 Kenangan
75 Bab 75 Akhir dari Ratu
76 Bab 76 Eksekusi mati
77 Bab 77 Penurunan Putra mahkota
78 Bab 78 Arrabella Kidnaps?
79 Bab 79 Pertarungan dua pangeran
80 Bab 80 Trauma
81 Bab 81 Kesalahan satu malam
82 Bab 82 Wedding Day
83 Bab 83 Megan, Pregnant?
84 Bab 84 Malam pertama
85 Bab 85 Agreement
86 Bab 86 Lamaran pertunangan
87 Bab 87 Berita Kematian
88 Bab 88 Kasih sayang ibu
89 Bab 89 Pernikahan Megan Dominic
90 Bab 90 Kesetiaan Felix
91 Bab 91 Masalah
92 Bab 92 Regret
93 Bab 93 Damai
94 Bab 94 Kebahagiaan pernikahan
95 Bab 95 Suka duka
96 Bab 96 Jangan katakan itu!
97 Bab 97 Kebenaran siapa Layla
98 Bab 98 Pengorbanan Eugene
99 Pengumuman
100 Bab 99 Tanggungjawab Ratu ( Season 3 )
101 Bab 100 Rumor dan Gosip
102 Bab 101 Berharap keajaiban
103 Bab 102 Sihir Hitam
104 Bab 103 Pesta Pernikahan Ethan dan Ariana
105 Bab 104 kembalinya Sang Saint
106 Bab 105 Kehancuran penyihir hitam
107 Bab 106 Kita Bersama
108 Bab 107 Aiden yang Protektif
109 Bab 108 Pesta Syukuran
110 Bab 109 Aiden cemburu
111 Bab 110. Raphael Game Over
112 Bab 111. Istriku ngidam
113 Bab 112 Dibalik pesta minum teh
114 Bab 113. Aimi Kecil
115 Bab 114. Dua kehidupan
116 Bab 115. Camille Peter Wedding
117 Bab 116. Happiness
118 Bab 117. Lahirnya Bulan dan Matahari
119 Bab 118. Cahaya Clariness
120 Bab 119 Pertemuan dengan dua saudara
121 Bab 120. Kebaikan Ratu
122 Bab 121. Princess Aneesa
123 Bab 122. Hukuman untuk Aneesa
124 Bab 123. Cursed
125 Bab 124. Meledak!
126 Bab 125. Perpisahan ( End )
127 Pemberitahuan tamat
128 Penting untuk pembaca novel ini !
129 Info penting pembaca setia
130 Sinopsis dan Cover, penting untuk Readers!
131 Penting, mohon bantuannya
132 Second life Liliana
Episodes

Updated 132 Episodes

1
Bab 1 Pengkhianatan
2
Bab 2 Apa ini mimpi?
3
Bab 3 Penghargaan untuk keberanian
4
Bab 4 Princess Camille
5
Bab 5 Jadi lah temanku
6
Bab 6 Aiden Theodore Cassius
7
Bab 7 Menarik perhatian Putra Mahkota
8
Bab 8 Pria bertopeng
9
Bab 9 Guru besar pedang legendaris
10
Bab 10 Teman pertama Aiden
11
Bab 11 Tea Party
12
Bab 12 Menikmati Pemandangan
13
Bab 13 Kalung Kristal dan masa lalu
14
Bab 14 Rival
15
Bab 15 Kejutan di pesta part 1
16
Bab 16 Kejutan di pesta part 2
17
Bab 17 Jebakan !
18
Bab 18 Insiden
19
Bab 19 Cemburu
20
Bab 20 Evil Plan
21
Bab 21 Mimpi buruk Ratu
22
Bab 22 Iblis dari Vanders
23
Bab 23 Terbongkar
24
Bab 24 Cepatlah ingat aku
25
Bab 25 Negeri Vanders
26
Bab 26 Negosiasi dengan iblis
27
Bab 27 Menara Gionda
28
Bab 28 Who is Lucy?
29
Bab 29 Aku disini
30
Bab 30 Rindu
31
Bab 31 Ulang tahun Raja tiran
32
Bab 32 Maafkan aku
33
Bab 33 Pergi ke masa lalu
34
Bab 34 Kembali ke Clarines
35
Bab 35 Hari bebas di istana
36
Bab 36 Isi Hati
37
Bab 37 Arrabella yang populer
38
Bab 38 Rencana Claire
39
Bab 39 Krisis Kepercayaan
40
Bab 40 Penobatan Putri
41
Bab 41 Drama di pesta dansa
42
Bab 42 Perjodohan
43
Bab 43 Haters
44
Bab 44 Kegalauan hati
45
Bab 45 Mencari bukti
46
Bab 46 Dominic kembali ke Vanders
47
Bab 47 Aku Mencintaimu ( End Season 1 )
48
Bab 48 Perang Lokhan part 1 ( Season 2 )
49
Bab 49 Perang Lokhan part 2
50
Bab 50 Farewell Ashton
51
Bab 51 Cinta tulus
52
Bab 52 Find Aiden
53
Bab 53 Persetujuan
54
Bab 54 Tahta Clarines
55
Bab 55 Reason Oscar
56
Bab 56 Syarat mendapat Restu
57
Bab 57 Kematian misterius Canaria
58
Bab 58 Persiapan pertunangan
59
Bab 59 Pesta pertunangan
60
Bab 60 Racun
61
Bab 61 Layla Escape
62
Bab 62 Hurts
63
Bab 63 Claire dijebak?
64
Bab 64 Pengakuan !
65
Bab 65 Balasan dan hukuman
66
Bab 66 Ada yang jatuh cinta?
67
Bab 67 Punishment
68
Bab 68 Karma
69
Bab 69 Belum Move On
70
Bab 70 Mimpi Eugene
71
Bab 71 Cinta sepihak
72
Bab 72 Rahasia ratu terbongkar?
73
Bab 73 Canaria dan Freya
74
Bab 74 Kenangan
75
Bab 75 Akhir dari Ratu
76
Bab 76 Eksekusi mati
77
Bab 77 Penurunan Putra mahkota
78
Bab 78 Arrabella Kidnaps?
79
Bab 79 Pertarungan dua pangeran
80
Bab 80 Trauma
81
Bab 81 Kesalahan satu malam
82
Bab 82 Wedding Day
83
Bab 83 Megan, Pregnant?
84
Bab 84 Malam pertama
85
Bab 85 Agreement
86
Bab 86 Lamaran pertunangan
87
Bab 87 Berita Kematian
88
Bab 88 Kasih sayang ibu
89
Bab 89 Pernikahan Megan Dominic
90
Bab 90 Kesetiaan Felix
91
Bab 91 Masalah
92
Bab 92 Regret
93
Bab 93 Damai
94
Bab 94 Kebahagiaan pernikahan
95
Bab 95 Suka duka
96
Bab 96 Jangan katakan itu!
97
Bab 97 Kebenaran siapa Layla
98
Bab 98 Pengorbanan Eugene
99
Pengumuman
100
Bab 99 Tanggungjawab Ratu ( Season 3 )
101
Bab 100 Rumor dan Gosip
102
Bab 101 Berharap keajaiban
103
Bab 102 Sihir Hitam
104
Bab 103 Pesta Pernikahan Ethan dan Ariana
105
Bab 104 kembalinya Sang Saint
106
Bab 105 Kehancuran penyihir hitam
107
Bab 106 Kita Bersama
108
Bab 107 Aiden yang Protektif
109
Bab 108 Pesta Syukuran
110
Bab 109 Aiden cemburu
111
Bab 110. Raphael Game Over
112
Bab 111. Istriku ngidam
113
Bab 112 Dibalik pesta minum teh
114
Bab 113. Aimi Kecil
115
Bab 114. Dua kehidupan
116
Bab 115. Camille Peter Wedding
117
Bab 116. Happiness
118
Bab 117. Lahirnya Bulan dan Matahari
119
Bab 118. Cahaya Clariness
120
Bab 119 Pertemuan dengan dua saudara
121
Bab 120. Kebaikan Ratu
122
Bab 121. Princess Aneesa
123
Bab 122. Hukuman untuk Aneesa
124
Bab 123. Cursed
125
Bab 124. Meledak!
126
Bab 125. Perpisahan ( End )
127
Pemberitahuan tamat
128
Penting untuk pembaca novel ini !
129
Info penting pembaca setia
130
Sinopsis dan Cover, penting untuk Readers!
131
Penting, mohon bantuannya
132
Second life Liliana

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!