Arrabella Twice Lives
...ARRABELLA TWICE LIVES...
...BAB 1...
...PENGKHIANATAN...
Di sebuah kerajaan indah dan makmur bernama kerajaan Clariness, dengan rakyatnya yang damai dan hidup nyaman. Mereka memiliki seorang raja dan ratu yang bijaksana memimpin kerajaan itu.
Namun, suatu masalah besar terjadi saat sebuah keluarga berpangkat Duke, yang dituduh melakukan pemberontakan terhadap kerajaan di hukum mati. Hanya satu yang tersisa, putri bungsu keluarga tersebut dan seorang pelayan setianya yang melarikan diri sedang dalam pencarian semua pengawal istana dan menjadi buronan kerajaan tersebut.
***
Di sebuah lorong panjang dan gelap, seorang gadis berambut pirang dan seorang wanita yang lebih tua darinya ada disana. Mereka terlihat terburu-buru.
"Nona, nona harus cepat pergi dari sini ! saya mohon nona ! bertahanlah hidup!" seru Daisy sambil menangis dan memegang tangan gadis muda itu.
Mata gadis muda itu menatap Daisy, pelayan setianya dengan sedih dan mata nya yang berkaca-kaca.
"Daisy, kau juga harus ikut denganku! kita harus selamat bersama-sama!" seru Arrabella pada pelayannya itu dengan berderai air mata.
"Anda sudah menyelamatkan saya dengan bertahan hidup nona, tolong pergilah! sebelum pengawal kerajaan datang dan melihat kita !" seru Daisy sambil mendorong Arrabella ke dalam lubang kecil yang hanya cukup untuk merangkak saja.
"Daisy...kau.. " Arrabella tak mampu berkata-kata dan menangis, lalu ia akhirnya masuk ke dalam lubang itu dengan merangkak, ia masih melihat Daisy menatapnya sambil tersenyum dan menangis.
Daisy menutup lubang kecil itu dengan pagar besi. Daisy dan Arrabella panik mendengar suara langkah kaki yang semakin mendekat kea arah mereka. Suara langkah kaki yang bukan hanya satu orang saja.
"Nona.. pergilah! cepat!" ujar Daisy pada nona nya itu.
" Daisy.. maafkan aku.. maaf .." Arrabella menahan tangisnya, ia menggigit bibir bawahnya.
"Saya menyayangi nona .." Daisy tersenyum dan membelai wajah Arrabella dengan lembut. Mata Arrabella tercekat melihat kebaikan dan tatapan Daisy yang penuh kasih sayang juga ketulusan kepada Arrabella.
Benar saja, beberapa para pengawal kerajaan dengan senjata lengkap mendatangi Daisy. Dengan cepat Daisy mengalihkan perhatian mereka dengan berlari ke arah lain. Sedangkan Arrabella masih melihat Daisy dari celah kecil di lorong itu.
"Itu dia! itu pelayan nona muda keluarga Reese! tangkap dan seret dia !" seru kepala pengawal kepada para bawahannya.
Daisy ditangkap, lalu ia dipukuli oleh para pengawal itu.
"Nona Arrabella, atau harus saya sebut sebagai mantan putri mahkota? kami tau kau ada disini? kalau kau tidak mau keluar juga, aku tidak bisa menjamin keselamatan pelayan setia mu ini" kata sang kepala pengawal kerajaan sambil menodongkan pedangnya ke leher Daisy, pria itu mengancam Arrabella agar keluar dari persembunyian nya.
"Saya sudah bilang, nona tidak ada disini!" Daisy mencoba melindungi Arrabella yang sedang bersembunyi.
"Nona muda, saya serius!!" Kepala pengawal itu menusuk leher Daisy sedikit demi sedikit hingga lehernya mengeluarkan darah.
Arrabella menangis melihatnya, ia pun memutuskan untuk keluar dari persembunyiannya.
"Nona, kenapa anda keluar?" tanya Daisy dengan penuh kesedihan di wajahnya.
"Aku akan ikut kalian, tapi tolong jangan sakiti dia. Biarkan dia hidup, berjanjilah padaku Sir Oscar " kata Arrabella tegas
"Baiklah, aku janji" jawab Sir Oscar ( kepala pengawal kerajaan )
Arrabella dan Daisy di arak keliling kota, masyarakat melihat mereka dengan tatapan tidak suka malah benci, dan mulai membicarakan tentang keluarga Arrabella dengan penuh kebencian.
"Tidak tahu malu ! cantik-cantik ternyata dia suka bermain sihir! "Seru seorang pria dengan ujaran kebencian pada Arrabella
"Untung saja dulu saat yang mulia Raja masih menjadi putra mahkota, dia tidak jadi dinikahkan dengan gadis seperti dia!" seru wanita yang lain dengan penuh kebencian
" Mati saja ! mati!" teriak orang-orang di tengah kota menyoraki kematian untuk gadis muda itu
Teriakan orang-orang itu dengan ujaran penuh kebencian, terdengar jelas oleh Arrabella.
Namun, seolah sudah kehilangan harapan ia hanya diam mematung dengan tatapan yang kosong dan menerima semua perlakuan masyarakat padanya. Walaupun tubuhnya penuh luka karena terkena batu lemparan dari orang-orang itu, tapi ia tetap diam dan mengabaikannya.
Tanpa diduga, Arrabella meminta janji nya kepada Sir oscar saat itu untuk membebaskan Daisy segera.
" Aku sudah bilang lepaskan dia " kata Arrabella
" Kau masih saja sombong, sama seperti ayahmu " Sir Oscar menatap tajam Arrabella lalu tanpa ampun dan tanpa perasaan ia menusukkan pedangnya ke perut Daisy.
JLEEB !
"Akhhh !" rintih Daisy kesakitan.
Mata Arrabella terbelalak lalu ia memeluk Daisy yang sudah berlumuran darah tergeletak di tanah.
" Daisy! Daisy! tidak !" teriak Arrabella histeris sambil memeluk Daisy yang tengah sekarat
" No..na.. sa..ya minta..maaf.." Napas Daisy tersengal-sengal.
" Aku yang minta maaf Daisy..aku yang salah..hiks " Arrabella menangis dan memeluk Daisy yang sudah menutup mata untuk selamanya, tubuhnya ikut dilumuri darah karena darah Daisy.
" Sudah sudah menangisinya, kita harus segera menghadap yang mulia raja !" seru Sir Oscar sambil tersenyum menang
" Kau keterlaluan ! kau biadab ! tidak cukup kau membunuh semua keluargaku ! " Mata Arrabella dipenuhi kemarahan.
Ia membawa pisau kecil dan hendak menusuk Sir Oscar dengan pisaunya itu, namun ia tak cukup kuat untuk melawan Sir Oscar.
***
Di istana Clarines, Arabella dalam posisi terikat dan menunduk di depan raja yang sedang duduk di singgasana nya. Pria yang disebut raja itu menghampiri Arabella dan mendekat padanya. Arrabella sama sekali tidak melihat ke arah Raja seolah mengabaikan nya.
" Kau akan terus seperti ini, Naomi?" tanya Eugene sedih
" ...." Arabella tetap diam dan menatap kosong dan pasrah
(" Inikah orang yang aku cintai itu ? seperti ini kah dia?") batin Arabella sedih
" Naomi !" seru Eugene yang ingin dijawab pertanyaan nya
" Jangan panggil namaku seperti itu, Yang MULIA " kata Arabella dingin
" katakan apa keinginan terakhir mu?" tanya Eugene tegas
" Haa.. hahaha.. " Arabella tertawa seolah ia tidak waras
Eugene kaget melihat Arabella tertawa seperti itu.
" Kau masih bisa tertawa? Naomi ?" tanya Eugene
" Bagaimana bisa aku tidak tertawa Yang mulia? melihat tingkahku yang bodoh dimasa lalu yang selalu mempercayai cinta dan persahabatan kita " Arabella tersenyum sinis, meskipun air mata mengalir dari mata biru nya itu.
" Naomi .. aku tidak tahu harus berkata apa. Aku sudah lakukan segala cara untuk menyelamatkan mu dan keluargamu, kau pikir tidak aku lakukan?" kata Eugene sedih
" Kenapa kau harus menjelaskan nya padaku? kenapa kau harus sedih? semuanya kau lakukan untuk permaisuri tercintamu itu !" Arabella berbicara dengan suara ketus
" Percuma saja aku bicara lembut padamu sekarang, tadinya aku ingin memberikanmu keinginan terakhir " kata Eugene
" Pada akhirnya kau tidak mempercayai ku, bagus sekali Yang Mulia Raja " Arabella sudah pasrah
" Jadi kau ingin benar-benar ingin MATI?" tanya Eugene sambil memegang tangan Arabella dengan wajah sedih
" Jangan tunjukkan wajah itu padaku ! karena siapa aku mati, bukankah kau sudah tau?" tanya Arabella yang merasa muak
Eugene terdiam dan tak mampu bicara lagi, ia melepaskan kedua tangannya. Ia membalikkan badannya dan menangis, tanpa Arabella ketahui.
" Baik, apa keinginan terakhir mu?" tanya Eugene tegas
" Aku ingin mati ditangan mu Yang mulia " jawab Arabella tegas
" Aku.." Eugene kaget mendengar permintaan itu dari Arabella.
" Itu keinginan terakhir ku? Apa kau tidak akan mengabulkan nya ? " tanya Arabella sedih
" Kenapa kau ingin mati ditangan ku?" tanya Eugene dengan nada suaranya yang rendah
" Aku tidak mau mati ditangan orang lain. " jawab Arabella sedih
" Aku tidak bisa !" Eugene menolak permintaan Arabella dengan tegas
Arabella terlihat kecewa dengan penolakan Eugene, lalu ia pun mengganti permintaan nya agar Eugene menguburkan ayah dan kedua kakaknya dengan layak di pemakaman keluarga duke dengan kehormatan. Eugene menyetujui permintaan Arrabella.
Sehari sebelum eksekusinya, Arabella duduk di penjara dan tenggelam dalam lamunannya, ia melihat bulan bersinar dari balik penjara.
" Setidaknya aku bisa melihat bulan dari sini untuk terakhir kalinya. " gumam Arabella
Ayah, kak Ethan, kak Peter, Felix, Daisy, Layla, apa kalian baik-baik saja? aku akan menyusul kalian besok. Maafkan aku, karena kebodohan ku, kalian harus mengalami semua ini. Karena kebodohan ku, mencintai Eugene, kalian jadi seperti ini.. dia mengambil semuanya dariku tanpa sisa.. padahal kalian selalu mengingatkanku setiap saat, bahwa tidak baik berhubungan dengan keluarga kerajaan. Kalian benar, apa ini sudah terlambat?
Arabella menangis sambil memegang kalung kristal yang ada di lehernya. Hatinya sedih sekali, seakan sudah ada banyak pedang yang menusuk dirinya sebelum ia dieksekusi.
Ia teringat saat kedua kakaknya mati untuk menyelamatkannya. Wanita itu merasakan seperti ada lubang besar di dalam hatinya yang tidak bisa diobati.
***
2 hari sebelumnya..
" Peter, bawa Abel pergi dari sini !" seru Ethan panik
" Tapi bagaimana dengan kakak dan ayah ? " tanya Peter
" Aku tidak mau, aku mau pergi bersama kalian !" seru Arabella membantah
" Apapun yang terjadi kalian jangan menengok ke depan, tetap berlari sampai aman. Peter, jagalah adik kita baik-baik " Ethan tersenyum dan memeluk kedua adiknya itu.
Masyarakat dan para pengawal kerajaan menyerang mansion mereka dan dalam pertempuran berdarah itu, ayah Arabella, yaitu Duke Herald De Reese dan Ethan De Reese mati pertama kali.
Peter dan Arabella melarikan diri, bersama dengan Daisy dan Layla kedua pelayan Arabella. Namun, di depan lorong Peter dan Layla terkena panah dan meninggal.
" Kakak ! Layla ! huhuhu.. " Arabella menangis melihat Peter dan Layla terluka di depannya
" Abel kau harus hidup .. pergilah cepat ! Daisy pergi !" Peter menghembuskan napas terakhir nya.
Arabella semakin sakit hati mengingat kedua kakak nya, ayahnya dan 2 pelayan setianya meninggal secara tragis di depannya.
***
Hari eksekusi pun tiba, Arabella diseret oleh pengawal kerajaan dengan kasar. Ia dibawa ke tengah kota dan akan dihukum pancung.
" tidak cukup melihatku mati, Eugene, Claire, kalian masih ingin mempermalukan ku. Bagus sekali " batin Arabella sakit hati
Semua masyarakat menunjuk-nunjuk gadis malang yang diseret ke tengah kota itu dengan penuh kebencian.
Terlihat Raja Eugene dan Ratu Claire yang sedang duduk di singgasana mereka untuk menyaksikan eksekusi Arabella, orang terakhir dari keluarga pemberontak kerajaan.
" Yang mulia, bukankah ini pertunjukan yang bagus. Kita tak boleh melewatkannya, bukan?" tanya Claire sambil tersenyum senang
Eugene tak menanggapi Claire dan dimatanya terlihat ada kesedihan.
" Kau sendiri yang akan membunuhnya yang mulia, kau tidak seharusnya sedih. " Claire tersenyum sinis " Bagaimana pun juga pengkhianatan pada kerajaan adalah sebuah dosa besar, dia pantas mendapatkan nya " kata Claire merasa puas
Eugene membalikkan badannya seolah tak ingin melihat Arabella. Dari kejauhan Arabella melihat Eugene, ia tersenyum dan tertawa sendiri.
" inikah akhir nya? inikah balasannya karena aku mencintaimu dengan tulus, Eugene.. jika ada kehidupan selanjutnya untukku, aku tidak akan pernah mencintaimu. Tidak akan! " batin Arabella penuh kepedihan
Pancungan sudah siap dan tinggal diturunkan, namun Sang Ratu Claire menghentikan nya.
" Tunggu ! biarkan aku bicara sebentar dengan tahanan ini !" seru Claire
Claire berjalan dengan angkuh mendekati Arabella yang nyawanya sudah diujung tanduk.
" Bagaimana rasanya? semua milikmu diambil, semua yang kau sayangi sudah tidak ada lagi?" suara Claire berbisik di telinga Arabella
"Aku akan menunggumu di NERAKA, " Arabella menatap Claire dengan penuh kebencian
"Haha... PECUNDANG!! " Claire tersenyum sinis mengejek Arabella, mantan sahabatnya dan sekaligus mantan saingannya menjadi putri mahkota dulu.
" Aku harap kau bahagia dengan apa yang kau miliki sekarang, yang mulia RATU. " Arabella tersenyum tegar meski matanya menangis
Hujan tiba-tiba datang dengan derasnya, Arabella menangis ditengah hujan. Semua rakyat menyaksikan kematiannya dan terlihat senang dengan kematiannya.
" Mungkin ini balasan tuhan kepadaku. Aku terlalu sombong dimasa lalu, aku selalu berusaha menjadi yang terbaik dalam segala hal. Sehingga aku buta, aku tidak melihat bahwa di hidupku sampai sekarang aku dikelilingi oleh orang-orang yang sangat menyayangiku. Ayah, kedua kakakku, Daisy, Layla, hanya mereka yang tulus padaku. Bodohnya aku, aku baru menyadari hal ini ketika saat saat terakhir ku. Seandainya aku menyadari nya lebih awal aku akan memperlakukan kalian dengan baik, aku akan patuh dan mendengar kan semua nasihat kalian. Tapi, semuanya sudah terlambat. Eugene dan Claire, jika ada kesempatan kedua. Aku ingin balas dendam pada kalian ! aku akan menjaga orang-orang yang menyayangiku, dan aku tidak akan jatuh cinta dengan mudah. Inikah yang kau inginkan Eugene, Claire, Sir Oscar? Apa kalian bahagia melihatku mati? Tuhan, aku harap ini hanya mimpi.. "
Arrabella menangis dan tersenyum, kepalanya sudah terpenggal dan ia sudah tiada. Diam-diam Eugene menangis melihat Arrabella yang sudah tak bernyawa. Suara hujan yang deras mengiringi kematian Arrabella.
Di tengah kerumunan rakyat yang menyaksikan eksekusi itu terlihat seorang pria misterius dengan mengenakan pakaian hitam-hitam dan tudung hitam, ia berduka dan menangis melihat kematian Arrabella.
" Arabella.. maafkan aku.. " suara pria itu parau dan ia menangis di tengah hujan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 132 Episodes
Comments
SalsaDCArmy
bagus ceritanya.. mampir juga di ceritaku yaa kak
Two Worlds
2022-12-11
0
👑Lian Siyue👑
baru mendarat nih gak apalah ya telat juga thor😂😂
2022-12-03
2
Ivon Pramesti Syahnanda
great
2022-08-23
0