...ARRABELLA TWICE LIVES...
...BAB 2...
...APA INI MIMPI?...
( Ilustrasi Arrabella Naomi De Reese )
" Apa aku sudah mati? baguslah, jika aku mati aku bisa bertemu dengan semua orang yang aku sayangi. Ini lebih baik daripada hidup seperti neraka. Tapi, ini dimana? apakah ini surga? jika ini surga.. lalu dimana semua orang? kenapa aku sendirian? " suara Arabella dalam batinnya
Arabella berjalan di ruangan yang semuanya serba putih, ia berusaha menemukan pintu atau semacamnya untuk jalan keluar.
" Kenapa aku terus berputar-putar seperti ini? Dimana surga? " tanya nya kebingungan
" Yakin kau akan mati seperti ini, Arabella Naomi De Reese? "
Arabella kaget mendengar suara itu, karena ia yakin tidak ada siapapun disana selain dirinya.
" Siapa kau? tunjukkan diri mu!" teriak Arabella bertanya-tanya
" Apa kau akan mati seperti ini? dan menerima takdirmu begitu SAJA?"
" Ini sudah takdir ku, apa yang bisa ku ubah? toh sekarang aku sudah mati, apa yang bisa ku lakukan ? semuanya sudah terlambat. " Arabella menjawabnya sambil tersenyum pahit
" Kalau aku bilang kau bisa merubah nya, apa kau mau ku beri kesempatan?"
" Tentu saja, jika aku diberi kesempatan. Akan ku gunakan kesempatan ku itu. Aku ingin kembali ke masa lalu, memperbaiki kesalahanku. " kata Arabella yakin
Tiba-tiba sebuah pintu muncul di depan Arabella, yang satunya berwarna putih dan satunya berwarna seperti pelangi.
" Apa apaan ini?" tanya Arabella bingung
Sebuah cahaya mendekati Arabella, lalu berubah wujud menjadi seorang gadis yang wajahnya tidak jelas karena di tutupi tudung putih.
" Siapa kau?" tanya Arabella bingung
" Aku hanya perantara penyelamatmu, karena kau memiliki kalung itu. Kau memiliki kesempatan kedua juga " jawab gadis misterius itu dengan senyuman tipisnya
" Kalung ? kalung ini?" tanya Arabella sambil memegang kalung kristal yang ada dilehernya.
(" Mustahil, aku sudah mati tapi kenapa kalung ini masih ada di leherku?") batin Arabella bingung
" Kenapa kalung itu masih ada denganmu? karena kalung itu bukan kalung biasa. " kata Gadis itu
" Kau bisa membaca pikiran ku?" tanya Arabella bingung
" Aku bahkan bisa tau kehidupan mu sebelumnya. Membaca pikiran hanya sebagian kekuatanku saja. Waktu mu tidak banyak, kau diizinkan memohon 1 permintaan dengan kalung itu "
" Aku ingin semua ini hanya mimpi dan aku kembali ke masa lalu, aku minta itu " Arabella meminta nya dengan yakin
" Kau meminta hal itu tanpa ragu. Baiklah, pilihlah salah satu pintu disana. " kata Gadis itu sambil melihat ke arah dua pintu
" Aku harus memilih yang mana?" tanya Arabella bingung
" Pilihan apapun yang kau ambil, semuanya hanya mimpi. Ingatlah, saat kau kembali nanti kau harus ingat janjimu untuk memperbaiki semuanya. " Gadis itu tersenyum lalu mendorong Arabella ke pintu yang berwarna pelangi.
Arabella terjatuh dan berteriak, ia seperti hampir kehilangan napasnya.
" Aarghhh ...!!!! "
" Katanya aku harus disuruh memilih pintu ! tapi kenapa aku malah di dorong??!" batin Arabella kesal
Mata Arabella terbuka, ia melihat situasi familiar di dalam ruangan itu, dekorasi yang kebanyakan berwarna merah muda, dan ranjang mewah seperti tuan putri. Ia terbaring disana.
" Ini kamarku, aku sedang tidur, apa itu semua memang mimpi? apa aku benar-benar kembali ke masa lalu atau.. " Arabella berfikir dan berdiri dari ranjangnya.
Ia melihat ke arah cermin dan berkaca, ia melihat semua bagian dari dirinya dan kalung kristal itu ada dilehernya.
" Aku menjadi lebih muda.. berapa usiaku saat ini? benar saja, aku kembali ke masa lalu. Itu berarti.. " Arabella terlihat senang
Gadis itu keluar dari kamarnya masih memakai piyama tidur, ia melihat ayah dan kedua kakaknya sedang duduk di ruang makan bersiap untuk sarapan. Gadis itu menangis melihat ayah dan kedua kakaknya itu ada disana. Ayah dan kedua kakaknya bingung melihat Ara menangis.
" Kenapa kau menangis? " tanya Duke Reese cemas
" Kau belum mandi ya?" tanya Peter heran
" Pagi-pagi begini kau sudah menangis. Dasar tuan putri " kata Ethan sambil tersenyum
(" Ini benar-benar nyata kan? Kak Ethan, Ayah, dan Kak Peter mereka ada disini dan di depanku? mereka hidup ") batin Ara tak percaya
Ara berlari memeluk Ayahnya sambil menangis.
" Kenapa putriku ini menangis! ada apa?" tanya Duke Reese cemas
" Aku sayang ayah.." kata Ara sambil tersenyum
Kedua kakaknya itu keheranan melihat tingkah adik mereka aneh sekali di pagi itu.
" Abel kau kenapa? kau ngelindur ya?" tanya Peter menggoda
" Aku juga sayang kak Ethan dan Kak Peter.. " kata Ara sambil tersenyum manis
" Adik kita yang jutek dan suka marah-marah kenapa jadi manis begini?" gumam Ethan bingung
***
Di ruang makan, Ara terlihat senang bisa sarapan bersama keluarga lagi.
(" Aku akan menghargai setiap waktu bersama kalian, aku akan mencegah si Oscar dan Claire brengsek itu dari menyakiti keluargaku. Kali ini aku yang akan melindungi kalian. ") batin Ara
" Abel ada apa nak? kenapa kau menangis tadi pagi dan bilang sayang pada kami semua?" tanya Duke Reese serius
" Oh..itu. Ayah aku bermimpi panjang, aku bermimpi buruk. Tapi, sekarang aku tidak mau memikirkan nya lagi " jawab Ara ramah
" Ada apa dengan adik bungsu kita? ini tidak seperti dirinya?" tanya Peter
" Ini benar-benar aku kok kak Peter, kak Ethan. Kalian tenang saja, aku akan memperlakukan kalian dengan baik mulai hari ini " kata Ara yakin
" Kau bicara seolah kau tidak akan merebut permen kesukaan ku lagi!" seru Peter
" Sekarang aku tidak akan merebutnya, aku janji " kata Ara
" Baguslah, rupanya adikku bisa dewasa juga. Aku senang melihatnya " Ethan tersenyum
" Hehe.. iya, aku kan ingin melindungi kalian " kata Ara
" Melindungi? dengan cara apa?" tanya Peter
" Ayah, kakak kakak, aku ingin belajar ber pedang !" seru Ara
" APA???" Ketiga pria itu kaget mendengar permintaan Ara.
" Abel, pedang itu bukan mainan untuk anak anak. Apalagi anak perempuan, sayang " kata Duke Reese membujuk
" Kau kan tuan putri, kau tidak usah belajar hal seperti itu. Kau pergi saja ke salon atau belanja ya " kata Peter membujuk
" Benar, kau kan sudah punya 2 kesatria yang akan melindungimu ( kakak kakaknya ) " kat Ethan sambil tersenyum
" Aku mau belajar pedang, aku ingin kuat !" seru Ara
(" aku tau ini tidak akan mudah membujuk mereka ") batin Ara
Ayah dan kakak pertama Ara bersiap-siap untuk pergi ke istana.
" Aku ingat hari ini kalau tidak salah, ayah dan Kak Ethan ke istana karena hari ini adalah kembalinya Eugene ke istana. Dan ayah dan kak Ethan harus disana menyambutnya " batin Ara berfikir
" Abel ? kenapa malah melamun? ayo cepat siap-siap ! ganti bajumu dan berdandan yang cantik " kata Duke Reese
" Kenapa aku harus siap-siap?" tanya Ara polos
" Kita akan bertemu pangeran kesayanganmu, masa kau tidak berdandan cantik?" tanya Ethan bingung
" Aku tidak akan ikut " jawab Ara
" Kau pasti bercanda kan?" tanya Peter tak yakin
" Aku mau pergi saja dengan kak Peter, melihat latihan pedang nya " jawab Ara
Ethan, Duke Reese dan Peter terlihat kaget mendengar nya dan juga cemas.
" Kenapa kalian melihatku begitu? a..ada apa?" tanya Ara bingung melihat ketiga pria itu terlihat sedih
" Abel sayang, kau baik-baik saja kan?" tanya Duke Reese dengan wajah cemas
" Aku .. baik-baik saja.." jawab Ara kebingungan
" Tidak ayah, ini tidak bisa dibiarkan. Kita panggil dokter keluarga kita !" seru Peter panik
" Benar, sepertinya ada yang salah dengan otaknya " kata Ethan sedih
" Ka.. kalian berlebihan.. aku sungguh tidak apa-apa, aku tidak sakit. " kata Ara sambil memegang keningnya
(" Ya, aku tau pasti aku dikira aneh sikap ku berubah di hadapan mereka. Aku harus membuat mereka terbiasa dengan sikapku ini. Ah hari ini aku ada misi untuk menyelamatkan Layla di tempat jual beli budak, aku harus kesana secepatnya! ") batin Ara
" Terserah apa kata kalian aku tidak mau ikut ke istana, aku mah belanja saja dengan Daisy " kata Ara tegas
" Baiklah kalau begitu, kau ingin belanja kan? itu memang seperti dirimu, pergilah " kata Duke Reese sambil mengelus-elus kepala Ara.
" Kau aneh sekali, biasanya kau selalu semangat bertemu dengan putra mahkota Eugene. Tapi, kali ini kau seperti tidak mau bertemu dengannya padahal kau kan bilang ingin jadi putri mahkota " Peter keheranan
" Aku tidak mau jadi putri mahkota, dan aku tidak suka dengan putra mahkota !" teriak Ara kesal
(" Mungkin dimasa lalu aku pernah mencintainya, tapi sekarang yang tersisa tinggal kebencian. Karena dia, aku kehilangan kalian, mana mungkin aku bisa mencintai nya lagi untuk kedua kalinya. Kalau itu terjadi, berarti aku bodoh !") batin Ara kesal
" Sekarang kau bilang begitu, nanti kau akan bicara berbeda lagi. Dasar anak kecil " kata Ethan sambil mencubit pipi adik bungsunya itu.
" TIDAK ! aku tidak mau jadi putri mahkota !" seru Ara sebal
" Baiklah Baiklah, kami harus segera berangkat. Kau berhati-hati ya, Daisy tolong jaga Abel ya " kata Duke Reese
" Baik, tuan duke " kata Daisy sambil membungkuk hormat
" Ayah, kak Ethan, kak Peter kalian hati-hati ya " Ara berkata lembut dan tersenyum manis
" Kami suka kau hari ini, kau terlihat manis. Sering-sering lah tersenyum " kata Duke Reese senang
" Iya ayah " kata Ara senang
" Aku akan menyuruh Felix menemanimu juga " kata Ethan
Ara melihat ayah dan kedua kakaknya naik kereta dan pergi. Ara dan Daisy juga bersiap-siap pergi.
" Nona , keretanya sudah siap. Nona mau kemana?" tanya Felix
" Kita pergi ke pasar kota " jawab Ara
" Pasar kota?" tanya Felix dan Daisy heran
" kenapa reaksi kalian begitu?" tanya Ara heran
" Nona , itu kan tempat ramai. Bukankah nona tidak suka pasar itu karena banyak orang. Nona bilang tempatnya kumuh dan kotor " kata Daisy
" Sekarang aku suka, aku ingin kesana. " Ara tersenyum
Daisy dan Felix terlihat kaget lagi, tapi akhirnya mereka menuruti perintah Arabella untuk pergi ke pasar itu. Dan benar saja, sesampainya disana pasar itu terlihat ramai pengunjung. Daisy dan Felix terlihat khawatir dengan Arabella.
" Apa kalian tidak nyaman berada disini?" tanya Ara melihat ekspresi Felix dan Daisy
" Ti..tidak bukan begitu nona " jawab Felix gugup
" Kami hanya takut nona tidak nyaman, kami .." Daisy gugup
" Aku mengerti kalian mencemaskan ku, tapi aku benar-benar baik-baik saja. Kita lanjutkan perjalanan saja ya ! " kata Ara menenangkan kedua orang yang mengikutinya itu.
(" Sebenarnya apa yang nona cari di pasar ini? bukankah nona hanya suka berbelanja di toko-toko mewah di kota ?") batin Daisy bingung
(" Hari ini nona kelihatan berbeda, dia tidak manja dan cengeng seperti biasanya. Dia terlihat seperti orang lain, tapi ini bagus. Dia banyak tersenyum dan terlihat lebih bebas ") batin Felix senang
(" Dimana toko tersembunyi yang diam-diam menjual budak itu, aku harus segera menemukannya. Sebelum Layla dibawa ke perbatasan dan dijual ") Batin Arabella kebingungan
" Nona Ara, anda kenapa?" tanya Daisy yang melihat Arabella melamun
" Kita harus cepat-cepat ! " seru Arabella panik
Arabella berlari sambil melihat-lihat toko toko disana, tak sengaja seorang gadis yang terlihat umurnya tak beda jauh dengan Arabella berpakaian lusuh menabraknya, Arabella dan anak kecil sama sama terjatuh.
" Nona, nona tidak apa-apa?" tanya Felix cemas
" Apa nona terluka?" tanya Daisy sambil membantu Arabella berdiri. Arabella terkejut melihat Layla gadis yang akan jadi pelayannya itu ada di depannya.
" Nona maafkan saya.. saya tidak sengaja " Layla menunduk hormat dan memohon ampunan
(" Bagaimana ini, aku membuat seorang bangsawan marah?" ) batin Layla ketakutan
" Kau tidak usah berlebihan, ini salahku yang berlari tanpa melihat-lihat ke depan. Kau tidak terluka?" tanya Arabella ramah sambil membantu Layla berdiri.
Daisy dan Felix lagi-lagi tercengang dengan tingkah laku Arabella yang menurut mereka aneh.
Mereka berdua teringat kejadian dulu..
#FLASHBACK
Saat pagelaran pesta kemenangan panen rakyat di tengah kota. Demi melihat Eugene, Arabella rela pergi ke tempat ramai itu bersama Daisy dan Felix meskipun ia tidak nyaman berada di tempat ramai.
" Nona, nona yakin mau tetap disini?" tanya Daisy
" Kau ini bawel sekali, terserah aku mau berapa lama disini pun. Kau cuma pelayanku ! tau diri lah !" kata Arabella ketus
" Nona, maksud Daisy ia takut nona merasa tidak nyaman berada disini lama-lama " kata Felix ketakutan
" Kalian mau dipecat ya? berisik sekali !" seru Arabella kesal
Beberapa pengemis yang sedang berlarian disekitar sana tak sengaja menabrak Arabella. Arabella terlihat kesal dan menyuruh pengemis itu berlutut dihadapannya lalu meminta maaf.
" Kalian sudah mengotori bajuku ! dan juga mengotori tanganku ! berani nya kalian !" teriak Arabella marah
Para pengemis itu ketakutan dan akhirnya memohon ampun pada Arabella. Dari kejauhan Eugene melihat sifat Arabella dan tidak suka padanya, tapi Arabella terus mengejar ngejarnya.
#END FLASHBACK
" Felix ada yang aneh dengan nona?" Daisy berbisik pada Felix
" Benar juga, bibi Daisy juga memikirkan hal yang sama denganku. " kata Felix tercengang
(" Mungkin nona sudah lebih dewasa sekarang ") batin Daisy senang
" Saya tidak apa apa nona, tolong ampuni saya .. " kata Layla masih ketakutan
" Tidak apa-apa, aku tidak marah padamu. " Arabella tersenyum lembut
(" Maafkan aku, dulu aku tidak memperlakukan mu dengan lembut begini. Padahal berkali kali kau mengorbankan jiwamu untukku, yang orang jahat ini. Aku tidak sadar kau menyayangiku dengan tulus Layla. Di kehidupan ini, izinkan aku menebus kesalahanku ") batin Arabella
" Nona apa anda baik-baik saja?" tanya Daisy cemas
Arabella mengajak kedua pelayan setia nya dan juga Layla untuk makan bersama di sebuah restoran dekat pasar.
" Nona sangat baik pada saya, padahal saya tadi sudah bersikap tidak sopan pada nona " kata Layla merasa tak enak hati
" Kau juga tidak sengaja, ayo makan lah yang banyak " kata Arabella ramah
(" nona ini sangat baik, alangkah nyamannya kalau aku bisa menjadi pelayannya. Dia pasti akan memperlakukan ku dengan baik ") batin Layla berharap
(" Layla tenang saja, aku akan membantumu ") batin Arabella
Tak berlangsung lama, beberapa pria bertubuh kekar datang ke restoran itu dan membawa Layla dengan paksa.
" Lepaskan dia ! Felix bantu dia !" seru Arabella pada Felix
Terjadi lah perkelahian disana antara Felix dan orang orang itu. Arabella dan Daisy menolong Layla dari cengkraman orang-orang bertubuh kekar itu. Dan para pria bertubuh kekar itu kalah oleh Felix.
" Kalian mau apa dari anak ini?" tanya Felix
" Hey bocah kau jangan ikut campur ! ini tidak ada urusannya denganmu !" kata Pria itu dengan kasar
" Lepaskan anak ini, aku akan membayar kalian berapapun.." kata Arabella tegas
" Berapapun?" tanya Pria itu mulai tertarik
" Nona.. anda jangan " kata Felix
" Iya, akan kuberikan berapapun " kata Arabella
(" Lihat saja, kalian para penculik anak!") batin Arabella kesal
" Nona muda kelihatannya kau bangsawan ya, mari kita buat kesepakatan " kata Pria itu sambil tersenyum
" Baiklah " kata Arabella setuju
(" Aku tau kau licik, maka aku akan lebih licik lagi ") batin Arabella
Setelah membeli Layla dengan emas yang banyak, Arabella membawa Layla pergi. Saat mereka keluar dari restoran dan membawa emas-emas itu, beberapa pengawal di kediaman Reese termasuk Felix menangkap mereka dan akhirnya para penjahat itu dipenjara.
" Rasakan itu, itu akibatnya jadi orang jahat " kata Arabella kesal
" Nona sangat keren, tidak ku sangka nona kecilku merencanakan hal se keren itu " kata Daisy kagum
" Hehe.. aku hanya tidak suka melihat ada orang yang ditindas. Daisy mulai sekarang aku akan menjadi penolong bagi yang membutuhkan " terang Arabella penuh semangat
" Nona, terimakasih banyak sudah membantu saya. Izinkan saya membalas budi baik anda " Layla berlutut di depan Arabella
" Kau tidak perlu berlutut seperti itu " kata Arabella merasa tak nyaman
" Kau dengar kan kata nona? kau jangan berlutut " Daisy membantu Layla berdiri
" Saya akan mendedikasikan hidup saya untuk bersama nona, tanpa bayaran pun tidak apa nona. Izinkan saya, menjadi pelayan nona " kata Layla sopan
" Baiklah jika itu mau mu, tinggallah di sampingku. Dan aku akan tetap membayar mu, Layla " Arabella tersenyum
Dari kejauhan seorang pria tampan berambut biru tua dan mata kuning kecoklatan, melihat Arabella dan tersenyum cerah, ia terlihat tampan dengan hidung mancungnya.
" Gadis kecil jadi kau sudah besar rupanya.." kata pria itu dengan senyuman yang menungging dari bibirnya.
***
Di kerajaan Clarines, semua prajurit menyambut kedatangan Putra mahkota yang baru kembali dari pelatihan nya di perbatasan negeri.
" Selamat datang kembali Putra Mahkota, hormat kepada putra mahkota !" seru Ethan kepada semua prajurit nya.
" Hormat kepada putra mahkota !" para prajurit white knight menghormat pada Eugene.
Eugene berjalan dengan gagah dan tegap, terlihat dari baju yang dikenakan nya ia terlihat berotot dan tampan, dan dikenal dengan sifat ramahnya.
Setelah upacara penyambutan Eugene selesai, Eugene duduk di kursi dekat taman dan terlihat lelah. Ia memanggil Ethan dan Johny untuk menemaninya minum teh.
" Yang mulia ini sangat tidak sopan, kami ikut minum teh dengan anda " kata Ethan sopan
" Kapten Ethan kau tidak usah berbicara formal begitu, aku merasa kaku kalau kau bicara seperti itu, kita kan teman masa kecil " Eugene tersenyum
" Tapi sekarang anda adalah putra mahkota, masa kita bicara tidak formal pada mu yang mulia " kata Johny
" Baiklah, mulai sekarang kalau kita bertiga sedang bersama. Kalian harus bicara informal padaku " kata Eugene
" Apa? yang mulia .. anda tidak boleh.." kata Ethan kaget
" Ini perintah, kapten Ethan !" seru Eugene
" Kau memang selalu bisa membuat kami kehabisan kata-kata " Ethan tersenyum mendengar nya
" Baik yang mulia " kata Ethan dan Johny menurut
" Oh ya, ngomong-ngomong dimana dia?" tanya Eugene
" Siapa maksud yang Mulia?" tanya Ethan bingung
" Apa dia tidak tau kalau aku sudah kembali?" gumam Eugene pelan
" Maksud nya Arabella? dia tidak ikut kemari, yang mulia " jawab Ethan
" Aneh, biasanya dia semangat dan akan langsung datang jika mendengar nama putra mahkota disebut. " kata Johny bingung
" Apa yang mulia ingin bertemu adik saya?" tanya Ethan
" Tidak bukan begitu " jawab Eugene sambil meneguk teh di cangkirnya dengan perlahan
" Aku hanya teringat dulu, saat dia pertama kali datang ke istana, kalian ingat?" tanya Eugene kepada dia temannya itu
" Aku ingat saat nona Arabella menginjak punggung yang mulia, itu sangat lucu sekali haha " Johny tertawa
Eugene dan Ethan melihat nya dengan tatapan maut.
" Y.. Yang..Mulia hamba pantas mati !" Johny gemetaran ketakutan melihat tatapan mata Eugene
" tenanglah, tidak apa-apa. Aku sudah bilang agar kita bicara informal saat sedang bertiga. Kenapa kalian kaku sekali? lagipula kejadian itu memang lucu " Eugene tertawa kecil
" Yang mulia maafkan adik saya, saat itu dia tidak tahu.." kata Ethan merasa tak enak
" Tidak apa, itu sudah berlalu kan ?" tanya Eugene sambil tersenyum senang.
(" Entah kenapa Abel bertingkah seperti itu hari ini, seolah perasaan nya pada putra mahkota itu hilang sekejap. Ia sangat aneh hari ini ") batin Ethan berfikir
" Adik mu lucu sekali, dia dulu ingin menjadi putri mahkota kan? aku sampai tertawa " kata Johny
" Iya, tapi sepertinya keinginannya sudah berubah sekarang " kata Ethan
" Berubah? apa maksudmu?" tanya Eugene kaget
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 132 Episodes
Comments
Nurul Safitri
/Kiss//Kiss//Kiss/
2024-10-22
0
SalsaDCArmy
ceritanya bagus 💪👍
2023-09-27
0
Shinta Dwi43
mampir kecerita ini dulu thor duh mantep pembawaannya
2022-12-21
1