Sma Pertiwi
Seperti dugaanya, Benar saja kejadian, Sesampai nya di depan gerbang Arti sudah menemukan sosok Daffa tengah berdiri disana menunggunya.
Begitu melihat Arti turun dari motor bapaknya Daffa pun segera menghampirinya.
"Pagi pak," Seperti biasa Daffa selalu menyapa ke bapaknya Arti.
"Iya pagi, tumben duluan biasanya mampir dulu kerumah" Jawab Bapak dengan senyumnya.
"Hehehe tadi agak buru buru karena ada tugas pak, jadi gak sempet mampir takut telat," Jawab Daffa sambil cengengesan ( Masih bisa cengengesan di depan orang tua Arti padahal hatinya dari tadi seperti teriris melihat ekspresi data Arti).
"Hmztt ya udah belajar yang rajin berdua ya, Bapak berangkat dulu." Pamit sang Bapak dan di sambut Arti dan Daffa saling mencium tangan Tomo.
Seperginya pak Tomo Daffa berusaha menggapai tangan Arti berniat ingin menggandeng nya tapi segera di hindari oleh Arti, dia diam tanpa sepatah kata dan berjalan meninggalkan Daffa disana seorang diri.
Sesampainya di kelas dia langsung di semprot sama Sekar karena kemarin dia pulang tanpa pamit dan ngilang tanpa alasan.
"Koe kui kaet wingi nyandi sih Ar, Hp mati WA ra di bales, Bali ra ngomong ra pamit dadi golek an ngerti ra, tak kiro di gondol wewe buri sekolah ngasi an," Cerocos Sekar.
(Kamu itu dari kemaren kemana aja sih ar, Hp mati, WA gak di bls gak ngomong gak pamit atau apa tiba tiba ngilang, jadi cari an tau gak sih, Aku malah sampe nyangka di bawa wewe belakang sekolah )
"Koe ngomong opo sih Kar? sirahku tambah mumet ngerungokke omongan mu?" jawab Arti yg langsung menelusuplan wajahnya pada meja.
(kamu ngomong apa sih kar? Kepala ku tambah pusing ngedengerin omongan kamu)
"koe ki ngeselke Ar, bali sekolah ra pamit ra opo, di hubungi ra iso ngetio, aku ki khawatir ambi koe.?" Sambil mengerucutkan bibir nya karena kesaall
(kamu itu ngeselin ar, pulang sekolah gak pamit gak apa, di hubungin gak bisa apa kamu tau aku khawatir sama kamu )
"iya iya Maaaafff, sesok2 tak balenane neh," Jawab Arti sambil cengengesan dan mendapat toyoran di kepalanya dari Sekar.
(iya iya maaf, besok2 aku ulangin lagi)
"Eh yo Dewi ra mlebu dino iki dek e mlebu RS, bali sekolah ngendak i yo," Kata kata Sekar seketika membuat panas hati Arti kembali.
(eh iya Dewi gak masuk hari ini dia masuk rumah sakit, pulang sekolah kita jenguk yuk)
"Hmmztt," jawabnya.
"Ginio, koe enek masalah opo, kaet wingi Daffa koyo wong kesurupan golek i koe, Aku di teror terus yo mumet aku!" Keluh Sekar karena dari kemarin siang Daffa terus menghubunginya untuk menanyakan keadaan Arti.
(Kenapa, kamu ada masalah apa, dari kemarin daffa kaya orang kesurupan nyariin kamu, aku di teror terus, pusing aku)
"Gak tau," Jawab Arti
"Ar..." Sekar
"Kar, aku btuh waktu mikir dewe, tolong ojo takok meneh ginio ya pliss," mohon Arti dengan senyum simpul.
Sekar jelas tau Arti senyum itu, dia mengenal Arti bukan 1 atau 2 tahun, dia sudah mengenal sahabatnya ini dari kecil jadi dia tau sifat sahabatnya itu setiap ada masalah pasti akan meminta waktu untuk sendiri sampai akhirnya akan cerita setelah dia menenangkan dirinya.
Dan Sekar tau betul pasti ada yang gak beres dengan hubungan asmara sahabat nya ini, Tapi dia enggan untuk bertanya lebih lagi dia akan menunggu sampai Arti akan cerita sendiri kepadanya.
Teeettttt teeeetttt teeett (Anggap aja bunyi bel )
Bunyi bell pulang sekolah telah berbunyi pertanda Pelajaran telah usai, semua siswa berhambur segera pulang tapi tidak dengan Arti, gadis itu masih asik dengan lamunanya sambil menelungsupkan wajahnya pada meja.
"Ar, kamu gak pulang," tanya Sekar sambil membereskan buku nya kedalam tas.
"Hmmzztt, males banget aku, kamu duluan aja," jawab Arti yang masih malas untuk beranjak.
"Yowes lah nek ra gelem bali, sisan turuo nek kene ae tekan sesokx" Kesal Sekar tapi dia juga enggan meninggalkan Arti sendiri di dalam kelas.
(Yaudah lah kalau gak mau pulang, sekalian aja tidur disini sampai besok)
Tanpa menjawab perkataan Sekar, Arti langsung beranjak dan jalan meninggalkan Sekar disana.
Sekar pun yang sedang asik ngaca sambil benerin rambut tidak sadar bahwa arti sudah pergi meninggalkanya .
"Ar, tekan kapan meneng nek kene, nak emang enek masalah kui di hadepi ndang di rampungke ben nek ati plong, bukan malah meneng ae menghindar emang masalah kelar, ora!" Cerocos Sekar yang masih mengira Arti di sebelah nya.
(Ar, sampai kapan diem aja disini, kalau emang ada masalah itu di hadapin bukan malah diem aja, emanv dengan menghindar masalah bakal kelar? ENGGAK)
"Ar, ojo meneng ae sihhh?" Ucap Sekar sembari menengok kesamping dan ternyata tak menemukan Arti.
(Ar, jangan diem aja sihhh)
"Aseemm i, Aaaaarrrtttiii awass koe yaa, di enteni malah ninggalll, konco ra due Akhlak," Kesal sekar sembari cepat2 membereskan tas nya dan berhambur keluar kelas.
(sialaann, Arrrtiiii awas kamu yaa, di tungguin malah ninggal, Dasar temen gak ada akhlak)
Sementara itu di depan gerbang saat Arti sibuk dengan ponsel nya hendak order ojol tanganya di cekal oleh seseorang yah siapa lagi kalau bukan Daffa.
"Yank, ayo tak terke,* kata Daffa sembari menggenggam tangan Arti.
(Yank, ayo aku anter)
"Gak usah!" jawab Arti dengan wajah datar nya.
Percayalah Daffa sangat tidak menyukai keadaan ini, tapi dia sadar dia lah yang telah memberi luka yang begitu dalam pada Arti.
"Pliss, nurut apa paksa," Kata Daffa dengan tegas.
Beberapa detik tak mendapat jawaban Daffa pun berinisiatif langsung menggendong Arti dan menaikanya di atas motor nya,
Semakin Arti memberontak semakin kencang pula cengkraman di tangan arti.
"koe ki apa apaan sih bee, aku wes ngomong emoh yo emoh," ucap Arti sambil berontak.
(Kamu itu apa apaan sih bee, aku udah bilang gak mai ya gak mau)
"Meneng, nurut, pliss pisan iki ae," ucap Daffa dengan sedikit membentak dan sukses membuat arti diam.
(DIAM. nurut, pliss sekali ini aja)
Daffa pun segera melajukan motornya dengan kecepatan sedang,
Alih alih mengantarkan Arti ke rumah dia malah membelokkan motor nya ke sebuah Danau yang biasa buat mereka nongkrong.
20 menit perjalanan akhirnya mereka sampai dan Daffa segera menuntun Arti untuk duduk di sebuah bangku dekat danau.
Semilir angin menyejukkan hati siapa saja yang ada disana, Cuaca sangat cerah banyak pepohonan sehingga menyejukkan pemandangan disana.
"Yank..maaf," Ucap Daffa pertama kali sambil menggenggam tangan Arti.
Yang di genggam hanya diam tak bersuara dan memasang wajah datarnya,
Percayalah didalam hatinya dia sedang berusaha untuk tidak menangis.
"Yank, inget gak waktu malam Promnite kamu pulang duluan, waktu kamu pergi aku minum sama kevin dan Rangga,
Aku gak tau gimana jelasinya ke kamu, tapi malem itu aku kira kamu yank, aku khilaf maaf aku fikir itu beneran kamu tapi ternyata pas aku bangun di sebelah ku bukan kamu malah Dewi, Sumpah yank aku gak niat buat nyakitin apalagi ngehianatin kamu, Itu semua kecelakaan, aku, aku aku gak tau siapa yang udah jebak aku tapi aku janji pasti akan mencari tau kebenaranya, pliss yank maafin aku jangan diemin aku kaya gini, Demi Allah cuma kamu yank yang ada dihatiku, selamanya, Asal kamu tau aku juga kecewa dengan perbuatanku ini yang udah nyakitin kamu tapi aku juga gak bermaksud yank pliss. " Ucap Daffa panjang lebar
Arti hanya diam saja berusaha menahan sesak didadanya.
"Percaya sama aku yank, cuma kamu yang ada di fikiran aku, cuma kamu yang aku sayang dan cintai sampai akhir hayat ku yank, aku sama sekali gak ada niat sedikitpun untuk ngingkari janji ku. " sambung Daffa
Tes tes tes
Air mata Arti pun menetes tapi wajahnya masih terlihat datar.
"Niat gak niat kenyataanya kamu udah nyakitin aku Bee!" jawab Arti masih dengan wajah datar tapi air matanya tetap menetes
"Yank, pliss jangan nangis, aku gak kuat lihat air mata kamu apalagi itu karena aku," lirih Dafa sambil ingin memeluk Arti tapi di tepis oleh Arti.
---- bersambung ---*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 133 Episodes
Comments
Rina Yulianti
lanjuttt
2024-12-05
0
N Wage
katanya malam promnite...lah mereka bukannya msh sekolah?
apa aku yg gak mudeng bacanya?
2023-11-25
1
Rahma Inayah
bisa gk bahsa nya indonsia aja bingun bc nya ...bkn gk menghargai ..🙏🙏🙏
2023-08-23
1