Selesai makan malam Bianca dan Gavin kembali kekamar masing masing. Bianca mencoba masker wajah yang tadi baru di belinya. ia mengambil novel dari dalam laci menyelesaikan empat halaman dan mulai kantuk. ia tertidur memeluk novelnya.
Di kamar sebelah Gavin sedang menonton film melalui laptopnya. jam menunjukan pukul 11 malam.
***
Bianca terbangun karena ponselnya bergetar. nama nyonya Lina tertera di layar ponselnya.
"Iya nyonya Lina ada apa?, apa kau sakit?".
suara di ujung sana terdengar panik. Bianca terbangun dari tempat tidurnya. menyambar jaket dan menju kamar Gavin. ia mengetuk pintu kamar Gavin pelan. lelaki itu membukanya.
"Kenapa panik ada apa?". Bisa kau mengantarku ke rumah nyonya Lina sekarang?".
Gavin mengangguk ia menyambar jaket kulitnya dan mengikuti langkah Bianca. mereka masuk kedalam mobil dan bergegas pergi ketempat nyonya Lina. mereka menyususri jalan gelap dan berlubang sana sini.
Sesampainya di rumah Nyonya Lina, Bianca segera menekan bel. wanita itu keluar dengan panik dan menangis. Bianca segera masuk kedalam rumah diikuti Gavin. Bianca berjongkok di depan sofa ia melihat kondisi Doby anjing kesayangan nyonya Lina yang terlihat lemas dan diam. sepertinya Doby memang sakit. Bianca mencoba memeriksa badan Doby. ia memeluk Doby dan merasakan suhu tubuh Doby.
Di sini yang amat terkejut adalah Gavin. ia sedang berfikir sejak kapan gadis itu merangkap menjadi dokter hewan. Gavin membantu memegangi Doby ketika Bianca memberikan suntikan obat.
"Tenang nyonya kuharap besok Doby akan baik kembali".
wajah nyonya Lina sudah terlihat tenang tak sepanik tadi.
"Beristirahatlah nyonya, kupastikan Doby tak ada masalah". Nyonya Lina mengangguk dan memeluk Bianca.
Gavin semakin bingung tapi ia menikmati semua yang di lakukan Bianca dalam membantu pasiennya. sungguh totalitas.
karena malam sudah larut, Bianca dan Gavin pamit pulang. esok mereka akan datang kembali melihat kondisi Doby.
***
Di mobil Gavin tersenyum menatap Bianca yang terdiam memandang lurus jalan di depan.
"Sejak kapan kau jadi dokter hewan juga?".
"Kau adalah dewi penolong bagi mereka pasien mu?".
"Doby bagi nyonya Lina bukan hanya sekedar hewan peliharaan. ia menemani nyonya Lina kemana mana", aku tak tahu kal samapi Doby terkena sesuatu berbahaya bagaimana dengan nyonya Lina".
Gavin berhenti bertanya. ia sudah paham maksud Bianca. kemanusiaan. itulah yang sedang ia jalankan. Gavin salut dan ia benar benar jatuh cinta pada sosok Bianca Melisa.
gadis angkuh yang sebenarnya berhati hangat.
***
Gavin melepas jaketnya dan menyandarkan tubuhnya diatas kasur. ia menengadah melihat langit kamarnya. wajah Bianca saat bertemu dengan pasiennya terbayang. ia merasa jatuh cinta pada gadis yang pura pura angkuh itu.
***
Gavin, nama itu yang disebut Bianca sebelum tidur lagi. adanya lelaki itu membuat pekerjaannya memang menjadi ringan. ia tak perlu was-was ketika ada perampok atau penyusup masuk rumah. sejauh ini Bianca merasa Gavin cukup sabar merespon keangkuhannya. besok Bianca akan membawa Gavin ke rumahsakit tempatnya bekerja. memang disanalah tempat Gavin sebagai dokter spesialis. Gavin tak perlu menemani Bianca untuk berkeliling ke rumah pasien.
Keesokan paginya selesai sarapan keduanya langsung berangkat ke rumahsakit. swkitaf tiga jam waktu tempuh dari rumah mereka menuju rumahsakit.
"Sepertinya aku lebih tertarik menemani mu berkeliling mengunjunginpasien daripada harus dirumahsakit".
"Tempat mu di rumahsakit itu bukan di jalan dan mampir kerumah rumah pasien sepertiku".
"Aku terkesan dengan mu Bianca. kau sangat hangat dan peduli dengan para pasien mu". ucapan Gavin terdengar tulus. Bianca terdiam. meresapi ucapan Gavin. ia seperti tak mampu menoleh untuk menatap wajah tampan Gavin. ia memandang ke luar jendela menikmati pemandangan hijau di luar sana hingga ia tertidur di perjalanan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
Nailil Ilma
5 likè u thor...
jangan lupa mampir di Cinta Anak Pesantren
2021-05-17
0