Bianca dan Gavin sampai di ruang perawatan Veronica. begitu Bianca datang Vero langsung terisak dan memeluk Bianca erat. ia takut terjadi sesuatu denga bayinya. Bastian sedang menceritakan kondisi Vero pada Gavin.
"Tenang Vero sayang, semua akan baik. lihatlah petugas medis melayani mu dengan baik bukan?". Vero mengangguk membenarkan ucapan Bianca.
"Semua yang berada disini sangat menyayangi mu dan menginginkan kalian sehat dan selamat. yakinlah Vero tetaplah berjuang demi bayi mu",
"Tentu dokter, terimakasih". Bianca menemani Veronica hingga tertidur. ia bergabung dengan Gavin dan Bastian yang terlihat masih berbicara. kata Bastian besok dokter spesialis kandungan akan datang memeriksa Veronica. Gavin sedari tadi melirik Bianca. ia mengamati gadis itu. ia masih heran kenapa Bianca seolah bersikap dingin dan jutek padahal ia pribadi yang hangat dan sangat penyayang.
Bianca dan Gavin kembali ke rumah. mereka masuk ke kamar masing masing untuk beristirahat. Bianca membersihkan wajahnya dari debu-debu. ia mengurai dan menyisir rambutnya yang ikal. ia keluar kamar selesai mandi dan mengenakan kaos oblong putih dan celana panjang ketat, rambutnya ia cepol keatas menyisakan beberapa helai membuatnya terlihat santai dan cantik. Bianca menuju dapur melihat di kulkas ada bahan apa karena ia belum berbelanja. ternyata kosong hanya ada selai kacang dan telur. ia menggedor pintu kamar Gavin. berniat mengajak Gavin makan di luar sekalian berbelanja bulanan. Gavin baru selesai mandi ia mengenakan kaos polo berwarna putih dan celana jeans biru muda membuat kulit putihnya terlihat semakin bersih dan tampan. sesaat Gavin terpana dengan Bianca yang terlihat cantik. sepertinya ia akan memulai perjalanan cintanya di sini pikirnya sembari tersenyum penuh makna pada Bianca.
"Kita makan di luar saja ya, aku ada resto langganan yang enak sekalian kita belanja bulanan". Gavin memyetujui dan mereka pergi bersama. di resto itu Bianca memesan roti kentang dengan telur mata sapi dan diet coke sementara Gavin memesan spageti dan secangkir kopi. Bianca memesan salad setelah roti kentangnya tandas. Gavin tergelak melihat porsi makan Bianca. kemana larinya semua makanan berlemak itu, melihat badan Bianca yang langsing.
"Kenapa kau bisa sampai di tempat ini Bian?".
"Entahlah takdir mungkin". jawab Bianca sembari tersenyum. ini kali pertama ia terlihat tersenyum manis di depan Gavin.
Kenapa kau terlihat menutup dirimu Bian, aku bukan orang jahat yang akan menyakitimu. tersenyumlah seperti ini padaku. kau sudah mencuri hati ku. Gavin.
Keduanya mampir ke swalayan begitu selesai makan. Gavin mengambil keranjang belanjaan dan mendorongnya. Bianca asik memilih bahan makanan yang akan di beli. ada sayur segar dan buah. beberapa makanan dan minuman instan. telur, sosis dan korned lesukaannya.
"Kau suka makan apa?".
"Aku suka semua asalkan sehat dan higienis".
"Baiklah dokter", kata Bianca dengan wajah dibuat sok jengah. Gavin tertawa.
"Apa orangtuamu setuju kau berada disini?. Gavin menyambar susu sehat kemasan dan memasukannya ke dalam keranjang belanjaan mereka.
"Tentu saja".
"Apa ini bagian dari impianmu bekerja di tempat terpencil".
"Benar".
"Kenapa Bian?".
"Karena mereka tulus dan tidak ada pura pura". jawaban yang cukup membuat Gavin terdiam. sepertinya gadis itu ada masalah dengan sikap tulus dari orang-orang terdekatnya.
"Kau tidak bertanya padaku kenapa aku disini?".
"Tidak", Gavin hampir mencubit pipi Bianca karena gemas dengan gadis cuek itu. tapi Bianca tertawa. ini kali pertama Gavin melihatnya tertawa.
Mulai hari ini bisa kupastikan aku yang paling tulus dan akan membuat mu selalu tertawa Bian. Gavin.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments