"huh huh huh uhhukk uhhukk.. tak kusangka permainan pedangmu sungguh luar biasa saudari Hui, tapi saya takkan menye-" belum sempat menyelesaikan kalimatnya tiba tiba Plokkkk Pendekar tombak tersebut tumbang tak sadarkan diri dan secara otomatis dirinya dianggap gugur.
Semua mata tertuju ke arena seakan tak menyangka bahwa anak muda dengan jurus jurus tombak mengerikan yang berhasil membuat banyak peserta tumbang akhirnya pingsan tak sadarkan diri. penonton dan mereka yang masih berdiri diatas arena berfikir sebenarnya pendekar tombak itu tumbang karena kehabisan tenaga dalam karna jurus jurusnya memang membutuhkan tenaga dalam yang besar, sehingga ia tak lagi mampu mempertahankan kesadarannya.
Sekarang mereka yang tersisa di atas arena saling pandang satu sama lain, dengan tenaga dalam yang rata rata tersisa dari mereka bertiga hanya seperempat akhirnya membuat mereka waspada dan memikirkan rencana penyerangan serta pertahanan dengan sisa tenaga dalam mereka.
pertarungan kini sebenarnya bukan lagi tentang siapa pemilik jurus terhebat namun siapa yang mampu mengatur strategi peperangan dengan kondisi tubuh yang melemah.
"hahahahaaa sepertinya keadaan kita bertiga sama sama tidak dalam keadaan yang menguntungkan, bagaimana kalau kita akhiri ini dengan masing masing mengeluarkan jurus terhebat dengan sisa tenaga dalam yang kita miliki? siapa yang berhasil bertahan tentunya akan menarik perhatian juri dan para pencari bakat yang ada dimimbar sana" dengan nada suara yang mulai terengah engah seakan Tao kun yang berasal dari kuil menara hijau sudah tak lagi mampu bertahan lama.
"Kedengarannya usulmu lumayan bagus biksu, bagaimana menurutmu?" usul Rui si pendekar pedang surgawi sambil memandang kearah pendekar muda yang dari tadi memegangi pergelangan tangannya akibat benturan jurus tombak dan jurus tapak besinya.
"uhmmm dengan kondisi ku yang seperti ini sepertinya apa yang dikatakan saudara biksu itu ada benarnya, baiklah mari kita berikan pertunjukkan yang menarik" sahut biksu pou chi namun secara diam diam dia mengalirkan energi Qinya ke arah pergelangan tangan yang terasa sakit.
Seettttthhhh...
Ketiganya melompat mundur dan mengambil jarak serta memasang kuda kuda yang kokoh bersiap untuk melancarkan serangan terakhir.
"Hiaaaaaaaaaaaa Jurus Tapak Dewa penghancur Bumi " energi yang meluap luap keluar dari tubuh Pou Chi, dengan energi yang sebesar itu dia merubah tekanan gravitasi memjadi semakin berat dan membuat ke dua lawannya seakan memikul gunung.
"Meski saya belum sepenuhnya menguasai jurus ini tapi tak ada pilihan lain Huaaaaaaaaaaa Jurus Iblis Pelahap Cahaya" Tao kun spontan meneriakkan jurus pamungkasnya dan seketika cuaca yang tadi cerah kini berubah menjadi mendung dan memunculkan sekilas kilatan kilatan petir ditubuhnya.
"Aa apaaa sepertinya mereka berdua kali ini serius menanggapi usul itu, baiklah jika tak ingin mati sepertinya saya harus mengerahkan semua tenaga dalamku untuk menggunakan jurus pamungkas yang diajarkan oleh guru. Khiaaaaaaaaaaaaaa Jurus Pedang Dewi Kemurkaan" dalam hati rui berucap Guru maafkan saya kali ini saya tidak boleh menahan diri.
kemudian pedang yang tadinya digenggam Rui tiba tiba melayang diudara dan memecah diri menjadi 10 pedang yang masing masing terlapisi Api yang menyala nyala seakan siap membakar semua yang dilewatinya.
"Hehehe sepertinya selesai pertarungan perdana ini, kita bertiga akan terbaring diruang medis namun meski nanti saya kalah saya akan selalu mengenang pertarungan kita, Majulahhhhhhhh" teriak Pou Chi kepada mereka berdua.
Teriakan Pou chi ditutup dengan benturan keras dengan suara yang menggelegar
Dhuuuaaarrrrrr Dhuarrrrr Dhuarrrrrr...
Asap yang berwarna abu-abu dengan kilat yang menyambar-nyambar disekeliling arena membumbung tinggi saat ketiga jurus pamungkas itu bertemu. Semua orang yang melihat pertarungan itu terdiam karna tak mampu memprediksi hasil benturan dahsyat ketiga jurus barusan.
Setelah asap berangsur angsur mulai menipis, lagi lagi mata para penonton terbelalak melihat ketiga petarung diarena itu dalam keadaan semua tertelungkup bersimbah darah dari sekujur tubuhnya. tak ada tepukan tangan atau suara, suasana hening seketika melihat kondisi mereka bertiga.
Wasit yang tadi mengawasi pertandingan kini melompat ketengah tengah arena. "Mereka sungguh pendekar pendekar muda yang jenius, berada di tahap pendekar Bumi level 4 dan 5 namun mampu memberikan semangat juang tempur hingga titik batas masing masing, saya yakin kelak mereka akan menjadi petarung petarung unggul" wasit tersebut bedecak kagum sambil menggeleng gelengkan kepalanya.
Dia memeriksa ketiga peserta tersebut, mereka semua masih hidup namun dengan kondisi seperti itu membuat dua peserta tadi tak mampu mempertahankan kesadarannya. dengan susah payah Rui merangkak ke arah Tao kun dan Pou chi yang tak sadarkan diri, melihat itu wasit pertandingan segera menghampiri Rui dan berkata "Tenanglah mereka berdua hanya tak sadarkan diri, saya sudah memberi pil penyembuh kepada mereka berdua dan sekarang giliranmu minumlah pil penyembuh ini".
Dalam posisi masih terbaring Rui menelan pil itu dan dibantu oleh wasit tersebut dengan memberi dorongan energi tenaga dalam untuk mempercepat peleburan pil penyembuh dalam tubuh Rui. kemudian wasit membopong tubuh Rui berdiri dan berteriak ke arah penonton "Pemenang sesi pertama ini adalah Rui dari Sekte Pedang Surga".
Suasana yang tadi hening kini kembali riuh sorak sorai tepuk tangan. dalam sekejap Guru Rui melompat ke atas arena dan memeluk Rui gadis cantik yang sangat disayanginya.
"Rui keputusan yang kamu ambil tadi sudah tepat" sambil memeluk muridnya itu dengan air mata bahagia.
"Pertarungan berikutnya harus ditunda sekitar 10 menit agar panitia dapat memperbaiki arena yang rusak dan peserta no urut 21 sampai 40 segeralah bersiap siap" begitulah penyampaian wasit dengan suara keras yang diisi tenaga dalam sehingga semua yang ada disitu bisa mendengarnya.
Tak lama setelah perbaikan arena, pertandingan dilanjutkan. tak terasa pertandingan ke lima telah selesai. wasit pertandingan pun melanjutkan "Baiklah sekarang no urut seratus satu sampai seratus dua puluh silahkan naik keatas arena".
"Wen sekarang giliranmu dan ingat jangan memaksakan diri, jika kamu tak sanggup menyerahlah" sambil mendekap muridnya yang sangat ia sayang.
"Junior semangat, saya yakin kamu pasti bisa mengalahkan mereka" ucap senior seniornya. memang dari pihak mereka kini yang tersisa hanyalah wen wen karna senior maupun juniornya semua telah gugur pada pertandingan sebelumnya tadi. jadi wajar saja mereka semua menaruh harapan tinggi kepada wen wen.
dengan memikul beban berat sekte dipundaknya, kini wen wen dia harus bertempur mati matian karna hanya dialah yang tersisa. Dia menatap senior dan gurunya seakan ada api besar bergejolak di dalam tatapannya dan berkata "Apapun yang terjadi saya akan membawa kemenangan".
Dua puluh peserta telah berada diatas arena, wen wen mencoba untuk mempelajari situasi dari gerak gerik tubuh lawan lawannya. "Baiklah Pertandingan dimulai Gongggggg...." wasit itu berteriak dan membunyikan gong sebagai pertanda dimulainya pertandingan.
# Maaf ya kalau alur atau bahasanya banyak yang kurang soalnya ini karya pertama saya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
TENGKU ABDUL ZABAR
good
2024-05-09
0
Pranasarya Kembau
good
2024-04-09
1
Harman LokeST
laaaaaaaaaaaaaajjjjjjjjuuuuuuuuuuuutttttt
2022-06-02
0