Sepakat

Seorang pria berjalan tergesa gesa menuju ke sebuah gedung. Pria itu adalah Romi ayah dari Sena dan Yoan. Romi kemudian bertemu dengan dua pria dengan jas hitam. ketiganya berjalan masuk ke sebuah ruangan yang di dalamnya sudah ada beberapa orang yang sedang menunggu. Seorang pria duduk di bangku dengan menghadap ke arah luar sembari memainkan mata pena nya, siapa lagi kalau bukan Deandra Winaja.

Langkah kaki terdengar cukup nyaring dan pintu terbuka. Romi dan kedua pria jas hitam itu masuk ke dalam.

"Tuan, dia sudah datang" ucap Aldric, sahabat sekaligus kaki tangan Dean. Dean memutar bangkunya untuk melihat siapa yang ada di depannya. Romi yang gugup hanya bisa membungkuk hormat.

"duduklah" perintah Dean. "kalian boleh keluar, kecuali kau Al" ucapnya. Mendengar perintah, para pengawal langsung keluar dari ruangan dan meninggalkan Dean, Aldric, dan Romi tentunya. Dean menatap lekat pria paruh baya yang ada di depannya.

"kau yakin?" tanya Dean. Romi mengangkat pandangannya.

"iya tuan, tolong bantu saya" ucap Romi memelas.

"saya akan membantumu" ucap Dean. "tapi dengan beberapa persyaratan" imbuhnya.

"apa itu?" tanya Romi. Dean langsung meminta Aldric mengambil secarik kertas dan memberikannya pada Romi.

"bacalah" suruh Aldric. Romi dengan sigap langsung mengambil dan membacanya. Kertas berisikan beberapa persyaratan yang dibuat oleh Dean untuk Romi.

"Bisa di jelaskan lagi tuan?" tanya Romi pada Aldric. Al menatap Dean lalu Dean mengangguk memberi persetujuan.

"pertama, jangan beritahu putri dan keluargamu tentang tuan Dean, termasuk fakta bahwa tuan Dean tidaklah cacat seperti yang diberitahukan padamu, sampai hari pernikahan tiba" ucap Al yang mulai memberi penjelasan. "kedua, kau dan keluargamu tidak boleh lagi ikut campur tentang apapun yang akan terjadi pada putrimu, Sena. Ketiga, jangan mencoba mendekati keluarga tuan Dean dan yang terakhir Jangan terima putrimu Sena jika dia kembali kerumahmu apapun alasannya" ucap Aldric. Ia kembali meletakkan kertasnya.

"kau yakin?" tanya Dean lagi. "aku bukan orang yang memiliki toleransi" imbuhnya.

Romi tanpa berfikir panjang langsung mengangguk setuju dan itu membuat Dean tertawa tidak percaya.

"saya yakin tuan" ucap Romi.

"baiklah, aku akan membayarkan semua hutangmu setelah kau tandatangani surat itu" ucap Dean. Romi langsung menandatangani surat berisi persyaratan itu.

"terima kasih banyak tuan, saya akan membalas semua jasamu" ucap Romi antusias.

"sekarang kau bisa pergi" suruh Aldric. Romi menganggukkan kepalanya. Lalu pergi setelah mengucapkan terima kasih berulang kali.

sekarang hanya tersisa Dean dan Aldric. Dean menyandarkan kepalanya lalu tertawa sendiri. Aldric yang kini sudah mendudukkan bokongnya menatap Dean bingung.

"apa yang terjadi pada otakmu?" tanya Aldric.

"sopan lah sedikit jika tidak ingin ku pecat" ujar Dean.

"Ck, kau bercanda? kau akan kesulitan mencari seseorang seperti aku" ucap Aldric dengan pedenya.

"kau benar benar ingin ku pecat rupanya" ucap Dean penuh ancaman. Mendengar itu membuat Aldric tertawa.

"omong omong, apa yang membuatmu begitu senang?" tanya Al.

"aku terlihat senang?" tanya Dean. "aku tidak merasa begitu" imbuhnya.

"lalu? kau kenapa tertawa begitu?" tanya Al.

"kau tidak melihat wajah bajingan tadi? bisa bisanya dia menjual putrinya sendiri" jawab Dean.

"ah karena itu" ucap Al sembari mengangguk-anggukan kepalanya. "aku tidak melihat rasa bersalah di wajahnya" imbuhnya.

"benar. Putrinya pasti menyesal mempunyai ayah sepertinya" ucap Dean.

"entahlah. tapi aku masih bingung, kenapa kau memilih menikahi putrinya, padahal kalau kau ingin kau bisa menggunakannya sesekali tanpa harus menikahinya" ucap Aldric. Dean langsung melemparkan tatapan tajam.

"ingin apa?" tanya Dean. "kau berfikir aku lelaki yang seperti apa?" imbuhnya.

"lalu kenapa? kau bahkan tidak mengenalnya. kau hanya melihat fotonya saja" ucap Al. Dean menghela nafas lalu kembali menyandarkan kepalanya sembari memejamkan mata.

"ini keinginan mendiang nenekku, dia ingin aku menikah di usia 28 tahun" jawab Dean. Aldric mengangguk mengerti. Dean memang sangat menyayangi sang nenek. Ayah dan ibunya pergi meninggalkannya sejak ia masih balita dan ia dibesarkan oleh neneknya. Saat sang nenek meninggal dua tahun yang lalu, orang yang paling terpukul adalah Dean. Saat itu Aldric adalah orang yang selalu ada di samping Dean dan membantu Dean berdiri lagi. Oleh karena itu Dean dan Aldric menjadi semakin dekat.

"tapi tidak apa, kau juga sudah tua" ucap Al dengan santai.

"kita hanya beda satu hari, kau harus ingat itu" ucap Dean tidak terima. Aldric tertawa lucu melihat wajah sahabatnya. "ah ya, aku percayakan acara pernikahan ku padamu Al" ucap Dean.

"baik, akan ku urus semuanya" sahut Aldric. Keduanya sama sama terdiam dan tenggelam dalam fikiran masing masing.

***

Romi berjalan dan masuk kedalam rumah untuk menemui istrinya, Sarah. Ia bergegas menghampiri sang istri yang sedang asik bermain ponsel. Menyadari kehadiran sang suami, Sarah meletakkan ponselnya dan mendekati Romi.

"bagaimana?" tanya Sarah antusias.

"tentu saja dia setuju" jawab Romi semangat. "akhirnya hutang kita lunas" imbuhnya. Sarah tertawa bahagia.

"ternyata hadirnya Sena ada gunanya juga ya" ucap Sarah sembari tertawa.

"benar, sebentar lagi dia tidak akan menyusahkan kita lagi" tambah Romi.

"untung saja miliarder itu cacat jadi dia tidak banyak memilih" ujar Sarah. mendengar itu Romi sedikit gugup. "omong omong, apa cacatnya parah? dibagian mana?" tanya Sarah.

"ah sudahlah jangan membahas itu, sekarang yang kita fikirkan adalah bagaimana cara menikmati hidup kita" ucap Romi.

"benar juga. Aku akan membantu Sena mengemasi barang barangnya nanti" ucap Sarah.

"iya, bersikap baiklah padanya sampai dia pergi dari rumah ini" ujar Romi. "bagaimana pun dia sudah berkorban untuk kita" imbuhnya. Sarah mengangguk mengerti.

"untung saja Yoan menolaknya, kan kasihan kalau sampai di terima" ucap Sarah.

"Yoan akan mendapatkan yang lebih dari Sena" ucap Romi.

"yang jelas harus lebih kaya dari calon suaminya Sena" ujar Sarah. "lagian kenapa kau tidak minta uang saja? kan bisa kita pakai sisanya" tanya Sarah.

"kau fikir itu mudah? untung saja dia mau melunasi hutang hutang kita dan menerima Sena" ucap Romi.

"tapi kan harusnya aku tidak perlu bekerja lagi" ucap Sarah. Romi mengelus rambut Sarah.

"tenanglah, setelah ini kita bisa minta uang diam diam pada Sena tanpa sepengetahuan suaminya" ujar Romi.

"benar juga" ucap Sarah. Keduanya tertawa bahagia tanpa beban dan rasa bersalah sedikitpun.

Keduanya terlalu semangat bercerita, hingga tidak menyadari ada sepasang mata yang sedang melihatnya dengan tatapan kecewa. Sena berjalan masuk ke kamarnya dengan membanting pintu. Tubuhnya luruh bersamaan dengan air matanya, hari ini ia kembali menyaksikan bagaimana ayah dan ibunya sama sekali tidak memperdulikannya. Hatinya begitu hancur, saat tau bahwa keluarganya adalah haters yang sesungguhnya. Sena menangis sampai akhirnya tertidur di lantai.

Terpopuler

Comments

ratu adil

ratu adil

stlah klwr drmh kui jgan kau injakkn kakimu lgi...angplah kau ni anak yatim piatu....

2021-06-08

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!