"Heiiii....."
Sialnya suara Asha tercekat seperti tersangkut dalam tenggorokannya.Dan tak mampu mengeluarkan barang satu kata pun.
Sedang laki - laki dihadapannya berdiri dengan angkuh yang hanya menatap Asha dari balik kaca mata hitamnya dan seolah tak ada niat membantu Asha sedikitpun.
Asha berdiri dihadapan laki - laki itu,ia ingin segera meyakinkan apa yang sudah laki - laki itu keluarkan dari mulutnya.
"Apa kamu tidak bisa berdiri tanpa menghalangi orang..."
"Aku...???"
Asha tidak percaya dengan apa yang baru ia dengar.
"Aku hanya berdiri dan tidak melakukan apa pun..."
Asha kembali memberi pembelaannya.
"Tapi kamu sudah menghalangi jalanku..."
"Tolong berbicaralah dengan sopan...kamu yang menabrakku...!"
"Oh...ya...???Lantas siapa yang menyuruhmu berdiri ditengah jalan....?"
"Aku bukan hanya berdiri...aku sudah berjalan kesitu..?"
Asha terus memberikan pembelaanya.Tapi sepertinya pemuda itu tak mau mendengarkan kata - kata Asha.
"Ok baiklah...Kalau begitu tidak ada yang bersalah disini...."
Laki - laki yang masih betah menggunakan kaca mata hitamnya itu sudah hampir beranjak meninggalkan Asha.
"Dasar egois...."
Hanya kata itu yang berhasil keluar dari mulut Asha sebelum ia melanjutkan acara beres - beres barangnya yang jatuh dan itu membuat Azam melepaskan kaca matanya dan menampilkan mata sehitam jelaga itu dengan penuh amarah.
"Apa katamu tadi...???"
Asha tak menjawab.
"Baik lah...anggap aku yang bersalah.Cepat katakan berapa kerugian yang harus aku bayar...?"
Azam mengatakan dengan penuh penekanan.Emosinya sudah tak bisa dibendung lagi.Laki - laki dingin itu lalu mengeluarkan dompet dari dalam saku celanya.Sedang lawan bicaranya tak menyauti perkataannya sama sekali.Gadis itu malah beranjak pergi dari hadapan Azam setelah di rasa barang - barang sudah beres semua.
Perdebatan kusir itu tak luput dari perhatian mata orang - orang yang ada di dalam kantin itu.Bukan karena menyaksikan tontonan gratis yang mereka suguhkan,namun memandang heran pada pemuda yang bernama Azam itu.
Laki - laki itu seakan mengambil alih dari setiap pandangan orang - orang dengan penampilannya yang begitu elegan.
Memiliki wajah diatas standart rata - rata laki -laki Indonesia membuat Azam selalu menjadi pusat perhatian dimana pun ia berada.Hidungnya yang mancung serta matanya yang tajam seperti tatapan elang di bungkus dengan rahang yang tegas serta penampilan yang luar biasa memperjelas bahwa Azam bukanlah orang sembarangan.
Tapi tidak untuk seorang Asha Azzaliah Zahra,Gadis itu sudah kadung muak dengan sikap Azam yang arogan dan enggan meminta maaf padanya walaupun memang disini mereka sama - sama bersalah.
Asha sudah berdiri didepan meja kasir dengan beberapa buku tebal yang ada pada dekapannya meninggalkan Azam yang masih mematung memandang kepergian Asha.Azam geram,tidak pernah sekali pun seorang gadis berani mengacungkan telunjuk dihadapannya,terlebih itu di tempat umum.Sederet lawannya akan mundur seperti cecurut jika mereka mendapat tatapan sedingin es batu.Tapi lihat Asha,berani - beraninya ia berdebat dengan Azam hanya karena masalah sepele.
Asha pun demikian,hatinya terluka dengan apa yang baru saja ia alami.Bertengkar dengan sorang pemuda tak pernah sekali pun ia bayangkan.Di hapadapan banyak orang,laki - laki itu membentak Asha dengan perkataan yang kasar.Seumur hidup baru kali ini Asha di permalukan oleh laki - laki yang baru ia kenal.Sedih dan marah dua hal yang sedang ia alami sekarang.
Dan baru saja Asha menyerahkan lembaran uangnya ke meja kasir,seseorang sudah telebih dahulu menyerahkan 3 lembar uang ratusan di hadapan Asha.
"Apa ini masih kurang untuk membayar kerugianmu...?"
Tanpa menoleh Asha mengetahui pemilik suara itu.Ia tampak menarik nafas mendalam dari hidungnya yang mancung dan sejenak memejamkan matanya karena sudah enggan berurusan dengan laki - laki tadi.Azam yang masih dengan emosi yang menyelimuti dadanya mengikuti Asha ke meja kasir dan menyodorkan uang itu dihadapan Asha.
Kebisuan Asha membuat Azam menambahkan lagi jumlah lembaran uangnya.
"Aku tambah...apa masih kurang...???"
Habis sudah kesabaran Asha.
Diraihnya uang yang masih ditangan Azam dan menaruh tepat di atas meja kasir seraya berkata.
"Lebih baik pergunakan uang mu untuk berobat ke dokter agar sifat sombongmu tidak semakin akut...!"
Skakmatt...itulah yang dirasakan Azam,rahangnya mulai mengeras menahan amarah yang sedari tadi minta pelampiasan.Namun ia hanya mampu memandang kepergian Asha dari balik pintu kantin kampus itu.
Gadis itu berlari - lari kecil,bahunya bergetar,kerudung pasmina yang menjulang sampai pinggangnya ikut terayun seperti menahan tangis agar tagisannya tidak sampai pecah.
Setitik embun sudah mulai membasahi ujung kelopak mata Asha membuat Azam semakin emosi.Ia tak menyukai perempuan cengeng, manja atau sejenisnya.Baginya wanita hanya bisa merepotkannya saja.
Laki - laki semakin geram setelah benda kecil yang sedari tadi menempel pada telinganya tiba - tiba menyala dan berkedap kedip memberikan sebuah kode yang munghubungkan dengan ponsel dalam saku celannya.
Target sudah meninggalkan lokasi 15 menit yang lalu...
Shittt....
Hanya itu yang bisa Azam ucapkan sebelum lawan bicaranya itu melanjutkan perkataanya.
"Santai saja kawan...kita masih mempunyai beberapa hari untuk mengintai Target..."
"Jangan pernah berfikir kita hanya bermain - main...aku sudah mengintai bajingan itu hampir 2 jam ditempat asing ini.Dan semua harus berakhir hanya karena..."
Azam tak melanjutkan perkataannya,mengingat kejadian yang baru ia alami membuat emosinya kembali naik
"Karena apa....?apa karena kamu sudah bertemu malaikat surga yang menyerupai gadis cantik kawan...?Katakanlah...mungkin kamu bisa berbagi denganku..."
Selain Petrus, Elhakim juga termasuk sahabat Azam yang tak memiliki rem saat berbicara dengannya.Ia tau benar bahwa Azam sangat alergi dengan makhluk berjenis wanita,namun itu justru selalu menjadi topik utama saat bergurau dengan Azam.
"Tutup mulut comber mu itu...atau kamu akan merasakan pembalasanku saat kita bertemu nanti..."
"Wowww...santai lah kawan...kamu bisa menikmati hidupmu sejenak dengan berlagak menjadi mahasiswa di situ dan tentunya sedikit memanfaatkan ketampananmu.Maka kamu bisa dikatakan Lucky laki...hahahaaa..."
"Ah sudahlah...berbicara dengan mu membuat mood ku semakin tersungkur..."
"Aku hanya menyampaikan pesan dari kapten...jadi jangan mengumpat padaku..."
Azam mengakhiri sambungannya dengan Elhakim.Ia mengeram frustasi,tak ada waktu untuk mengupat lagi.Ia segera menghidupkan iPad dan menekan aplikasi GPS nya untuk menghubungkan dengan lokasi target.
Berkutat dengan alat itu selama kurang lebih 5 menit akhirnya Azam mendapat informasi yang mengecewakan.
Sial....target sudah memasuki rumahnya dan Azam tak bisa berbuat apa - apa karena itu memasuki zona aman targetnya.
Yah...target Azam kali ini adalah Prof.Aziz.Selain menjadi dosen pembimbing,Prof Aziz juga menjadi kepala Dekan tempat Asha kuliah.
Bukan tanpa alasan Azam menjadikan Prof.Aziz sebagai target incarannya, selama kurang lebih 2 minggu Azham mengintai dan mencari informasi sebanyak - banyaknya mengenai Prof.Aziz yang disinyalir terlibat dalam perdagangan senjata api ilegal di daerah pedalaman Kalimantan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
Nining Mahnisyaarizki
cerita yang bagus
2022-04-18
1
Aqiyu
sudah 10 thn tinggal di jakardah masih belum ilang itu teh nya 😁 pake honey lebih matap rasanya😃
2022-03-11
0
Tina Nine
asha keren ini cewek pemberani...
2021-12-23
0