MENGEJAR MUTIARA SURGA
Hei..hei...hei...kembali lagi sama aku yang dulu akunku bernama "idah riyah" karena akunku ilang jadi sekarang aku pakai akun baru ini "om shi"...yang sudah mengenal aku lewat akun lama pasti dah hafal ya dengan gaya bahasaku disini.Karena setiap karya memiliki gaya bahasa masing-masing dan itu merupakan identitas.so...jgn bosen untuk dukung aku ya
JAKARTA *20**18*
Asha terbangun dari tidur malamnya dengan keringat yang bercucuran membasahi seluruh wajahnya.Bak lari maraton nafasnya pun saling memburu disertai detak jantung yang saling menderam.Matanya terus menatap tajam pada sekelilingnya seolah mimpinya itu benar - benar nyata.Entah apa yang sedang dialami gadis itu dalam mimpinya,tampak jelas raut wajah ketakutan yang tercetak pada garis dahinya.
Asha meraba nakas disebelahnya dan mengambil air putih yang selalu disediakan oleh mamanya sebelum ia tidur.Bukan karena haus Asha langsung meneguk habis air dalam gelasnya tapi Asha ingin segera menghilangkan kekhawatiran dengan melarutkan mimpi - mimpi itu yang hampir sering ia jumpai dalam tidurnya.
Entahlah...Asha sering mengalami hal serupa yang sering mengganggu tidur malamnya.
Kejadian 10 tahun lalu dimana ia masih duduk di bangku sekolah dasar tepatnya saat ia berusia 12 tahun lalu selalu menjadi momok setiap malamnya.Saat ritual perjodohan yang dilakukan oleh sang Kakek kepada Asha yang dijodohkan dengan cucu salah satu teman seperjuanganya yang sama - sama menyandang "Pahlawan Veteran" pada masa itu.
Sebenarnya hal itu sering lumrah terjadi dilingkungan Asha,namun karena Asha memiliki orang tua yang sudah berpikir milenial maka perjodohan itu ditentang habis - habisan oleh ayahnya.Mereka beranggapan itu tradisi kuno yang harus ditinggalkan sebab tradisi itu memiliki banyak resiko terlebih pada pihak perempuan.Belum lagi untuk kedua mempelai,di usia yang sangat dini apakah mereka mengerti makna dari pernikahan itu sendiri ? tentu saja tidak.Sedangkan pernikahan adalah sebuah ritual yang sakral dan tidak bisa dipermainkan oleh para bocah - bocah seperti Asha.
Tapi tradisi tetaplah tradiri,sang kakek tidak mau mendengarkan pendapat dari anak - anak mereka.Dirga,ayah Asha merupakan tentara dari kesatuan militer Angkatan Udara pun selalu kalah dengan setiap argumen yang dilontarkan oleh sang ayah.Pun dengan Hanifah ibu Asha,sebagai menantu dirumah itu ia juga tak bisa berbuat banyak mengenai masalah yang dialami anaknya.
CIANJUR 2008
"Kasep...abah teh gak mungkin menjerumuskan cucu sendiri,yakin lah ini yang terbaik untuk cucu abah..."
Dirga dengan segala kegagahannya saat itu hanya menghela nafas panjang jika mendengarkan permintaan abahnya itu.
"Tapi abah....kasian Asha.Dia masih terlalu kecil..."
"Ini sudah tradisi kita nak...hanya sebagai pengikat.Mereka tak benar benar - benar menikah dalam arti yang sesungguhnya.Apa kamu lupa,kamu dulu juga di ikatkan dengan istrimu saat usiamu baru beranjak 16 tahun.Dan sekarang abah lihat kalian juga baik - baik saja...!"
"Itulah masalahnya bah....aku tidak ingin Asha mengalami hal yang sama seperti kami,masa remaja yang ternggut dan belum sempat menikmatinya..."
"Siapa bilang atuh terunggut...buktinya kalian menikmatinya.Kalian kan hanya diikat dalam pernikahan,setelah itu kalian masih bebas bermain dengan teman - teman kalian tanpa ada beban pernikahan.Dan bahkan setelah menikah kalian tidak pernah bertemu lagi kan,sampai pada usia yang benar - benar matang kalian dipertemukan lagi dan melaksakan ijab lagi,begitu juga dengan Asha nantinya.Jadi kalian teh jangan khawatir lagi.Abah pastikan semua akan baik - baik saja..."
Dirga dan Hanifa hanya bisa pasrah kalau sang ayah selalu mengatas namakan tradisi.Pasangan orang tua itu saling berpandangan jengah,lelah dengan perdebatan yang hampir setiap hari terjadi antara anak dan ayah itu.Kalau saja tidak mengingat abahnya yang sudah tua renta dan sudah ditinggalkan oleh istrinya,ibu Dirga puluhan tahun lalu mungkin Dirga dan keluarga kecilnya sudah pergi jauh meninggalkan rumah itu.Rasa sayangnya terhadap orang tua tunggalnya itu selalu saja mengikatnya agar tak pernah meninggalkan beliau walau hanya dalam angan - angan saja.Mengingat sang abah juga tak punya siapa - siapa lagi didunia ini membuat Dirga semakin tak berdaya.
"Lagian kasep....abah teh sudah janji sama temennnya abah kan...?"
Sebelum abah melanjutkan pembelaanya,Dirga sudah merasa jengah dan menghentikan rayuan sang abah.
"Sudahlah abah jangan diulang - ulang lagi,Dirga sudah hafal.Terserah abah saja...!!"
Dengan nada sedikit kesal Dirga meninggalkan abahnya yang masih duduk diteras rumah dan di ikuti oleh sang istri.Sedang sang abah malah tersenyum dengan penuh kemenangan.
Tak butuh waktu lama,acara pengikatan itu akhirnya tiba.Hanifa belum sepenuhnya merelakan sang putri dinikahka diusia yang masih sangat muda dan bahkan bisa disebut masih bocah.Dengan segala keterbatasan Hanifa terus memberikan pengertian kepada Asha yang waktu itu baru keluar dari bangku sekolah dasar.
"Maaa...janji ya nanti kalau Asha sudah terikat dengan laki - laki itu Asha boleh kuliah ngambil jurusan Kedokteran..."
"Tentu saja sayang...walau pun Asha tak melaksanakan ritual pengikatan ini mama akan terus mendukung Asha untuk menjadi dokter.Lagian teh,Asha kan baru keluar dari SD,masuk SMP aja belum kok sudah mikirin kulah sih...?"
Hanifa dengan segala kasih sayangnya terus melimpahkan pada sang putri dengan mengelus rambut tebalnya sebelum menggunakan hijab panjang kesukaanya.
"Ya gak papa kan ma,Asha hanya ingin membuat janji saja.Takut nanti mama lupa. Hehehe..."
Hanifa sudah tak tahan lagi untuk tidak mencubit ujung hidung Asha.Kemudian memeluk dan mencium pipi kanannya sebelum memasangkan hijab Asha yang sudah dipegangnya.
"Kamu jangan khawatir sayang...ini cuma acara pengikat,dan mama pastikan tidak ada yang berubah dalam kehidupan kamu sebelum kamu sudah benar - benar siap menjalankan biduk rumah tangga yang hakiki.Tapi sebelum itu kamu juga harus janji pada mama akan terus belajar dengan rajin agar segala cita - citamu tercapai..."
"Siappp bu bos..."
Asha berlagak memberi hormat pada mamanya dan disusul dengan tawa yang nyaring dari keduanya.
Tak lama dari itu terdengar sebuah mobil berhenti di depan rumah Asha,hanifa yang menyadari itu langsung beranjak dan keluar dari kamar Asha.
Benar saja,keluarga dari sang laki - laki sudah tiba.Hanya ada sekitar 3 orang dewasa yang turun dari mobil itu dan 1 orang remaja laki - laki yang usianya berkisar 18 tahunan.Setidaknya itu yang dilihat Asha dari balik jendel kamarnya sebelum tiba - tiba kejadian naas menimpa keluarganya.
Salah satu dari anggota keluarga laki - laki itu menerima sebuah panggilan dari telphon genggamnya.Entah kabar apa yang disampaikan dari lawan bicaranya yang membuat senyum yang sedari tadi menghias bibir mereka kecuali remaja laki - laki itu mendadak sirna dan berubah menjadi kepanikan.Keluarga Asha menyadari hal itu.
Kepanikan semakin memuncak kala keluarga mereka menerima telphon lagi.Bahkan seorang wanita dari keluarga itu menutup matanya dengan kedua telapak tangan untuk menahan tangisannya agar tidak terlalu terekspos.
Tak berlangsung lama,keluarga itu pun pamit undur diri.Tentu saja setelah obrolan rumit meraka lewati dengan keluarga Asha terutama sang kakek.Sudah dipastikan,sepertinya pernikahan itu batal.
Dan itu disaksikan oleh Asha dari balik tirai jendela kamarnya.
Apa yang sebenarnya terjadi...kenapa mereka memilih mebatalkan ritual ini...harusnya Asha bahagia,tapi apa yang mengganjal dari fikirannya...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
Tina Nine
jadi ingat almarhum atok saya..pejuang vetran...
2021-12-23
0
Aliyatul Mark Zein
bgus.
jngn lupa juga nya mmpir juga d crta ku thor yang judul nya cinta dan air mata
2021-12-09
0
zha syalfa
bagus ceritanya.... bedaaa gituu
2021-12-09
0