Episode 4 – Aku Punya Majikan?

“Kenapa kamu di sini? Bukannya sekolah kamu jauh?” tanya Rania pada Livy, yang kini jadi adiknya.

“Kita kan harus ke rumah Om Ganendra untuk membantu ibu bekerja. Kakak pasti tadi pagi lupa bawa baju ganti, kan? Nih, sudah aku bawakan,” ucap Livy.

“kerja? Oh, iya kakak lupa. Heheheh,” ucap Rania pura-pura. Ia harus bersikap senormal mungkin hingga misteri ini terungkap.

Hei, tetapi ini bukan human trafficking kan? Mereka pura-pura baik, lalu ketika lengah, mereka menjual anak di bawah umur untuk bekerja, kan? Rania bergidik ngeri.

Dengan jutaan pertanyaan, Rania mengikuti Livy menaiki sebuah bus kota yang penuh sesak. Setelah empat kali melewati lampu merah, akhirnya mereka pun turun. Rania menghirup udara dalam-dalam. Bau keringat, parfum menyengat hingga bau rokok yang bercampur aduk membuat Rania mual.

Ternyata perjalanan mereka tidak berhenti sampai di situ. Mereka harus berjalan kaki melewati gerbang yang bertuliskan The Sanctuary Village, salah satu kompleks perumahan mewah di kota mereka.

“Siang Dek Livy. Mau bekerja, ya?” sapa salah eorang petugas keamanan di gerbang.

“Siang Pak Sarmin. Iya nih, Pak. Seperti biasa, bantu ibu,” jawab Livy ramah. Rania pun tersenyum ramah pada para petugas kemanan di situ.

Rania memandang sekeliling. Semua rumah terlihat besar dari sini. Pagar-pagar mewah bernuansa klasik gaya Eropa melingkupi rumah-rumah yang tak kalah megahnya. Mereka seperti berada di istana Yunani Kuno.

Rania tidak terlalu takjub memandangnya. Karena rumah miliknya jauh lebih megah dari pada yang ia lihat sekarang. Yah, semoga saja tidak tinggal kenangan. Yang saat ini Rania khawatirkan adalah pekerjaan yang dimaksud Livy. Bukan pekerjaan terlarang, kan?

“Panas ya, Vy,” ucap Rania ketika mereka melewati sebuah taman bermain anak.

Ini pertama kalinya ia berjalan sejauh ini. Saat matahari sedang bersinar cerah pula. Pasti sang mentari sedang mentertawakannya saat ini.

“Sebentar lagi sampai, kok. Mudah-mudahan tabungan kita bulan ini cukup ya untuk beli sepeda. Jadi kita gak perlu naik angkutan umum dan jalan kaki lagi,” ucap Livy.

“Aamiin,” jawab Rania singkat.

“Seperti inikah kehidupan mereka setiap hari? Bangun lebih pagi dari keluarga lain dengan aktivitas yang sangat padat. Berdesak-desakan di dalam angkot dan bus kota. Setelah sekolah masih harus bekerja lagi,” ucap Rania dalam hati.

Ia jadi sedikit merasa bersalah sempat berfikir yang bukan-bukan, hanya karena perubahan hidupnya dalam semalam.

Rasanya selama ini ia masih kurang bersyukur. Padahal bisa dibilang hidupnya sangat sempurna. Bangun tidur ia langsung mandi dan sarapan, tanpa perlu memikirkan pakaian dan urusan dapur. Pergi ke sekolah di antar supir. Tidur di tempat yang super nyaman, dan sebagainya.

“Kak, kok melamun. Ayo, sini,” panggil Rania.

Kini mereka telah berada di depan sebuah rumah mewah berlantai dua dengan design modern dan taman terbuka di lantai atas.

“Ini kan?” jerit Rania dalam hati.

Tidak salah lagi. Rumah itu adalah rumah Mikko Arthur Walandou, cowok paling populer, sekaligus cowok incaran Rania. Tetapi mereka kerja apa di sini? Jangan-jangan…?

Dengan santai, Livy memasuki rumah megah itu melalui pintu samping. Berbeda dengan Rania yang bergerak seperti robot kehabisan baterai.

“Makan dulu, yuk. Ibu sudah memasak kesukaan kalian,” sambut ibu dengan senyum ramah.

“Oke, Bu. Kami ganti baju dulu,” sahut Livy. Rania mengikuti Livy ke sebuah kamar sederhana di bawah tangga. Sepertinya itu ruang istarahat mereka ketika sedang bekerja.

“Wah, harum sekali. Ibu masak apa?”

“Hah, suara ini? Tidak salah lagi. Itu pasti suara Mikko, tuan muda rumah ini,” gumam Rania dalam hati.

“Yuk, Kak,” ajak Livy.

Rania melihat ke area ruang makan sekilas. Meski terhalang sebuah kaca besar, ia yakin seratus persen, pasti itu adalah Mikko.

“Bagaimana aku menghadapinya? Ia kan selalu bersikap dingin padaku di sekolah?” gumam Rania cemas.

“Kakak bilang apa?” tanya Livy bingung.

“Ah, nggak apa-apa. Perut kakak sudah berbunyi nyaring. Hehehe,” ucap Rania.

“Seperti biasa, masakan Ibu enak sekali,” puji Mikko sambil mengunyah ayam rica-rica dan tempe goreng krispi. Di depannya terdapat segelas jus mangga yang segar.

“Hahaha. Terima kasih, Nak. Maaf, ibu selalu menyajikanmu masakan sederhana seperti ini.” Ucap Ibu.

"Tidak apa-apa, Bu. Ini saja Mikko sudah sangat bersyukur," jawab Mikko ramah

Ibu mengajak kedua putrinya ke dapur, mereka makan di sana, namun dengan menu yang berbeda.

Kening Rania berkerut. Ternyata Mikko di rumah cukup ramah. Tidak seperti pangeran es. Senyumnya juga jauh lebih manis.

...🌺🌺🌺🌺🌺...

“Livy bantu ibu setrika baju, dan Rania mencuci piring ya,” ucap ibu ketika mereka telah selesai makan.

“Baik, Bu,” jawab Livy dan Rania.

“Tuh kan benar tebakanku tadi. Kami di sini sebagai asisten rumah tangga,” gumam Rania dalam hati.

“Sebenarnya gak masalah, sih. Tapi bagaimana caranya mencuci piring? Sejak lahir aku sama sekali belum pernah melakukan pekerjaan ini,” tangis Rania dalam hati. Ia ingin bertanya pada ibu dan Livy, tetapi malu.

Ia benar-benar tak tahu apa yang harus dilakukan. Bagaimana cara menyabuninya? Lalu yang di lap oleh busa itu apanya?

Rania memang pernah memasak di dapur sesekali, tetapi untuk urusan bersih-bersih dan cuci-cuci, semua di lakukan oleh Kak Musliha, asisten rumah tangganya yang khusus bertugas di dapur.

“Hiks, nyesal banget aku gak pernah belajar mencuci piring. Di gugel ada nggak ya tutorial mencuci piring? Ah, tetapi smartphoneku kan sedang rusak,” keluh Rania panik.

“Hei, kenapa menuangkan sabun cucui piring banyak sekali?” tegur Mikko. Ia meletakkan gelas jus mangga yang telah kosong.

“Ah, ini…nggak sengaja tumpah,” sahut Rania bohong.

“Aku nggak tahu ada apa denganmu hari ini. Tetapi sejak datang tadi kamu terlihat sangat bingung. Apa kamu juga lupa caranya mencuci piring? Di sekolah tadi kamu juga menangis. Ada masalah apa?” kata Mikko.

“Hehehe… itu…” Rania memutar otak mencari alasan yang tepat. Duh, kenapa di saat begini kenapa otaknya malah buntu, sih? Mana cowok di depannya jutek banget lagi.

“Sini, aku ajarin mencuci piring. Aku yang menyabuni, kamu yang membilas,” ajak Mikko.

“Kamu bisa cuci piring?” tanya Rania.

“Itu hanya pekerjaan kecil, sejak umur delapan tahun aku sudah terbiasa mencuci piring sendiri. Kamu aja yang gak pernah lihat,” jawab Mikko.

Tangannya dengan cekatan mengambil sabun yang tadi dituang banyak oleh Rania. Lalu mencampurnya dengan sedikit air, dan mencelupkan busa ke dalam air sabun tersebut. Dalam sekejab, piring dan gelas yang kotor menjadi bersih, setelah di usap menggunakan busa.

Rania kagum pada pria yang dijuluki pangeran es itu. Sifatnya juga tidak seburuk ketika di sekolah.

“Oh, begitu caranya?” batin Rania.

“Kenapa bengong saja. Aku tahu aku memang ganteng. tetapi jangan melupakan pekerjaanmu dong,” ucap Mikko.

“A-apa? Ih, siapa yang menatapmu?” sungut Rania kesal.

Ia mengalihkan pandangan dengan malu. Mikko menangkap basah aksinya yang curi-curi pandang. Ia lalu membasuh piring-piring tersebut dengan air.

“Benar gak ya seperti ini?” pikir Rania. Tetapi tidak ada protes dari Mikko, maka Rania menganggapnya benar.

“Rania, kenapa Mikko yang mencuci piring?” tegur ibu.

“Eh, bukan begitu, Bu,” sahut Rania tak enak hati.

“Rania katanya ingin mencoba bagaimana rasanya jadi bos, Bu. Ia lalu menjadikanku korban,” ujar Mikko sambil tersenyum jahil.

“Apa? Ada-ada saja, kamu,” marah ibu.

“Tidak, Bu. Hei, siapa yang menyuruhmu mencuci piring?” ucap Rania kesal. Ia menyesal karena sempat kagum pada lelaki itu.

“Jangan marah, dong. Aku hanya bercanda,” ucap Mikko. “Maaf, Bu. Aku hanya bosan karena sedang tidak ada kegiatan,” kata Mikko pada ibu.

“Ya sudah kalau begitu. Tetapi lain kali biar kami yang mengerjakannya. Ibu tidak enak pada Tuan Ganendra. Ia sudah membayar kami dengan cukup, tetapi malah anaknya yang bekerja,” jelas ibu.

“Siap, Bos. Maafkan Mikko ya,” sahut Mikko santai.

Rania tertegun melihat keakraban tuan muda rumah ini dengan para asisten rumah tangganya. Rania dengan para asistennya di rumah juga cukup dekat. Tetapi mereka masih sangat sungkan untuk bersenda gurau seperti itu.

“Apa karena Mikko sudah ditinggal ibunya sejak masih kecil, ya?” bisik Rania dalam hati.

Rania kembali teringat mama dan papanya. Kenapa sampai saat ini mereka belum mencarinya juga? Apa hidupnya benar-benar tertukar dengan Qiandra?

“Hei, apa kamu mengenalku di sekolah?” tanya Rania pada Mikko tiba-tiba.

(Bersambung)

Bonus Biodata Tokoh

Terima kasih sudah mampir. Sampai jumpa lagi.

Terpopuler

Comments

Herni Wati

Herni Wati

kayaknya seru,lanjutin baca sulu ya thor

2021-11-08

5

lihat semua
Episodes
1 Episode 1 – Mimpi Buruk yang Nyata
2 Episode 2 – Roda yang Berputar
3 Episode 3 – Data dan Fakta
4 Episode 4 – Aku Punya Majikan?
5 Episode 5 – Keluarga (Pohon) Cemara
6 Episode 6 – Foto Editan
7 Episode 7 – Kancil yang Salah Masuk Kebun
8 Episode 8 – Dunia dalam Cermin
9 Episode 9 – Cerita Tuan Muda dan Sang Asisten
10 Episode 10 – Ekstrakulikuler
11 Episode 11 – Pedagang Cantik yang Licik
12 Episode 12 - Dua Ekor Kucing Cantik
13 Episode 13 - Teori Anomali
14 Episode 14 – Kejadian Malam Itu
15 Episode 15 – Hanya Dua Belas Langkah
16 Episode 16 - Surat Penggemar
17 Episode 17 - Stalker
18 Episode 18 - Sepenggal Kisah Masa Lalu
19 Episode 19 - Cerita Sang Hujan
20 Episode 20 – Misteri di Tempat Kejadian Perkara (TKP)
21 Episode 21 - Sama Tapi Berbeda
22 Episode 22 – Perdebatan Sengit
23 Episode 23 - Mengurai Teka-teki
24 Episode 24 - Kutukan Masa Lalu
25 Episode 25 - Kepingan Puzzle yang Hilang
26 Episode 26 - Waktu yang Tidak Selaras
27 Episode 27 – Sang Penyihir
28 Episode 28 – Kasih Ibu
29 Episode 29 – Putri Salju Rasa Penyihir
30 Episode 30 – Persaingan
31 Episode 31 - Retak
32 Episode 32 - Surat yang Tidak Berbalas
33 Episode 33 - Putri Tunggal Austeen
34 Episode 34 - Super Blue Blood Moon
35 Episode 35 - Misteri Ruang Rahasia
36 Episode 36 - Kejadian Semalam
37 Episode 37 - Nona Muda yang Aneh
38 Episode 38 - Penyelidikan
39 Episode 39 - Terkunci Bersama
40 Episode 40 - Hayo! Di grebek, kan?
41 Episode 41 - Interogasi
42 Episode 42 – Dua Rania
43 Episode 43 - Pajak Sihir
44 Episode 44 - Oh, jadi begitu...
45 Episode 45 - Kamu kenapa?
46 Episode 46 - Pria Tua dan Muda
47 Episode 47 - Cucu
48 Episode 48 - Kenangan tentang Ibu
49 Episode 49 - Membuka Kedok
50 Episode 50 - Ayo, jawab dong...
51 Episode 51 - Lho, Anjani juga tahu?
52 Episode 52 - Ringga dan Zehra
53 Episode 53 - De javu?
54 Episode 54 - Teman Lama
55 Episode 55 - Cerita dari Teman
56 Episode 56 - Mengungkap Rahasia
57 Episode 57 - Saksi Mata
58 Episode 58 - Misi Baru
59 Episode 59 - Analisa Liar
60 Episode 60 - Hubungan Mereka Dulu
61 Episode 61 - Anak yang Ditukar
62 Episode 62 - Sosoknya yang Tak Terlihat
63 Episode 63 - Dia datang!
64 Episode 64 - Jennia Putri
65 Episode 65 - Gelang dan Teman Ibu
66 Episode 66 - Pertemuan
67 Episode 67 - Mikko dan ...?
68 Episode 68 - Tikungan Tajam Gadis Pirang
69 Episode 69 - Analis Gila
70 Episode 70 - Overthinking
71 Episode 71 - Purnama Kedua
72 Episode 72 - Audrey dan Jalan Berliku
73 Episode 73 - Rahasia
74 Episode 74 - Temani Aku
75 Episode 75 - Menyusuri Terowongan
76 Episode 76 - Labirin Raksasa
77 Episode 77 - Pengakuan
78 Episode 78 - Mencari Jalan
79 Episode 79 - Misteri Kelahirannya
80 Episode 80 - Kutukan Warisan
81 Episode 81- Berita Besar
82 Episode 82 - Pembelaan
83 Episode 83 - Lumpuh
84 Episode 84 - Tumbal
85 Episode 85 - Jeritan Tengah Malam
86 Episode 86 - Manusia atau Bukan?
87 Episode 87 - Membuka Sebuah Kunci
88 Episode 88 - Temukan Satunya Lagi
89 Episode 89 - Orang Tua Kandungnya...
90 Episode 90 - Surat yang Tertinggal
91 Episode 91 - Fania Ansley
92 Episode 92 - Kakek dan Para Saudara
93 Episode 93 - Bau Mayat
94 Episode 94 - Jangan Sampai Bertemu Dia
95 Episode 95 - Lalu Aku Anak Siapa?
96 Episode 96 - Jadian, yuk!
97 Episode 97 - Kemunculan Edlyn Rania Austeen
98 Episode 98 - Meninggal Dunia
99 Episode 99 - Tertangkap!
100 Episode 100 - Makam dalam Rumah
101 Episode 101 - Terpuruk
102 Episode 102 - Kamu akan Bebas!
103 Episode 103 - Kita kan Teman...
104 Episode 104 - Rencana Selanjutnya
105 Episode 105 - Semakin Mirip
106 Episode 106 - Pertemuan Dengannya
107 Episode 107 - Kuberi Satu Petunjuk
108 Episode 108 - Ditembak
109 Episode 109 - Dongeng Sang Kakek
110 Episode 110 - Rania dan Rumania
111 Episode 111 - Jebakan
112 Episode 112 - Mencari Jalan Keluar
113 Episode 113 - Rencana Qiandra
114 Episode 114 - Cerita dari Lukisan
115 Episode 115 - Ketidakjujuran
116 Episode 116 - Pengakuan di Persidangan
117 Episode 117 - Membuka Kasus Lama
118 Episode 118 - Kembalinya Ingatan Malfoy
119 Episode 119 - Mencari Anak yang Hilang
120 Episode 120 - Jejak Lainnya
121 Episode 121 - Anak dari Panti Asuhan
122 Episode 122 - Kawan dan Lawan
123 Episode 123 - Hacker
124 Episode 124 - Qiandra Ansley
125 Episode 125 - Kasus yang Ditutupi
126 Episode 126 - Kedatangan Sang Penyihir
127 Episode 127 - Tak Pernah Menyukaiku
128 Episode 128 - Peri Hutan
129 Episode 129 - Kasus Mikko
130 Episode 130 - Tidur Selamanya
131 Episode 131 - Ada Bersamamu
132 Episode 132 - Hasil Tes DNA
133 Episode 133 - Pembalasan Qiandra
134 Episode 134 - Ingatan Pahit yang Kembali
135 Episode 135 - Pencipta Segel Sihir
136 Episode 136 - Membongkar Kasus Tabrak Lari
137 Episode 137 - Keberadaan Rania Putri
138 Episode 138 - Bukti yang Melekat Erat
139 Episode 139 - Fakta dari Satu Tahun Lalu
140 Episode140 - Terima Kasih
141 Episode 141 - Saling Menjauh
142 Episode 142 - Teka-Teki yang belum Terpecahkan
143 Episode 143 - Wanita Penjaga Hutan
144 Episode 144 - Rania dan Mikko
145 Episode 145 - Musim Semi
146 Pengumuman Novel Baru
147 Pengumuman Novel Baru
Episodes

Updated 147 Episodes

1
Episode 1 – Mimpi Buruk yang Nyata
2
Episode 2 – Roda yang Berputar
3
Episode 3 – Data dan Fakta
4
Episode 4 – Aku Punya Majikan?
5
Episode 5 – Keluarga (Pohon) Cemara
6
Episode 6 – Foto Editan
7
Episode 7 – Kancil yang Salah Masuk Kebun
8
Episode 8 – Dunia dalam Cermin
9
Episode 9 – Cerita Tuan Muda dan Sang Asisten
10
Episode 10 – Ekstrakulikuler
11
Episode 11 – Pedagang Cantik yang Licik
12
Episode 12 - Dua Ekor Kucing Cantik
13
Episode 13 - Teori Anomali
14
Episode 14 – Kejadian Malam Itu
15
Episode 15 – Hanya Dua Belas Langkah
16
Episode 16 - Surat Penggemar
17
Episode 17 - Stalker
18
Episode 18 - Sepenggal Kisah Masa Lalu
19
Episode 19 - Cerita Sang Hujan
20
Episode 20 – Misteri di Tempat Kejadian Perkara (TKP)
21
Episode 21 - Sama Tapi Berbeda
22
Episode 22 – Perdebatan Sengit
23
Episode 23 - Mengurai Teka-teki
24
Episode 24 - Kutukan Masa Lalu
25
Episode 25 - Kepingan Puzzle yang Hilang
26
Episode 26 - Waktu yang Tidak Selaras
27
Episode 27 – Sang Penyihir
28
Episode 28 – Kasih Ibu
29
Episode 29 – Putri Salju Rasa Penyihir
30
Episode 30 – Persaingan
31
Episode 31 - Retak
32
Episode 32 - Surat yang Tidak Berbalas
33
Episode 33 - Putri Tunggal Austeen
34
Episode 34 - Super Blue Blood Moon
35
Episode 35 - Misteri Ruang Rahasia
36
Episode 36 - Kejadian Semalam
37
Episode 37 - Nona Muda yang Aneh
38
Episode 38 - Penyelidikan
39
Episode 39 - Terkunci Bersama
40
Episode 40 - Hayo! Di grebek, kan?
41
Episode 41 - Interogasi
42
Episode 42 – Dua Rania
43
Episode 43 - Pajak Sihir
44
Episode 44 - Oh, jadi begitu...
45
Episode 45 - Kamu kenapa?
46
Episode 46 - Pria Tua dan Muda
47
Episode 47 - Cucu
48
Episode 48 - Kenangan tentang Ibu
49
Episode 49 - Membuka Kedok
50
Episode 50 - Ayo, jawab dong...
51
Episode 51 - Lho, Anjani juga tahu?
52
Episode 52 - Ringga dan Zehra
53
Episode 53 - De javu?
54
Episode 54 - Teman Lama
55
Episode 55 - Cerita dari Teman
56
Episode 56 - Mengungkap Rahasia
57
Episode 57 - Saksi Mata
58
Episode 58 - Misi Baru
59
Episode 59 - Analisa Liar
60
Episode 60 - Hubungan Mereka Dulu
61
Episode 61 - Anak yang Ditukar
62
Episode 62 - Sosoknya yang Tak Terlihat
63
Episode 63 - Dia datang!
64
Episode 64 - Jennia Putri
65
Episode 65 - Gelang dan Teman Ibu
66
Episode 66 - Pertemuan
67
Episode 67 - Mikko dan ...?
68
Episode 68 - Tikungan Tajam Gadis Pirang
69
Episode 69 - Analis Gila
70
Episode 70 - Overthinking
71
Episode 71 - Purnama Kedua
72
Episode 72 - Audrey dan Jalan Berliku
73
Episode 73 - Rahasia
74
Episode 74 - Temani Aku
75
Episode 75 - Menyusuri Terowongan
76
Episode 76 - Labirin Raksasa
77
Episode 77 - Pengakuan
78
Episode 78 - Mencari Jalan
79
Episode 79 - Misteri Kelahirannya
80
Episode 80 - Kutukan Warisan
81
Episode 81- Berita Besar
82
Episode 82 - Pembelaan
83
Episode 83 - Lumpuh
84
Episode 84 - Tumbal
85
Episode 85 - Jeritan Tengah Malam
86
Episode 86 - Manusia atau Bukan?
87
Episode 87 - Membuka Sebuah Kunci
88
Episode 88 - Temukan Satunya Lagi
89
Episode 89 - Orang Tua Kandungnya...
90
Episode 90 - Surat yang Tertinggal
91
Episode 91 - Fania Ansley
92
Episode 92 - Kakek dan Para Saudara
93
Episode 93 - Bau Mayat
94
Episode 94 - Jangan Sampai Bertemu Dia
95
Episode 95 - Lalu Aku Anak Siapa?
96
Episode 96 - Jadian, yuk!
97
Episode 97 - Kemunculan Edlyn Rania Austeen
98
Episode 98 - Meninggal Dunia
99
Episode 99 - Tertangkap!
100
Episode 100 - Makam dalam Rumah
101
Episode 101 - Terpuruk
102
Episode 102 - Kamu akan Bebas!
103
Episode 103 - Kita kan Teman...
104
Episode 104 - Rencana Selanjutnya
105
Episode 105 - Semakin Mirip
106
Episode 106 - Pertemuan Dengannya
107
Episode 107 - Kuberi Satu Petunjuk
108
Episode 108 - Ditembak
109
Episode 109 - Dongeng Sang Kakek
110
Episode 110 - Rania dan Rumania
111
Episode 111 - Jebakan
112
Episode 112 - Mencari Jalan Keluar
113
Episode 113 - Rencana Qiandra
114
Episode 114 - Cerita dari Lukisan
115
Episode 115 - Ketidakjujuran
116
Episode 116 - Pengakuan di Persidangan
117
Episode 117 - Membuka Kasus Lama
118
Episode 118 - Kembalinya Ingatan Malfoy
119
Episode 119 - Mencari Anak yang Hilang
120
Episode 120 - Jejak Lainnya
121
Episode 121 - Anak dari Panti Asuhan
122
Episode 122 - Kawan dan Lawan
123
Episode 123 - Hacker
124
Episode 124 - Qiandra Ansley
125
Episode 125 - Kasus yang Ditutupi
126
Episode 126 - Kedatangan Sang Penyihir
127
Episode 127 - Tak Pernah Menyukaiku
128
Episode 128 - Peri Hutan
129
Episode 129 - Kasus Mikko
130
Episode 130 - Tidur Selamanya
131
Episode 131 - Ada Bersamamu
132
Episode 132 - Hasil Tes DNA
133
Episode 133 - Pembalasan Qiandra
134
Episode 134 - Ingatan Pahit yang Kembali
135
Episode 135 - Pencipta Segel Sihir
136
Episode 136 - Membongkar Kasus Tabrak Lari
137
Episode 137 - Keberadaan Rania Putri
138
Episode 138 - Bukti yang Melekat Erat
139
Episode 139 - Fakta dari Satu Tahun Lalu
140
Episode140 - Terima Kasih
141
Episode 141 - Saling Menjauh
142
Episode 142 - Teka-Teki yang belum Terpecahkan
143
Episode 143 - Wanita Penjaga Hutan
144
Episode 144 - Rania dan Mikko
145
Episode 145 - Musim Semi
146
Pengumuman Novel Baru
147
Pengumuman Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!