Vera Wijaya wanita yang menjadi mantan Alex anak dari seorang pengusaha juga, Papa Vera adalah sahabat dari Papa Alex, wajahnya cantik tapi tak secantik Hara dia selalu memakai pakaian yang minim bahan hubungan mereka berakhir bukan karna ada masalah tapi Alex dan Vera sepakat untuk break karena Vera harus ikut orang tuanya keluar negeri.
Reno terdiam setelah mendengar jawaban dari Alex, dia tidak habis fikir kenapa Alex masih memikirkan wanita itu, Reno sangat tidak suka dengan Vera karena Reno tahu Vera hanya ingin memoroti harta Alex, suasana kembali hening tidak terasa mereka sudah berada dipintu gerbang rumah Alex, Reno mengklakson mobil pintu gerbang terbuka secara otomatis.
Mobil melaju menuju garasi, segera Reno memakirkan mobilnya tapi sebelum itu Alex sudah turun lebih dulu, Alex memasuki rumah di susul Reno di belakangnya.
"Mama kemana bi..?" tanya Alex melihat rumah sangat sepi.
"Nyonya pergi arisan Tuan." jawab Bi Ijah.
"Maaf Tuan apa mau bibi buatkan kopi..?" tanya Bi Ijah.
"Boleh, sekalian untuk Reno juga nanti antarkan ke kamar." jawab Alex.
"Baik Tuan, kalau begitu Bibi permisi dulu." pamit Bi Ijah, Alex hanya mengangguk.
"Ren menginaplah disini, langsung ke kamar tamu saja." pinta Alex.
"Oke bro." ucap Reno menuju kamarnya karna dia juga sangat lelah.
**
Sudah waktunya jam pulang kantor tiba, para karyawan bersiap membereskan meja kerjanya masing-masing.
"Ra hari ini pulang sama aku ya." pinta Rangga.
"Tapi aku bawah motor Ngga." ucap Hara.
"Jangan kawatir biar nanti orangku yang akan membawa motormu gimana?" tawar Rangga, dari banyaknya wanita yang dirinya kenal hanya Hara yang tidak tertarik padanya.
"Orangku? sekaya apa dia?" batin Hara.
"Ya sudah, kalau gitu." ucap Hara mulai berjalan menuju parkiran di susul Rangga dan Mita.
Rangga membawah motor sport hari ini.
"Kalau gitu aku balik duluan ya." ucap Mita tersenyum kecut.
"Hati-hati Mit." ucap Hara.
Rangga menaiki motor sportnya dan memakai helmnya, hari ini Rangga sengaja membawah 2 helm dari rumah dia sudah berencana untuk mengantar Hara pulang.
Saat itu Hara sedikit kesusahan saat memakai helm, Rangga menyuruh Hara untuk mendekat ia membantu memakainya dengan hati-hati, jarak di antara mereka sangat dekat membuat jantung Rangga seperti tanjidor yang sedang mengalunkan musik khas betawi.
Rangga tidak berkedip memandang Hara, sedangkan Hara salah tingkah di tatap pria setampan Rangga, Hara menaiki motor dengan berpegangan punggung kekar Rangga.
"Sudah..?" tanya Rangga menenggok ke belakang, Hara hanya menggangukkan kepala, dia tidak berani berpegangan tapi siapa sangka Rangga menarik tangan Hara agar memeluknya.
"Pegang yang erat nanti kamu jatuh." ucap Rangga tersenyum, dia sangat bahagia saat Hara memeluknya.
Rangga melajukan motornya dengan kecepatan cukup tinggi karna dia ingin Hara terus memeluknya.
"Tidak ingin mampir dulu..?" tawar Hara, mereka sudah sampai di depan rumah Hara.
"Lain kali saja Ra, oh ya boleh aku minta nomor ponsel kamu Ra..?" pinta Rangga.
Hara mengangguk, setelah bertukar nomor Rangga segera pamit, Hara memasuki rumahnya yang terlihat sepi, ternyata di ruang tengah Hara melihat Ibunya sedang bersantai tumben sekali masih jam segini Ibunya sudah berada di rumah, karena penasaran dia pun menghampiri Ibunya.
"Loh Ibu tidak kerja, kok tumben jam segini udah pulang..?" tanya Hara heran.
"Tadi majikan Ibu menyuruh ibu pulang nak." jawab Ibu Ana, beliau merasa lemas hari ini.
"Kenapa, apa Ibu sakit?" tanya Hara kawatir.
"Ibu hanya kecapek'an saja nak, tak usah terlalu menghawatirkan Ibu, mandilah dan beristirahat." suruh Ibu Ana.
"Syukurlah jika ibu tidak apa-apa, kalau begitu Hara ke kamar dulu ya Bu." pamit Hara meningglkan ibunya menuju kamar.
"Iya nak." jawab Ibu Ana, Ibu Ana tidak mau anaknya terlalu banyak fikiran, tidak tahu mengapa hari ini badan Ibu Ana terasa aneh, beliau gampang sekali kelelahan dan sering merasakan pusing.
Hara segera mandi dan berganti baju santai, terdengar dering pesan masuk.
Ra kamu sudah tidur 📥
Belum Ngga ada apa..? 📤
Tidak apa-apa aku hanya ingin memastikan kalau ini benar nomor kamu..📥
Di sebrang sana Rangga tersenyum, sebenarnya dia masih merindukan Hara.
Hara tersenyum ada-ada saja pikirnya, dia mulai memejamkan mata dan tertidur tanpa membalas pesan Rangga.
Rangga yang menunggu balasan dari Hara tak kunjung dibalas akhirnya ikut terlelap.
Malam pun menjelang sudah pukul 19.00, Ibu Ana menyiapkan makan malam meskipun badannya terasa lemas tapi beliau paksakan, setelahnya Ibu Ana menuju kamar anaknya untuk membangunkan putri kesayangannya, Ibu Ana memutar knop pintu ternyata tidak dikunci, beliau pun masuk dan melihat Hara yang masih tertidur.
"Nak bangun sudah waktunya makan malam, cepat mandi dan segera makan." suruh ibu Ana mengelus rambut Hara.
"Heeeemmm." hanya itu jawaban Hara, dia langsung bangun dan berjalan ke kamar mandi, 10 menit cukup untuk Hara mandi, dia keluar kamar menuju dapur untuk makan malam.
**
Saat ini dirumah Alex juga makan malam bersama, tidak ada obrolan hanya terdengar suara sendok dan piring beradu, setelah makan malam selesai mereka berkumpul di ruang keluarga.
"Alex besok kan hari libur, kamu mau ya ikut Mama, Mama mau kenalin kamu ke anak temen
Mama." ucap Mama Dewi.
"Udahlah Ma ngak usah bahas itu lagi, Alex ngak mau di jodohin kayak Alex ngak laku aja." ucap Alex merasa kesal Mamanya selalu membahas hal itu.
"Kalau kamu tidak mau Mama jodohkan, segera kenalkan pacar kamu ke Mama." ucap Mama Dewi.
"Iya Ma kalau sudah waktunya nanti pasti Alex bawah kesini." ucap Alex.
Papa Adi hanya diam saja dia tidak berani ikut bicara jika Mama Dewi sudah ngeyel seperti itu, sedangkan Reno juga diam sambil memainkan ponselnya.
"Reno kamu juga kapan mau kenalin pacar kamu ke Mama, kamu sudah Mama anggap seperti anak Mama sendiri." ucap Mama Dewi.
"Kalau Reno sih ngak mikir itu Ma, kalau nanti sudah bertemu jodoh Reno juga akan kenalin ke Mama kok." jawab Reno tersenyum.
Malam pun semakin larut Mama dan Papa Alex masuk ke kamarnya, sedangkan Alex dan Reno masih berada di ruang keluarga.
"Ren sebenarnya aku tertarik sama satu cewek." ucap Alex.
Reno menahan senyum, ucapan Alex terdengar lebay di telingga Reno, dia senang karna Alex bisa tertarik dengan wanita selain Vera.
"Siapa wanita yang beruntung itu..?" tanya Reno.
"Kamu tahu ngak anak magang yang paling cantik, yang di tempatkan di divisi keuangan." jawab Alex membayangkan Hara.
"APA..?" kaget Reno sebenarnya dia juga tertarik dengan gadis itu.
"Ngak usah lebay gitu kagetnya." ucap Alex melempar bantal sofa ke arah Reno.
"Kamu tahu kan asal usul gadis itu, apa gadis itu yang akan kamu kenalkan ke Mama? apa kamu yakin Mama akan merestui kalian, kamu tahu sendiri kan Mama orangnya seperti apa?" ucap Reno panjang kali lebar.
"Itu Ren yang aku fikirkan tapi aku benar-benar tertarik, dia sangat cantik dan body tubuhnya ahhh." ucap Alex sambil membayangkan Hara.
Seketika itu bantal sofa yang di lemparkan Alex pada Reno tadi kembali melayang ke wajah Alex.
BUGH...
"Akhhh sialan." umpat Alex karena Reno mengacaukan lamunanya.
"Sejak kapan kamu jadi mesum gini..?" tanya Reno.
"Hehehe dia itu tipe ku banget bro." jawabnya nyenggir tanpa dosa.
"Ya sudah ayo kita tidur ini sudah larut, oh ya besok kita nge gym yuk." ajak Alex.
"Oke, mau nge gym di rumah apa diluar..?" tanya Reno.
"Di luar aja barang kali besok ketemu doi." jawab Alex.
Reno yang mendengar jawaban Alex hanya geleng-geleng kepala.
Dikamar Alex tidak bisa tidur dia terus terbayang- bayang wajah Hara dia teringat adegan yang hampir berciuman tadi, seketika darahnya berdesir gairah nya terpancing padahal hanya membayangkan wajahnya saja sudah membuat Alex gila, apa lagi sampai benar-benar berciuman, mungkin dia benar-benar kehilangan akal sehatnya.
_____________________________________
JANGAN LUPA READERS VOTE LIKE DAN KOMEN
_____________________________________
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
MUKAYAH SUGINO
Alex pikirannya gak jelas
2021-06-02
1
AiraCarolina Munthe
lanjut Thor...
2021-05-03
2
Deetje Fenny Ratumbanua New
semat kin seruuuu ya thorrrrr mantap ttp semangat
2021-05-02
1