Sania keluar dari kamar Sean setelah anak itu terlelap. Tidak sulit untuk menidurkan seorang balita. Sania hanya butuh menimangnya sebentar, Sean langsung tertidur lelap.
"ibu, belum tidur" sapa Sania pada Ajeng yang masih berkutat didapur
"belum nak Sania. Tuan seno meminta ibu untuk membuat masakan untuk kekasihnya"
"kekasih?" heran Sania, "maksud ibu seperti apa? Sania juga melihat kedatangan empat orang dewasa. Jadi, yang mana orang tua den Sean. Setidaknya, Sania harus tahu untuk memberi tahu pantauan den Sean"
"sudah nanti ibu jelaskan. Sekarang kamu anatarkan makanan ini kekamar tuan Seno"
"kamar tuan Seno?"
"kamu keatas saja, sebelah kiri tepat kamar tuan Seno. Kalau tidak ada berarti diruang kerja"
Sania mengangguk lalu membawa nampan menuju tempat yang dituju Ajeng. Ia membuka pintu setelah mengetuk, namun ruangan kosong. Ia berbalik arah dan mendapati satu ruangan.
"masuk" jawab seseorang setelah Sania mengetuknya
Sania langsung memejamkan mata saat mendapati Nyonya Ranty berada dipangkuan Tuan Seno. Dengan gemetar, ia menghampiri meja kerja dan menaruh nampan makanan.
"maaf tuan saya menganggu"
"kenapa kau yang datang? Ajeng mana?" Sania berbalik, "bukankah kau pengasuh anak saya. Mengantar makanan seperti ini bukan tugas kamu"
"ibu Ajeng s---"
"sudahlah biarkan sayang. Dia sangat menganggu kita, waktu berduaan kita terpotong karena kedatangannya"
Cih, perbuatan kalian yang mengganggu mata suciku, Sania pamit undur diri, "saya permisi dulu tuan"
"sudah kau antar?" ajeng datang dan membawa nampan kosong yang dibawa balik Sania
"sudah bu, Sania menagntarnya keruang kerja tuan Seno" Sania mendekatkan diri pada Ajeng, "masa ya bu, Sania melihat sesuatu yang seharusnya tidak Sania lihat. Mata Sania ternodai" Sania meraup mukanya frustasi
Ajeng tertawa, "kamu ini, bisa saja bercandanya. Tapi hal itu memang sangat lumrah terjadi dirumah ini. Jadi, kamu jangan kaget"
"tapi bu, Sania masih bingung. Orang tua den Sean yang mana ya?"
Ajeng memboyong Sania kehalaman belakang rumah tuan mereka. Mereka duduk dikursi yang berhadapan langsung dengan taman.
"ibu juga kurang paham ya. Orang tua kandung den Sean itu tuan Seno dan Nyonya Karin. Ibu dikerjakan setelah kedua orang tua tuan Seno meninggal. Jadi, yang ibu tahu pernikahan mereka tidak akur sejak awal. Mereka memilih saling membuka diri jika memiliki pacar masing-masing"
"kenapa tidak pisah saja?"
"sst, kalau terdengar tuan sama nyonya bisa dipecat kamu" Sania menutup mulutnya, "ibu dengar, mereka mendapat amanah dari orang tua agar tidak berpisah. Jika berpisah harta mereka akan disumbangkan"
Sania mengangguk miris, kehidupan orang kaya tak seindah yang orang lihat
...~§~...
Mengobrol dengan Ajeng membuat Sania lupa waktu. Makan malam ia lewatkan, karena rasa kantuk lebih mendominasi saat itu. Kini ia terbangun dengan perut yang keroncongan.
Samar-samar terdengar tangisan bayi. Sania segera mendatangi kamar Sean.
"uluulu, den Sean kebangun ya" Sania membawa Sean kegendongannya
"den Sean temenin mba makan ya" Sean mengerjapkan mata berulang kali seakan menyetujui permintaan Sania, "yu, mba lapar banget nih"
Seperti rumah sendiri. Sania memasak mie instan seraya menggendong Sean. Sean yang digendongan hanya memainkan air liur dimulutnya.
"sedang apa kamu?"
Sania terlonjak kaget. Sania yakin ia akan melempar Sean, jika tidak ingat siapa tuannya.
"tuan, kagetin Sania" sebelah tangannya mengelus dada, "apa tuan gak lihat Sania lagi gendong den Sean. Kalau kelempar bagaimana?"
"cerewet" Seno menjenguk minum yang telah dituang dalam cangkir, "kamu sedang apa?" Seno memilih duduk dimeja makan menghadap dapur, seraya memperhatikan anaknya
"masak, Sania lapar"
"sini Sean biar sama saya saja. Kau urus dulu urusanmu" Sean mulai memberontak digendongan Seno. Sean terus merengek lama-lama tangisannya mulai terdengar.
"tuan sih gak pernah ada waktu untuk den Sean" Sania langsung menutup mulut saat Seno menatapnya tajam
"maksud kamu apa?"
"maaf tuan, Sania salah" Sania menunduk memilih menghabiskan mie instan
"sini tuan" Sean yang sudah tertidur dioperkan kembali kepada Sania. Dengan masih menunduk, Sania pamit undur diri seraya menunduk sopan
Seno menepuk pundak Sania, "kamu perempuan pertama yang bicara pada saya tanpa embel-embel 'berusaha menarik perhatian'" setelah itu Seno pergi meninggalkan Sania yang terpaku
Hah? Maksudnya?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
Yuliantin Ant
triple S nih Seno, Sean n Sania berjodoh keknya 😁
2021-11-24
1
dewi
wkwkkwkwk seno sotewe putar haluan ke sania ni kayaknya🤣
2021-10-15
0
ancelia
Jodohhhh Seno seannnn saniaaaaa😂🤣🤣🤣
2021-08-05
0