*
*
Pagi menjelang, Delima membuka matanya perlahan, mengerjab beberapa kali dan mendongak dimana Devan masih terlelap sambil memeluk erat pinggangnya.
Tidak heran kalau Devan masih terlelap karena mereka semalam melakukannya berkali-kali dan baru tidur menjelang pagi.
Delima menyibak selimut yang menutupi tubuhnya dan beranjak dari ranjang menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya.
Setelah selesai dengan ritualnya, Delima keluar dari kamar mandi.
"Loh, kok kamu sudah bangun?" tanya Delima setelah melihat Devan sudah rapi memakai pakaiannya kembali.
Devan berjalan ke kamar mandi untuk sekedar cuci muka. "Aku buru-buru."
Delima berjalan mendekati Devan. "Mau berangkat keluar kota lagi?"
"Iya, tapi mau mampir kantor sebentar ambil berkas-berkasnya." jawab Devan sembari berjalan menuntun Delima ke arah ranjang dan memangkunya.
Devan memeluk Delima lagi. "Kurang lebih satu bulan aku disana, aku pasti sangat merindukanmu Delima."
Tangan Delima terangkat untuk merapikan rambut Devan. "Hati-hati."
Devan mengangkat tubuh Delima dan mendudukkanya di ranjang serta menghujani kecupan di wajah Delima. "Aku pergi sekarang."
Devan berjalan menuju pintu namun langkahnya terhenti saat Delima mengeluarkan suara. "Tunggu!"
Devan membalikkan badannya. "Ada apa Delima?"
"Uang tambahan buat aku mana?"
Devan terkekeh dan berjalan mendekati Delima lagi, dia mengeluarkan dompet serta mengambil isinya. "Segini cukup?"
"Cukup."
Devan meraup bibir Delima serta menghisapnya sesaat setelah itu Devan benar-benar keluar dari kamar Delima.
Delima memang selalu meminta tambahan dari pelanggannya untuk dia simpan secara pribadi tanpa pengetahuan sang mucikari.
🌴🌴🌴
Setelah sampai di kantor Devan berjalan dengan tergesa-gesa, dia sudah terlambat papinya pasti ngomel-ngomel.
Devan sampai di depan pintu ruang kerjanya dan segera membuka pintu tersebut.
"Devano!!! kamu terlambat. Seharusnya kamu sudah berangkat sepuluh menit yang lalu." omel papi Devan 'Ezra Anggada'
"Maaf pi. Devan juga butuh hiburan."
Ezra meneliti penampilan anaknya dari atas sampai bawah. "Jangan bilang kamu belum mandi?"
"Su-sudah pi." jawab Devan setenang mungkin untuk menutupi kebohongannya.
"Mandi darimana. Mukanya masih lecek gitu." dengus Ezra.
Devan tak menghiraukan kritikan papinya, dia segera meraih berkas-berkas di meja. "Devan berangkat dulu pi."
"Jangan pulang sebelum berhasil. Ingat itu!!"
Devan hanya menjawab dengan anggukan, dia berangkat di temani Leo sang asisten pribadinya.
🌴🌴🌴
Tiga minggu sudah Devan berada di luar kota, tiga minggu pula Devan kembali menahan rindunya terhadap Delima, dia sama sekali tidak bisa berkomunikasi dengan Delima karena Delima tidak memegang handphone, jangankan handphone keluar dari gedung sialan itu pun tidak pernah.
*
*
Delima masih menjalani rutinitasnya seperti biasa, melayani pria-pria kesepian, tapi entah mengapa beberapa hari ini dia sering memuntahkan isi perutnya.
Delima keluar dari kamar mandi, entah itu sudah yang keberapa kalinya, namun begitu melihat seorang pria masuk kamarnya membuatnya semakin mual. "Maaf saya tidak bisa melayani anda hari ini." tolak Delima halus.
Sang pria mendekati Delima dan mencengkram kedua rahang Delima dengan satu tangannya. "Jangan main-main denganku cantik, aku sudah membayarmu mahal."
"Tapi aku sedang sakit!" lirih Delima karena dia sudah tidak punya tenaga lagi walau hanya untuk bersuara.
"Aku tidak peduli!!!!" teriak sang pria.
Sang pria segera menghempaskan tubuh Delima di ranjang dan mulai melepaskan semua pakaian Delima.
Jangankan memberontak atau melawan, hanya untuk sekedar teriak untuk meminta tolong saja Delima tidak mampu.
Delima hanya bisa pasrah dan menumpahkan air matanya saat sang pria melakukannya dengan kasar.
Siapapun yang udah mampir kesini jangan lupa tinggalkan jejak😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
🇰 ͨ🅰︎ͦ🇮 ᷛ🇸ͣ 🅰︎ᷡ🇷
kangeeen yankkkk
2021-08-28
1
🇰 ͨ🅰︎ͦ🇮 ᷛ🇸ͣ 🅰︎ᷡ🇷
i love you sayangggg 😍😍😍😍😍
2021-08-09
2
🇰 ͨ🅰︎ͦ🇮 ᷛ🇸ͣ 🅰︎ᷡ🇷⁶
delima 🏃🏃🏃🏃🏃
2021-08-07
1