Traktiran Pertama

Rama tanpa dia sadari, mulai ingin tahu banyak tentang Aini. Apalagi melihat Aini yang pembawaan lembut bisa main kekerasan. Rama tak ingin larut dalam rasa penasarannya.

"Tapi kenapa main kekerasan Ai?" tanya Rama hati-hati. Dia tidak paham bagaimana sifat asli gadis cantik di depannya.

"Emosi aku Kak," jawab Aini jujur. Rama memberikan senyum simpul atas jawaban lugas Aini.

"Apa kalau emosi, kamu main fisik Ai?" tanya Rama lagi semakin ingin tahu tentang Aini.

"Iya Kak, kalau kata-kata saja payah mau ngeluari saat emosi. Tapi kalau tenaga bisa lancar," kata Aini dengan polosnya mengakui sifatnya. Rama jadi semakin penasaran dengan Aini.

"Terus pernah ada kejadian, kamu main fisik? Maksud kakak apa ini yang pertama?" Rama mengubah pertanyaan.

"Ada Kak, waktu SD," jawab Aini.

"Apa yang terjadi setelah Ai main fisik?" tanya Rama fokus pada akibatnya bukan pada sebabnya.

"Pemanggilan orang tua Kak, apalagi yang bisa terjadi kalau sudah begitu," ucap Aini ringan.

"Kakak yakin, besok akan ada masalah. Pasti ada pemanggilan orang tua lagi."

"Sudah biasa Kak. Aku yakin juga Kak, dia akan datang sama orang tuanya." Aini begitu ringan dan santai saja menjawab omongan Rama.

"Kamu tidak takut?" tanya Rama.

"Apa yang harus aku takutkan Kak, aku gak salah. Mau dia bawa kemanapun aku gak takut. Aku sudah bilang sama Kakak aku takutnya sama hantu!" ucap Aini membuat Rama terkekeh.

"Ganteng Kakak kalau lagi tertawa," puji Aini tanpa malu.

"Tak perlu kamu pujipun, besok kalau orang tuanya datang, kakak yang bantu kamu, ok." Janji Rama.

"Harus itu. Aku bisa saja nyusahi papa-mama tapi masalah enteng gini paling kata papa, 'Urus saja pakai caramu Cantik! Kalau sudah tak bisa nanti papa turun tangan," ucap Aini menirukan cara papanya bicara. Membuat Rama kembali terrtawa.

"Tumben ramah seperti nama Kakak?" sindir Aini karena melihat Rama terus tersenyum dan tertawa.

"Iya, sepertinya keluarga Aini unik. Papa Aini tahu ya, anaknya sudah sering buat masalah?" sindir Rama pelan.

"Bukan aku, orang yang buat masalah dengan aku. Aku ini kalau tidak diganggu, gak pernah ganggu orang." Rama kembali tersenyum mendengar penjelasan Aini yang terbuka.

"Masa, kok kakak gak percaya?" olok Rama mencairkan suasana yang sempat membuat hatinya tidak enak pada Aini.

"Ya kalau Kakak percaya, tambahlah rukun iman Kakak."

"Kamu ini ... jadi kamu benar gak pernah ganggu orang duluan?" tanya Rama menyelidiki. Rama hanya ingin tahu.

"Dulu sih waktu TK aku suka bulliy anak orang, heheheh." Aini kembali terkekeh, seolah tak ada beban setelah kejadian tadi. Dia menjawab pertanyaan Rama.

"Lalu sekarang?" tanya Rama lagi.

"Gak begitu Kak, soalnya aku di hukum papa waktu TK itu. Kebayang gak, anak TK sudah di hukum?" tanya Aini serius. Dia ingin tiba-tiba cerita rasa hatinya waktu TK.

"Gak kebayang. Kakak gak nakal seperti kamu," ucap Rama jujur. Rama kecil memang tidak pernah buat keributan.

"Kakak ini, aku serius mau curhat rasa hati waktu TK itu," ucap Aini dengan manja membuat jantung Rama berdesir melihat raut manja Aini.

"Iya kakak bercanda. Ceritalah, kakak ingin tahu."

"Aku kesal sama papa dan mama yang merasa tidak membela aku Kak. Aku berpikir papa tidak sayang dengan menghukum aku. Aku merajuk tiga hari tidak menyapa papa," ucap Aini berapi-api mengingat kisah TKnya.

"Haaa sekecil itu kamu sudah bisa merajuk sampai diam 3 hari Ai?" tanya Rama antusias.

"Iya Kak," jawab Aini cengir-cengir manis.

"Mengerihkan kamu Ai," Rama serius dengan ucapannya.

"Kok gitu?"

"Iya, kecil saja kamu merajuk bisa selama itu apalagi sekarang."

"Tapi aku hampir tak pernah merajuk Kak sekarang."

"Karena belum jumpa pasal yang buat kamu merajuk saja."

"Mungkin juga sih."

"Lalu Ai, apa papamu tidak membujukmu?"

"Setelah diberi tahu apa kesalahan dan sebab aku dihukum itu, papa membujuk Kak. Namun aku gak mau tergoda walau aku akhirnya menyesal dalam hati ... hahahaha," tawa lebar Aini lolos dari bibir seksinya.

"Keras hati kamu Ai," kata Rama setelah sempat terbius tawa Aini.

"Biarinlah Kak, bawaan orok."

"Emang kamu apain teman TK kamu dan apa hukuman kamu?" tanya Rama penasaran.

"Dia minta temani ke toliet terus aku kunci dari luar. Aku pergi main ke bawah batang jambu sambil cari jambu keling yang sangat aku suka saat kecil. Karena kami lama tak kembali, kami disusul dan temanku sudah nangis-nangis di dalam toilet. Aku yang di cari, sedang enak duduk manis di bawah batang jambu." Aini terkekeh mengingatnya.

"Sadis kamu Ai kecil-kecil," sela Rama di tengah kekehan Aini.

"Aku lalu dipanggil, tapi aku suka, tidak ada kemarahan di wajah guru TK aku Kak, cocok ibu itu jadi guru Tk. Aku dinasehati tidak boleh begitu, tapi ibu itu bilang tetap akan bilang ke papa dan mama. Jadilah aku dihukum di toliet yang gelap, pada malam harinya selama 15 menit. Aku kesal Kak. Sejak itu Aku juga takut gelap dan takut hantu."

"Papa dan mama tahu?"

"Tahu, papa menyesal, beliau salah dalam cara memberi hukuman padaku. Memang sejak itu aku takut jahati orang Kak, tapi aku selalu lampiasi jika orang jahati aku," ucap Aini serius.

Rama jadi paham kenapa Aini selalu bilang takut hantu. Hukuman dalam kamar mandi gelap telah mendoktrinnya berimajinasi dan sulit dia lupakan.

"Ohhh, jadi sekarang kamu sudah besar, jangan takut hantu lagi. Kamu tahu itu tidak adakan?"

"Iya sih Kak, aku tahu. Aku gak kembali ke barisan Kak? Bisa tambah kalap nanti fansmu Kak," sindir Aini dan mengalihkan pembicaraan.

"Tak usahlah, anggap kakak lagi mengerjai kamu, tuh lihat kawan kamu juga sudah dapat tugas masing-masing dari seniornya. Ospek inikan hak senior."

"Iyalah kalau gitu, aku juga kekurangan energi gara-gara fans Kakak. Harusnya ada kompensasi dari Kakak nih." Aini memancing Rama.

"Kompensasi yang bagaimana?" tanya Rama.

"Traktir makan di kantin misalnya sama minum jus. Biar ada energi lagi kalau ada yang ngajak duel." Aini tertawa-tawa.

"Ayolah kakak traktir," ajak Rama dan langsung berdiri. Sementara Aini masih duduk.

"Yakin gak apa nih? Gak ada kakak senior perempuan yang jadi monster nanti?" Aini berkata sambil menengadah melihat Rama yang tegak menjulang tinggi di hadapannya.

"Hahaha, tenang saja. Tak ada." Tawa Rama terdengar.

"Kalau adapun aku gak takut. Bukannya belum janur kuning!" katanya asal membuat Rama gemas juga jadinya. Sudah dia yang tanya, dia pula yang jawab tidak takut.

"Ayo kakak traktir makan," ulangnya. Aini berdiri dan mulai berjalan beriringan menuju kantin. Tatapan heran beberapa pasang mata tidak bisa tidak penasaran termasuk Raimon.

"Kemana kalian?" Raimon mengirim chat.

💕💕💕

Terpopuler

Comments

Whiteyellow

Whiteyellow

Aini ...Ai....oke banget usilnya🤗😍

2021-06-27

0

lihat semua
Episodes
1 Ospek
2 Senior Tampan Aini
3 Hukuman Aini
4 Petaka Saling Ngerjai
5 Traktiran Pertama
6 Pendekatan Rama
7 Perbedaan Anakku dan Anakmu
8 Ternyata Anak Atasan
9 Hari Terakhir Ospek
10 Kecemburuan Rama
11 Mengklarifikasi
12 Pertama Ke Rumah Ai
13 Menghampiri si Bintang IPA
14 Ratu Gombal
15 Aini Kesepian
16 Rama VS Raimon
17 Raimon Mendekati Aini
18 Semakin Dekat
19 Memperhatikan Dari Jauh
20 Pilihan dan Keputusan Mama
21 Menjemput Mama
22 Hati Raimon dan Rama
23 Pungguk Merindukan Rembulan
24 Menahan Hati
25 Senyum Mama
26 Terima Kasih Mama
27 Angkatan 13
28 Lumpur dan Daun Hutan
29 Perjumpaan Kembali Dengannya
30 Pengumuman
31 Cari Pacar Barangkali
32 Memblokir
33 Hatiku Tidak Tertutup
34 Tercebur
35 Knowing Every Particular Object
36 Saling Salah Paham
37 Keperluan Bukan Keinginan
38 Rindu Duit Abang
39 Dibalik Munculnya Raimon
40 Mengerjai Abang
41 Pantai Impian
42 Perasaan Aini
43 Skenario Berubah
44 Rencana Raimon
45 Menyusul
46 Sama Berdebar
47 Pengakuan Rama
48 Cincin Pengikat Hati
49 Janji Rama
50 Rama Meminta Restu
51 Ala Rama-Aini
52 Teman Lama
53 Dijodohkan
54 Meisyi Dipanggil Interview
55 Bekerja
56 Rencana Makan Malam
57 Bersatu
58 Pertemuan Rahasia
59 Perasaan Meisyi.
60 Sakit
61 Lamaran dan Pernikahan.
62 Cinta Rama
63 Maaf
64 Pengalaman Berharga
65 Kakak Kecewa?
66 Empat Hati Satu Rasa
67 Bulan Madu Tertunda
68 Bercerai
69 Sifat Posesif
70 Pingsan
71 Mika dan Aini
72 Ketulusan
73 Kerikil Bertebaran
74 Berhenti Kerja
75 Rahasia berhentinya Aini.
76 Alasan Dibalik Berhenti
77 Semakin Posesif
78 Ketakutan Aini
79 Kerinduan Aini
80 Gelap Mata
81 Melembutkan Hati
82 Memancing Keributan
83 Aini Demo
84 Mama Khilaf
85 Hamil
86 Kekejaman Rama
87 Masa Lalu
88 Dia Kekasih Senjaku
89 Akhir Sebuah Cerita
Episodes

Updated 89 Episodes

1
Ospek
2
Senior Tampan Aini
3
Hukuman Aini
4
Petaka Saling Ngerjai
5
Traktiran Pertama
6
Pendekatan Rama
7
Perbedaan Anakku dan Anakmu
8
Ternyata Anak Atasan
9
Hari Terakhir Ospek
10
Kecemburuan Rama
11
Mengklarifikasi
12
Pertama Ke Rumah Ai
13
Menghampiri si Bintang IPA
14
Ratu Gombal
15
Aini Kesepian
16
Rama VS Raimon
17
Raimon Mendekati Aini
18
Semakin Dekat
19
Memperhatikan Dari Jauh
20
Pilihan dan Keputusan Mama
21
Menjemput Mama
22
Hati Raimon dan Rama
23
Pungguk Merindukan Rembulan
24
Menahan Hati
25
Senyum Mama
26
Terima Kasih Mama
27
Angkatan 13
28
Lumpur dan Daun Hutan
29
Perjumpaan Kembali Dengannya
30
Pengumuman
31
Cari Pacar Barangkali
32
Memblokir
33
Hatiku Tidak Tertutup
34
Tercebur
35
Knowing Every Particular Object
36
Saling Salah Paham
37
Keperluan Bukan Keinginan
38
Rindu Duit Abang
39
Dibalik Munculnya Raimon
40
Mengerjai Abang
41
Pantai Impian
42
Perasaan Aini
43
Skenario Berubah
44
Rencana Raimon
45
Menyusul
46
Sama Berdebar
47
Pengakuan Rama
48
Cincin Pengikat Hati
49
Janji Rama
50
Rama Meminta Restu
51
Ala Rama-Aini
52
Teman Lama
53
Dijodohkan
54
Meisyi Dipanggil Interview
55
Bekerja
56
Rencana Makan Malam
57
Bersatu
58
Pertemuan Rahasia
59
Perasaan Meisyi.
60
Sakit
61
Lamaran dan Pernikahan.
62
Cinta Rama
63
Maaf
64
Pengalaman Berharga
65
Kakak Kecewa?
66
Empat Hati Satu Rasa
67
Bulan Madu Tertunda
68
Bercerai
69
Sifat Posesif
70
Pingsan
71
Mika dan Aini
72
Ketulusan
73
Kerikil Bertebaran
74
Berhenti Kerja
75
Rahasia berhentinya Aini.
76
Alasan Dibalik Berhenti
77
Semakin Posesif
78
Ketakutan Aini
79
Kerinduan Aini
80
Gelap Mata
81
Melembutkan Hati
82
Memancing Keributan
83
Aini Demo
84
Mama Khilaf
85
Hamil
86
Kekejaman Rama
87
Masa Lalu
88
Dia Kekasih Senjaku
89
Akhir Sebuah Cerita

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!