Paginya Aini diantar sesuai janji papa pada anaknya. "Makasih ya Papaku sayang. Doakan Aini sukses ya Pa," ucap Aini saat mencium punggung tangan papanya, tak lupa dia mencium pipi papanya.
"Iya sayang, papa doakan kamu sukses dan jadi anak yang salehah."
"Aamiin, tambah satu Pa doanya."
"Apa doanya?" tanya papa Aini.
"Juga jadi istri salehah, seperti mama," kata Aini.
"Iya papa doakan, tapi tidak sekarang ya jadi istri," papa mencandai anaknya.
"Ya gaklah Pa, Aini akan sukses dan membahagiakan Papa dan mama dulu. Aini masuk kelas ya Pa.
Aini berjalan santai, lalu setelah anak bungsunya masuk ke dalam gerbang sekolah, papa Aini baru melajukan mobilnya.
Siswa SMA tersebut belum terlalu ramai. Aini mulai meminta tanda-tangan para teman baru. Aini sibuk mengulurkan tangan, berbicara lalu menyodorkan sebuah buku tulis dan teman memberikan tanda-tangannya.
Aini terkadang terlihat tersenyum tanpa memberikan bukunya. Aini tidak mungkin mengingat semua teman dalam satu hari, dia hanya secara acak bisa meminta tanda-tangan tersebut. Aini hanya bisa meminta pada jam istirahat.
"Lihat ulahmu, gadis itu pagi hari sudah harus salam sana salam sini!" Raimon masih saja kesal pada Rama.
"Kamu tolong sana, aku puas lihat dia bergerak kesana-kemari." Rama tanpa perasaan mengatakan kepuasan batinnya bisa menyiksa halus Aini.
"Hai salam kenal ya, aku Aini," Aini menyodorkan tangannya. Namun rambut ya sama hitam pemikiran lain-lain. Seorang cewek menolak sodor tangan Aini.
"Makanya jadi cewek jangan urakan!" sentaknya tanpa alarm peringatan.
"Maksud kamu?" jawab Aini tenang.
"Kamu sengajakan cari perhatian senior, biar banyak yang naksir kamu! Itu maksud kamukan!" tuduh sang cewek berapi-api.
Aini bukan gadis sabar jika dia di sentil, ditambah jiwa yang masih bersemangat diajak untuk berantam.
"Kamu iri? iyaaa!" bentak Aini. Suara Aini yang nyaring memancing perhatian sebagian teman-teman barunya yang berada di dekatnya.
"Iri? gak salah kamu! Ambil cermin sana. Cantik mana, aku atau kamu?!" katanya sombong.
Aini tahu memang cantik si cewek dari dia. "Gak perlu cari cermin, cantik kamu! sayang kamu gak populer!" sindir Aini memancing kemarahan si cewek.
"Untuk apa poluler jika cara kau murahan. Hanya gadis murahan yang suka cari perhatian!" ucap si cewek cantik itu melontarkan hinaan pada Aini.
Mendengar kata murahan, spaning Aini langsung menjadi tinggi, tanpa pikir panjang dia melempar buku dan pena yang dipegangnya.
"Apa kata kau, coba kau ulang kalau kau ingin menyesal!" ancam Aini tidak main-main.
"Kau murahan! Kau pikir aku takut dengan gadis murahan!" teriak lengking si cewek cantik nan sombong terdengar. Dia tak menggubris ancaman serius Aini.
Aini langsung menjambak kedua kucir kuda sicantik, dan menarik paksa lepas ikatan yang berkaret dirambut panjangnya hingga membuat si cantik nan sombong itu menjerit kesakitan. Teman-teman berusaha melerai, namun Aini yang kalap tak mau melepaskan tangan dari rambut cewek cantik itu.
Rama dan Raimon serta beberapa senior yang telah datang, saat melihat Aini telah dikelilingi teman-temannya sudah langsung menuju tengah lapangan basket tempat anak ospek dikumpulkan. Namun membutuhkan waktu menerobos kerumunan para anak baru.
Raimon masih mendengar teman kelahi Aini mengatakan murahan. Saat berhasil mendekati Aini dan temannya, Rama dan Raimon melihat Aini tetap menahan rambut panjang cewek tersebut sementara rambut Aini yang pendek sulit ditariknya. Hanya menjerit yang bisa dilakukannya.
Seperti panggilan naluri, Rama yang memegang bahu Aini dan Raimon berada di belakang cewek cantik tersebut berusaha melepaskan tangan Aini yang menjambak rambut kawannya.
"Lepaskan tidak tanganmu darinya!" Rama berteriak keras bermaksud Aini takut. Namun Rama salah, dia tidak mengenal Aini dengan baik. Semakin dikerasi Aini akan semakin membatu.
"Minta maaf kau!" teriak Aini pada teman barunya. Tanpa mempedulikan teriakan Rama.
Si cewek yang gengsi tidak mau, dia menangis kesakitan atau hanya akting di depan dua makhluk tampan kakak seniornya.
Rama yang bermaksud melerai dengan menarik paksa bahu Aini malah membuat teriak kesakitan si cewek cantik. Aini membawa tarikan kepadanya.
"Kamu lepas tidak!" teriak Rama.
"Tidak! Kau suruh cewek ini minta maaf padaku!! teriak Aini melengking. Dia ber-kau pada Rama. Aini tidak mau tahu siapa yang memegang bahunya. Baginya rambut panjang lebih menarik dari pada tangan kokoh di bahunya.
Raimon mengkode. Seakan paham maksud temannya, Rama berkata," Kau minta maaf pada Aini! atau aku suruh Aini menyeret kau keliling lapangan ini! kau yang mengatai dia duluankan!" Kata keras dan kasar Rama berbalik pada teman berantam Aini.
Aini melepas tangannya ketika melihat anggukan lembut Raimon.
"Minta maaf! kata Raimon tegas.
"Maaf."
"Atas apa kau minta maaf? Jelaskan! kata maaf kau tadi seperti tidak ikhlas!" sentak Rama. Rama juga mendengar pembicaraan mereka walau sempat terhalang menerobos tadi.
"Maaf aku sudah mengatakan kau gadis murahan," ucap sicewek.
"Atas dasar apa kau mengatakan dia murahan?" desak Rama lagi. Cewek itu hanya diam.
"ATAS DASAR APA! IRI!" tekan Rama pada setiap katanya. "JAWAB AKU!!" Teriak Rama keras. Kawan-kawannya yang telah berhasil ikut menerobos dan berada di tengah lingkaran itu terkejut. Ini pertama kali Rama berteriak dan bernada keras pada wanita.
"Jawab cepat, sebelum kak Rama makin kasar padamu!" kata Raimon tanpa ada kelembutan.
"Iya," lirihnya.
"Jadi jika kau iri kau bisa katakan orang murahan! Kau salah sekolah kalau begitu. Harusnya kau sekolah dulu di sekolah tata krama!" ucapan tajam Rama membuat cewek itu semakin malu. Cewek itu bernama Sorayah.
"BUBAR! BERBARIS SESUAI LOKAL!" perintah Raimon mengambil alih. Jam ospek sudah masuk. Senior lain mengambil alih, Raimon mengurus Sorayah. Sedangkan Rama mengurus Aini.
Rama menarik lembut tangan Aini keluar dari lapangan. Aini ingin rasanya menolak agar Rama malu. Namun Aini masih berpikir panjang. Dia mengikuti Rama.
"Duduklah," pinta Rama lembut. Bisa dilihatnya wajah cantik Aini yang masih terlihat kesal.
"Maafi kakak ya!" ucap Rama tegas.
"Terlambat Kak, nasi sudah jadi bubur!" jawab Aini tanpa ada niat menutupi kekesalan hatinya. Rama tesedak dengan kata-kata keras Aini.
"Kakak tahu, semua karena kakak hanya ingin balik ngerjai kamu." Rama terdengar penuh penyesalan.
"Hanya karena mau ngerjai saja?" tanya Aini.
"Maksudnya bagaimana?" Rama tak paham kemana maksud pertanyaan Aini.
"Bukan karena Kakak dendam aku kerjai?" Pandangan mata Aini mencari kebenaran di mata kakak seniornya.
"Hahaha, ya tidaklah Ai. Kakak hanya ingin balas kamu saja. Kini kakak menyesal. Jujur kakak benar menyesal." Rama mau mengakui salahnya.
"Okelah Kak, aku juga minta maaf sudah ngerjai Kakak," ucap Aini. Rasa kesal hatinya beransur hilang.
"Jadi kamu ngaku jugakan ngerjai kakak?" kata Rama tersenyum.
"Ngaku Kak. Mungkin aku jadi kualat sama orang yang lebih tua," kata Aini tertawa. Rama tak menyangka gadis yang penuh amarah tadi kini kembali jadi ceria.
💕💕💕
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
Yeni Eka
Main jambak2an😁
2021-06-20
0
Fitriani
WOW Aini ..... mantap aku suka nih model novel begini 👍
2021-05-14
0
Zulfa
Salken kak, JIKA mampir membawa like nih. Mari saling dukung kakak 😍
2021-04-28
1