Kehidupan Niken

Niken keluar dari gedung kampus. Ia berjalan sambil menundukkan pandangannya, berusaha menyembunyikan wajahnya agar tidak terkena sinar matahari. Selain itu ia juga ingin menutupi wajahnya yang terlihat berantakan saat ini.

Ia melangkah panjang menyusuri trotoar yang juga dipadati pejalan kaki lainnya. Berjalan menuju tempat kerjanya seperti yang biasa ia lakukan tiap hari.

Selesai kuliah, ia akan bekerja part time di toko kue yang letaknya tidak jauh dari kampusnya. Di Sana ia bekerja mulai sore hingga malam.

"Hari yang menyebalkan. " Gumamnya dalam hati sambil mengingat kembali kejadian di cafe tadi.

Septria Niken Pratiwi atau yang akrab disapa Niken adalah gadis yang dipandang sebelah mata oleh kebanyakan orang di kampusnya. Bahkan teman sekelasnya sering menyebutnya gadis aneh.

Nike berasal dari keluarga yang sangat sederhana. Untuk biaya kuliah saja, ia harus banting tulang sendiri mencari biayanya.

Sedari kecil, Niken hanya tinggal dengan ibunya. Sementara ayahnya, ia sendiri tidak tahu siapa dan dimana. Setiap ia bertanya pada ibunya, hanya makian yang ia dapatkan. Ibunya akan meneriakinya anak tidak tahu diri dan mengatakan kalau ayahnya sudah mati.

Niken gadis yang pendiam dan terkesan tertutup. Ia tidak akan bicara dengan teman-temannya di kampus kalau bukan masalah tugas kuliah.

Ia juga tidak pernah ikut hang out atau sekedar berkumpul bersama teman-temannya. Niken sama sekali tidak punya seseorang teman dekat yang bisa ia ajak berbagi cerita. Lagi pula, siapa yang mau berteman dengan gadis miskin seperti dirinya. Meskipun dia tidak pernah menyalahkan takdirnya namun ia turut sadar diri dengan keadaannya.

"Akhirnya sampai juga. " Niken menyeka keringatnya ketika sampai di tempat kerjanya. Ia masuk melalui pintu khusus karyawan, dan melangkah menuju ruang ganti yang sekaligus berfungsi sebagai tempat istirahat mereka.

"Hai Niken! " Sapa Dira, teman satu shiftnya. Setelah shift pagi nanti pulang, maka berdua-lah yang akan melanjutkan pekerjaan hingga malam nanti.

"Hai Kak, " balas Niken sembari menyunggingkan senyum di bibirnya.

Dari sekian banyak orang, mungkin hanya dengan Dira-lah ia banyak bicara, karena selain ramah, Dira juga senior yang baik.

Niken membuka bajunya, lalu menggantinya dengan seragam toko yang sudah ia bawa dari rumah pagi tadi.

"Kau kenapa Ken? Kok lesu gitu, lagi banyak tugas kampus ya?"

"Enggak kok Kak. Gerah aja, diluar panas banget soalnya. " Sambil mengipas wajahnya dengan telapak tangan.

"Iya sih, gerah banget. Kayaknya mau hujan. Nih untukmu, biar gerahnya hilang. " Dira menyodorkan sebotol minuman dingin pada Niken.

"Tidak usah Kak," tolak Niken.

"Udah gak papa, ambil aja. Tadi aku sengaja beli dua, satu untukmu, satu lagi untukku. " Dira kembali menyodorkan botol minuman tersebut. Akhirnya Niken pun menerimanya.

"Terimakasih Kak. "

"Hmm."

Pergantian shift masih ada sekitar dua puluh menit lagi. Mereka menggunakan waktu itu untuk istirahat sejenak sambil minum minuman yang dibeli Dira.

"Kuliahmu bagaimana Ken? Aman?"

"Aman Kak. "

"Syukurlah, " ucapnya sambil menikmati minumannya. "Aku iri denganmu, kerja kita lumayan melelahkan tapi kau masih bisa kuliah, udah gitu kuliahnya lancar terus lagi."

"Ya memang harus seperti itu Kak. Niken kerja juga biar kuliahnya lancar, biar bisa bayar uang kuliah."

"Kau memang hebat Niken. Orangtuamu pasti bangga punya anak sepertimu. "

Niken tidak menjawab. Ia tersenyum getir setiap mendengar ucapan seperti itu. Andaikan itu benar, andaikan ibunya bangga seperti yang dikatakan Dira, pastinya hari-hari akan lebih mudah untuk ia lewati. Niken mendesah panjang sambil menghirup minumannya.

"Eh udah yok. Sebentar lagi yang shift pagi mau pulang nih." Keduanya pun bergegas dari ruangan tersebut.

Kedatangan mereka langsung disambut girang kedua teman mereka yang bekerja di shift pagi.

"Yeayy..saatnya pulang," seru keduanya dengan semangat.

"Sekarang giliran kalian ya," ucap yang di kasir sambil menyelesaikan closingannya.

"Iya iya, pulang sana," jawab Dira lalu disambut tawa oleh keduanya.

"Niken dan Dira sudah datang ya?" Ibu Nayra pemilik toko tiba-tiba menghampiri mereka. "Sini ngumpul dulu semua. Ibu ada sedikit pengumuman untuk kalian. "

"Pengumuman apa Bu? Kami tidak disuruh lembur kan?" Mulai was-was, karena kalau lembur bisa gagal acara kencannya malam ini. Mana pacarnya sudah jemput di depan lagi. "Semoga tidak disuruh lembur." Doanya dalam hati.

"Makanya ngumpul dulu sini," perintah Ibu Nayra.

Mereka berempat pun mendekat dan berdiri mengelilingi wanita pemilik toko tersebut.

"Ibu dapat pesanan snack box sebanyak 100 box selama satu bulan. "

"Wow.... " Mereka bertepuk tangan mendengar kabar itu.

"Dengar dulu, ini belum selesai. Snack box ini akan dikirim setiap pagi ke kantor untuk orang rapat di sana. Jadi Ibu mau bagi tugas. Shift malam bertugas menyiapkan semua perlengkapannya, seperti box, air mineralnya dan sebagainya. Sementara shift pagi yang bertugas menyusun isinya hingga siap diantar, bagaimana?"

"Oke bu. " Jawab mereka serentak tanpa ada penolakan sedikit pun.

"Kalau pesanan ini berjalan lancar, dan tidak ada komplain sama sekali, bisa jadi bulan depan mereka akan pesan lagi. Dan pastinya kalian akan mendapat bonus akhir bulan nanti."

"Wow asyikk..... " Mereka bersorak dengan tepuk tangan yang semakin meriah. Semangat mereka langsung membara ketika mendengar bonus. Lagi pula siapa sih yang tidak suka dengan bonus.

"Baiklah, kalau begitu kalian boleh pulang. " Ucap Ibu Nayra pada dua orang yang masuk di shift pagi tadi.

"Asyik." Jawab keduanya. "Pulang dulu ya, da-da. " Melambaikan tangan dengan senyum bahagia.

"Asyik, aku jadi kencan."

Setelah keduanya pergi, Niken dan Dira pun mulai bergegas mengerjakan tugas mereka. Namun langkah Niken ditahan Ibu Nayra.

"Sebentar Niken, Ibu ada tugas untukmu. "

"Tugas apa Bu?"

"Teman Ibu ada yang pesan cookies, nanti malam dia akan jemput. Tolong ya kamu siapkan barangnya, pilih yang paling bagus, ini yang pesan sahabat Ibu sedari SMA. "

"Baik bu,” jawab Niken sambil menganggukkan kepalanya. Setelah itu ia pun memulai pekerjaannya.

****

Jam sudah menunjukkan pukul 21.00, Niken dan Dira pun sudah bersiap untuk closing. Niken yang bertugas di kasir sudah hampir selesai dengan hitungannya, dan Dira juga sudah selesai merapikan etalase. Kue sudah disortir, yang lama sudah ia tarik dari etalase tersebut.

"Selesai." Teriak Dira. "Niken, kau sudah selesai, pulang yuk!" Serunya.

"Iya, ini sudah hampir selesai kok Kak," jawab Niken.

Ia mengumpulkan semua uang penjualan, dan membiarkan uang modalnya tetap didalam laci. Setelah itu, ia memasukkan uang tersebut ke dalam brankas.

"Niken!" Ibu Nayra yang ternyata belum juga pulang datang menghampirinya.

"Iya bu, "

"Cookies yang Ibu pesan tadi mana? Orangnya sudah datang."

"Oh iya, ini bu, " sambil menyerahkan kantong plastik berisi dua kotak cookies.

"Terimakasih ya. Kalau sudah selesai kalian pulang saja. " Lalu meninggalkan Niken. Ia berjalan menghampiri orang yang menjemput cookies tersebut yang saat itu sudah hampir masuk ke dalam toko.

"Maxwell, kenapa lama sekali ? Tante pikir gak jadi ambil malam ini." Seraya menyerahkan kantong yang ditangannya pada Maxwell.

"Maaf Tante, tadi Maxwell ada keperluan lain, makanya telat jemput cookiesnya."

"Ya udah gak papa, salam ya buat Bunda kamu."

"Iya tante, nanti disampaikan," jawab Maxwell. Bersamaan dengan itu, Niken dan Dira pun datang menghampiri mereka. Keduanya pamit untuk pulang.

"Bu, kami pamit pulang duluan," ujar Niken.

Mata Maxwell langsung beralih pada Niken. Ia memperhatikan gadis itu dengan seksama. Maxwell mencoba mengingat dimana ia melihat gadis ini.

"Prank, iya benar, dia gadis yang tadi diprank Rara dan Kiky."

"Iya, terimakasih ya untuk hari ini. Hati-hati dijalan." Jawab Ibu Nayra.

"Iya bu," balas Niken dan Dira serentak. Mereka keluar dari toko tersebut, dan bergegas pulang.

Maxwell yang penasaran dengan Niken terus mengikuti gadis itu dengan pandangannya, dan tanpa ia sadari kepalanya bahkan ikut bergerak mengikuti arah Niken.

"Max, kau lihat apa?" Sambil mengikuti arah pandangan Maxwell.

"Tidak ada Tante. " Jawab Maxwell sambil tersenyum cengengesan.

"Emmm, Tante tahu, kau lihat Niken ya? Dia manis ya anaknya?" Puji Tante Nayra.

"Manis apanya? Biasa aja, " jawab Maxwell dengan cepat.

"Ya kalau penampilannya dibandingkan dengan pacar-pacar kamu emang beda jauh. Tapi lihat hatinya dong. Niken baik loh anaknya, pintar, udah gitu mandiri lagi. Dia kerja sambil kuliah, ehh kalau gak salah dia kuliah di kampus mu juga."

"Hah? masa sih Tante?" Jawab Maxwell pura-pura kaget.

"Iya benar. Emang kamu gak pernah lihat dia di kampus?"

Maxwell menggeleng pelan.

"Padahal dia satu kampus loh denganmu."

"Ya udah Tante, Max pamit dulu ya. Bunda nungguin soalnya."

"Baiklah, hati-hati ya."

"Iya Tante."

Maxwell melangkah meninggalkan toko tersebut. Ia berjalan memasuki mobilnya lalu bergegas untuk segera pulang.

Tidak jauh dari toko ia kembali melihat Niken. Ia melihat gadis itu turun dari motor Dira.

"Kamu yakin gak mau aku antar saja?" Kata Dira begitu Niken turun dari motornya. Ia berniat mengantar Niken pulang kerumahnya, tapi Niken menolak dan memilih turun di halte.

"Gak usah Kak. Bentar lagi busnya juga datang kok," tolak Niken dengan lembut.

"Yakin?"

"Iya Kak."

"Serius nih aku tinggal?"

"Iya Kak gak papa, serius. Kak Dira pulang saja."

"Ya udah, aku duluan. Hati-hati ya, kalau busnya gak datang telepon aku saja."

"Iya Kak. Kak Dira hati-hati juga." Dira menyalakan motornya dan terpaksa meninggalkan Niken. Sementara itu, Maxwell masih memperhatikannya dari seberang jalan. Ia menatap Niken dari dalam mobilnya.

Sambil menunggu bus, Niken mendengarkan musik melalui ponselnya. Ia menyanyi mengikuti lirik lagu yang ia dengarkan sambil menggerakkan kepala menyesuaikan musik. Niken yang ini, sangat berbeda dengan yang ia lihat di kampus tadi. Dan tanpa sadar Maxwell tersenyum melihatnya.

Tidak lama kemudian, bus pun datang dan berhenti tepat di depan halte. Bus kembali berjalan setelah Niken menaikinya. Setelah bus menghilang, Maxwell baru sadar dengan dirinya.

"Astaga! Aku pasti sudah gila, ngapain aku disini lihatin dia? " Malu sendiri dengan dirinya. Maxwell buru-buru menyalakan mesin mobilnya lalu meninggalkan tempat itu.

.

.

.

bersambung....

Jangan lupa likenya ya 😊😊😊

Terpopuler

Comments

jaran goyang

jaran goyang

ᑲᥙᥴіᥒ ᥣһ᥆ kᥒ

2024-10-14

0

lihat semua
Episodes
1 Maxwell Family
2 Patut Diperebutkan
3 Kehidupan Niken
4 Kehidupan Niken part 2
5 Keyra Yang Semakin Kesal
6 Aku Bukan Pacarnya
7 Tidak Mau Mengantar
8 Pulang Bersama Maxwell
9 Pertengkaran Dengan Ibu
10 Keramian Di Toko
11 Makan Malam
12 Menjawab pertanyaan Maxwell
13 Hutang Yang Harus Dibayar
14 Ingin Tau Keberadaan Niken
15 Sisi Lain Maxwell
16 Privasi Niken Tersebar
17 Peringatan Untuk Keyra
18 Menyudahi Kesalahpahaman
19 Pembalasan Keyra dan Teman-temannya
20 Niken Kembali Bekerja
21 Penyebar Rumor
22 Berakhirnya Hubungan Maxwell & Keyra
23 Pekerjaan Baru
24 Perasaan Bersalah & Usaha Minta Maaf
25 Menghadiri Undangan Ulang Tahun Zia
26 Ulang Tahun Maxwell & Zia
27 Niken Di Usir Ibunya
28 Rahasia Keluarga
29 Kado Untuk Maxwell
30 Wajah Sedih Maxwell
31 Pesona Maxwell
32 Menjemput Niken
33 Jantung Berdebar Tak Karuan
34 Perasaan Bersalah
35 Pelukan Tiba-tiba
36 Maxwell Cemburu
37 Mengakui perasaannya
38 Memutuskan Semua Hubungan
39 Masa Lalu Maxwell
40 Menghindar
41 Memendam Rasa Cemburu
42 Menuduh Maxwell Telah Berpacaran
43 Pengakuan
44 Tidak Mau Dipublikasi
45 Maxwell Semakin Menempel Pada Niken
46 Tawaran Bu Ratna
47 Pura-pura Marah
48 Bunda Mila & Daddy Akbar pulang
49 Bertemu di Perpustakaan
50 Membuat Maxwell Marah
51 Berkeliling Panti
52 Pengaruh Wulan
53 Kau Bukan Anakku!
54 Menangis Dipelukan Maxwell
55 Berbaikan Dengan Ibu
56 Chat Grup Kampus
57 Kedua Kalinya
58 Keluar Dari Rumah Sakit
59 Di Rumah Sakit
60 Kembali Ke Kampus
61 Maxwell Pulih & Keluar Rumah sakit
62 Dunia Milik Berdua
63 Launching Modis Boutique
64 Kencan Pertama
65 Gadis Pemilik Hati
66 Kehadiran Orang Baru
67 Pertemuan Dengan Rania
68 Kegundahan Hati Bunda Mila
69 Pengaruh Roger
70 Makan Malam
71 Kesalahpahaman & Percekcokan
72 Mereka bukan orangtuamu
73 Maxwell Meninggalkan Rumah
74 Pertikaian Antara Maxwell & Roger
75 Maxwell Bebas
76 Hubungan Yang Semakin Merenggang
77 Memutuskan Hubungan
78 Perubahan Hidup Niken
79 Maxwell Kembali
80 Pernikahan Bella & Irfan
81 Kamar Bridesmaid
82 Pasangan Kasmaran
83 Bertemu Ibu Niken
84 Dinner With Maxwell Family
85 Hubungan Jarak Jauh
86 Protektif Maxwell
87 Tiba di Amerika
88 Jatuh Cinta Lagi
89 Harus Sarapan Dulu
90 Pertemuan Dengan Mommy Rania
91 Penggemar Niken
92 Satu Hari Bersamamu
93 Kembali Bersama Team
94 Menikahlah Denganku
Episodes

Updated 94 Episodes

1
Maxwell Family
2
Patut Diperebutkan
3
Kehidupan Niken
4
Kehidupan Niken part 2
5
Keyra Yang Semakin Kesal
6
Aku Bukan Pacarnya
7
Tidak Mau Mengantar
8
Pulang Bersama Maxwell
9
Pertengkaran Dengan Ibu
10
Keramian Di Toko
11
Makan Malam
12
Menjawab pertanyaan Maxwell
13
Hutang Yang Harus Dibayar
14
Ingin Tau Keberadaan Niken
15
Sisi Lain Maxwell
16
Privasi Niken Tersebar
17
Peringatan Untuk Keyra
18
Menyudahi Kesalahpahaman
19
Pembalasan Keyra dan Teman-temannya
20
Niken Kembali Bekerja
21
Penyebar Rumor
22
Berakhirnya Hubungan Maxwell & Keyra
23
Pekerjaan Baru
24
Perasaan Bersalah & Usaha Minta Maaf
25
Menghadiri Undangan Ulang Tahun Zia
26
Ulang Tahun Maxwell & Zia
27
Niken Di Usir Ibunya
28
Rahasia Keluarga
29
Kado Untuk Maxwell
30
Wajah Sedih Maxwell
31
Pesona Maxwell
32
Menjemput Niken
33
Jantung Berdebar Tak Karuan
34
Perasaan Bersalah
35
Pelukan Tiba-tiba
36
Maxwell Cemburu
37
Mengakui perasaannya
38
Memutuskan Semua Hubungan
39
Masa Lalu Maxwell
40
Menghindar
41
Memendam Rasa Cemburu
42
Menuduh Maxwell Telah Berpacaran
43
Pengakuan
44
Tidak Mau Dipublikasi
45
Maxwell Semakin Menempel Pada Niken
46
Tawaran Bu Ratna
47
Pura-pura Marah
48
Bunda Mila & Daddy Akbar pulang
49
Bertemu di Perpustakaan
50
Membuat Maxwell Marah
51
Berkeliling Panti
52
Pengaruh Wulan
53
Kau Bukan Anakku!
54
Menangis Dipelukan Maxwell
55
Berbaikan Dengan Ibu
56
Chat Grup Kampus
57
Kedua Kalinya
58
Keluar Dari Rumah Sakit
59
Di Rumah Sakit
60
Kembali Ke Kampus
61
Maxwell Pulih & Keluar Rumah sakit
62
Dunia Milik Berdua
63
Launching Modis Boutique
64
Kencan Pertama
65
Gadis Pemilik Hati
66
Kehadiran Orang Baru
67
Pertemuan Dengan Rania
68
Kegundahan Hati Bunda Mila
69
Pengaruh Roger
70
Makan Malam
71
Kesalahpahaman & Percekcokan
72
Mereka bukan orangtuamu
73
Maxwell Meninggalkan Rumah
74
Pertikaian Antara Maxwell & Roger
75
Maxwell Bebas
76
Hubungan Yang Semakin Merenggang
77
Memutuskan Hubungan
78
Perubahan Hidup Niken
79
Maxwell Kembali
80
Pernikahan Bella & Irfan
81
Kamar Bridesmaid
82
Pasangan Kasmaran
83
Bertemu Ibu Niken
84
Dinner With Maxwell Family
85
Hubungan Jarak Jauh
86
Protektif Maxwell
87
Tiba di Amerika
88
Jatuh Cinta Lagi
89
Harus Sarapan Dulu
90
Pertemuan Dengan Mommy Rania
91
Penggemar Niken
92
Satu Hari Bersamamu
93
Kembali Bersama Team
94
Menikahlah Denganku

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!