Di pagi hari Erika datang ke sekolah seperti biasanya,setiap hari ia memakai buku catatan yang sama untuk semua mata pelajaran.Awalnya para guru menegur
Erika,tetapi semakin lama mereka mulai bosan memberi teguran kepadanya.
Saat berada di depan kelas nya langkah Erika terhenti karena Bu Tesa,pak Rama dan juga wakil kepala sekolah menghalangi jalan nya sambil melipat kedua tangan dan menatap Erika dengan tatapan penuh kecurigaan.
"Selamat pagi" Erika menundukkan sedikit kepalanya dan berjalan melewati para guru tersebut.
"Ikut saya ke ruang kepala sekolah" Kata Bu Tesa datar.
Langkah Erika terhenti lagi dengan ekspresi wajah yang sedikit kebingungan.
"Kenapa?" Tanya Erika dengan santai sambil membalikan badannya.
"Kenapa?kamu tanya kenapa?" Ekspresi wajah Bu Tesa menantang sambil melipat kedua lengan baju nya.
"Bu sudah.Mungkin ada salah paham disini" Kata pak Rama.
"Diam!!" Teriak Bu Tesa dan pak Feri secara bersamaan.
"Sekarang kamu ikut bapak ke ruang kepala sekolah dan mengaku bahwa kamu yang sudah menggambar wajahnya"Pak Feri bertolak pinggang.
"Tidak" Kata Erika dengan santai.
"Kamu mau membantah?Kami punya bukti bahwa kamu yang melakukan nya" Pak Feri kesal.
"Hei,hei,hei!" Teriak kepala sekolah yang sedang berjalan menghampiri mereka.
Saat mendengar teriakan kepala sekolah,Bu Tesa,pak Rama,pak Feri, dan Erika langsung menoleh ke arah pak Bobi dengan wajah terperangah.
"Saya harus menunggu di ruangan selama berapa jam?" Tanya pak Bobi kepada para guru dengan wajah kesal.
"Wahh... terima kasih bapak sudah repot repot datang ke kelas kami" Erika menggoda kepala sekolah sambil menundukkan kepalanya.
"Diam kamu!" Teriak nya kesal.
"Padahal saya sudah berjanji tidak akan menginjakkan kaki di kelas berandal ini lagi" Pak Bobi memalingkan wajahnya. "Hei!apa yang sedang kalian lihat!" Teriak nya kepada para siswa teman sekelas Erika.
Mereka langsung duduk di kursi nya masing-masing dengan wajah terkejut.
"Aishh...Baiklah,baiklah.Ayo kita ke ruangan bapak yang terhormat ini" Erika berjalan menuju ruang kepala sekolah dengan mendahului pak Bobi dan para guru.
"Hei,Itu ruangan saya.Kamu berjalan di belakang saya!!!Hei!!!!" Teriak pak Bobi berulang kali karena Erika tidak menghiraukan nya.
"Lihat,itu anak didikmu" Lanjutnya kepada pak Rama dan langsung berjalan menyusul erika.,diikuti dengan Bu Tesa di belakangnya.
"Ya,anak didik saya keren" Bisik Pak Rama.
"apa??" Tanya Pak Feri.
"Tidak,mari kita susul mereka" Pak Rama berjalan mendahului Pak Feri.
"Hei,saya wakil kepala sekolah.Seharusnya saya yang berjalan terlebih dahulu!!!!" Teriak pak Feri. "Eisss...Guru dan siswa nya sama saja!" Lanjutnya yang langsung berlari menuju ruang kepala sekolah.
•••••••••••••••••
"Sekarang kamu tidak bisa mengelak lagi,kamu kan yang menggambar wajah saya di dinding belakang sekolah?" Tanya pak Bobi.
"Tidak" Singkat Erika yang masih mengelak.
"Hei,pilihan kamu cuma satu.Yaitu berkata iya!" Teriak Bu Tesa.
"Memang bukan saya yang menggambar Buu..." Erika masih mengelak.
"Terus kalau bukan kamu siapa?" Tanya Pak Feri.
"Gibran sama Samuel" Kata Erika.
"Kamu menyalahkan mereka?" Kepala sekolah menggebrak meja.
"Aiishh kaget saya" Kata Erika. "saya bukan tuduh mereka,tapi emang kenyataannya mereka yang gambar wajah bapak itu" Erika meyakinkan kepala sekolah.
"Bisa jadi pak,jika dipikir lagi tidak mungkin Erika menggambar di dinding sebesar itu sendirian" Pak Rama berusaha membela.
"Nah..mana mungkin kan?" Kata Erika.
"Sehari sebelum kami menemukan gambar itu,kami bertiga sempat mengejar kamu dengan empat siswa lainnya kan? Kalian kepergok berada di belakang sekolah saat jam pelajaran sedang berlangsung" Kata Bu Tesa curiga.
"Yaa" singkat Erika.
"Jangan jangan hari itu kalian sedang beraksi menggambar di dinding itu?" Bu Tesa mendekatkan wajahnya kepada Erika.
"Heeemmm" Erika pasrah. "Tapi bukan saya yang menggambar wajah bapak,saya
cuma kasih ide dan arahan aja" Lanjutnya tanpa rasa bersalah.
"Sama saja!!!!" Teriak Pak Feri tiba tiba.
"Astaga kaget saya" Kata kepala sekolah sambil mengelus dadanya.
"Saya yang seharusnya mengatakan itu" Lanjut pak Bobi kepada pak Feri.
"Maaf pak" Pak Feri menundukkan kepalanya.
"Berarti kamu juga bersalah!" Kata pak Bobi.
"Iya kalau bapak berfikir seperti itu" Erika pura pura menyesal.
"Aishh,jangan menatap saya seperti itu.Kalau wajah kamu terus begitu,kamu terlihat seperti pengemis" Kata pak Bobi kepada Erika.
"Jadi kalau bapak mau hukum saya,hukum juga teman teman saya" Erika memohon.
"Kamu pikir kamu siapa berani memerintah saya?" Pak Bobi mendekati wajah Erika menantang.
"Saya Erika Clarista siswa kelas 12 sosial 2" Erika juga mendekati wajah pak Bobi tanda kembali menantang.
"Sudah selesai kan?Saya boleh pergi ke kelas?" Tanya Erika sambil tersenyum dan melihat ke arah Bu Tesa, pak Rama dan pak Feri secara bergantian.
"Pergilah,pergi...Saya khawatir darah saya naik drastis" Kepala sekolah mengayunkan tangan nya tanda mengusir Erika.
"Dengan senang hati" Erika menggenggam tangan pak Bobi bersalaman.
"Saya pergi dulu permisi" Erika mengedipkan sebelah matanya kepada para guru.
"Aishh...hei!Apa yang kamu ajarkan kepada siswa mu itu?" Tanya Pak Feri.
"Ini rahasia" Pak Rama menutup mulutnya seperti sedang menutup resleting tas dan pergi keluar ruangan.
"Permisi,saya ada kelas pagi ini" Ucapnya sambil menundukkan kepala.
"Mereka benar benar mirip" Pak Feri menggelengkan kepala nya.
"Apa yang sedang terjadi dengan sekolah kita ini?Apa yang salah?Merek yang terlalu berlebihan atau saya yang terlalu bodoh sehingga mereka berani terus menerus memberontak" Kepala sekolah mengepalkan tangan nya dengan wajah kesal.
"saya permisi karena harus menangani siswa yang bermasalah hari ini.Mari pak" Kata Bu Tesa kepada pak Feri dan mengabaikan perkataan pak Bobi.
"Hei,saya sedang bicara" Ucap nya dengan ekspresi wajah sedih.
"Bagaimana pendapatmu?" Tanya pak Bobi kepada pak Feri.
"Maaf pak saya lupa kalau hari ini ada jadwal pemeriksaan ulang lahan kosong yang akan di bangun" Pak Feri mengambil beberapa berkas di meja nya dan bergegas pergi keluar ruangan.
"hei,hei.Saya sedang berbicara dan bertanya,tolong dengarkan dan jawab terlebih dahulu pertanyaan saya!!!Heiiii!!!!" Teriak nya sambil berlari menuju pintu ruangan.
"Aishh sialan,Semua orang di sekolah ini sudah tidak waras.Kecuali saya" Lanjut nya yang berbicara kepada dirinya sendiri.
"Lihat saja kalian para berandal.Saya akan membalas semua perilaku kalian yang sangat menjengkelkan itu" Lanjut nya.
"Siapa orang yang udah bocorin ke guru kalau gue dan temen-temen yang udah gambar muka si pak tua sialan itu" Kata Erika kepada dirinya sendiri sambil berjalan menyusuri lorong sekolah menuju kelas nya.
*Cari perkara Lo sama gue hah*? Gumamnya sambil menggulung kedua lengan seragam nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
Linati Lina
🤣🤣🤣 ini mah persis kayak kelas gue waktu SMA nih, kelas yang paling degel 🤣🤣🤣
2021-08-16
1
guest1054146473
kenapa tulisannya ada yg diblok abu'......????
2021-06-14
1
Rafiah Taufik
thor asli ya critanya bner2 gokil abis🤣🤣
guling2 kyak orng gila aku...
ttp semangat thor..
berasa kembali muda aku..
2021-05-03
2