MENGUATKAN HATI.

💌 MAFIA BERHATI MALAIKAT 💌

 

🍀 HAPPY READING 🍀

.

.

Sore hari, sebelum pulang ke rumah. Javier kembali menggowes sepedanya. Ia pergi menuju tempat favoritnya. Tempat itu sepi dan hampir setiap hari ia mendatanginya. Karena, Javier benar-benar menyukai tempat itu. Di sana Ia bisa melihat pemandangan langit di sore hari. Langit sore seperti obat untuknya. Untuk membuang rasa lelahnya. Perpaduan warna yang apik, mampu meluruhkan semua bebannya. Hari ini Javier ingin menangis di sana. Membuang rasa sakit yang dialaminya hari ini. Air mata Javier terjatuh di pipinya sambil menggowes sepedanya dengan cepat. Ingatannya kembali saat kejadian siang tadi.

Matahari semakin meninggi dan membakar kulit. Kesibukan kota siang itu mulai terlihat seperti biasanya. Kendaraan berlalu lalang menebar asap yang menyesakkan. Deru bis kota bersahutan dengan teriakan pengamen yang menyuguhkan tembang-tembang. Saat lampu merah menyala, Javier dengan cepat bangun dari duduknya dan menyuguhkan koran yang ada di tangannya. Javier mengetuk kaca mobil dengan pelan sambil menunjukkan koran yang ada di tangannya.

"Permisi tuan, nyonya. Koran...koran..." ucap Javier tersenyum ramah.

Tidak ada satupun dari antara pengguna mobil yang membuka kacanya mobilnya. Pandangan mereka tetap ke depan. Seakan tidak ingin melihat ke arah Javier. Ia tidak putus asa dan melakukannya ke setiap mobil yang berhenti di lampu lalu lintas itu. Bibir Javier terus mengulas senyum. Ia berhenti di mobil terakhir yang baru berhenti. Ia berjalan dengan semangat menawarkan korannya kembali.

Permisi tuan, nyonya. Koran...koran..." Javier mengangkat satu koran di tangan kanannya. "Korannya tuan, nyonya." ucap Javier kembali.

Kaca mobil turun dan saat itu pula lampu merah berubah menjadi hijau. Bertanda mobil kembali berjalan. Mata Javier langsung menatap ke arah lampu lalu lintas itu. Ia tidak melihat ke arah pengemudi mobil yang sudah menurunkan kaca mobilnya sampai habis. Valeria membuka kaca matanya dan tersenyum sinis ke arah Javier.

"Anak sampah akan tetap menjadi sampah dan sampai kapanpun akan jadi sampah." Desis Valeria dengan seringai sinis. Ia melempar beberapa uang logam ke arah Javier. "

Javier terkejut saat mendapat lemparan uang logam ke arahnya. "Ibu?"

Tin! Tin! Tin! Tin!

Bunyi klakson mobil terdengar bergantian memekik di tengah kemacetan, itu semua karena ulah Valeria, mobilnya belum juga berjalan.

"Ingat uang yang aku berikan tadi, kau harus kembalikan. Kau faham?"

"Hei, apa ini jalan nenek moyangmu?" Ucap salah satu pria membuka kaca mobilnya, ia mengeluarkan kepalanya dan berteriak sambil membunyikan klaksonnya.

Javier mundur saat mobil itu kembali berjalan. Ia mendapatkan makian dari pengendara lainnya. Uang logam itu bergelinding entah kemana. Ia memeluk korannya di depan dada. Javier hanya bisa menatap kepergian mobil itu dengan pandangan kosong. Hatinya kacau saat ini. Matanya berkaca-kaca, penuh dengan air bening yang sudah mengkristal di matanya. Ia menunduk dan kembali berjalan.

"Aaahhhhh......" Javier berteriak, emosinya keluar sambil terus menggowes sepedanya. Air matanya ia biarkan terjatuh di pipinya. Deru napasnya semakin terdengar naik turun.

Setiba di sana Javier membuang sepedanya dan berlari ke tepi danau. Ia membungkuk dan memegang lutut berusaha menstabilkan napasnya yang naik turun semakin cepat. Javier menyapu rambutnya ke atas dan menahan tangannya di bagian belakang kepalanya. Ia menarik napasnya berulang kali. Matanya menatap lurus ke langit dan senja. Biasanya jika menatap itu, hatinya akan membaik. Namun yang dirasakannya saat ini, sama sekali tidak membantu. Hatinya semakin sesak, bahkan ia semakin sulit untuk bernapas.

"Ibu..." Tangisan pilu itu semakin terdengar menyayat hati bagi siapa pun yang mendengarnya. Ia menumpahkan kesedihannya pada langit senja. Tangisannya semakin pecah di sana." Sebegitu bencinya kah ibu kepadaku. Aku sudah berusaha menjadi anak yang baik, tidak pernah membantah kata-kata ibu sekali pun. Aku bahkan tidak berani untuk melawan ibu. Ibu bisa memukulku, tapi jangan membenciku seperti ini ibu." Javier menggeleng pelan. Tangisannya masih terdengar sesenggukan. "Bagaimana caraku lagi, agar hati ibu bisa menerimaku." Wajah Javier mengerut dan mencoba memahami semuanya.

"Aku menyayangi ibu. Aku sangat menyayangimu. Tak bisakah ibu menyayangiku sedikit pun." Javier tertawa sambil menangis dalam hati. Ia duduk di sana dengan pandangan kosong sambil menunduk sedih. Tangannya mengepal kuat. Tubuhnya bergetar karena menahan isak tangisnya. Javier kembali menangis di sana.

Javier berusaha tenang sambil menengadah ke atas. Ia menarik napasnya dalam-dalam lalu mengembuskannya dari mulut. Ia kembali menguatkan hatinya. Javier pasti bisa melewati ini. Ia sudah pernah mengalami hal-hal tersulit dalam hidupnya. Ia harus kuat dan tidak bisa lemah. Javier mengambil batu dan melemparnya arah danau. Ia bangun dari duduknya dan menatap langit yang berwarna merah kekuningan itu.

Sayup-sayup Javier mendengar suara tangisan dari gadis kecil tidak jauh darinya. Kira-kira seumuran dengan Javier. Ada seorang wanita berdiri tidak jauh di belakangnya. Sepertinya ia berusaha membujuk gadis kecil itu.

"Non, kita sudah bisa pulang." kata Ester sedikit menunduk. Ia berdiri sambil menatap punggung Xaviera yang sedang menangis.

"Tidak, aku masih mau di sini." kata Xaviera mengusap air matanya dengan cepat.

"Angin sore tidak baik bagi tubuhmu non. Sudah sejam anda di sini."

"Aku merindukan mommy, aku menunggunya di sini. Entah kapan mommy akan datang untuk menemuiku, Ester. Terakhir mommy berjanji untuk bertemu denganku di sini. Kami sering menghabiskan waktu saat senja sudah datang. Menatap lamat-lamat langit yang berwarna jingga, tertawa riang memandangi burung cemara yang berterbangan menghiasi langit di sana, merasakan pelukan angin sore. Itu kenanganku bersamanya, sekarang mommy dimana Ester?" Xaviera menangis di sana. Semua kata-kata yang di ucapkan Xaviera adalah puisi dari mommynya.

Ester ikut menangis, ia menutup mulutnya dengan telapak tangannya. Ia tahu nona kecilnya itu sangat merindukan kehadiran ibunya. "Non, sebaiknya kita pulang ya. Jika tuan tahu, beliau akan marah. Sekarang kita pulang yuk." Ester memegang lengan Xaviera dengan lembut. Namun dengan cepat Xaviera menepisnya dan melangkah ke depan agar menjauh dari Ester.

"Aku tidak perduli, biarkan saja Ester. Aku bosan dengan sikap daddy yang tidak perduli denganku lagi. Aku muak melihatnya."

"Tidak baik mengatakan seperti itu non."

"Apa kau sekarang membelanya?"

"Bukan seperti itu non. Tapi kita harus pulang sekarang. Ayahmu bisa marah besar."

Tangisan Xaviera kembali pecah. "Mommy, Katamu, senja selalu tau jalan untuk pulang ke pelukan yang sedang merindu, ini tempat kita akan bertemu kan mom, jadi datanglah...Lihat aku, merindukanmu. Katamu, senja adalah perwujudan dari sebuah kasih sayang antara matahari dan bulan yang saling mengasihi, saling berbagi untuk menyinari bumi, seperti cinta mommy untuk Xaviera yang begitu tulus. Meski senja akan pergi, namun aku selalu percaya dia akan kembali esok hari di tempat dan waktu yang sama. Itu semua tulisan ibu, aku baca semuanya, mom. Jadi aku percaya itu mom, sekarang aku datang untuk menemui mommy di sini."

Tiba-tiba Andreas datang melangkah dengan terburu-buru mendatangi Ester. "Permisi, ibu Ester, tuan sudah kembali ke rumah. Dia meminta nona Xaviera kembali secepatnya."

Xaviera tersenyum sinis, menatap lurus tanpa memandang Andreas sedikit pun. Ia sama sekali tidak perduli. Ia muak dan sudah bosan dengan sikap daddynya itu.

"Non, kota pulang ya. Tuan sudah menunggu anda di rumah."

"Aku mau di sini." ucapnya dengan tegas.

"Kita pulang ya." Bujuk Ester dengan sabar. "Besok kita ke sini lagi."

Xaviera menarik napasnya dalam-dalam, pandangannya masih menatap lurus. "Tunggu lima menit lagi, habis itu kita pulang." Ucapnya datar. Ester bernapas lega saat mendengar itu. Ia tersenyum lembut dan memilih menunggu.

Javier mendengar semua pembicaraan mereka. Ia menatap sekilas ke arah gadis kecil yang sedang menangis itu. "Sepertinya, dia sedang mengalami tekanan yang cukup berat. Mungkin, itulah alasan dia untuk mengunjungi tempat ini sama dengan alasanku. Biarlah, pemandangan langit lebih menarik dari pada menebak informasi tentang dia gadis kecil itu. Apa nasib kami sama?" Batinn Javier berucap. Ia kembali menikmati senja sebelum pulang ke rumah. Perasannya kini sudah kembali membaik. Tempat ini berhasil mengobati hatinya yang bersedih.

Akhirnya Javier memutuskan kembali ke rumah. Ia menggowes sepedanya dengan semangat. Javier bersiul sambil bernyanyi menyelusuri jalan sambil menikmati pemandangan sore. Ia melihat mobil gadis kecil itu melewati sepedanya. Apa dia juga sudah merasa baikan setelah melihat senja? Javier tersenyum melihat kepergian mobil itu. Benar kita tidak perlu berlama-lama menyimpan kesedihan. Kejadian hari ini, cukup untuk hari ini. Biarkan semua itu, menjadi pembelajaran yang ada dan membuatnya menjadi pribadi yang kuat.

SEMENTARA ITU.

"Bagaimana?" kejar Valeria saat mengangkat panggilannya.

"Kami masih berusaha nona."

Valeria berdecak tidak suka saat mendengar kalimat itu. "Hanya mencari orang saja kamu tidak bisa?" teriak Valeria tampak kesal. "Aku tidak mau tahu, carikan orang yang bisa di percaya. Secepatnya kita harus membuang anak itu. Aku siap membayarnya berapa pun." tegas Valeria.

"Kami akan usahakan nyonya."

"Kau selalu mengatakan itu. Aku tidak ingin pernikahanku bulan depan gagal hanya karena anak itu. Lebih cepat, lebih bagus. Aku tidak ingin anak itu menghalangi kebahagiaanku. Aku tidak ingin Alexander mengetahui anak sialan itu." geram Valeria sudah tampak emosi.

"Baik, nyonya. Kami akan hubungi secepatnya." Jawab pria itu dari ujung telepon.

Tit!

Panggilan langsung dimatikan Valeria. Ia membuang napas dengan kasar. "Dasar tidak berguna." Valeria melempar asal handphonenya. Ia bergegas untuk membersihkan tubuhnya.

Lima belas menit telah berlalu, Valeria keluar dari kamar mandi setelah selesai membersihkan tubuhnya.

TING!

Satu pesan notifikasi berbunyi dari handphonenya. Valeria mengernyit dan berjalan untuk mengambil handphone di atas nakas. Nomor tidak dikenal. Valeria dengan cepat membuka pesan itu.

"NYONYA, KAMI MENEMUKAN DUA ORANG YANG BISA MENJALANKAN MISI ANDA. MEREKA BERSEDIA MELAKUKAN MALAM INI. TAPI MEREKA MEMINTA PEMBAYARAN AWAL."

Dengan cepat tangan Valeria membalasnya. "SAYA AKAN TRANSFER SEKARANG."

Pesannya sudah terkirim. Valeria tersenyum jahat, sudut bibirnya langsung melengkung ke atas. Ia duduk dengan angkuh, tersenyum smrik sambil meletakkan handphonenya kembali. Kini anak sialan itu tidak akan merusak kebahagiaannya lagi. Ia akan hidup bahagia dengan lelaki kaya impiannya. Valeria tidak lagi di pandang sebelah mata oleh keluarganya. Anak hasil pemerkosaan dengan lelaki lain yang sampai sekarang tidak diketahui, tidak lagi menghantui hidupnya. Javier akan lenyap dari hidupnya. Ini adalah awal untuk memulai hidup yang baru.

"HAHAHAHA.." Valeria tertawa. Suara tawanya bahkan terdengar mengerikan. "Malam ini Javier akan lenyap." Ia meremas tangannya kuat-kuat. Pancaran matanya menyorot tajam dengan seringai sinis.

BERSAMBUNG

💌BERIKAN LIKE DAN KOMENTARMU💌

💌 BERIKAN VOTEMU 💌

💌 BERIKAN BINTANGMU💌

Terpopuler

Comments

Yayah

Yayah

lnjt

2022-03-25

1

lanjut

2022-02-15

0

Rangrizal28

Rangrizal28

karma lebih kejam valeri

2022-01-18

0

lihat semua
Episodes
1 BERLARI MENERJANG HUJAN.
2 KESIALAN DAN AIB BURUK.
3 PAGI DATANG MENYAPA.
4 MENGUATKAN HATI.
5 BENALU YANG HARUS DIMUSNAHKAN
6 BUKAN KARENA KEKUATANNYA.
7 SEMUA INI BERMULA DARINYA.
8 MOMMY YANG TERBAIK.
9 TIDAK TERIMA PERSELINGKUHAN.
10 HATI INI BEGITU TERLUKA.
11 BISAKAH WAKTU DI PUTAR KEMBALI.
12 AGAR TETAP BERTAHAN HIDUP
13 SEMUA ITU KARENA KAU.
14 MENCARI KELEGAAN HATI.
15 GELISAH TAK MENENTU.
16 HANYA TERUS MEMIKIRKANNYA.
17 MEMBUKA LEMBARAN BARU.
18 AKU TAK PERNAH MELAKUKANNYA.
19 MENGIRIMMU KE NERAKA.
20 SEBUAH GENG LEGENDARIS.
21 CEPAT PULANG, ITU SAJA!
22 MENGAMPUNI DAN MEMAAFKAN
23 PERTUNJUKAN FESTIVAL BUNGA
24 CINTA MEMANG BODOH.
25 MENGALAH DEMI DOKUMEN.
26 CERITAKAN TENTANG DIRIMU.
27 AKU SANGAT MEMBENCIMU.
28 TIDAK INGIN KEMBALI.
29 HARI YANG MELELEHKAN.
30 JANGAN ULANGI LAGI.
31 ANGGAP SAJA INI LIBURAN
32 KEBENARAN YANG MENYAKITKAN
33 MENYELESAIKAN SECEPATNYA.
34 PERASAAN INI MASIH SAMA.
35 BAYANGAN ITU DATANG LAGI.
36 TERSENYUM DENGAN HATI YANG KUAT.
37 BELUM MEMIKIRKAN HAL ITU.
38 INGIN MELEPASKAN SEMUANYA.
39 SEKARANG KAU MILIKKU.
40 IZINKAN AKU MEYAKINKANMU.
41 HUBUNGI AKU KAPAN SAJA.
42 PERMAINAN SERU-SERUAN.
43 MENGAKU TERLALU MENCINTAI.
44 XAVIERA MENGGERAM KESAL.
45 ADA APA DENGANNYA?
46 TIDAK NYAMAN SEPERTI INI.
47 KEMARAHAN ALEXANDER.
48 MASALAH TERLALU BERAT.
49 AKU SEPERTI ORANG BODOH.
50 COBA SAJA, AKU INGIN MELIHATNYA.
51 RODA NASIB SELALU BERPUTAR
52 BERUSAHA MENYEMBUHKAN LUKA.
53 MENYIMPAN BANYAK KESEDIHAN
54 SEMUANYA DI TOLAK.
55 BANTU SESUAI PROSEDUR.
56 MENGIKUTI BIRO JODOH.
57 ISTRI YANG SEMPURNA.
58 KENAPA AKU MARAH DAN KESAL?
59 MENYUDAHI AKSI MENGKHAYAL.
60 JAMUAN MAKAN MALAM.
61 HATI YANG KECEWA.
62 CARLISSA MENINGGALKAN RUMAH.
63 CINTA HARUSNYA MEMBAHAGIAKAN.
64 SURAT HASIL TES DNA
65 TEMAN KENCAN MALAM INI.
66 TERLAMBAT MENYADARI CINTA.
67 UNTUK APA KITA KE SINI?
68 MENIKMATI MALAM INDAH.
69 CINTA INI BEGITU INDAH.
70 CARLISSA MERASA DIABAIKAN.
71 TIDAK AKAN MUDAH MENYERAH.
72 BERJANJI AKAN MENJAGA CINTA.
73 MENGAKHIRI DAN MELUPAKAN.
74 KENCAN MELEPASKAN RINDU
75 KENCAN MELEPAS RINDU PART 2
76 BIARKAN AKU HIDUP BAHAGIA
77 KEPEDIHAN TERLIHAT DIWAJAHNYA.
78 BAHAGIA DAN TERHARU.
79 CINTA YANG LUAR BIASA.
80 SALING MERINDUKAN.
81 MENIKAHLAH DENGANKU.
82 KESULITAN PASTI ADA JALAN.
83 TIDAK PERLU MENJELASKANNYA.
84 PERJALANAN DI ATAS KAPAL PESIAR.
85 ROMANTIC DINNER
86 BUKAN SEPERTI ITU
87 WAKTU TERASA BERHENTI.
88 KENAPA HATI INI RESAH?
89 ITU JALAN YANG TERBAIK.
90 PERGI UNTUK MELUPAKAN.
91 KAU INGIN TAHU?
92 MASIHKAH KAU MENCINTAIKU?
93 ANTARA CINTA DAN SAKIT HATI.
94 MASUK PERANGKAP SENDIRI.
95 TAK PERNAH BERUBAH.
96 JAVIER TIDAK BOLEH PERGI.
97 AKU TIDAK AKAN MEMAAFKANMU.
98 KITA BERANGKAT SAYANG.
99 JANGAN PERGI TANPA AKU.
100 MENGEJAR CINTA.
101 PERPISAHAN INI TERLALU SAKIT
102 AKU MERINDUKANMU.
103 KANTOR MENJADI HEBOH.
104 BULAN DAN BINTANG MENJADI SAKSI.
105 ATAS NAMA CINTA.
106 HASILNYA MASIH TETAP SAMA.
107 MEMUTUSKAN UNTUK MENEMUI.
108 CINTA ADALAH KEBAHAGIAAN.
109 APA KABAR SAYANG?
110 KERINDUAN YANG MENDALAM.
111 MAAFKAN AKU.
112 KEBAHAGIAAN YANG TERTUNDA.
113 HARI BAHAGIA.
114 STATUS SUAMI SIAGA.
115 CINTA SEJATI.
Episodes

Updated 115 Episodes

1
BERLARI MENERJANG HUJAN.
2
KESIALAN DAN AIB BURUK.
3
PAGI DATANG MENYAPA.
4
MENGUATKAN HATI.
5
BENALU YANG HARUS DIMUSNAHKAN
6
BUKAN KARENA KEKUATANNYA.
7
SEMUA INI BERMULA DARINYA.
8
MOMMY YANG TERBAIK.
9
TIDAK TERIMA PERSELINGKUHAN.
10
HATI INI BEGITU TERLUKA.
11
BISAKAH WAKTU DI PUTAR KEMBALI.
12
AGAR TETAP BERTAHAN HIDUP
13
SEMUA ITU KARENA KAU.
14
MENCARI KELEGAAN HATI.
15
GELISAH TAK MENENTU.
16
HANYA TERUS MEMIKIRKANNYA.
17
MEMBUKA LEMBARAN BARU.
18
AKU TAK PERNAH MELAKUKANNYA.
19
MENGIRIMMU KE NERAKA.
20
SEBUAH GENG LEGENDARIS.
21
CEPAT PULANG, ITU SAJA!
22
MENGAMPUNI DAN MEMAAFKAN
23
PERTUNJUKAN FESTIVAL BUNGA
24
CINTA MEMANG BODOH.
25
MENGALAH DEMI DOKUMEN.
26
CERITAKAN TENTANG DIRIMU.
27
AKU SANGAT MEMBENCIMU.
28
TIDAK INGIN KEMBALI.
29
HARI YANG MELELEHKAN.
30
JANGAN ULANGI LAGI.
31
ANGGAP SAJA INI LIBURAN
32
KEBENARAN YANG MENYAKITKAN
33
MENYELESAIKAN SECEPATNYA.
34
PERASAAN INI MASIH SAMA.
35
BAYANGAN ITU DATANG LAGI.
36
TERSENYUM DENGAN HATI YANG KUAT.
37
BELUM MEMIKIRKAN HAL ITU.
38
INGIN MELEPASKAN SEMUANYA.
39
SEKARANG KAU MILIKKU.
40
IZINKAN AKU MEYAKINKANMU.
41
HUBUNGI AKU KAPAN SAJA.
42
PERMAINAN SERU-SERUAN.
43
MENGAKU TERLALU MENCINTAI.
44
XAVIERA MENGGERAM KESAL.
45
ADA APA DENGANNYA?
46
TIDAK NYAMAN SEPERTI INI.
47
KEMARAHAN ALEXANDER.
48
MASALAH TERLALU BERAT.
49
AKU SEPERTI ORANG BODOH.
50
COBA SAJA, AKU INGIN MELIHATNYA.
51
RODA NASIB SELALU BERPUTAR
52
BERUSAHA MENYEMBUHKAN LUKA.
53
MENYIMPAN BANYAK KESEDIHAN
54
SEMUANYA DI TOLAK.
55
BANTU SESUAI PROSEDUR.
56
MENGIKUTI BIRO JODOH.
57
ISTRI YANG SEMPURNA.
58
KENAPA AKU MARAH DAN KESAL?
59
MENYUDAHI AKSI MENGKHAYAL.
60
JAMUAN MAKAN MALAM.
61
HATI YANG KECEWA.
62
CARLISSA MENINGGALKAN RUMAH.
63
CINTA HARUSNYA MEMBAHAGIAKAN.
64
SURAT HASIL TES DNA
65
TEMAN KENCAN MALAM INI.
66
TERLAMBAT MENYADARI CINTA.
67
UNTUK APA KITA KE SINI?
68
MENIKMATI MALAM INDAH.
69
CINTA INI BEGITU INDAH.
70
CARLISSA MERASA DIABAIKAN.
71
TIDAK AKAN MUDAH MENYERAH.
72
BERJANJI AKAN MENJAGA CINTA.
73
MENGAKHIRI DAN MELUPAKAN.
74
KENCAN MELEPASKAN RINDU
75
KENCAN MELEPAS RINDU PART 2
76
BIARKAN AKU HIDUP BAHAGIA
77
KEPEDIHAN TERLIHAT DIWAJAHNYA.
78
BAHAGIA DAN TERHARU.
79
CINTA YANG LUAR BIASA.
80
SALING MERINDUKAN.
81
MENIKAHLAH DENGANKU.
82
KESULITAN PASTI ADA JALAN.
83
TIDAK PERLU MENJELASKANNYA.
84
PERJALANAN DI ATAS KAPAL PESIAR.
85
ROMANTIC DINNER
86
BUKAN SEPERTI ITU
87
WAKTU TERASA BERHENTI.
88
KENAPA HATI INI RESAH?
89
ITU JALAN YANG TERBAIK.
90
PERGI UNTUK MELUPAKAN.
91
KAU INGIN TAHU?
92
MASIHKAH KAU MENCINTAIKU?
93
ANTARA CINTA DAN SAKIT HATI.
94
MASUK PERANGKAP SENDIRI.
95
TAK PERNAH BERUBAH.
96
JAVIER TIDAK BOLEH PERGI.
97
AKU TIDAK AKAN MEMAAFKANMU.
98
KITA BERANGKAT SAYANG.
99
JANGAN PERGI TANPA AKU.
100
MENGEJAR CINTA.
101
PERPISAHAN INI TERLALU SAKIT
102
AKU MERINDUKANMU.
103
KANTOR MENJADI HEBOH.
104
BULAN DAN BINTANG MENJADI SAKSI.
105
ATAS NAMA CINTA.
106
HASILNYA MASIH TETAP SAMA.
107
MEMUTUSKAN UNTUK MENEMUI.
108
CINTA ADALAH KEBAHAGIAAN.
109
APA KABAR SAYANG?
110
KERINDUAN YANG MENDALAM.
111
MAAFKAN AKU.
112
KEBAHAGIAAN YANG TERTUNDA.
113
HARI BAHAGIA.
114
STATUS SUAMI SIAGA.
115
CINTA SEJATI.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!