Hari ke Tiga

"Baik Tuan!" Lara pun mengambil buku tersebut dan memasukannya ke dalam tas miliknya.

"Oia, kamu boleh tanya apapun pada sekertaris ku, jika nanti saat mendekati nya kamu mendapat kesulitan!" Tutur tuan Alban, mengakhiri perkataannya kepada Lara.

Lara pun berpamitan kepada tuan Alban untuk segera kembali ke tempat restoran nya. Dengan diantarkan oleh sekertaris tuan Alban, Lara pun tiba di restoran tempat ia bekerja, Lara berjalan ke tempat berganti pakaiannya, dan mengganti pakaiannya menggunakan seragam restoran tersebut, Lara terdiam untuk sesaat, di bukanya tas miliknya kemudian di ambilnya sebuah buku yang berisi Profil dari Rigo yang tak lain adalah seorang laki-laki yang ia sudah kenal sejak jaman SMA, dia adalah sosok lelaki yang harus di dekatinya.

Di bukanya lembar per lembar buku tersebut, Lara membacanya dengan penuh keseriusan, sesekali membulatkan kedua matanya saat ada hal yang mengejutkan baru saja ia ketahui, "Dia takut dengan seekor cicak?" Ucap Lara dengan mengangkat salah satu alisnya ke atas, "Hihi, Lucu sekali, wajah tampannya tiba-tiba memudar dari bayanganku saat membayangkan bagaimana reaksinya saat seekor cicak jatuh di atas kepalanya, hihi!" Lara terkekeh saat membayangkan Rigo dengan se ekor cicaknya.

Lara melanjutkan membaca lembaran-lembaran buku itu, kemudian, melihat sebuah catatan kegiatan hari ini yang di lakukan Rigo saat pulang kantor.

"Dia sering makan malam di tempat Cafe sebelumnya?" Ucap Lara, dengan sebuah ide dalam benaknya, "Baiklah malam nanti aku mau coba ke sana lagi!" Ucap Lara.

Lara pun menutup buku yang berisi Profil dari seorang Rigo, di simpannya kembali buku itu kedalam tas miliknya yang hendak ia simpan di dalam sebuah lemari penyimpanan barang-barang miliknya.

Setelah itu, Lara pun bergabung dengan teman-teman Restorannya untuk melanjutkan pekerjaannya di sana.

Tak ada yang spesial di tempat kerja lara hari itu, hingga sampai pada sore hari, saatnya Lara dan Maya pulang, karena memang hari itu mendapat shift pagi sampai sore hari.

"Duluan ya semuanya!" Pamit Lara dan Maya kepada semua teman  kerjanya, mereka bergegas untuk pulang saat teman shift mereka sudah tiba untuk menggantikannya.

"Iya daah, hati-hati di jalan!" Balas semua teman kerjanya kepada Lara dan Maya.

"Mau aku antarkan?" Ucap salah seorang teman mereka yang datang menghampiri Maya dan Lara, tak lain adalah Fredy, Fredy terbilang cukup dekat dengan Maya dan Lara.

"Maksudmu bonceng bertiga?" Protes Maya kepada Fredy.

"Boncengan bertiga kan sedang musim, kamu bukan generasi millenial!" Fredy membalas aksi protes Maya.

"Kalian bisa pergi berdua, aku tidak perlu di antar, aku ada perlu dulu!" Senyum Lara kepada dua temannya itu, sambil berjalan meninggalkan kedua temannya tersebut dengan terburu-buru.

"Mau pergi kemana Ra?" Tanya Maya.

"Skalian aja Ra!" Giliran Fredy berteriak kepada Lara.

Namun Lara tak merespon pertanyaan kedua temannya itu, ia hanya fokus berjalan dengan langkah kaki nya yang cepat. Dilihatnya sebuah jam yang menempel ada tangan kirinya, saat itu Lara semakin mengencangkan langkah kakinya.

"Aku bisa tidak bertemu dengannya hari ini!" Ucap Lara dengan mengatur nafasnya yang terdengar tak beraturan.

Lara pun segera memesan sebuah Mobil Online dengan tujuan Cafe tempat Rigo sebelumnya, dan tak lama mobil online pesanannya pun akhirnya tiba, Lara segera menaiki mobil tersebut, di sepanjang perjalanan, ia terlihat sangat gelisah menghentak-hentak kan kakinya ke bawah serta seringnya menatap ke arah tangan kirinya untuk melihat jam saat itu.

Tidak lama Mobil Online yang membawa Lara akhirnya tiba di Cafe tersebut, Lara segera turun dari mobil saat sudah membayar mobil online pesanan nya. Dengan cepat Lara melangkah kan kakinya untuk segera masuk ke dalam Cafe itu.

Saat itu,  setelah turun dari kursinya, Lara terdiam sesaat di bawah  Langit yang semakin menggelap, matanya menatap ke dalam Cafe, mencoba mencari seseorang, Lara menarik kedua sudut bibirnya saat orang yang ia maksud sudah berada di tempat tujuan.

"Dia sungguh tampan!" Lara segera bergegas melangkahkan kakinya kembali untuk segera menghampiri Rigo yang terlihat sedang menyantap sebuah hidangan.

Lara melangkahkan kakinya ke dalam Cafe tersebut, ia segera mendatangi kasir dan memesan sebuah minuman.

Lara menatap ke arah Rigo yang duduk di kursi yang sama saat hari pertama ia berjumpa.

"Mau pesan apa Mba?" tanya Kasir kepada Lara yang sedang menatap ke arah Rigo, namun tak mendapat jawaban dari Lara.

"Mba?" tanya Kasir kembali.

"Ya?" Jawab Lara dengan mengalihkan pandangannya dari Rigo pada kasir tersebut.

"Eh maaf, maaf!" Jawab Lara

"Gingger Hot Milk satu aja ya mba!" Jawab Lara, Lara segera membayar pesanannya, kemudian meninggalkan kasir tersebut.

Lara berjalan secara perlahan, untuk menghampiri Rigo, Lara Menarik nafasnya sangat dalam kemudian membuangnya secara perlahan untuk membuang rasa deg-degan di dalam hatinya, ada perasaan takut dan malu yang harus ia hindarkan saat itu, setelah itu Lara menghampiri Rigo, tanpa persisi Lara duduk di hadapan Rigo.

"Hai, hehe!" Lara tersenyum menahan rasa malunya, kemudian duduk di hadapan Rigo dengan melambaikan tangannya menyapa Rigo.

Rigo terlihat terkejut saat melihat Lara yang tiba-tiba ada dihadapannya, Rigo membulatkan kedua matanya.

"Nasi goreng nya enak?" Tanya Lara menatap sebuah piring dengan sebuah sendok dan garpu di atasnya.

"Kamu mengikutiku?" Tanya Rigo sesaat setelah menyeruput sebuah minuman yang ada di hadapannya sesaat setelah ia menghentikan santapannya.

"Tidak, aku hanya tidak sengaja melihatmu!" Ucap Lara.

"Aku tidak mengenalmu, dan aku tidak punya urusan denganmu!" Ucap Rigo sambil memangku tangannya dengan badan menyender pada kursinya, dan menatap tajam kearah Lara.

"Kamu benar-benar tidak mengingatku? Kita satu SMA, bukankah biasanya jika satu SMA akan saling mengenal walaupun terkadang tak mengingat nama!" Protes Lara saat mendengar jawaban dari Rigo.

"Aku tidak perduli, dan tidak ada urusan dengan mu!" Kata Rigo dengan raut muka tak bersahabat nya pada Lara.

Lara terdiam, tak mengeluarkan perkataan, ia sedang berfikir bagaimana cara menjinakkan laki-laki yang ada di hadapannya kini.

"Tapi kita teman satu SMA!" Lara masih kekeh, bingung harus berkata apa  lagi, tiba-tiba saja ide untuk mendekati Rigo hilang saat itu juga, saat melihat tatapan tajam dan raut muka yang tidak bersahabat nya Rigo.

"Aku bilang aku tidak perduli dengan semua ucapan mu itu, dan pergilah dari hadapanku!" Kata Rigo mengusir Lara dengan begitu berterus terang.

Lara menggeleng-geleng kan kepalanya, kemudian mengulurkan tangannya pada Rigo.

"Tidak, kamu harus mengingat namaku, namaku Lara, ingat Lara, Lara!" Ucap Lara dengan mengulang-ngulang namanya, tangannya masih mengulur pada Rigo, namun Rigo tak bereaksi masih menatap tajam ke arah Rigo dengan raut muka yang di penuhi emosi.

"Apa yang kamu inginkan?" Tanya Rigo kepada Lara penuh selidik.

"Aku?" Tanya Lara memegang bagian jantungnya menggunakan tangan kanannya.

"Apa yang kamu inginkan?" Rigo mulai menaikkan nada suaranya, mengulangi pertanyaan nya kembali, dengan tatapan garangnya masih mengarah kepada Lara.

"Uang?" Tanya Rigo mencoba menebak dengan mengangkat alisnya.

Lara terdiam mencoba mencerna pertanyaan Rigo.

"Tentu saja! Semua manusia di dunia ini perlu uang!" Jawab Lara menatap balik Rigo yang tengah menatapnya.

"Aku akan memberikan semua yang kau butuhkan, dengan satu syarat!" Ucap Rigo kepada Lara dengan tangannya masih menyilang pada dadanya.

"Syarat apa itu?" Tanya Lara mengangkat matanya ke atas, merasa penasaran.

"Jangan pernah muncul di hadapanku lagi, aku sangat muak melihat wanita gila sepertimu!" Ucap Rigo menatap tajam ke arah Lara.

Mendengar perkataan Rigo membuat Lara terdiam sesaat, ia merasakan sesak yang tiba-tiba muncul di dalam dada nya, seluruh tubuhnya tiba-tiba memanas, Lara segera menarik nafasnya sangat dalam, kemudian mengeluarkannya secara perlahan, ia mencoba mengeluarkan sebuah emosi yang tertanam di dalam dadanya kala itu.

"Baiklah, aku setuju denganmu!" Ucap Lara dengan wajah yang terlihat penuh serius.

"Katakan apa yang kau inginkan!" Tanya Rigo dengan raut muka penuh penasaran.

"Aku ingin semua uang yang kamu miliki!"

"Semuanya sampai kamu tidak punya satu peser pun dalam saku mu!"

"dan aku, aku juga menginginkanmu!" Tatap Lara dengan mengangkat matanya ke atas dan ke bawah mengarah pada tubuh Rigo.

"Apa maksudmu?" Tanya Rigo dengan mengangkat salah satu alisnya, dan tak merubah posisi duduknya, dengan tangannya yang masih berpangku pada dadanya.

"Aku hanya menginginkanmu tergila-gila kepadaku seumur hidupmu!" Ucap Lara dengan menarik salah atau sudut bibirnya, ia merasa bangga atas apa yang ia ucapkan.

Rigo terdiam sesaat mencoba mencerna apa yang di katakan Lara kepadanya, menarik nafasnya seolah membuang emosi yang tersimpan dalam dadanya, kemudian berkata.

"Dasar Gila!"

Terpopuler

Comments

Cabii Agus Rachma

Cabii Agus Rachma

wkwkwk

2022-01-20

0

atmaranii

atmaranii

thorr ko blm up plngi cinta

2021-03-22

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!