"Wanita menyebalkan!" Ucap Rigo menatap ke arah Lara.
Pagi itu Lara datang ke tempat ia bekerja lebih awal, belum terlihat satu orangpun temannya yang telah datang di restoran tersebut, Lara kala itu baru selesai mengganti bajunya dengan seragam restoran berwarna hitam dengan tulisan yang tersemat di dada kirinya bertulisan nama restoran tersebut berwarna merah, sematkan sebuah nama yang memang miliknya di dada sebelah kiri, setelah selesai, Lara menatap sebuah Standing Mirror yang tersedia di ruang ganti baju tersebut, di tatapnya wajah yang memantul dalam cermin tersebut, itu merupakan wajahnya sendiri, tidak tersenyum ataupun berkedip, Lara hanya menatap kosong ke dalam cermin tersebut.
"Ngapain hei, udah cantik ko!" Ucap seorang teman wanitanya yang bernama Maya, memudarkan lamunan Lara di depan Standing Mirror di hadapannya.
"Maksudnya sedikit cantik?" Lara seakan ragu dengan ucapan Maya yang selama lima tahun terakhir menjadi pendengar setianya dalam berbagi suka duka.
"Cantik ko, serius!" Ucap Maya dengan memegang kedua pundak Lara.
"Hemp, Iya iya, kalau aku cantik, aku udah laku kali May dari dulu!" Ucap Lara dengan wajah yang pasrah, masih tak mempercayai perkataan Maya kepadanya.
"Terserah padamu saja, aku sudah memberi tahu kenyataan kepadamu, ga percaya ya ga papa, tidak akan membuatku kaya ini ko ra!" Maya kini menggoda sahabatnya yang tengah kesepian menanti laki-laki yang akan menjadi pendampingnya kelak.
"Mungkin mereka juga berfikir dua kali ya May untuk mendekati aku, secara pinjaman ku dari sabang sampai merauke!" Desah Lara menumpahkan ketidak percayaan dirinya, jika mengingat masalah yang menimpa hidupnya.
"Kamu tahu Ra, Tuhan akan mengirimkan seorang laki-laki yang baik hanya untuk wanita yang baik pula, Kamu Ra hanya perlu bersabar, dan aku yakin suatu hari kamu akan bahagia bersama laki-laki yang tepat!" Tutur Maya membuat perasaan Lara lebih tenang di buatnya, perasaan Insecure Nya tiba-tiba menghilang mendengar ucapan Maya kepadanya.
"Aku akan Amin kan doamu itu May!" Ucap Lara sambil memejamkan matanya.
"Dan Aku akan mendoakan sejuta kebaikan untukmu juga May!" Ucap Lara dengan menarik kedua sudut bibirnya yang ia perlihatkan kepada Maya.
"Terimakasih sahabatku, kamu harus selalu kuat!" Ucap Maya memeluk Lara memberikan sebuah penyemangat kepada sahabatnya itu, merekapun berpelukan memberi semangat satu sama lain.
"Drrt, drrt, drrt." Bunyi ponsel Lara bergetar dari saku celananya.
Dengan segera Lara melepaskan pelukannya dengan Maya kemudian meraih ponsel yang tersimpan di dalam saku celananya, di tatapnya layar ponsel yang kini berada tangannya itu, Lara terdiam sesaat sebelum akhirnya Lara menekan tombol hijau dari layar ponselnya, yang menandakan panggilan tersebut akan segera tersambung dengan sang penelepon.
"Hallo" Ucap Lara mengangkat panggilan ponsel miliknya.
"Ibu?" Tanya Lara.
"Iya bu, Maaf Lara belum gajian, rencananya hari ini Lara kirim ya bu!"
"Iya bu, Lara..!"
"Tut, tut, tut, tut!" Bunyi panggilan telepon yang di matikan secara sepihak.
Lara menatap layar ponselnya dengan matanya yang berkaca-kaca, kemudian Lara berjalan cepat meninggalkan ruangan ganti baju dan Maya yang menatap iba ke arahnya, Lara masuk ke dalam kamar mandi dan mengunci dirinya di dalam sebuah toilet yang berada di dalam restoran tersebut, dengan tak membuat suara, pipi mulusnya kini dialiri airmata yang sudah tidak bisa iya tahan lagi.
"Drrt, Drrt, Drrt." Ponsel Lara bergetar kembali, kali ini bukan sang ibu yang menelepon nya, tetapi Nama Tuan Alban lah yang tertera di layar ponsel miliknya itu.
"Hallo Tuan!" Ucap Lara dengan menyeka Air Mata yang masih membasahi pipi nya itu.
"Aku ingin bicara, datanglah ke rumahku, sekertaris ku akan datang menjemputmu di sana!" Tutur tuan Alban memberi perintah kepada Lara.
"Ke rumah tuan?" tanya Lara dengan mengangkat salah satu alisnya.
"Sekertaris ku akan datang menjemputmu!" Ucap Tuan Alban dengan sebuah perintah.
"Baik tuan!" Kemudian Lara menutup Ponselnya, dan segera meninggalkan kamar mandi menuju ruangan ganti pakaian, di sana terlihat Maya yang masih bersiap dengan seragam restorannya.
"Kenapa bajumu di ganti lagi Ra?" tanya Maya yang penasaran karena Lara mengganti seragam restoran miliknya menjadi baju pribadinya.
"Tuan Alban, menyuruhku ke rumahnya May!" Ucap Lara memberi penjelasan kepada sahabatnya itu.
"Tuan Alban?" tatap Maya dengan penuh pertanyaan kepada Lara.
"Kenapa dia menyuruhmu ke sana?" kini merubah tatapannya dengan penuh curiga.
"Hei, jangan berfikiran negatif dulu Maya sayang, tidak ada apa - apa antara aku dengannya, murni hanya sebuah bisnis saja!" Ucap Lara dengan seulas senyuman kepada Maya.
"Bisnis?" tanya Maya engan mengangkat salah satu alis matanya.
Lara saat itu sudah selesai berganti pakaian, "Nanti akan aku jelaskan, aku sekarang sedang terburu-buru, sekertaris tuan alban sedang menunggu ku di depan!" setelah membetulkan sepatunya, Lara bergegas meninggalkan Maya yang masih berputar dengan fikiran-fikirannya.
Saat Lara keluar dari restoran tersebut, benar saja seorang laki-laki lengkap dengan setelan jasnya sedang berdiri tepat di depan sebuah mobil sedan berwarna hitam.
"Nona Lara!" sapa Laki-laki tersebut kepada Lara.
"I, Iyah saya Pak!"
"Silahkan masuk!" Ucap laki-lali tersebut tanpa basa basi kepada Lara.
Lara pun masuk ke dalam mobil, mengikuti perkataan Laki - Laki tersebut.
"saya akan menjelaskan nanti saat sudah sampai di rumah tuan Alban!" Ucap Laki-laki dengan usia 40 tahunan tersebut kepada Lara.
"Baik!" Lara mengiyakan ucapan Laki-laki tersebut.
Setelah itu, tak ada lagi percakapan antara Lara dan Laki-laki tersebut, Lara sibuk menatap jalanan dengan berbagai pertanyaan dalam fikirannya, sedangkan sekertaris Tuan Alban hanya Fokus dengan setir ditangannya dan tatapan lurus ke depan.
20 menit telah berlalu, Lara akhirnya sampai di rumah tuan Alban.
"Benarkah ini rumah tuan Alban?" tanya Lara kepada sekertaris tuan Alban.
"Iyah Nona, silahkan masuk!" Lara pun menganggukkan kepalanya mengiyakan perkataan sekertaris tuan Alban,
saat itu Lara begitu terpukau dengan rumah yang begitu besar bergaya industrial milik tuan ALban.
"Kesini silahkan Nona!" Ucap sekertaris tuan Alban.
Lara saat itu sedang menatap area belakang rumah tuan Alban yang terlihat dari balik kaca, di lihatnya sebuah kolam renang dengan air yang berawrna biru karena kilauan keramiknya, serta pohon-pohon berwarna hijau yang terlihat di atur sedemikian rupa hingga menambah kesegaran di area kolam renang tersebut.
"I, Iya baik!" Ucap Lara mengiyakan perkataan Sekertaris tuan Alban.
Saat Lara telah sampai di ruangan tuan Alban, terlihat tuan Alban sedang duduk sambil membaca sebuah buku di tangannya.
"Pagi tuan!" Ucap Lara menyapa tuan Alban.
"Pagi Lara, masuklah!" kemudan Lara di persilahkan duduk bersamanya di sebuah sofa yang tersedia di ruangan tersebut, di susul dengan sekertaris Tuan Alban yang ikut duduk bersama mereka.
"Oia, sebelumnya ini sekertaris ku, jika kedepannya kamu butuh bantuan kamu boleh meneleponnya kapan pun!" Sekertaris tuan Alban menyodorkan tangannya untuk berjabat tangan dengan Lara.
"Saya Aditya!"
"Lara!" Merekapun berjabat tangan.
"Jelaskan kepadanya!" Ucap tuan Alban kepada sekertarsinya.
"Baik tuan!"
"Disini, terdapat seluruh aktivias tuan Rigo lengkap dengan alamat serta nomor ponsel miliknya, kesukaan dan kegiatan tuan Rigo sehari!" Sekertaris memberikan sebuah buku kepada Lara, buku itu berisi segala aktivitas Rigo lengkap dengn Hobi dan detail-detail pribadi lainnya.
"Nona akan tetap mendapat gaji bulanan anda, anda akan mendapat bonus satu milyar jika berhasil membuktikan bahwa gosip tentang tuan Rigo adalah salah, dan jika Nona berhasil mendekatinya, bahkan mampu menaklukannya, anda akan mendapat bonus 10 milyar dan rumah ini bisa nona dapatkan, dan satu lagi Nona, semua hutang nona akan di lunasi oleh tuan Alban, dan tambahan bonus lainnya akan di beritahukan jika Nona sudah berhasil!"
Mendengar hal itu membuat Lara membelalakkan kedua matanya, menarik nafasnya sangat dalam serta menelan air liurnya dengan sengaja.
Lara hanya terdiam, tak mampu berkata setelah mendengar perkataan tuan alban.
"Jika aku gagal?" tanya Lara.
"Nona harus berhenti dari pekerjaan di restoran tuan alban!"
"Bagaimana!" tuan Alban penasaran dengan Jawaban Lara.
"Tuan, boleh tidak, jika aku gagal dan masih belum mendapatkan pekerjaan, aku masih bisa tetap bekerja di restoran tuan? dan aku akan segera pergi jika sudah mendapat pekerjaan.
"Setuju, dan aku akan memberikanmu uang konvensasi!" Jelas tuan Alban.
Lara pun mengangguk menyetujui perkataan tuan Alban.
"Oia, aku akan memasukan ke dalam perusahaan yang sama denga Rigo minggu depan!"
"Perusahaan?"
"Iya, untuk memudahkanmu mendekatinya!" Jelas tuan Alban.
"Em, ba baiklah!" Jawab Lara dengan penuh keraguan.
"Ambilah buku itu dan mulailah mendekatinya!"
"Baik Tuan!" Lara pun mengabil buku tersebut dan memasukannya ke dalam tas miliknya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments
Nurdin Nurdin
seru
2022-12-14
0
Cabii Agus Rachma
next
2022-01-20
0
atmaranii
lnjuttt
2021-03-19
0